Anda di halaman 1dari 32

FISIKA II

ARUS LISTRIK

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang


mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir
melalui kabel atau penghantar listrik lainnya
Arus listrik adalah muatan yang bergerak. Dalam
konduktor padat sebagai pem-bawa muatan adalah
elektron bebas, dalam konduktor cair atau elektrolit pem-
bawa muatannya adalah ion positif dan ion negatif, dalam
bentuk gas muatannya adalah ion positif dan elektron.
Elektron bebas dan ion dalam konduktor bergerak karena
pengaruh medan listrik. Dalam bahan isolator, elektron
bebas terikat kuat pada masing-masing atom sehingga
bahan isolator tidak dapat menghantarkan arus.
Kuat arus di definisikan sebagai
berikut :
Permukaan
Jika dalam waktu ∆t telah
lewat sejumlah ∆q muatan
maka arus listrik I yang
mengalir dapat dinyatakan :

Dengan ∆q adalah banyaknya muatan yang


mengalir untuk selang waktu ∆t yang sangat
kecil.
Untuk arus searah, jumlah muatan yang mengalir
melalui penampang kawat/ konduktor adalah konstan
sehingga dapat di tuliskan :
Dengan demikian, arus listrik dalam satuan SI adalah
coulumb per sekon (C/s) yang lebih dikenal dengan
Ampere (A), diambil dari nama seorang fisikawan
perancis bernama Andre Marie Ampere. Besaran kuat
arus I termasuk besaran pokok sedangkan muatan q
dan waktu t adalah besaran turunan.
Banyaknya energi listrik yangdiperlukan untuk
mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-
ujungpenghantar disebut beda potensial listrik atau
tegangan listrik.Hubungan antara energi listrik, muatan
listrik, dan beda potensial listrik secara matematik
dirumuskan sbb:
W dengan: V = beda potensial listrik satuannya volt (V)
V W = energi listrik satuannya joule (J)
Q Q = muatan listrik satuannya coulomb (C)
RAPAT ARUS
Bila luas penampang yang dilewati arus
sebesar A, maka rapat arus (J) dapat
dituliskan menjadi

Rapat arus didefinisikan sebagai besarnya


kuat arus per satuan luas penampang. /
permukaan Rapat arus (J) mempunyai
satuan ampere/m2.
Soal
1. Grafik disamping menunjukan kuat
I (A)
arus yang mengalir dalamSuatu
hambatan R sebagai fungsi waktu.
Banyaknya muatan listrikYang mengalir 4

dalam hambatan tersebut selama 6


sekon pertama dalam coulommb adalah 2
… q
I= atau q  I .t
Jawab : t
1 2 3 4 5 6 t (s)
q 1= I 1. t 1= 3 x 4 = 12 C
I 2= I rata-rata=
IMax  IMin = 4 A  2 A  3 A
2
2
Jumlah yang mengalir dalam selang waktu

t 2 adalah:
t 2 = 5 – 3 = 2 s
q  I 2.t 2  3x 2  6 C
t 3  6  5  1s
q 3  I 3.t 3  2 x1  1 C

Jadi, Muatan yang melalui hambatan R selama 6 sekon adalah:

q  q1  q 2  q 3  12  6  2  20 Coulomb
2. Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu kabel yang
luas penampang kawatnya 0,2 mm2 dalam suatu
rangkaian elektronika adalah 0,17 mA. Berapakah
a. Rapat arusnya?
b. Dalam satu jam berapakah besar muatan yang melalui
kabel tersebut?
c. Bila muatan elektron -1.6 x 10-19 C, berapa elektron yang
mengalir dalam satu jam?
Diket :
A= 0,2mm2 = 0,2 x 10 -6
I = 0,17 mA = 0,17 x 10-3 t = 1 jam =3600 s
Ditanyakan :
J = …?
q = dlm satu jam = …? q  I .t  0.17 x10 3 x3600  0.16 C
n elektron dalam satu jam =…? Banyak elektron yang menghasilkan

