Anda di halaman 1dari 15

RESPIRASI 1

SESAK NAFAS

Disusun Oleh :
Tubagus Siswadi Wijaksana
10-2009-141
A4

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2010
0
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya jualah saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang
berjudul “SESAK NAFAS”

Pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan petunjuk demi terwujudnya
penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif sangat saya harapkan dari pembaca demi perbaikan penulisan makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal.

Akhir kata, semoga segala apa yang saya berikan dapat memberikan berkat dari Tuhan Yang
Maha Esa dan makalah ini dapat berguna bagi semua pihak pada umunya dan untuk saya pribadi
pada khususnya.

Jakarta, 1 Juni 2010

1
PENDAHULUAN

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

1.Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk , otot interkosta ,
bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .
2.Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea .
3.Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka
4.Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepada
peparu .
5.Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol .
6.Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas :

( a ) diliputi kapilari darah yang banyak


( b ) dinding sel yang setebal satu sel ( dinding sel yang nipis ) .
( c ) permukaan yang luas dan lembap .

Mekanisma pernafasan
A.Mekanisma ini terbagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas .
B.Ia melibatkan perubahan kepada :

 Otot interkosta
 Tulang rusuk
 Diafragma
 Isipadu rongga toraks
 Tekanan udara di peparu

C.Semasa tarik nafas ,

Otot interkosta luar mengecut( =Tulang rusuk dinaikkan ke atas ) ; otot diafragma
mengecut ( =diafragma menjadikannya leper ), isipadu rongga toraks bertambah dan tekanan
udara peparu menjadi rendah , tekanan udara di luar yang lebih tinggi menolak udara kedalam
peparu .

D.Semasa hembus nafas ,


Otot interkosta luar mengendur ( =Tulang rusuk dmenurun ke bawah ) ; otot diafragma
mengendur ( =diafragma melengkung ke atas ), isipadu rongga toraks berkurang dan tekanan
udara peparu menjadi tinggi , tekanan udara dalam peparu yang lebih tinggi menolak udara
keluar .

2
SASARAN PEMBELAJARAN

A. Anatomi Dasar Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru
beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada
terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut olehdiafragma.

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat
menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang
memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk
ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus olehpleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam.
Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada
gesekan dengan dinding dada.

3
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada
ini terdiri daricostae (iga-iga),sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan,
dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.

Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

1. interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.


2. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3. skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma
ke atas.
6. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

4
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan
dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke
alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus bronkus dilapisi oleh
cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran
udara lancar.

Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah dialveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli
di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.

5
B. SISTEM PERNAFASAN SECARA MIKROSKOPIS

a. RONGGA HIDUNG

Vestibulum: bagian paling anterior dan


paling lebar dari rongga hidung. Di
sekitar permukaan dalam nares
terdapat banyak kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat. Di dalam
vestibulum, epitelnya tidak berlapis
tanduk lagi dan beralih menjadi epitel
respirasi sebelum memasuki fosa
nasalis.

Fosa nasalis (Cavum Nasi): dari


masing-masing dinding lateral terdapat
concha. Concha media dan inferior
ditutupi oleh epitel respirasi sedangkan
concha superior ditutupi epitel
olfaktorius khusus. Di dalam lamina
propria concha terdapat plexus vena
besar yang dikenal sebagai badan
pengembang (swell bodies).

Mukosa Olfaktorius : Epitel


respiratoris yang melapisi cavum nasi
adalah epitel bertingkat silindris
bersilia dan bersel goblet. Epitel olfaktoris dikhususkan sebagai reseptor penghidu yang
epitelnya bertingkat silindris tinggi tanpa sel goblet. Epitel olfaktoris dijumpai pada atap setiap
cavum nasi, pada masing-masing sisi septum dan pada concha nasal superior.

Epitel Olfaktorius adalah epitel bertingkat silindris tinggi ,terdiri atas


tiga jenis sel berbeda :

1.Sel Penyokong :sel sustentakular (3)itu panjang dengan inti lonjongnya yang terletak lenih ke
apikalatau superficial pada epitel.permukaan apeksnya yang lebar mengandung mikrivili halus
yang menonjol ke dalam lapisan mucus permukaan(2);bagian basal sel-sel ini lebih langsing.

2.Sel Olfaktoris : adalah neuron bipolar sensoris(4).inti bulat atau lonjongnya menempati daerah
pada epitel yang terletak diantara inti sel penyokong(3)dan sel basal(5).Apeks olfaktorius itu
langsing selalu mengarah ke permukaan epitel.Memancar dari apeks ini adalah silia olfaktoris
non-motil dan panjang yang terletakparalel tarhadap permukaan epitel dalam mucus diata
epitel(2);silia ini berfungsi sebagai reseptor untuk bau.terjulur keluar dari basis selyang langsing
terhadap akson yang masukkedalam jaringan ikat lamina propria di bawahnya(6),tempat mereka

6
bergabung dalam berkas-berkas kecil nervus olfaktorius tanpa myelin,yaitu fila
olfaktoria(14).saraf ini akhirnya keluar dari cavum nasidan berjalan ke dalam bulbus olfaktorius
otak.

