Oleh :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat
pada waktunya. Dalam penyusunan paper ini penulis memilih judul “Penyebaran
Hutan Mangrove secara Umum di Bali serta Permasalahan dan Upaya
Penanganan Hutan Mangrove di Suwung”, yang bertujuan untuk
mensosialisasikan pentingnya keberadaan hutan mangrove, dan dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan Hidup Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana 2009.
Akhir kata, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ABSTRAK
JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ....................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Hutan Mangrove .......................................... 4
Uraian Umum ................................................................... 4
Habitat Mangrove ............................................................. 4
Penyebaran Mangrove ...................................................... 5
Struktur Mangrove ............................................................ 6
Karakteristik Morfologis Mangrove ................................. 7
Karakteristik Fisiologis Mangrove ................................... 8
Permasalahan Hutan Mangrove ................................................. 8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 12
3.2 Rancangan Penelitian ................................................................. 12
3.3 Populasi Penelitian ..................................................................... 12
3.4 Data ............................................................................................ 12
3.4.1 Sumber data ...................................................................... 12
3.4.2 Jenis Data .......................................................................... 13
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi pembahasan tentang gambaran umum kondisi lingkungan di
sepanjang hutan mangrove, kerusakan dan upaya rehabilitasi hutan
mangrove Suwung, serta peran dan manfaat hutan mangrove secara
umum.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan
dan saran-saran yang berhubungan dengan pembahasan
sebelumnya.
Hutan mangrove dapat tersebar luas dan tumbuh rapat di mulut sungai
besar di daerah tropik, tetapi di daerah pesisir pantai pegunungan, hutan mangrove
tumbuh di sepanjang garis pantai yang terbatas dan sempit. Perluasan hutan
mangrove banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman.
Ada hubungan yang erat antara kondisi air dengan vegetasi hutan
mangrove. Di bebarapa tempat, mangrove menunjukkan tingkat zonasi yang nyata
yang cenderung berubah dari tepi air menuju daratan. Namun kadang – kadang
tergantung pada undulasi (tinggi rendahnya lantai hutan atau anak sungai).
Gambar 2.2 Kristal garam pada kelenjar garam daun pohon mangrove
2. Limbah Industri
Tidak hanya masyarakat sekitar sungai, tetapi limbah industri juga
berperan penting dalam proses rusaknya hutan mangrove. Zat-zat beracun dari
limbah pabrik menyebabkan matinya satwa yang hidup di hutan mangrove.
Setelah diadakan penelitiian diketahui bahwa air sungai telah bercampur
dengan bahan-bahan kimia aktif, terutama berasal dari limbah industri. Salah
satu industri yang mempunyai daya pencemar tinggi antara lain industri
tekstil, yang menyebabkan pencemaran merupakan ancaman serius bagi
ekosistem hutan mangrove.
Berdasarkan penelitian, zat pencemar yagn terdapat dalam limbah
industri tekstil diantaranya:
1. zat organik,
2. zat warna,
3. gara-garam melarut, dan
4. logam
luasnya pencemaran oleh suatu industri tergantung pada:
1. kapasitas produksi, yaitu banyaknya produk yang dihasilkan makin
tingg produk makin besar kemungkinan jumlah limbahnya,
2. proses produksi,
3. cara penyaluran buangan , dan
4. lokasi industri.
sama halnya dengan sampah yang berasal dari rumah tangga, limbah industri
juga akan mengalir ke laut dan akan meracuni ekosistem hutan mangrove.
Belum lagi dalam tahun-tahun terakhir, banyak kawasan pantai yang dijadikan
kawasan industri baru. Keadaan ini tentu saja merupakan ancaman laut. Pada
umumnya industri-industri tersebut membuang limbah ke sungai itu akan
bermuara ke laut.
3.4 Data
3.4.1 Sumber data
Dalam penulisan paper ini penulis memperoleh data dari beberapa
literatur, hasil observasi lapangan serta keterangan dari para responden/informan
yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Pencarian sumber
pustaka dilakukan secara selektif dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu
kemutakhiran dan relevansi sumber dengan permasalahan yang telah dirumuskan.