I 0.17 x10 3 A muatan 0.16 C adalah


Jawab : J    2
850 A / m
A 0.2 x10 6 m 2
q 0.16
n   3 .81x10 18

e 1.6 x10 19


Hambatan, Resistevitas dan
konduktifitas
Hambatan listrik adalah perbandingan antara teganganlistrik dari
suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik
yang melewatinya.
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya,
berdasarkan hukum ohm:
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi
dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω
(Omega).
Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri
dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode
warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya
dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang
dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang
ditunjukkan pada tabel di
bawah

Resistor dengan 4 cincin


Nilai Warna pada Resistor
Cara menghitung cincin pada
resistor
Resistivitas
Resistivitas bahan dipengaruhi oleh struktur atom atau struktur
molekul suatu bahan, dimana elektron-elektron pada suatu bahan ada
yang lebih mudah berpindah dari satu molekul ke molekul yang lain
dan ada elektron-elektron pada bahan lain yang susah berpindah.
Tahanan Listrik.

Tahanan listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan aliran


arus listrik di dalam bahan tersebut.
Lawan dari tahanan listrik adalah konduktivitas, yaitu kemampuan suatu
bahan untuk mengalirkan arus listrik didalam bahan tersebut.
Tahanan listrik dipengaruhi oleh dimensi dan resistivitas bahan, dengan
hubungan :

L L
R
A
A 
R = tahanan ()
 = resistivitas bahan (.m)
L = panjang bahan (m)
A = luas penampang (m2)
Konduktivitas
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan
untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik
ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan
bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas
listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat
medan listrik :
J = Kerapatan arus listrik (A/m2)
 = Konduktivitas bahan (S/m)
E = Kuat medan Listrik (N/C)

Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik yang


anisotropik. Lawan dari konduktivitas litrik adalah resistivitas listrik atau
biasa disebut sebagai resistivitas saja, yaitu
Konduktivitas (σ) adalah kebalikan dari
resistivitas, diberikan oleh :

Satuan SI dari σ adalah (Ω.m)-1


HUKUM OMH (Ω)
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah
penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran
yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut
dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa.
Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir
dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah
sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara
mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan
ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk
menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa
kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.
Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan
beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak
berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus
didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong
electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada
jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan
hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati titik
pada suatu titik.
Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam
rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan
nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang
digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan ,dan
hambatan.
Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan
pada persamaan aljabar. Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan
teknik, dan dikenali secara internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan
berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang perancis Andre M. Ampere,
volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang german Georg
Simon ohm.
Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk
resistance (Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity
(arus), standard symbol yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive
force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun
beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang
mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat
lebih umum.
Prinsip ohm adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm menemukan sebuah
persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara
tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.

E=IR
I =E/R
R=I/E
Kesimpulan :
• Tegangan dinyatakan dengan nilai volts disimbolkan
dengan E atau V.
• Arus dinyatakan dengan amps, dan diberi symbol I
• Hambatan dinyatakan dengan ohms diberi symbol R
• Hukum Ohm: E = IR ; I = E/R ; R = E/I
Besarnya daya pada suatu rangkaian dapat di hitung dengan :
P = V . I atau P = I2 . R atau P = V2/ R
Dimana :
P : daya, dalam satuan watt
V : tegangan dalam satuan volt
I : arus dalam satuan ampere
Diagram Hukum OHM(Ω)

Dimana: diagram hukum Ohm


V = tegangan dengan satuan Volt
I = arus dengan satuan Ampere
R = resistansi dengan satuan Resistansi
P = daya dengan satuan Watt
3. Sebuah bangunan rumah tangga memakai lampu dengan
tegangan pada instalansi lampu rumah tangga tersebut
adalah 220 Volt, dan arus yang mengalir pada lampu
tersebut adalah 10 ampere, berapakah hambatan pada
lampu tersebut, hitunglah?

JAWAB :
dik :
V = 220 V
I = 10 A
Dit : hambatan…………….?

