Anda di halaman 1dari 12

BAB I HAKIKAT KURIKULUM

 Pengertian kurikulum
Istilah kurikulum pertama kali digunakan dalam bidang olahraga yang merupakan jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari yang berasal dari zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan
curere.
Pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian :
1. Kurikulum sebagai mata pelajaran
Pengertian kurilulum sebagai mata pelajaran dan isi pelajaran dapat ditemukan dari
definisi yang dikemukakan oleh Robert M.Hutchins (1936) yang menyatakan “ The curriculum
should include grammar, reading, theotoric logic and mathematic and addition at the secondary
level introduce the greet books of the western word”.
2. Kurikulum sebagai pedoman belajar
Seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun diluar sekolah , asal
kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab guru (sekolah).
Alexander Taylor (1956) “ The curriculum in the sum total of the school’s effort to
influence learning wether in the classroom , on the playground or at school.
3. Kurikulum sebagai rencana belajar
Hilda Taba (1962) “ A curriculum is a plan for learning, therefore what is known about
the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a
curriculum”.

 Peran dan Fungsi Kurikulum


Menurut Hamalik ( 1990), kurikulum memiliki tiga peran, yaitu:
1. Peran Konservatif
Melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu yang berperan dalam
merangkai berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat , sehingga
keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
2. Peran Kreatif
Kurikulum mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kegiatan
social masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 1


3. Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Mcneil (1990),isi kurikulum memiliki empat fungsi , yaitu:
1.Fungsi pendidikan Umum (Common and general education)
Fungsi pendidikan umum yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik
untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.
2. Fungsi Suplementasi (Suplementation)
Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada
setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
3 . Eksplorasi (Exploration)
Kurikulum harus menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing
siswa. Siswa belajar sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga memungkinkan mereka akan
belajar tanpa adanya paksaan.
4. Fungsi keahlian (Spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum, Alexander Inglis ( dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam
fungus kurikulum untuk siswa:
1. Fungsi Penyesuain (The adjustive or adaptive function)
Kurikulum harus mengantar siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan
social masyarakat.
2. Fungsi Integrasi (The integrating function)
Kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi siswa secara utuh.
3. Fungsi Diferensiasi (The differentiating function)
Kurikulum harus dapat melayani setiap siswa denagn segala keunikannya.
4. Fungsi Persiapan ( The preparation function)
Kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak, baik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi , maupun untuk kehidupan di masyarakat.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 2


5. Fungsi Pemilihan (The selective function)
Kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar
sesuai dengan bakat dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik (The diagnostic function)
Fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa.

 Kurikulun dan Pengajaran


Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan , serta isi
yang harus dipelajari.
Pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antar guru dan
siswa.
Peter F. Oliva (1992), menggambarkan kemungkinan hubungan kurikulum dan pengajaran
dalam beberapa model:
1. Model Dualistic
2. Model Berrkaitan
3. Model Konsentris
4. Model Siklus

 Kurikulum ideal, kurikulum actual dan Tersembunyi


Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai
acuan atau pedoman guru dalam proses belajar mengajar.
Kurikulum actual yaitu kurikulum yang secara nyata / riil dapat dulaksanakan oleh guru sesuai
dengan keadan atau kondisi yang ada.
Kurilulum tersembunyi memiliki makna yaitu:
1. Kurikulum tersembunyi dapat dipandang sebagai tujuan yang tidak tertulis , akan tetapi
pencapaiannya perlu dipertimbangkan oleh setriap guru agar kualitas pembelajaran lebih
bermakna
2. Kurikulum tersembunyi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa
direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai
pencapaian tujuan pembelajaran.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 3


 Peran guru dalam pengembangan kurikulum
Murray printr (1993), mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai:
1. Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada
2. Adapters
Peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi
juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan
daerah.
3. Developers
Peran sebagai pengembang kurikulum , guru memiliki kewenangan dalam mendesain
sebuah kurikulum
4. Researchers
Dalam pelaksanaan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji
berbagai komponen kurikulum.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 4


BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 HAKIKAT PENGEMBANAGN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Atas dasar itu, maka
pengembangan kurikulum adalah proses kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilakan
sebuah kurikulum sebuah pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di
sekolah.
Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enam aspek, yaitu:
1. Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan.
2. Pandangan tentang aspek anak
3. Pandangan tentang proses pembelajaran
4. Pandanagan tentang lingkungan
5. Konsepsi tentang pandanagn guru
6. Evaluasi belajar
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum,
1. Rentangan kegiatan (Range of Activity
Pengembangan isi kurikulum biasanya diawali dengan rancangan kebijakan
kurikulum, rancangan bidang studi, program pengajaran, unit pengajaran, dan
rencana pe mbelajaran.
2. Tujuan Kelembagaan (Institusional urpose)
Pengembangan kurikulum selamanya harus sejalan dengan visi dan misi sekolah
yang bersangkutan, karena kurikulum pada hakikatnya disusun untuk mencapai
tujuan sekolah.
 Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
1. Prinsip Relevansi
Membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat.
2. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya kurikulum itu harus bisa
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 5


3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan
kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan.
4. Efektifitas
Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan
dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Efisiensi
Prinsip efesiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, adan
biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh

 Landasan Pengembangan Kurikulum


Ada tiga landasan pengembanagan kurikulum, yaitu:
1. Landasa filisofis dalam pengembangan kurikulum
Ada empat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum;
a) Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan
b) Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai
c) Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan.
2. Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum
a. Psikologi perkembangan anak
Tahap-tahap perkembangan kognitit menurut Piaget terdiri dari 4 fase, yaitu
a. Sensorimotor yang berkembang dari mulai lahir sampai 2 tahun
b. Praoperasional, mulai dari 2 sampai 7 tahun
c. Operasional konkret, berkembang dari 7 sampai 11 tahun, dan
d. Operasional formal, yang dimulai dari 11 sampai dengan 14 tahun keatas.
b. Psikologi Belajar
3. Landasan Sosiologis-Teknologis dalam pengembangan Kurikulum
a. Kekuatansosial yang dapat mempengaruhi kurikulum
b. Kemajuan IPTEK sebagai bahan pertimbangan penyusunan kurikulum

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 6


BAB IIINDESAIN KURIKULUM

Yang dimaksud denagn desain adalah rancangan , pola, atau model. Mendesain
kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan misi
dan visi sekolah.

Eisner dan Vallance (1974), membagi desain menjadi lima jenis

1. Model pengembangan proses kognitif


2. Kurikulum sebagai teknologi
3. Kurikulum aktualisasi diri
4. Kurikulum rekonstruksi social
5. Kurikulum rasionalisasi akademis.

McNeil membagi (1977), membagi desain kurikulum menjadi empat model, yaitu:
1. Model kurikulum humanistis
2. Kurikulum rekonstruksi sosial
3. Kurikulum teknologi
4. Kurikulum subjek akademik

 Desain Kurikulum Disiplin ilmu


Terdapat tiga bentukorganisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
1. Subject centered curriculum
Bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah
2. Correlated Curriculum
Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, akan tetapi mata pelajaran- mata
pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga
menjadi suatu bidang studi (Broadfield).
3. Integrated Curriculum
Pada organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated, tidak lagi
menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 7


 Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat
Ada tiga perspektif desain kurikulum yang brerorientasi pada kehidupan masyarakat, yaitu:
1. Perspektif Status Quo (The status qou perspective)
Rancangan kurikulum ini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya
masyarakat. Dalam perspektif ini kurikulum merupakan perencanaan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan pada anak didik sebagai persiapan menjadi
orang dewasa yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.
2. Perspektif Pembaharuan ( The reformis perspective)
Dalam perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan
kualitas masyarakat itu sendiri.
3. Perspektif Masa Depan ( The futurist Perspective)
Model kurikulum ini lebih mengutamakan kepentingan social daripada
kepentingan individu. Setiap individu harus mampu mengenali berbagai permasalahan
yang ada di masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan yang sangat cepat.

 Desain kurikulum Berorientasi pada Siswa


Yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak
didik. Dalam mendesain kurikulum berorientasi pada siswa, Alice Crow (Crow and Crow, 1955),
menyarankan hal-hal sebagai berikut;
1. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak
2. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap
3. Anak ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha belajar sendiri
4. Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
perkembangan mereka
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat minimal dari dua
perspektif, yaitu:
1. Perspektif kehidupan anak di masyarakat
Kurikulum berorientasi pada ank dalam perspektif kehidupan
dimasyarakat,mengharapkan materi kurikulum yang dipelajari disekolah serta

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 8


pengalaman belajar disesuaikan dengan kebutuhan anak sebagai persiapan agr
mereka dapat hidup di masyarakat.
2. Perspektif Psikologis
Dalam kurikulum yang berorientasi kepada siswa, sering diartikan juga sebagi
kurikulum yang bersifat humanistic, yang muncul sebagai reaksi terhadap proses
pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual.

 Desain Kurikulum Teknologis


Model ini difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan bahan-bahan yang dianggap
dapat mencapai tujuan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi
penerapan hasil-hasil teknologi dan penerapan teknologi sebagai suatu system.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS Page 9


BAB IV PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
`
 Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum berarti menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari
dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program
pengajaran , sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan (Macro curriculum).
Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curriculum construction atau curriculum
improvement, ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum
1. Pendekatan Top Down
Dikatakan pendekatan Top Down, disebabkan pengembangn kurikulum muncul
atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang
kebijakan (pejabat). Selanjutnya, dengan menggunakan semacam garis komando,
pengembangan kurikulum menetes kebawah.
2. Pendekatan Groos roots
Model Grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari
guru-guru sebagai implementor, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih kuas,
makanya pendekatan ini dinamakan juga pengembangan kurikulum dari bawah keatas.

 Model-model Pengembangan Kurikulum


Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai
petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan , atau sebagai petunjuk
perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
Dalam pengembangan kurikulum adabeberapa model yang digunakan
1. Model Tyler
Model ini lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum sesuai dengan
tujuan dan misi suatu institusi pendidikan.
Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundamental untuk menegembangkan
kurikulum. Pertama, berhubungan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai;

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASSPage 10


kedua, berhubungan dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan; ketiga,
pengorganisasian pengalaman belajar, dan keempat, berhubungan dengan evaluasi.
2. Model Taba
Ada lima langkah pengembangan kurikulum model terbalik dari Taba:
Menghasilkan unit-unit percobaan melalui langkah-langkah:
a. Mendiagnosis kebutuhan
b. Memformulasikan tujuan
c. Memilih isi
d. Mengorganisasi isi
e. Memilih pengalaman belajar
f. Mengorganisasi pengalaman belajar
g. Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum
3. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simple,
komprehensif dan sistematik.
4. Model Beauchamp
Beauchamp mengemukakan ada lima langkah dalam proses
pengembangan kurikulum
a. Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan
suatu kurikulum
b. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses
pengembangan kurikulum.
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh
d. Implementasi kurikulum
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum
5. Model Wheeler

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASSPage 11


Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang
membentuk lingkaran. Wheeler berpendapat pengembangan kurikulum terdiri
atas 5 tahap, yakni:
1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus
2. Menentukan pengalaman belajar
3. Menentukan isi atau materi pembelajaran
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi
belajar
5. Melakukan Evaluasi
6. Model Nicholls
Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut Nichools, yaitu:
1. Analisis situasi
2. Menentukan tujuan khusus
3. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
4. Menentukan dan mengorganiosasi metode
5. Evaluasi.
7. Model Dynamic Skillbeck
Skillbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru yang
ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Menurut Skillbeck langkah-langkah pengembangan kurikulum adalah:
1. Menganalisis situasi
2. Memformulasikan tujuan
3. Menyusun Prpgram
4. Interpretasi dan implementasi
5. Monitoring, feedback, penilaian, dan rekonstruksi.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASSPage 12

Anda mungkin juga menyukai