Anda di halaman 1dari 4

Viral Ad, dunia interaktif yang menggiurkan

Perkembangan internet di masa kini sudah melampaui batas perkiraan para ahli sosial ekonomi.
Dengan begitu mudahnya akses internet olah masyarakat segala bentuk promosi selalu di arahkan
kepada media tersebut. Begitu pula yang dilakukan oleh brand-brand besar seperti Coca Cola,
McDonald, Burger King, dll, dalam setiap kampanye teritegrasinya akan melibatkan media internet.
Sehingga saat ini tidak ada satu bentuk kampanye yang tidak terlepas dari media yang paling akrab di
muka bumi ini.

Hal ini tidak terlepas dari akibat berubahnya pola interaksi di dalam masyarakat sendiri. Seperti
yang diungkapkan oleh Hermawan Kartajaya dalam sebuah artikel epaper, masyarakat sekarang telah
terbentuk menjadi komunitas-komunitas dan saling berhubungan dalam dunia internet. Komunitas
tersebut terbentuk sesuai dengan segala kebutuhan atau keinginan pribadi individu, dan terhubungkan
oleh internet dengan individu-individu yang memiliki kesamaan kebutuhan, seperti komunitas bikers,
komunitas memasak, komunitas vegetarian, pencinta lingkungan, dll. Komunitas ini memiliki kekuatan
sosial yang saling mempengaruhi satu sama lainya. Apabila salah satu anggotanya merasa dirugikan
maka itu akan memberi dampak pada anggota yang lainya, walaupun mereka tidak pernah bertatap
muka satu sama yang lainya.

Disinilah letak permasalahnya, kini tugas periklanan kian sulit untuk mempengaruhi target
audience hingga tahap ‘believe’ apalagi sampai tahap action. Hal ini sejalan dengan pemaparan kotler
dalam bukunya Fall Advertising bahwa kerterpercayaan masyarakat pada iklan turun drastis saat ini.
Saat ini seseorang ketika akan mengeluarkan uang 600 ribu rupiah untuk membeli sebuah ponsel, ia
akan meminta pertimbangan berbagai sumber hingga ia dapat menentukan merek mana yang paling
menguntungkan buatnya. Akhirnya para pengiklan dituntut untuk jauh lebih kreatif lagi dalam
memanfaatkan bentuk-bentuk media baru yang jauh lebih bisa mempengaruhi target audience.

Salah satu bentukan dari media baru tersebut adalah ‘Viral Ad’ atau ada yang menyebut iklan
jejaring. Iklan tersebut memanfaatkan media internet untuk menyampaikan pesan dari sebuah produk
yang dikemas jauh lebih menarik dan interaktif. Bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk
games, kuis, iklan berdurasi 60 detik, ada pula yang berbentuk film pendek. Tema yang di angkat pun
beragam dan dibuat semenarik mungkin, menguras emosi, ataupun menuntut kercerdasan bagi orang
yang melihatnya. Perkembangan “ViralAd” diperkirakan di mulai awal tahun 2000an ketika internet
mulai merambah ke kalangan menegah bukan hanya konsumen kelas atas maupun kalangan anak muda.
ViralAd berdasarkan asal katanya adalah Virus yang memiliki sifat menyebar (menjangkiti), jadi ViralAd
lebih berdasarkan cara penyebaran iklan tersebut yang memanfaatkan email, situs jejaring social, dll.

Viral Ad dibuat berdasarkan kekuatan produk yang akan diiklankan, digali sedemikian rupa
sehingga menarik dan interaktif. Ide yang digali untuk membuat ViralAd adalah bagaimana kekuatan
produk yang akan diiklankan muncul dan menjadi elemen penting dalam iklan tersebut. Seperti contoh
WD40 buatan Proximity/Singapora yang mendapat award di One Show, idenya mengambil kekuatan
produk WD40 yaitu cairan yang dapat memperlancar engsel atau mekanik yang saling bergesekan.
Visual yang dibuat adalah berupa banner dengan gambar wanita terkelungkup, ketika di geser
kursornya gambarnya macet. Tidak lama kemudian gambar botol WD40 disampingnya menyemprotkan
cairan kebagian kursor dari banner tersebut. Setelah disemprot gambar secara otomatis bergerak ke
atas seolah-olah penyebab tersendatnya gambar jadi hilang oleh semprotan WD40. Lain halnya lagi
dengan Nike yang menawarkan produk sepatu yang sesuai dengan kepribadian pembelinya. Tampilan
banner iklannya berupa gambar sepatu nike putih (polos), setiap mengetik huruf perhuruf dari nama kita
warna tiap dari bagian sepatu tersebut berubah-ubah membentuk kombinasi yang menarik. Nike
mencoba menangkap aspirasi T.A yang menginginkan sepatu yang sesuai dengan kepribadiannya dan
tidak sama dengan orang lain.

Client : WD-40, Agency: Proximity/Singapore, Url: http://202.157.162.188/web/awards/wd40/glide


Client : Nike, Agency: Framfab/Copenhagen, Url: http://nikeid-europe.nike.com/nikeid-europe/banner/identify_yourself

Client: Mini, Agency: Crispin Porter + Bogusky / Miami, Url: http://www.cpbgroup.com/awards/rallyrace.html

Dari paparan diatas penulis ingin memberi gambaran tangtangan kedepan bagi desainer-desainer muda
untuk terus berkreasi. Dengan munculnya media baru berupa interaktif media mendorong para desainer
untuk selalu menggali kreatifitas, mencari referensi, dan mengasah kepekaan terhadap lingkungan
sekitar (produk, market, Target audience). Hal terpenting (dan juga menarik) dari media interaktif adalah
pesan yang disampaikan merupakan single massage, berbeda dengan media konvensional lainya (Koran
dan TV). Media konvensional cenderung dituntut oleh klien untuk dijejali berbagai pesan yang pada
akhirnya mengaburkan pesan dan mengilangkan unsur kejutan dalam tampilannya. Hal ini disebabkan
begitu besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan iklan di media konvensional. New media
dituntut harus simple, mengandung unsur entertainment yang tinggi, dan memiliki relevansi yang kuat,
karena media interaktif cenderung mudah terlewat karena begitu banyaknya informasi yang ditawarkan
didalam internet. Namun jika sebuah ViralAd dapat menarik attention pemirsa, besar kemungkinan
pesan dapat tersampaikan kepada T.A. Dengan segmentasi yang jauh lebih spesifik media Interaktif
(internet) memunculkan kegairahan dalam mencari idea-idea yang menggelitik dan bombastis.

New media (interaktif media) mulai berkembang dan hingga kini masih terus menggeliat, masih banyak
peluang bagi para desainer muda untuk menggeluti media ini. Penulis memperhatikan dalam ajang
kontes kreativitas baik dalam negeri maupun luar negeri (Citra Pariwara, Adfest, Lion, One Show, dll)
selalu kebanjiran entri untuk Kategori New Media. Walau entri untuk kategori media konvensional tetap
primadona, namun ‘new media’ memberi harapan untuk dapat memboyong mendali dari ajang kontes
tesebut. Pergerakan Interaktif AD sekarang mengarah ke konten komunikasi selular dengan mulainya
bermunculan perusahaan-perusahaan spesialis pembuat konten selular (Content Provider). Mereka
menawarkan dari konsep, idea, pemograman sehingga dapat dinikmati langsung oleh Target Audience.
Peluang berkarir di bidang ini pun masih sangat terbuka lebar dengan bayaran yang menggiurkan. Data
yang didapat oleh penulis untuk satu profider dalam satu tahun, konten selular ini dapat menghasilkan
perputaran uang sebesar tiga triliun rupiah, sangat menggiurkan bukan?

Anda mungkin juga menyukai