R = V/R
R = 220/10 = 22 Ω

Jadi hambatan yang mengalir adalah 22 Ω


4. Didalamsuatu rumah tinggal, terpasang
sebuah lampu dengan tegangan 220 Volt,
setelah di ukur dengan amper meter arusnya
adalah 2 ampere, hitunglah daya yang di serap
lampu tersebut ?
JAWAB :
dik :
V = 220 Volt
I = 2 Amper
Dit : Daya…………….?
JAWAB
P = V.I
P = 220. 2 = 440 Watt
Rangkaian Hambatan
Secara umum rangkaian hambatan dikelompokkan menjadirangkaian
hambatan seri, hambatan paralel, maupun gabungan keduanya.
1. Hambatan Seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut
hambatan seri. Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian
listrik tak bercabang. Kuat arus yang mengalir di setiap titik besarnya
sama. Tujuan rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai hambatan
listrik dan membagi beda potensial dari sumber tegangan. Rangkaian
hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut
hambatan pengganti seri (RS). Tiga buah lampu masing-masing
hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri dihubungkan dengan baterai
yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Tegangan
sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-masing V1, V2, dan V3,
sehingga berlaku:

V = V1 + V2 + V3
Berdasarkan Hukum Ohm, maka beda
potensial listrik pada setiap lampu yang
hambatannya R1, R2, dan R3 dirumuskan:
Hambatan yang disusun seri
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hambatan disusun dari ujung ke ujung (berderet).
2. Terdapat satu lintasan arus listrik.
3. Kuat arus listrik yang mengalir di setiap hambatan
sama besar.
4. Hambatan pengganti seri Rs selalu lebih besar dari
hambatan terbesar yang disusun seri.
5. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai
pembagi tegangan.
5. Perhatikan gambar berikut. Berdasarkan gambar
di atas, tentukan:
a. hambatan pengganti,
b. arus listrik yang mengalir pada R1, R2 , dan
R3, dan
c. beda potensial pada masingmasing
hambatan.
Jawab:
a. Rs = R1 + R2 + c. V1 = I × R1
R3 = 0,1 × 20
= 20 + 10 + 30 =2V
= 60 Ω V2 = I × R2
V 6 = 0,1 × 10
b. I =   0,1A =1V
Rs 60
V3 = I × R3
I = I1 = I2 = I3 = 0,1 A = 0,1 × 30
=3V
c. V1 = I × R1
= 0,1 × 20
=2V
Hambatan Paralel
2. Hambatan Paralel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut
hambatan paralel. Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian
listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan
hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut
hambatan pengganti paralel (RP). Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk
membagi arus listrik.
Besar kuat arus I1, I2, dan I3 yang
mengalir pada masingmasing lampu yang
hambatannya masing-masing R1, R2, dan
R3 sesuai Hukum Ohm dirumuskan:
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai
masing masing bertemu pada satu titik
percabangan. Besar beda potensial (tegangan)
seluruhnya sama, sehingga berlaku:
V = V1 = V2 = V3
Besar kuat arus I dihitung dengan rumus:

Kuat arus sebesar I dibagikan ke tiga


hambatan masingmasing I1, I2, dan I3.
Sesuai Hukum I Kirchoff pada rangkaian
paralel berlaku: Jika kedua ruas dibagi dengan V,
diperoleh rumus hambatan
pengganti paralel:
Hambatan yang disusun paralel memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Hambatan disusun berdampingan (sebelah
menyebelah).
2. Terdapat lebih dari satu lintasan arus listrik.
3. Beda potensial di setiap ujung hambatan sama
besar.
4. Hambatan pengganti paralel RP selalu lebih kecil
daripada hambatan terkecil yang disusun paralel.
5. Rangkaian hambatan paralel berfungsi sebagai
pembagi kuat arus.
6. Berdasarkan gambar disamping
tentukan :
a. hambatan pengganti paralel,
b. arus listrik yang mengalirdalam
rangkaian,
c. arus listrik yang mengalir pada
setiap hambatan R1, R2 , danR3 .
Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = 60 Ω R3 = 40 Ω
R2 = 120 Ω V=6V V 6
b   0.3
Ditanya: a. RP = ... ? Rp 20
b. I = ... ?
c. V 6
c. I1 = ... ?, I2 = ... ?, I3 = ... ? I1    0,1A
R1 60
1 1 1 1 120 V 6
a.    Rp   20 I2    0,05 A
Rp R1 R 2 R 3 R 2 120
6
1 1 1
   V 6
60 120 40 I3    0,15 A
R 3 40
2 1 3 6
 
120 120
Rangkaian hambatan

Anda mungkin juga menyukai