Makalah
Diajukan Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah
Psikososiolinguistik
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. H. D. Hidayat, M.A.
Disusun oleh :
Agus Solihin
2.209.8.0001
Segala puji penulis panjatkan kehadirat dzat Yang Maha Tinggi yang telah
menganugerahkan kemampuan berpikir dan berbahasa kepada manusia sebagai
khalifah di muka bumi ini, yang menjadi kelebihan tersendiri baginya daripada
hewan. Seuntai syukur penulis panjatkan keharibaan Allah SWT, yang berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini.
Penulis
Agus Solihin
DAFTAR ISI
Namun, dari disiplin linguistik dan psikologi itu sendiri dapat dicermati
adanya berbagai teori (di antaranya teori psikologi kognitif, behavioristik, dan
pragmatik) atau aliran (seperti aliran psikologi mentalistik, kognitif dan
behavioristik) yang terkadang berbeda, tumpang tindih, maupun bertentangan. Dalam
makalah ini, penulis tidak akan membahas semua dari teori atau aliran itu, tetapi
memfokuskan pembahasannya pada salah satu teori yang dicetuskan oleh seorang
linguis Amerika ternama – berdasarkan pada silabi matakuliah ini – yaitu Noam
Chomsky dengan teori linguistik generatif transformasinya dan teori pembelajaran
genetik kognitifnya dalam psikologi. Setelah teorinya diketahui, maka penulis
mencoba untuk menyinergikan teori tersebut terhadap pembelajaran Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
Noam Chomsky adalah linguis Amerika yang dengan teori tata bahasa
generatif transformasinya dianggap telah membuat satu sejarah baru dalam
psikolinguistik. Dalam sejarah pertumbuhannya teori Chomsky ini dapat dibagi atas
empat fase, yaitu ;
Adanya fase-fase itu adalah karena adanya kritik, reaksi, dan saran dari
berbagai pihak, dan lebih untuk menyempurnakan teori itu.1
Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan
pikiran manusia. Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuannya berpikir
dan kecerdasannya, serta kemampuannya berbahasa. Itulah yang menjadi aspek
paling fundamental dalam aktivitas manusia. Karena itu, sangat tidak logis jika
1
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet-I, hal. 76.
2
Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung :
Humaniora, 2009), Cet-I, hal. 71.
bahasa yang sangat vital ini berubah menjadi berbentuk susunan kata yang
terstruktur, kosong dari makna, seperti pendapat kaum strukturis dan behavioris.3
Menurut Chomsky untuk dapat menyusun tata bahasa dari suatu bahasa yang
masih hidup (masih digunakan dan ada penuturnya) haruslah ada suatu teori umum
mengenai apa yang membentuk tata bahasa itu. Teori umum itu adalah teori ilmiah
yang disusun berdasarkan satu korpus ujaran yang dihasilkan oleh para bahasawan
asli bahasa itu. Dengan korpus ujaran itu dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan umum
atau kaidah-kaidah umum tata bahasa yang dapat digunakan untuk memprediksikan
semua ujaran (kalimat) yang dapat dihasilkan oleh seorang penutur asli bahasa itu
(Chomsky, 1965 : 7).
Dalam hal ini, bisa juga dikatakan kalau kita menguasai suatu bahasa dengan
baik – karena kita menjadi penutur bahasa itu – maka kita dapat menghasilkan
kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas. Kalimat-kalimat baru yang
jumlahnya tidak terbatas itu tidak mungkin dapat diperoleh dengan teori S-R
(stimulus-respon)-nya kaum behaviorisme seperti yang dikemukakan oleh Bloofield
karena kita tidak mungkin pernah mendengar kalimat-kalimat baru yang jumlahnya
tidak terbatas.4
3
Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab … hal. 71.
4
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 77.
5
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 77.
6
Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik suatu Pengantar (Bandung : Refika Aditama, 2005), Cet-I,
hal. 18.
merupakan esensi akal yang tersembunyi di balik perbuatan bahasa; sedangkan
perbuatan bahasa itu sejatinya merupakan cerminannya. Tetapi, ada kalanya
perbuatan bahasa itu menyimpang dari pengetahuan ini karena sebab-sebab yang
muncul, seperti kelelahan, sakit, salah ucap atau salah tulis.7
Adapun yang dimaskud dengan deep structure adalah struktur kalimat itu
secara abstrak yang berada di dalam otak penutur sebelum kalimat itu diucapkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan surface structure adalah struktur kalimat itu
ketika diucapkan yang dapat kita dengar.10
Dilihat dari segi semantik, tata bahasa suatu bahasa adalah satu system rumus
atau kaidah yang menyatakan persamaan atau keterkaitan antara bunyi (bahasa) dan
makna (bahasa) dalam bahasa itu. Dilihat dari segi daya kreativitas, tata bahasa
adalah sebuah alat perancang yang khusus menerangkan dengan jelas pembentukan
kalimat-kalimat gramatikal (yang jumlahnya tidak terbatas) dan menjelaskan struktur
7
Foss, D. J. and D. Hakes, Psycholinguistics : an Introduction to The Psycholgy of Language (New
Jersey : Prentice-Hall, 1978), p. 21-51
8
Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik suatu Pengantar … hal. 18.
9
D. Hidayat, Makalah Psikolinguistik (Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung), hal. 16.
10
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 35.
setiap kalimat itu. Alat perancang inilah yang diberi nama tata bahasa generatif oleh
Chomsky.11
Hubungan antara struktur dalam bahasa dan struktur luar bahasa menentukan
makna suatu kalimat. Hubungan yang teratur dengan perantara kaidah-kaidah
transformasi itu berlangsung hingga ke struktur luar bahasa. Hubungan kedua
struktur ini dinamakan transformasi; dan karena itu, tata bahasa versi teori ini
dinamakan tata bahasa transformasi (transformational grammar). Apa maksudnya?
Tata bahasa transformasi ini adalah proses produksi kalimat melalui perantaraan
kaidah-kaidah transformasi (transformational rule), yakni mengalihkan struktur
dalam bahasa kepada struktur luar bahasa, kemudian struktur luar bahasa tersebut
dianalisis.12
Sama halnya dengan Piaget, Chomsky juga tidak pernah memperkenalkan teori
pemerolehan dan pembelajaran bahasa secara khusus. Namun, karena teori linguistik yang
diperkenalkannya (1957, 1965, 1968) dan juga artikel ulasannya mengenai buku Skinner
“Verbal Behavior” (1957), dalam Language (1959) telah mengubah secara drastis
perkembangan psikolinguistik, maka satu teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa telah
dapat disimpulkan dari teori generatif transformasinya yang kini dikenal dengan nama teori
genetik kognitif. Teori ini digolongkan ke dalam kelompok teori kognitif karena teori ini
menekankan pada otak (akal, mental) sebagai landasan dalam proses pemerolehan dan
pembelajaran bahasa.13
Dalam bukunya Logical Structure of Linguistic Theory, Chomsky
menyanggah teori behavioris. Baginya, kemampuan berbahasa pada diri manusia
bukanlah produk (setting) alam, melainkan lebih merupakan potensi bawaan manusia
sejak lahir. Teori linguistik Chomsky itu terlihat lebih humanis daripada teori
behavioris. Aliran behaviorisme menganggap manusia sebagai patung yang diukir
oleh sang arsitek bernama lingkungan, atau bagaikan robot yang sudah diatur
sedemikian rupa oleh ilmuwan penciptanya. 14
11
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 78.
12
Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab … hal. 76.
13
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 108.
14
Media Indonesia On-Line, 06 April 2006
Chomsky dengan keras menentang teori pembiasaan operan dalam
pemerolehan bahasa yang dikemukakan Skinner. Menurut Chomsky tidaklah ada
gunanya sama sekali untuk menjelaskan proses pemerolehan bahasa tanpa
mengetahui dengan baik apa sebenarnya bahasa sebagai benda yang sedang
diperoleh itu. Untuk dapat menerangkan hakikat proses pemerolehan bahasa,
disamping memahami apa sebenarnya bahasa itu, kita tidak boleh menyampingkan
pengetahuan mengenai struktur dalam organisme (manusia), yakni bagaimana cara-
cara orang (organisme) memproses masukan (input) informasi, dan bagaimana cara-
cara perilaku berbahasa itu diatur. Semua cara ini ditentukan oleh struktur awal yang
dibawa sejak lahir yang sangat rumit, dan proses perkembangannya diatur menurut
proses pematangan genetik dan pengalaman-pengalaman yang telah lalu.15
Teori genetik kognitif ini didasarkan pada satu hipotesis yang disebut
hipotesis nurani (the innateness hypotesist). Hipotesis ini mengatakan bahwa otak
manusia telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal dan apa yang disebut
Language Acquisition Device (LAD), yaitu piranti pemerolehan bahasa. Struktur
bahasa universal ialah himpunan kaidah-kaidah yang bersifat universal, yang pada
umumnya semua bahasa memiliki kesamaan padanya, dan tidak ada kekhususan bagi
bahasa tertentu. Kaidah universal ini mencakup himpunan masalah-masalah dan
gagasan-gagasan yang dimiliki oleh anak, yang tumbuh di dalam diri mereka dalam
bentuk yang sama, meskipun berbeda-beda bahasa dan pendidikannya.16
Dalam proses pemerolehan bahasa, LAD menerima “ucapan-ucapan” dan
data-data lain yang berkaitan melalui pancaindera sebagai masukan dan membentuk
rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan
sebagai keluaran. Menurut Chomsky, teori behaviorisme (S-R) sangat tidak memadai
untuk menerangkan proses-proses pemerolehan bahasa, sebab masukan data
linguistiknya sangat sedikit untuk dapat membangkitkan rumus-rumus linguistik.
Chomsky berpendapat tidak mungkin seorang kanak-kanak mampu menguasai
bahasa ibunya dengan begitu mudah yaitu tanpa diajar dan begitu cepat dengan
masukan yang sedikit (kalimat-kalimat tidak lengkap, berputus-putus, salah, dan
15
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 108.
16
Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab … hal. 87.
sebagainya) tanpa adanya struktur universal dan LAD itu di dalam otaknya secara
genetik.17
Dalam proses pemerolehan bahasa, tugas kanak-kanak dengan alat yang
dimilikinya (yaitu LAD)18 adalah menentukan bahasa masyarakat manakah masukan
kalimat-kalimat yang didengarnya itu dimasukkan. Struktur awal atau skema nurani
yang dimiliknya semakin diperkaya setelah “bertemu” dengan masukan dari bahasa
masyarakatnya (bahasa ibunya); dan kanak-kanak akan membentuk teori tata
bahasanya berdasarkan itu. Tata bahasa itu terus-menerus disempurnakan
berdasarkan masukan yang semakin banyak, dan sesuai dengan proses pematangan
otaknya. Sesudah mencapai umur tiga atau empat tahun, tata bahasa ini sudah hampir
sama baiknya dengan tata bahasa yang dimiliki orang dewasa. Keadaan ini
merupakan hal yang luar biasa mengingat betapa rumitnya bahasa yang
diperolehnya.19
Untuk lebih memperkuat teorinya atau hipotesisnya Chomsky mengajukan
hal-hal berikut :
1. Proses-proses pemerolehan bahasa pada semua kanak-kanak boleh dikatakan
sama.
2. Proses pemerolehan bahasa tidak ada kaitannya dengan kecerdasan.
Maksudnya, anak yang IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa pada waktu
dan cara yang hampir sama.
3. Proses pemerolehan bahasa juga tidak dipengaruhi oleh motivasi dan emosi
kanak-kanak.
4. Tata bahasa yang dihasilkan oleh semua kanak-kanak boleh dikatakan sama.
Semua ini tidak mungkin terjadi apabila kanak-kanak itu tidak dilengkapi
dengan LAD dan skema nurani seperti yang disebutkan di atas.20
17
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 108.
18
Alat ini menyerupai layar radar yang hanya menangkap gelombang-gelombang bahasa. Setelah
diterima, gelombang-gelombang itu ditata dan dihubung-hubungkan satu sama lain menjadi sebuah
system kemudian dikirimkan ke pusat pengolahan kemampuan berbahasa (Language Competence).
Pusat ini merumuskan kaidah-kaidah bahasa dari data-data ujaran yang dikirimkan oleh LAD dan
menghubungkannya dengan makna yang dikandungnya, sehingga terbentuklah kemampuan
berbahasa. Pada tahap selanjutnya, pembelajar bahasa menggunakan kemampuan berbahasanya
untuk mengkreasi atau menghasilkan kalimat-kalimat dalam bahasa yang dipelajarinya untuk
mengungkapkan keinginan atau keperluannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah diketahuinya.
19
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 109.
20
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 109.
C. Aplikasi Teori Chomsky dalam Pembelajaran bahasa Arab
21
http://fajristainjusi.blogspot.com/2009/12/dasar-dasar-teoritis-pengajaran-bahasa_1441.html
situasi komunikatif yang sebenarnya, bukan sekedar menirukan dan
menghafalkan.
3. Guru memberikan kaidah bahasa dan selanjutnya dikembangkan oleh
pembelajar.
4. Pemilihan materi pelajaran tidak ditekankan pada hasil analisis kontrastif,
melainkan pada kebutuhan komunikasi dan penguasaan fungsi-fungsi bahasa.
5. Kaidah nahwu dapat diberikan sepanjang hal itu diperlukan oleh pembelajar
sebagai landasan untuk dapat mengkreasi ujaran-ujaran sesuai dengan
kebutuhan komunikasi.
6. Guru harus meyakinkan bahwa siswa mampu menginternalkan (internalized)
kaidah-kaidah yang memungkinkan siswa mampu menghasilkan kalimat.
7. Siswa harus diterjunkan dalam situasi komunikasi nyata seperti yang terjadi
pada penutur asli.
Menurut Chomsky perkembangan teori linguistik dan psikologi yang sangat
penting dan perlu diingat dalam pembelajaran bahasa adalah sebagai berikut :
1. Aspek kreatif penggunaan bahasa. Tiap kalimat merupakan karya baru dari
kompetensi dan bukan hasil cungkilan oleh rangsangan.
2. Keabstrakan lambang-lambang linguistik. Kaidah-kaidah yang menentukan
bentuk-bentuk kalimat dan penafsiran artinya yang rumit bukan merupakan
sesuatu yang konkret, melainkan abstrak.
3. Keuniversalan struktur dasar linguistik, yaitu himpunan kaidah-kaidah yang
bersifat universal, yang pada umumnya semua bahasa memiliki kesamaan
padanya, dan tidak ada kekhususan bagi bahasa tertentu. Keabstrakan
lambang-lambang linguistik dan tidak diperoleh melalui pengalaman dan
latihan (dibawa sejak lahir) maka prinsip-prinsip ini bersifat universal.
4. Peranan organisasi intelek nurani (deep structure) dalam proses kognitif/
mental. Organisasi intelek nurani yang bersifat universal ini mempunyai
peranan sangat penting dalam pemerolehan bahasa.22
22
Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoritik … hal. 79-80.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penulis menyadari bahwa makalah yang disajikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu besar harapan penulis akan adanya sumbangsih saran
dan kritik yang konstruktif dari para pembaca dan pemerhati bahasa, terutama para
ahli demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menganggap bahwa kritikan dan saran
objektif adalah nasihat terbaik. Meskipun berat menerima kritik atas pekerjaan yang
telah dilakukan dengan maksimal dan segala keterbatasan yang ada pada diri penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://fajristainjusi.blogspot.com/2009/12/dasar-dasar-teoritis-pengajaran-
bahasa_1441.html