UMTS
UMTS
Disusun oleh :
Sartika Rizki Hartanti
TK 3 B
3.33.07.1.21
JURUSAN ELEKTRO
PROGAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2010
1
UMTS
(Universal Mobile Telecommunication System)
ABSTRAK
1. PENDAHULUAN
UMTS merupakan IMT – 2000 versi Eropa. Definisi spectrum layanan UMTS
berdasarkan pada kebutuhan – kebutuhan para pengguna yang bersifat spesifik
sesudah tahun 2000, yakni jaringan radio bergerak dapat melayani berbagai
macam layanan yang kurang lebih sama sebagaimana halnya pada jaringan –
jaringan kabel (fixed network), B – ISDN, dan PSTN/N – ISDN. Dengan miliaran
dollar investasi yang telah ditanam dalam infrastruktur sistem GSM, tentu saja
2
operator di Eropa berharap bahwa migrasi ke generasi ketiga tidak mengorbankan
secara besar – besaran infrastruktur yang sudah dibangun. Artinya, migrasinya
masih tetap komitmen terhadap GSM. Untuk itulah, para anggota asosiasi MoU
GSM bertemu dalam siding pleno ke 38 di Siprus bulan September 1997.
Pertemuan diawali dengan konferensi sehari yang bertemakan “Komunikasi
Bergerak Masa Depan”, yang pada akhirnya, Eropa memilih program UMTS.
2. ISI
Forum UMTS didirikan di bulan Juni 1996 oleh para operator, fabrikan serta yang
berwenang membuat peraturan masing – masing negara peserta atau para
regulator untuk memprediksi kondisi pasar secara akurat, studi tentang spectrum
dan regulasi – regulasi yang diperlukan, maupun untuk pengembangan lebih
lanjut secara umum bagi visi UMTS. Dengan tetap sejalan terhadap komunitas
GSM, forum tersebut juga telah menyetujui bahwa pendekatan teknis dalam hal
standarisasi harus tetap dipelihara. Juga setiap perkembangan dibangun berdasar
aturan – aturan yang telah ada, dan bahwa aturan yang baru harus ditentukan
hanya bilamana ditemukan adanya perbedaan yang esensial antara UMTS dengan
GSM.
Ketika ITU meminta solusi guna memenuhi persyaratan yang akan ditetapkan
pada IMT – 2000, sejumlah teknologi telah diajukan oleh berbagai kelompok
standard, baik oleh kelompok standard TDMA maupun CDMA, juga TDD
maupun FDD. Kelompok Eropa melalui ETSI mengajukan WCDMA
menggunakan FDD, Jepang juga WCDMA baik dengan TDD maupun FDD.
Korea memiliki dua mode CDMA, yang satu serupa dengan proposal Jepang dan
Eropa, yang kedua serupa dengan CDMA yang diusulkan Amerika Utara, yakni
CDMA 2000 yang merupakan evolusi dari IS – 95 CDMA. Dari sini keputusan
3
akhirnya adalah penciptaan dua kelompok yang diberi nama ‘Proyek Kemitraan
Generasi Ketiga’ yang disingkat dengan 3GPP (Third Generation Partnership
Project). 3GPP bekerja di UMTS yang berbasis WCDMA, sementara 3GPP2
bekerja di CDMA 2000.
Akses radio UMTS dikenal dengan nama Universal Terrestrial Radio Access
(UTRA), berbasis WCDMA, yang mencakup baik dengan teknik FDD maupun
TDD. Jaringannya disebut UTRAN, huruf N terakhir merupakan singkatan dari
Network. Untuk antarmuka udaranya, WCDMA memiliki lebar pita nominal 5
MHz. Jarak spasi sinyal pembawanya 5MHz, namun dimungkinkan juga dengan
spasi sinyal pembawa mulai dari 4,4 MHz sampai 5 MHz, dengan jarak variasi
potongan tetap, sebesar 200 KHz. Variasi ini diperlukan untuk mencegah
terjadinya interferensi, terutama pada blok 5 MHz berikutnya jika dialokasikan
untuk sinyal pembawa lainnya. Dengan pilihan pada teknologi akses WCDMA /
FDD, disediakan pasangan hubung tuju 2110 MHz sampai 2170 MHz dan hubung
baliknya 1920 MHz sampai 1980 MHz. Pemisahan diantara keduanya 190 MHz.
Untuk pilihan penduplekan dengan TDD, telah ditetapkan frekuensinya, 1900
MHz sampai 1920 MHz dan 2010 MHz sampai 2025 MHz. Tentu saja dalam
TDD, sinyal pembawa untuk hubung tuju dan hubung balik tidak dipisahkan
secara frekuensi.
4
2.2 Arsitektur Jaringan
UMTS menjadi suatu sistem komunikasi yang bersifat multi lingkungan dan multi
operator, akan beroperasi baik dalam lingkungan public (UMTS public) maupun
privat. Dalam semua lingkungan itu, UMTS akan menyediakan infrastruktur
untuk melokasikan terminal – terminal bergerk serta rute – rute percakapannya.
Jaringan UMTS dapat dipandang sebagai tiga bagian modul; jaringan akses (AN;
Access Network), jaringan inti (BN; Backbone Network) dan jaringan layanan
(SN; Service Network). AN menyediakan terutama fungsi – fungsi hubungan
radio transmisi dasar dan fungsi – fungsi penyakelaran local yang dibutuhkan
untuk memungkinkan akses dari ponsel ke dalam pusat – pusat jaringan tetap
melalui interface radio. BN menyediakan dasar infrastruktur jaringan tetap dan
pusat – pusat jaringan yang memiliki kendali panggilan dan kendali hubungan
yang dibutuhkan oleh UMTS. SN menyediakan kendali layanan untuk
memanipulasi dan menyimpan data. Manajemen jaringan disediakan oleh
sekurang – kurangnya suatu jaringan manajemen yang terpisah.
5
kekurangan. Lebih jauh lagi, jaringan inti dibutuhkan untuk mendukung baik
akses radio GSM dan UMTS, yakni baik UTRAN maupun BSS pada GSM.
Evolusi BSS GSM memang masih belum berhenti, sebagai buktinya adalah
munculnya EDGE. Dalam rangka evolusi GSM dan agar GSM bisa memenuhi
persayaratan UMTS, kelanjutan evolusi GSM diambil alih oleh 3GPP.
Konsekuensinya, yangbertanggung jawab terhadap spesifikasi GSM sebagai
bagian dari spesifikasi khusus UMTS kini adalah 3GPP, bukan lagi ETSI.
6
Untuk sebagian besar peluncuran 3GPP 1999, fokusnya terutama pada jaringan
akses, termasuk interface udara yang secara keseluruhan baru dan perubahannya
diperlukan dalam jaringan inti untuk menangani jaringan aksesnya. Peluncuran 4
lebih terfokus pada perubahan arsitektur. Gambar 2.1 mengilustrasikan arsitektur
jaringan UMTS 3GPP peluncuran 1999. Piranti pengguna yang disingkat dengan
UE (User Equipment) memiliki modul identitas pelanggan yang disebut UMTS
Subscriber Identity Module, disingkat USIM. USIM ini serupa dengan SIM pada
GSM. Interface UE dengan jaringannya disebut interface Uu, yang merupakan
interface udara WCDMA. BTS di UMTS disebut dengan node B. Sebuah
pengendali jaringan radio yang disingkat dengan RNC (Radio Network
Controller) engendalikan sumber – sumber radio dari beberapa node B, fungsinya
sama dengan BSC di GSM. Ikatan antara keduanya disebut Radio Network
Subsystem atau RNS, yang memiliki interface lub. Tidak seperti ekuivalennya,
yakni interface Abis dalam GSM, interface lub memiliki standard yang terbuka
sehingga dimungkinkan masing – masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik
yang berbeda.
7
lub
(ATM) RNC HLR
lu-cs
(ATM)
lur SS7
(ATM)
PSTN
lub MSC /
(ATM) RNC PCM
VLR
lu-ps
(ATM)
lu-b Gi
GN
(ATM) (IP) Internet
SGSN (GTP/IP) GGSN
Node B Gb
A-interface
BSC
BTS
Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut
dengan UMTS Terrestrial Radio Access (UTRAN) justru sebaliknya. RNC satu
dihubung dengan RNC lainnya melalui interface lur. UTRAN dihubungkan ke
jaringan inti melalui interface lu. Jaringan inti memilikidua sistem penyakelaran,
paket dan rangkaian. Hubungan dari UTRAN ke bagian penyakelaran rangakain
melalui interface lu – CS, ini adalah hubungan ke satu MSC / VLR. Hubungan
8
UTRAN ke bagian penyakelaran paket dengan interface lu – PS, yang merupakan
hubungan sebuah RNC ke sebuah SGSN. Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa
semua interface nya berdasar pada mode transfer asinkron (ATM). GTP / IP yang
ada di dalam Gambar 2.1 adalah GPRS Tunneling Protocol / Internet Protocol.
Huruf cs dan ps yang terkait dengan protocol lu masing – masing merupakan
singkatan dari circuit – switching dan packet switching.
Pada umumnya sebuah MGW akan mengambil percakapan dari RNC dan
merutekan panggilan itu ke tujuannya melalui paket backbone. Dalam banyak
kasus, paket backbone akan menggunakan Real Time Transport Protocol (RTP)
melalui protocol internet (IP). Seperti yang terlihat pada Gambar 2.2, lalu lintas
data paket dari RNC dilewatkan ke SGSN, dan dari SGSN ke GGSN melalui
backbone IP. Ini memberikan pengertian bahwa baik data maupun percakapan
dalam jaringan inti menggunakan transportasi IP.
Di tempat jauh, jika sebuah percakapan perlu disalurkan ke jaringan lain seperti
PSTN, MGW di ujung lain yang dikendalikan oleh gerbang utama server MSC
(GMSC server yang dalam Gambar 2.2 disingkat dengan GMSCS) akan
mengubah percakapan yang berbentuk data paket menjadi standar percakapan
9
digital PCM untuk kemudian diebrikan ke PSTN. Protocol kendali yang
digunakan antara MGW dengan server GMSC ini adalah ITU H.248.
Dalam banyak aksus, sebuah server MSC juga menangani fungsi – fungsi sebuah
server GMSC. MGW dapat juga memiliki kemampuan untuk ber interface dengan
RAN maupun PSTN. Dalam kasus seperti ini, panggilan atau percakapan dari
PSTN akan diproses secara local di MGW, yang berarti merupakan langkah
penghematan.
Seperti diilustrasikan di Gambar 2.2, data dan suara tidak lagi menggunakan
interface yang terpisah tetapi hanya satu, yakni interface lu yang dapat membawa
semua medianya. Di dalam jaringan intinya, interface ini berakhir di SGSN, jadi
tidak ada lagi media gateway yang sifatnya sendiri – sendiri antara suara dan data
seperti pada peluncuran sebelumnya. Fungsi kendali status percakapan atau Cell
State Control Function (CSCF) mengatur penciptaan, pemeliharaan dan
peluncuran sesi multimedia dari dank e piranti para penggunanya. Fungsi ini
termasuk translasi dan pengarahannya. Fungsi – fungsi sumber multimedianya
atau Multimedia Resource Function (MRF) merupakan fungsi yang menjembatani
aplikasi konferensi, digunakan untuk menangani feature layanan seperti
percakapan model konferensi (multi – party) dan layanan konferensi bergambar
(video conference).
10
SS7GW
RNC SS7
HSS/
HLR
SS7GW
lub
Node B lur IP
MSCS GMSCS
lu-cs
kendali H248/IP
Gamar 2.2 Arsitektur jaringan peluncuran 5 dari 3GPP yang bercorak multimedia
11
3. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
http://yasdinulhuda.files.wordpress.com/2007/08/cdma.pdf
http://telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/ET3041/ET3041-14.ppt
13