Sedangkan sampel data observasi dan responden dipilih yang representatif dengan
populasinya yang pengumpulannya menggunakan instrumen seperti kamera
digital.
Alur analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tanjung Benoa
Hutan di kawasan Tanjung Benoa atau yang di kenal dengan Hutan
Mangrove Suwung 1 .373,5 Ha dimana 815 Ha-nya merupakan hutan lindung dan
148 Ha merupakan taman nasional dan 410 Ha merupakan hutan produksi. Sekitar
402 Ha digunakan sebagai tambak dan berbagai jenis kegunaan lainnya.
Diperkirakan luas area hutan mangrove yang tersisa di Tanjung Benoa berdasarja
foto udara, termasuk pulau serangan hampir mendekati 932 Ha.
c. Semenanjung Gilimanuk
Total area hutan mangrove di area semenanjung Gilimanuk kira-kira 355
Ha. Secara geografis, hutan mangrove di semenanjung gilimanuk berlokasi di
114° 26’-114°29’ bujur timur dan 8°8,5’- 8°11,3’ lintang selatan.
Jika dibandingkan dengan lokasi lain yang sudah terdata, hutan Gilimanuk
memiliki keanekaragaman species terbanyak.
Gambar 4.7 Sampah dan limbah rumah tangga yang bermuara ke hutan mangrove
Suwung
Gambar 4.8 Peta wisata hutan mangrove di Pusat Informasi Mangrove Suwung
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada pembahasan dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Mangrove merupakan ekosistem yang sangat khas, sehingga manfaatnya
bukan hanya dari kayu saja, tetapi juga berbagai jasa lingkungan lainnya yang
sangat penting bagi pendukung kehidupan. Sehingga hilangnya mangrove,
secara total akan memberikan dampak kerugian yang sangat besar bagi nilai
ekonomi maritim Indonesia.
2. Perkembangan kondisi lingkungan hutan mangrove Suwung dari tiap
tahunnya mengalami perkembangan yang baik, karena adanya upaya
rehabilitasi serta penanaman bibit baru pada lahan sekitarnya.
3. Sampah atau limbah rumah tangga masih menjadi kendala utama dalam
pengelolaan hutan mangrove Suwung, yang dikarenakan kekurangsadaran
masyarakat sekitar (Suwung Kauh) yang masih membuang sampah atau
limbah rumah tangga ke kali yang bermuaka ke hutan tersebut.
4. Hutan mangrove memiliki peranan dan manfaat yang sangat baik Ekosistim
sekitar dan memiliki nilai ekonomi yang dapat diandalkan.
5.2 Saran-Saran
1. Dalam rangka mempertahankan bahkan kemungkinan meningkatkan nilai
ekonomi maritim Indonesia, Pemerintah perlu menyetop kegiatan konversi
hutan mangrove ke bentuk apapun.
2. Pemerintah daerah harus lebih giat lagi melakukan penyuluhan atau sosialisasi
pentingnya keberadaan hutan mangrove kepada masyarakat yang bertempat
tinggal di sekitar kawasan hutan mangrove.
3. Kegiatan pengelolaan mangrove yang optimal harus dihitung atas dasar
kepentingan ekonomi, ekologis, dan sosial yang berimbang. Sehingga
diperlukan zona-zona pemanfaatan mangrove yang mengakomodir
http://www.lin.go.id/dokumen/130404LIHA0002/Hutan%20Mangrove.doc
Kitamura, S., Anwar, C., Chaniago, A., Hayashi, S., Muthalib, A., Sudarma, R..
1997. Distribution of Mangrove Species and Availability of Seed
Collecting Forests on the Islands Bali and Lombok. The Development of
Sustainable Mangrove Management Project. Ministry of Forestry and
JICA. pp. 64
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi