Anda di halaman 1dari 27

BAB I

BASIS DATA SPASIAL

1.1 Basis Data Spasial

Basis data spatial adalah suatu basis data yang memiliki fitur untuk
menyimpan fitur-fitur pada objek-objek ruang semesta, termasuk: titik, garis,
danpolygon.
Basis data spatial melingkupi tiga bidang ilmu, yaitu: basis data, grafika dan
citra, dan kecerdasan buatan. Pada grafika dan citra, output yang dihasilkan
adalah gambar, sedangkan pada basis data, output yang dihasilkan dari basis
data spatial ini adalah suatu tipe data baru yaitu geometri.

Fitur-fitur pada basis data spatial:


- Spatial measurement: jarak
- Spatial functions
- Spatial predicates: dua tipe data, tematik dan geometri (menentukan deskripsi
objek)
- Constructor functions: membangun fitur
- Observer functions: menentukan fitur-fitur tambahan

1.2 Dua tipe basis data spasial

 Data geografis (2D): petajalan, peta penggunaan tanah, peta kepemilikan


tanah, peta politis yang menunjukkan perbatasan, citramedis, cuaca dll.
 Data Computer-aided Design(CAD) (2D/3D): informasi spasial mengenai
konstruksi dari sebuah objek, seperti bangunan, mobil, pesawat terbang.

Hal. 1
1.3 DATA GEOGRAFIS
Terdapat dua tipe data geografis

 Data raster, terdiri atas data petapiksel( 2/3D). Cth, citra satelit mengenai
awan(2D), citra mengenai suhu pada wilayah dengan ketinggian berbeda.
 Data vektor, data initer-bentuk berdasarkan objek geometris dasar seperti
garis, titik, segitiga atau bentuk polygon lainnya dalam 2D. Atau bentuk
silinder, bola, kubus & bentuk lainnya dalam 3D.

Representasi Data Geometris


Sebuah segmen garis dapat direpresentasikan dengan koordinat dari titik-titik
akhirnya.

Objeck Representasi

{ (x1,y1).(x2,y2) }

{ (x1,y1),(x2,y2),(x3,y3) }

Hal. 2
(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3),(x4,y4),(x5,y5) }

{{(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3) ,ID1 }

{(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3) ,ID2 }

{(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3) ,ID3 }

Basis data spasial merupakan kumpulan dari tipe data spasial, operator, indice,
strategi pemrosesan dll. Dapat bekerja pada bahasa pemrograman Java, Visual
Basic dll.Basis data spasial yang khusus menyimpan data geografister dapat
pada Geographic Information System (GIS).

Objekspasial
 Mempunyaibentukgeometris, ukuran& lokasi(koordinat)
 Berubahmenurutwaktu, cthpenggunaantanah, wilayahpendudu

1.4 SistemManajemenBasis Data Spasial (SMBDS)


SMBDS merupakan suatu perangkat lunak:
 Dapat bekerja seperti DBMS yang gada
 Mendukung model data spasial, tipe data abstraks pasial (ADT/Abstract
Data Type) & bahasa queri yang dapat memanggil ADT
 Mendukungindeksingspasial, algoritma pemrosesan operasis pasialyg
efisien, & aturan domain yang khusus untuk optimasi queri.
 Digunakan pada GIS ataupun aplikasilainnya.

Contoh: Oracle Spatial data cartridge, ESRI SDE

Hal. 3
 Dapat bekerja degan Oracle 8i DBMS
 Mempunyai tipe data spasial (mis. poligon), operasi(cth. overlap) yang
dapat dikerjakan dengan SQL3
 Mempunyai indeksing spasial, mis. R-tre

1.5 Arsitektur SMBDS

1.6 Tipe Queri Spasial

Hal. 4
Nearessqueries
Meminta objek yang berada dekat lokasi tertentu. Cth, queri untuk
mencari semua restoran yang berada dalam jarak dari suatu titik .

Region queries
Meminta objek yang berada sebagian atau keseluruhan pada area
ttt. Contoh, queri untuk mencari semua took eceran didalam suatu
kota.

Queries that request intersections and unions of regions


Meminta objek yang berada pada area yang beririsan atau gabungan
dari beberapa area. Contoh, dari informasi tahunan mengenai curah
hujan dan kepadatan penduduk, diajukan queri untuk mendapatkan
semua area dengan curah hujan rendah dan kepadatan penduduk
tinggi.Perhitungan queri ini dengan melakukan join dari relasis pasial.

1.7 Bahasa Queri Spasial

 Tipe data spasial, mispoin, linestring, poligon


 Operasi spasial, contoh. overlap, distance, nearest neighbor.
 Dapat dipanggil dari bahasa queri,
contoh. SQL3
SELECT Sname
FROM Senator
WHERE S.district.Area()> 30
Standar
 Bahasa queri standar: SQL3
 OGIS (Open GeodataInterchange Standar) : standar untuk tipe data
 spasial dan operator

Contoh Queri Spasial

Hal. 5
 Contoh Join Spasial
SELECT S.nameFROM Senator S, Business B
WHERE S.district.Area() > 300
AND Within(B.location, S.district)

 ContohJoin Non-Spasial
SELECT S.nameFROM Senator S, Business B
WHERE S.soc-sec = B.soc
AND S.gender= ‘Female’

1.8 PengindeksanData Spasial

•Untuk mengindeks data spasial (poligon,persegipjg) digunakan R-tree


(perluasanB-tree)

•R-tree merupakan hirarki dari kumpulan persegipjg.CdefgBAhfghijeijd

BAB II

Hal. 6
BASIS DATA MULTIMEDI

2.1 Data Multimedia

Data Multimedia Terdiri atas :


 Citra
 Audia
 Video

Setiap data multimedia mempunyai atribut yang menggambarkan


 Kapan Data di Buat
 Siapa yang membuat
 Katagori Data atau Objek
 Basis Data Multimedia Harus

 Mendukung Penyimpanan objek yang besar ( Gygabyte ) terutama


untuk video alterative lain disiman di file sedangkan data hanya
menyimpan pinter ( Nama File ).
 Proses Retrivial data ( Audia dan Video ) harus pada waktu yang
tepat ( Data tersedia ).
 Mendukung retrieval berbasis similaritas yang digunakan pada basis
data multimedia, misalnya suatu citra yang disimpam pada basis data
harus dapat diretrieve berdasarkan query citra.Tetapi membutuhkan
struktur indeks yang khusu

2.2 Format Data Mmultimedia


 Data Citra disimpan dalam format JPEG ( Joint Picture Experts Group )
 Data Audio dan Video disimpan dalam format MPEG ( Moving Picture
Experts Group )
 MPEG-1 menyimpan 1 menit video atau audio dalam 12.5
Megabytes
 MPEG-2 menyimpan 1 menit video atau audio dalam 17 Megabytes

2.3 Data Media Kontinu

Hal. 7
Kebutuhan system pada media kontinu adalah :
 Kecepatan pengiriman data harus sesuai tidak ada gap pada hasil video
mapu audio
 Tempo pengiriman data tidak menyebabkan overflow pada buffer system
 Sinkronisasi antara aliran data yang berbeda.Misalkan antara gerakan
yang terlihat dengan suara pada video

2.4 Sistem Manajemen Basis Data Multimedia

Database Management System Multimedia ( Sistem Manajemen


Basisdata Multimedia / SMBD-M ) Merupakan suatu framework yang mengatur
berbagai tipe data berbeda-beda dari sumber media berbeda , dimana
direpresentasikan dalam berbagai format.
Dalam sistem manajemen basisdata multimedia harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :
 Persistence
Objek data dapat disimpan dan digunakan oleh transaksi dan program
berbeda.
 Privacy
Pengontrolan pengaksesan dan otorisasi
 Intergrity Control
Menjamin konsistensi basis data pada saat transaksi
 Recovery
Kegagalan transaksi tidak mempengaruhi persistensi penyimpanan data
 Query Support
Query terhadap data multimedia dapat dilakukan dengan mudah
 Intergration
Item data tidak perlu diduplikasi untuk program berbeda.
 Data Independence
Basis data dan manajemen basis data terpisah dari program aplikasi
 Concurrency Control
Transaksi dapat dilakukan secara konkruen

2.5 Nilai Tambahan SMBD – Multimedia

Hal. 8
Nilai tambahan yang harus dipunyai oleh sistem manajemen basis data
multimedia yaitu:
 Kemampuan untuk menyeragamkan data query ( data media, data
tekstual ) yang direpresentasikan dalam format berbeda-beda.
 Kemampuan untuk query secara serentak dari sumber media query yang
berbeda serta melakukan operasi data mendukung query.
 Kemampuan untuk menjawab query dan mempresentasikan jawaban
untuk query denga media audio visual.
 Kemampuan mempresentasikan query yang memuaskan kebutuhan-
kebutuhan dari layanan kualitas mendukung presentasi dan pengiriman
 Kemampuan untuk meretrive objek media dari penyimpanan media lokal
secara kontinu.

2.6 ARSITEKTUR BASIS DATA MULTIMEDIA


a. Arsitektur Berbasis pada Principle Of Autonomy
Setiap media dikelola denga cara khusus sesuai dengan tipe media dan
dapat join antara struktur data yang berbeda.Pemrosesan query yang
secara relatif cepat dikarenakan struktur yang khusus dan satu-satunya
untuk bank data yang legal

Gambar Arsitektur Principle Of Autonomy

Hal. 9
b. Arsitektur Berbasis pada Principle Of Uniformity
 Strukturabstraktunggaluntukmengindekssemuatipemedia
 Abstrakdiluardaribagianyang umum dari tipe media berbeda-
metadata
 Strukturhanyasatu–implementasimudah
 Anotasiuntuktipemedia berbeda

Gambar arstektur Principle Of Uniformity

Hal. 10
c. Arsitektur Berbasis pada Arsitektur Principle Of Hybrid
Organitation
 Hibrid dari dua yang pertama. Tipe media tertentu menggunakan
indeks mereka sendiri, sedangkan yang lain menggunakan indeks
‘diseragamkan’.
 Mendapatkan keuntungan dari dua yang pertama
 Join melalui sumber data yang multiple menggunakan indeks mereka
sendiri

Gambar Arsitektur Principle Of Hybrid Organitation

BAB III

Hal. 11
BASIS DATA TERDISTRIBUSI

Database yang disimpan pada beberapa komputer didistribusi dalam


sebuah sistem terdistribusi melalui media komunikasi seperti high speed buses
atau telepone line.Pada sistem basis data terdistribusi data di simpan tersebar di
beberapa tempat.Setiap tempat penyimpanan dikelola oleh suatu DBMS yang
mandiri.
Agar tampilan view basis data terdistribusi transparan,, maka harus memenuhi
duahal, yaitu
– independensi data terdistribusi dan
– atomisitas transaksi terditribusi.
Dengan independensi data terdistribusi,pengguna dapat melakukan query secara
sederhana tanpa menyebutkan tempat data atau replika data atau fragmen data
itu disimpan.Ini memenuhi prinsip independensi data fisik/dan data logik atau
data logik tidak tergantung data fisik..Lebih jauh lagi proses query juga harus
sudah memperhitungkan biaya antara penyimpanan data fisik melalui
komunikasi data atau disimpan sebagai data lokal (replika).

3.1 JENIS BASIS DATA TERDISTRIBUSI

 Jika DBMS yang menangani data untuk semua server sejenis, maka sistem
basis data tersebut disebut sebagai sistem basis data terdistribusi homogen,
tetapi
 sebaliknya jika DBMS yang menangani data terdistribusi beragam, maka
disebut sistem basis data terdistribusi heterogen atau disebut juga sebagai
sistem multi basis data.
 Kunci keberhasilan membangun sistem yang heterogen adalah pada
standarisasi protocol gateway.
 Protokol gateway adalah API (application programming interface) yang
memungkinkan DBMS berfungsi untuk aplikasi eksternal, sebagai contoh
seperti : ODBC dan JDBC.
 Akses basis data terdistribusi melalui protocol gateway menjadi mungkin,
karena perbedaan format data dan perbedaan antar server dijembatani.

3.2 Arsitektur DBMS Terdistibusi

Hal. 12
 Terdapat tiga alternatif pendekatan untuk membedakan fungsi DBMS, yaitu
client-server, kolaborasi server dan middleware.
 Sistem client-server memiliki satu atau banyak proses pada client dan satu
atau banyak proses pada client. Client berurusan dengan antaramuka dengan
user dan server mengelola data dan eksekusi transaksi.
 Arsitektur ini populer, karena relatif sederhana untuk diiplemetasikan
karena ada pemisahan fungsi yang jelas dan server yang tersentralisasi.
Biaya yang tinggi hanya untuk satu server, selain pengguna akan lebih
nyaman menggunakan antarmuka grafis pada client.
 Untuk memperlancar layanan server dan mengurangi overhead komunikasi,
maka diperlukan caching pada server.
 Pada sistem client server tidak memungkinkan satu query pada client
dijalankan oleh multiple server, karena tidak ada mekanisme kolaborasi
antar server.
 Pada sistem kolaborasi server, querydidekomposisi menjadi sub-query dan
disebar ke server yang berbeda sesuai fungsinya.
 Secara idealnya dekomposisi sub-query harus memperhatikan biaya
komunikasi jaringan dan biaya pengolahan lokal.

3.3 Sistem Middleware

 Sistem middleware dirancang untuk memungkinkan satu query dijalankan


pada multipel server dengan server-server basis data tidak mengelola
eksekusi pada multi tempat.
 Untuk koordinasi sub-query dan eksekusi join dilakukan oleh perangkat
lunak tersendiri yang disebut middleware

3.4 Penyimpanan Data pada DBMS Terdistribusi

 Pada DBMS terdistribusi relasi disimpan pada beberapa tempat yang


berbeda.
 Akses ke relasi secara remote menimbulkan biaya kirim pesan, oleh karena
itu untuk mengurangi biaya satu relasi dipartisi atau dibuat fragmen atau
replika yang tersebar pada beberapa tempat sedemikian sehingga
penyimpanan dilakukan berdasarkan frekuensi penggunaan lokal, agar biaya
overhead komunikasi berkurang.

3.5 Fragmentasi

Hal. 13
 Framentasi dari data dalam bentuk fragmen data yang disimpan pada tempat
yang berbeda ada dua kemungkinan, yaitu fragmentasi horizontal dan
vertikal.
 Fragmen vertikal terdiri dari fragmen atribut untuk semua rekord,
sedangkan fragmen horizontal terdiri dari fragmen rekord untuk semua
atribut.
 Fragmen horizontal tergantung pada frekuensi akses data berdasar salah
satu atribut dengan nilai tertentu, sedangkan fragmen vertikal dibuat
berdasarkan jenis atribut tertentu.

3.6 Replikasi

 Replika adalah hasil replikasi satu relasi data atau fragmen relasi yang dapat
disimpan pada lebih dari satu tempat, jumlah replika fragmen relasi tidak
harus ama untuk satu relasi.
 Contoh jika relasi R dijadikan tiga fragmen R1, R2, R3, mungkin R1 tidak
dibuat replikanya, tetapi R2 dibuat replica di satu tempat lain dan R3 dibuat
replika di semua tempat.

 Tujuan replikasi ada dua motivasi, yaitu meningkatkan availabilitas data


dan mempercepat evaluasi query jika adareplika fragmen atau satu relasi
pada tempat lokal.

3.7 Update data terdistribusi

Hal. 14
Ada dua jenis replikasi, yaitu replika sinkron dan asinkron jika dikaitkan
dengan proses pemutakhiran (update) antara replika dan data aslinya.
Replikasi sinkron
 Ada dua teknik dasar untuk menjamin transaksi menghasilkan satu hasil dan
tidak bergantung pada akses terhadap data atau replika data yang digunakan
dalam perhitungan transaksi. (voting & read-any write-all)

 Teknik pertama disebut voting.

 Transaksi harus menulis mayoritas data dan replikanya dan membaca


minimal satu replika yang dianggap paling mutakhir.
 Contoh jika ada 10 replika data dan 7 replika ditulis oleh transaksi update,
maka 4 data lainnya juga harus ditulis.
 Setiap replika mempunyai nomor versi.
 Replika dengan nomor versi tertinggi dianggap paling mutakhir.
 Teknik ini kurang menarik, karena akan terjadi banyak proses baca, padahal
proses baca sangat diperlukan pada transaksi berikutnya.

 Teknik kedua disebut read-any write-all

 artinya untuk proses baca cukup melibatkan satu replika, tetapi ketika
proses tulis harus melibatkan semua replika.
 Proses baca dapat dilakukan dengan cepat apalagi baca data lokal, tetapi
proses tulis lebih lama.
 Teknik ini lebih populer, karena proses baca lebih sering dibutuhkan
dibandingkan proses tulis.

3.8 Replikasi asinkron

Hal. 15
Replikasi sinkron memerlukan biaya lebih tinggi dibanding asinkron,
karena selama transaksi update belum commit, maka semua replica harus di
kunci secara eksklusif. Untuk teknik read-any write-all, maka jika ada
kelambatan atau kegagalan komunikasi, maka transaksi tidak bisa commit
karena harus menunggu sampai semua replikasi di tulis, sehingga replikasi
sinkron kurang realistis. Sebaliknya replikasi asinkron lebih realistis, walaupun
melanggar prinsip independensi data terdistribusi selama interval waktu tertentu
sampai dilakukan transaksi update secara berkala. Jadi pengguna harus berhati-
hati dan harus dapat mengenali replika yang paling mutakhir. Tentu saja
replikasi asinkron tidak cocok untuk aplikasi yang real time (waktu nyata).

3.9 Replikasi asinkron situs primer

Pada replikasi asinkron terdapat dua pilihan, yaitu replikasi asinkron situs
primer dan replikasi asinkron peer-to-peer. Replikasi asinkron situs primer
memiliki satu replika yang dianggap sebagai master atau data primer. Replika
lainnya disebut replika sekunder. Tidak seperti replika primer, replika sekunder
tidak dapat di-update langsung. Mekanisme pemilihan replika primer dan
sekunder melalui mekanisme pendaftaran oleh pengguna dan penentuan relasi
di situs tertentu yang dijadikan replica

3.10 Replikasi asinkron peer-to-peer

Pada replikasi asinkron peer-to-peer, beberapa replika bisa di-update


(mungkin tidak semua) dan dijadikan replika master. Dalam hal terjadi konflik,
karena masalah keterlambatan propagasi, maka harus diterapkan salah satu
strategi penanganan konflik. Secara umum konflik biasanya dapat diselesaikan,
bahkan lebih sering tidak terjadi konflik, sehingga jenis replikasi ini banyak
digunakan Salah satu strategi pencegah konflik adalah waktu proses transaksi
update tidak bersamaan dan pada satu saat hanya dilakukan terhadap salah satu
replika (yang lain tidak dapat di-update), kemudian perubahan terhadap replika
master itu dipropagasi ke replika yang lain. Jika ada kegagalan update terhadap
salah satu replika, maka diambil alih oleh salah satu replika yang lain yang
biasa dijadikan sebagai backup.

3.11 Transaksi terdistribusi

Hal. 16
Pada sistem terdistribusi transaksi dapat dilakukan pada suatu tempat
tetapi dapat akses data di tempat lain. Setiap transaksi dipecah menjadi beberapa
subtransaksi yang dijalankan secara tersebar melalui manajer transaksi pada
setiap tempat sub-transaksi dijalankan untuk dikoordinasikan. Untuk kasus
kontrol proses yang terjadi bersamaan (konkuren), maka ada mekanisme
penguncian objek yang digunakan yang ada di tempat lain, juga bagaimana cara
mendeteksi jika terjadi deadlock.

3.12 Kontrol konkurensi terdistribusi

Pengelolaan penguncian objek yang terdistribusi dapat dilakukan dengan


beberapa cara, yaitu secara terpusat (sentralisasi), replika primer dan
terdistribusi penuh Pada cara terpusat, penanganan penguncian dilakukan dari
satu tempat. Pada cara replika primer, penanganan penguncian dilakukan pada
tempat replika primer berada. Dan pada cara terdistribusi penuh, maka
penanganan penguncia dilakukan pada tempat replika yang akan dikunci. Cara
ketiga ini lebih banyak digunakan.

3.13 Deadlock terdistribusi

Selain skema pencegahan deadlock, terdapat skema deteksi deadlock


yang lebih banyak digunakan pada cara selain terpusat. Untuk dapat mendeteksi
terjadinya deadlock, maka pada tempat lokal terdapat informasi graf wait-for.
Ada tiga jenis algoritma deteksi deadlock, yaitu algoritma terpusat, algoritma
hirarki dan algoritma sederhana

3.14 KEUNTUNGAN DATA BASE TERDISTRIBUSI

Hal. 17
 Pengawasan distribusi dan pengambilan data Jika beberpa site yang berbeda
dihubungkan, seorang pemakai yang berada pada satu site dapat mengakses
data pada site lain. Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank
memungkinkan seorang pemakai pada salah satu cabang dapat mengakses
data cabang lain.
 Reliability dan availability Sistem distribusi dapat terus menerus berfungsi
dalam menghadapi kegagalan dari site sendiri atau mata rantai komunikasi
antar site.
 Kecepatan pemrosesan query Contoh : jika site-site gagal dalam sebuah
sistem terdistribusi, site lainnya dapat melanjutkan operasi jika data telah
direplikasi pada beberapa site.
 Efisiensi dan fleksibel
Data dalam sistem distribusi dapat disimpan dekat dengan titik diman data
tersebut dipergunakan. Data dapat secara dinamik bergerak atau disain, atau
salinannya dapat dihapus.

3.15 KERUGIAN DATABASE TERDISTRIBUSI

 Harga software mahal


Hal ini disebabkan sangat sulit untuk membuat sistem database distribusi.
 Kemungkinan kesalahan lebih besar
Site-site beroperasi secara paralel sehingga lebih sulit untuk menjamin
kebenaran dan algoritma. Adanya kesalahan mungkin tak dapat diketahui.
 Biaya pemrosesan tinggi
Perubahan pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk mencapai
koordinasi antar site.

BAB IV
BASIS DATA BERORIENTASI OBJEK

Hal. 18
Basisdata berorientasi objek adalah basisdata di mana data dapat
ditentukan, disimpan dan diakses menggunakan pendekatan pemrograman
berorientasi objek. Basis Data berorientasi objek juga sebuah database
multimedia yang bisa menyimpan lebih banyak tipe data dibanding database
relasional.
Model ini menggunakan objek sebagai perangkat lunak yang ditulis dalam
potongan kecil yang dapat digunakan kembali sebagai elemen dalam file
database. Database berorientasi objek adalah sebuah database multimedia yang
bisa menyimpan lebih banyak tipe data dibanding database relasional.
Salah satu model database berorientasi objek adalah database hypertext atau
database web, yang memuat teks dan dihubungkan ke dokumen lain. Model
lainnya adalah database hypermedia, yang memuat link dan juga grafis, suara,
dan video. Contoh: database DB2, Cloudscape, Oracle9i dan sebagainya

Ada dua struktur dasar dalam basisdata berorientasi objek, yaitu objek dan
literal.

 Objek adalah struktur yang memiliki pengenal, di mana melalui pengenal


inilah sebuah objek dapat dihubungkan dengan objek lain.
 Literal adalah nilai yang berhubungan dengan objek dan tidak memiliki
pengenal.

4.1 Definisi Objek

 Sebuah object merepresentasikan sebuah entitas.


 Object mempunyai structure atau state (variabels) dan methods
(behavior/operations)

 Karakteristiksebuahobject, mempunyai:
 identifier : unique id
 name : unique name dalamDB (optional)
 lifetime : menetapkan apakah object persistent atau transient
 structure: pembangunan object menggunakan type constructors
4.2 Struktur Objek

Hal. 19
 State (current value) dariobject bias dibangun dari object lain (other
values) dengan menggunakan type constructors tertentu.
 Constructors
Basic types : atom, tupledanset Collection type : list, bag dan array

4.3 Konsep Object Oriented

 Abstract Data Types


Class definition, provides extension to complex attribute types
 Encapsulation
Hanya Memandang objeck dari field-field data yang berhubungan, tanpa
perlu mempedulikan detil implementasinya.Keuntungannya adalah
modularitas dan isolasi program dari program lain
 Inheritance
Sharing of data within hierarchy scope, supports code reusability
 Polymorphism
Operator overloading

4.4 OODBMS

OODBMS merupakan database management system (DBMS) yang mendukung


pemodelan dan pembuatan data sebagai objek. OODBMS mendukung dua
kriteria: DBMS danobject-oriented

 Keuntungan OODBMS
- Gabungan objek dan relationship
- Class Hirarki
- Menggagalkan kebutuhan Query
- Tidak ada Primary Key
- 1 Data Model

 Kerugian OODBMS
- Perubahan Schema
- Ketergantungan Bahasa
- Kekurangan query dan Ad Ho

Hal. 20
4.5 Keuntungan basisdata berorientasi objek adalah :
 Programer hanya perlu mengerti konsep berorientasi objek,
 Objek dapat mewariskan properti ke objek lain,
 Banyak proses dalam program aplikasi terjadi secara otomatis,
 Secara teori, pengguna lebih mudah menangani objek.

4.6 Kelemahan basisdata berorientasi objek, diantaranya :


 Pengguna harus memahami konsep basisdata
 berorientasi objek,
 Model belum standar,
 Stabilitas model basisdata berorientasi objek belum terjamin karena
model masih baru.

4.7 TRANSACTION
 Concurrent Transactions
Transaksi yang berdasarkan pada db4o database penting karena
memberikan atomicity dan konsistensi dalam konteks. Dalam standalone
mode, hanya satu klien dapat mengakses database file pada suatu waktu.
Di klien / server mode, di sisi lain, mungkin ada lebih dari satu transaksi
yang bersamaan pada satu database. Transaksi yang dapat dilakukan oleh
klien terpisah benang di lingkungan server, atau jaringan terpisah oleh
klien dalam jaringan lingkungan server. Isolasi di antara yg bersamaan
transaksi menjadi isu penting dalam situasi ini.

 Isolation Level
Yang bersamaan dengan transaksi, ada kemungkinan bahwa satu
transaksi bisa mencoba untuk membaca atau memodifikasi obyek dalam
basis data selama masa transaksi lain yang juga bertindak pada objek.
Sebuah strategi yang diperlukan agar database tahu apa yang harus
dilakukan dalam situasi ini. Strategi ini dikenal sebagai tingkat isolasi.
Isolasi merupakan salah satu ACID properti. Database yang menerapkan
isolasi tingkat penguncian oleh badan untuk membatasi akses kepada
mereka. Dalam hal sederhana, jika obyek terkunci oleh satu transaksi,
maka transaksi tidak dapat sampai pada transaksi pertama selesai. Jadi,
jika satu klien adalah proses pembayaran dari Rebecca ke Gary, maka
klien yang lain pada saat yang sama ingin proses pembayaran dari Gary
ke orang lain tidak dapat berbuat apa-apa sampai pertama para klien

Hal. 21
melakukan transaksi. Dalam prakteknya, ini jenis penguncian, yang
dikenal sebagai pesimistis penguncian, dapat ide yang buruk. Ini
memastikan bahwa database tetap konsisten dan data yang dibaca setiap
klien adalah akurat dan up-to-date. Namun, kinerja dapat menderita,
terutama jika transaksi bertindak pada banyak benda, atau mengambil
waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Hal ini dapat mengakibatkan
parah pada keterbatasan jumlah dilaksanakan serentak.
Dalam lingkungan multiuser, maka sering lebih baik untuk menjadi
sedikit lebihoptimis dengan penguncian. Optimis penguncian
mengasumsikan bahwa, misalnya, adalah tidak mungkin dua transaksi
yang melibatkan Gary akan terjadi pada saat yang sama, sehingga setiap
transaksi tidak mendapatkan kunci untuk objek khusus. Tentu saja, sangat
mungkin untuk mendapatkan collisions, di mana dua transaksi mencoba
mengakses objek yang sama. Anda harus memahami apa yang berlaku
untuk setiap transaksi akan ada di sisi lain, dan memiliki strategi untuk
menangani masalah yang mungkin timbul.

Tingkat isolasi yang menggambarkan efek dari database dari penguncian


perilaku. Yang umum digunakan tingkat isolasi adalah:

 Read Uncommitted
Ini berarti ada tidak efektif penguncian, kecuali saat transaksi sebenarnya
sedang dilakukan. Mungkin untuk satu transaksi membaca data yang
telah dimodifikasi oleh yg bersamaan transaksi lain yang belum
melakukan update-nya. Data ini dapat menjadi tidak akurat, karena
mungkin termasuk pembaruan yang tidak akan pernah benar-benar
berkomitmen untuk database jika melakukan transaksi. Hal ini dikenal
sebagai overly optimistic lock, dan hanya sesuai dalam satu pengguna
situasi.

 Read Committed
Hal. 22
optimis ini menggunakan penguncian, dan satu transaksi memungkinkan
untuk membaca data yang telah dimodifikasi dan komitmen lain yg
berbarengan transaksi. Hal ini dapat mengakibatkan sebuah
unrepeatable read. jika obyek yang sama yang diambil pada waktu yang
berbeda pada saat transaksi, dan negara mungkin telah berubah dari
waktu ke waktu lain transaksi melakukan update.

 Repeatable Read and Serializable


Ini menggunakan lebih pesimistic locking untuk mencegah unrepeatable
dibaca dan memberikan yang lebih besar derajat isolasi. Serializable
adalah yang paling bersifat membatasi dan juga mencegah pengenalan
baru memasukkan ke dalam berbagai data dikunci.
Banyak database memungkinkan sistem isolasi tingkat yang akan dipilih
oleh transaksi tetapi menggunakan Baca Committed sebagai standar,
yang memberikan kompromi terbaik antara kinerja dan integritas data
dalam lingkungan multiuser. db4o mengambil pendekatan yang sangat
mudah semua transaksi Read Committed. Hal ini dimungkinkan untuk
menegakkan penguncian secara eksplisit dalam aplikasi Anda jika
diperlukan.

 Looking at Transaction Isolation


Code and Output
Contoh berikut mulai jaringan server dan membuat dua klien. Inisial data
dalam database file yang sama seperti pada contoh sebelumnya. Dalam
situasi nyata, klien akan dibuat terpisah pada jaringan atau host di
threads terpisah. Di sini, kedua klien dibuat dalam urutan yang sama, ini
berarti bahwa mudah untuk mengontrol susunan acara tepat. Skenario
ini adalah satu dari tak terpisah jauh dengan dua klien. Untuk
kemudahan, kecuali penanganan adalah dihilangkan dari kode ini. Untuk
kejelasan, output akan ditampilkan secara bertahap, segera setelah
bagian terkait kode. Hasil yang diperoleh dengan jumlah nilai sebesar $
100

BAB V
BASIS DATA BERGERAK
Hal. 23
5.1 Basis data Perangkat Bergerak
Pesatnya perkembangan bagi komunikasi bergerak mendorong para
operator layanan berlomba untuk memperkaya macam layanyanya guna
menambah pemasukan bagi perusahaanya. Komunikasi data bergerak, misalnya
untuk akses internet. Pengenalan WAP (Wireless Application Protocol) telah
menunjukkan potensi sebagai layanan internet nirkabel/ WAP merupakan
protocol global terbuka yang memungkinkan para pengguna mengakses
layanan-layanan on-line dari layar kecil pada telepon genggam dengan
menggunakan built-in browser.

WAP bekerja pada berbagai teknologi jaringan bergerak, yang


memungkinkan pasar missal bagi penciptaan layanan data bergerak.
Contoh dari layanan bergerak adalah GPRS. GPRS merupakan system transmisi
berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip ‘tunnelling’. GPRS tidak
menawarkan laju data tinggi yang memadai untuk multimedia nayata, tetapi
GPRS merupakan kunci untuk menghilangkan beberapa batas pokok bagi
layanan-layanan data bergerak.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bahwa GPRS merupakan


teknologi kunci untuk data bergerak :
 Memperkaya utility investasi untuk perangkat GSM yang sudah ada.
 Merupakan teknologi jembatan yang bagus menuju generasi ke 3.
 Mampu memanfaatkan kemampuan cakupan global yang dimiliki GSM.
 Menghilangkan atau mengurangi beberapa pembatas bagi akses data
bergerak.
 Memiliki laju data sampai 115 kbps yang berarti dua kali lipat daripada
koneksi ‘dial up’ 56 kbps yang berlaku.
 Menampakan diri sebagai komunikasi yang ‘selalu’ terhubung sehingga
memiliki waktu sesi hubungan yang pendek dan akses langsung ke
internet.

5.2 Sistem Teknologi Informasi

Hal. 24
Sistem Informasi adalah data yang di olah menjadi bentuk yang berguna bagi
pemakainya dengan manfaat :
a. tepat kepada pemakainya(Relevance)
b. tepat waktu(Timelines)
c. tepat nilainya ( Accurate)

Data diolah melalui siklus pengolahan data dengan komponen input, model dan
output. Data disimpan terlebih dahulu dalam bentuk basis data dan setiap saat
dapat diambil untuk diolah menjadi informasi seperti

gambar 1.

5.3 Dynamic Database Mobile

Database Mobile adalah data tidak terhubung (disconnected database) ke


jaringan komputer namun akses data bisa di mana-mana. Ad-hoc database
memeriksa perubahan data yang diakses oleh user mobile (Mobile Host).
Broadcast disks terhubung ke database mobile dan melayani user mobile.
Konsep database mobile ditunjukan gambar 2.

5.4 GPRS (General Packet Radio Service )

Hal. 25
GPRS mendistribusikan paket data akses internet sampai 114Kbps. Transfer
data menuju jaringan internet (WEB Server) melalui jaringan GPRS Selular

5.5 Teknologi GPRS

Layanan yang ada pada internet dapat diakses melalui GPRS, karena
protocol GPRS sama seperti internet. Dalam jaringan GSM, membutuhkan
modul GGSN (Gateway GPRS Service Node) dan SGSN (Serving GPRS
Service Node). GGSN bertindak sebagai gateway antara jaringan GPRS dan
jaringan data public
seperti IP.

5.6 WAP (Wireless Aplication Protocol)

WAP memformat data internet agar bisa dibaca dengan perangkat telepon
selular. Dalam Database Permintaan data (request) dari ponsel dikirimkan ke
WAP Server melalui WAP Gateway

DAFTAR PUSTAKA

Hal. 26
http://staffsite.gunadarma.ac.id/lintang/Object Oriented Database
http://www.mobilecommstechnology.com/projects/gprs/index.html
http://www.stimikamikbandung.com/basisdataterdistibusi
http://www.gunadarma.ac.id/Basisdataspasial
http://www.gunadarma.ac.id/Basismultimedia

Hal. 27

Anda mungkin juga menyukai