3.Sel Basal(5) : sel kecil pendek terletak di basis epiteldan diantara basis
sel-sel penyokong dan sel olfaktoris

b. LARING

Daerah yang dimulai dari adytus laryngis sampai batas bawah cartilago krikoid. Laring
juga menghubungkan faring dan trakhea. Di dalam lamina propria terdapat sejumlah tulang
rawan laring. Tulang rawan lebih besar (thyroid, krikoid dan kebanyakan arytenoid) merupakan
tulang rawan hialin. Tulang rawan lebih kecil (epiglotis, kuneiform, kornikulatum, ujung
aritenoid) merupakan tulang rawan elastin)

c. FARING
Epitel yang membatasi nasofaring merupakan epitel bertingkat silindris bersilia atau
epitel berlapis gepeng yang mengalami pergesekan yaitu tepi belakang pallatum molle dan
dinding belakang faring tempat kedua permukaan tersebut mengalami kontak langsung sewaktu
menelan

C.MEKANISME PERNAFASAN

Mekanisme pernapasan adalah cara untuk mengendalikan berapa banyak karbon dioksida dalam
darah. Mengangkat CO2 arteri atau penurunan pH meningkatkan rangsangan berirama dari otot-
otot pernapasan oleh medula.

 Biasanya kontrol CO2 didasarkan pada tingkat dan kedalaman ventilasi.


 Ventilasi hanya merujuk kepada udara masuk dan keluar dari paru-paru.
o Ventilasi yang baik tidak menjamin oksigenasi.

CO2 merupakan produk sampingan dari metabolisme. Selama sel berfungsi, mereka akan
menghasilkan CO2.

 CO2 memiliki beberapa bentuk dalam darah.


o Seperti oksigen, beberapa terlarut langsung ke plasma. PaCO2 adalah
pengukuran tekanan parsial karbon dioksida larut dalam plasma. Diukur dalam
mm Hg (milimeter air raksa).
o Sisanya adalah di dalam sel darah merah pada molekul hemoglobin.

Ketika dikombinasikan dengan air, karbon dioksida menjadi asam karbonat (H2CO3):

7
CO2 + H2O <--> H2CO3 CO2 + H2O <-> H2CO3

afinitas CO2 untuk hemoglobin jauh lebih besar daripada oksigen .

 Jadi, ketika keduanya tersedia, hemoglobin akan menerima CO2 daripada oksigen.
 Dalam lingkungan yang kaya oksigen dari alveoli, hemoglobin membawa oksigen.

Darah yang mengikat oksigen kemudian bergerak keseluruh tubuh

Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada
terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.

Mekanisme pernapasan dada


1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat
(posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru

2. Fase ekspirasi pernapasan dada


Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan
udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari
paru-paru.

mekanisme pernapasan perut


1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar -->
paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan
udara luar --> udara masuk

8
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru
mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar -->
udara keluar dari paru-paru.

D. TEST FUNGSI PARU

Pemeriksaan disini terbagi atas tiga jenis yaitu :

A. Pemeriksaan tanda vital


Tanda-tanda Vital adalah pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar. Tanda-
tanda Vital berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah medis. Empat tanda
vital utama meliputi:

 Suhu tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin,
aktivitas baru, makanan dan konsumsi cairan, waktu, dan, pada wanita,
tahap dari siklus haid.
Suhu normal tubuh berkisar antara 36.5 c – 37.2 c
Bias diukur melalui mulut (oral), rectum (rectal), dan ketiak (axial)

 Denyut nadi
Denyut nadi adalah pengukuran denyut jantung, atau berapa kali jantung
denyut per menit. Jantung mendorong darah melalui arteri, arteri
memperluas dan kontrak dengan aliran darah. Denyut nadi normal untuk
orang dewasa yang sehat berkisar antara 60-100 denyut per menit. Denyut
nadi dapat berfluktuasi dan meningkat dengan olahraga, penyakit, cedera,
dan emosi.
Cara memeriksa nadi adalah dengan menekan dengan lembut daerah
sekitar pergelangan tangan, selain dipergelangan tangan denyut nadi juga
dapat ditemukan di sisi bawah leher,dan di bagian dalam siku.

 Tingkat respirasi (laju pernapasan)


Tingkat respirasi adalah jumlah nafas seseorang mengambil per menit.
Biasanya diukur ketika seseorang yang diam dengan menghitung berapa
kali naik dada dalam waktu satu menit. Tingkat respirasi normal untuk
orang dewasa di seluruh rentang 15-20 napas per menit.
 Tekanan darah

9
Tekanan darah adalah kekuatan darah mendorong dinding arteri. Setiap
kali jantung berdetak, memompa darah ke dalam arteri, sehingga tekanan
darah tertinggi sebagai kontrak jantung.
Jumlah yang lebih tinggi, atau tekanan sistolik, mengacu pada tekanan
dalam arteri saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh
tubuh. Jumlah yang lebih rendah, atau tekanan diastolik, mengacu pada
tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat dan mengisi dengan darah.

B. Pemeriksaan fisik paru


Pemeriksaan fisik paru dapat dilakukan dengan cara :
 Inspeksi
Adalah metode pemeriksaan dengan cara melihat atau mengobservasi
bagian tubuh pasien yang diperiksa.
Dalam hal ini bagian yang diobservasi adalah bagian dada.
Dari pemeriksaan ini yang didapatkan adalah warna kulit pasien, bentuk
thoraks pasien, keadaan iga pasien,jenis pernafasan, ada tidaknya suara
pernafasan lain, ada tidaknya lesi ditubuh pasien, dan ada tidaknya
jaringan luka.

 Palpasi
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan perasa propioseptif ujung jari
tangan. Ini dapat dilakukan dengan satu, dua, tiga atau bahkan seluruh jari
tangan tergantung dari bagian yang diperiksa .
Penggunaan palpasi biasanya bertujuan untuk menentukan tepi atau batas
organ, kasar halusnya permukaan tubuh, konsistensi organ, adanya nyeri
atau tidak dan denyutan.

 Perkusi
Adalah pmeriksaan dengan cara mengetuk permukaan tubuh dengan
perantaraan jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam
tubuh. Tergantung jaringan/organ apa yang terdapat dibawahnya, maka
akan timbul berbagai nada yang dapat dibedakan menjadi 4 yaitu; sonor,
redup, pekak, dan tympani.
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan suara yang terdapat
didalam tubuh dengan bantuan stetoskop membaran, untuk mengetahui
suara yang ditimbulkan oleh jantung, paru-paru, pembuluh darah dan usus.

10
Pemeriksaan diatas dilakukan pada garis imajiner dimulai dari midsternal, sternal, parasternal,
midclavicula, axillaris anterior, medial dan posterior. Juga dilakukan di garis imajiner mid
scapularis.

C. Pemeriksaan fungsi paru


Pemriksaan fungsi paru dapat dilakukan dengan cara spirometri, yaitu bertujuan untuk
mengetahui volume pernafasan ketika inspirai dan ekspirasi normal, volume yang tersisa
di paru setelah ekspirasi maksimal dll.

E. TEST ANALISA GAS DALAM DARAH


Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-
pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai:
Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida
dalam darah
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
- PH normal 7,35-7,45
- Pa CO2 normal 35-45 mmHg
- Pa O2 normal 80-100 mmHg
- Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
- HCO3 normal 21-30 mEq/l
- Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
- Saturasi O2 lebih dari 90%.
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu suatu
pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu:
Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis.

11
HASIL ANALISA

Jenis gangguan asam basa PH Total CO2 PCO2


Asidosis respiratorik tidak terkonpensasi Rendah Tinggi Tinggi
Alkalosis respiratorik tidak terkonfensasi Tinggi Rendah Rendah
Asidosis metabolic tidak terkonfensasi Rendah Rendah Normal
Alkalosis metabolic tidak terkonfensasi Tinggi Tinggi Rendah
Asidosis respiratorik kompensasi alkalosis Normal Tinggi Normal
metabolic
Alkalosis respiratorik kompensasi asidosis Normal Rendah Normal
metabolic
Asidosis metabolic kompensasi alkalosis Normal Rendah Rendah
respiratorik
Alkalosis metabolic kompensasi asidosis Normal Tinggi Tinggi
respiratorik

12
PENUTUP

A.Kesimpulan

Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , otot
interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .
Dalam mekanismenya, Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea,
dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka
trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepada
paru-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung
bronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas.

Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harus
dijaga dan dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu
organ system pernafasan yang lain. Dengan nafas kita bisa Hidup.

Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem
pernafasan lainny

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunardi S. Anatomi system pernapasan.Ed 2.Jakarta: balai penerbit FKUI;2009


2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC;2001
3. Fawcett, Bloom. Buku ajar histology. Ed 12. Jakarta: EGC;2005
4. Pearce CE. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Ed 33. Jakarta: Gramedia;2009
5. Yusuf M. Pemeriksaan analisa gas darah. Diunduh dari
http://rasibintang003.wordpress.com/2009/01/13/pemeriksaan-analisa-gas-darah-astrup/.
Tgl 13 Januari 2009
6. Gunawijaya, Fajar A. Kartawiguna, Elna. Penuntun praktikum histology. Cetakan ke-2.
Jakarta: universitas trisakti;2009
7. Suryati H. Sistem pernafasan manusia. Diunduh dari
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/sistem-pernapasan-manusia.html. Tgl 4
Februari 2009

14

Anda mungkin juga menyukai