Anda di halaman 1dari 9

RADIKULOPATI THORAKALIS

Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN

Radikulopati merupakan keadaan terjadinya gangguan pada


radiks/serabut saraf, yang sesuai dengan distribusi serabut sarafnya dan
menyebabkan nyeri radikuler, dapat disertai dengan paresthesia dan rasa raba
yang berkurang, gangguan motorik (cram, atropi twiching dan refleks fisiologi
yang menurun) serta nyeri pada vertebra
Radikulopati dapat terjadi pada semua bagian radiks medula spinalis
dan yang banyak dilaporkan adalah ruptur/herniasi pada diskus intervertebralis
pada segemen cervikalis atau lumbalis, sedang pada segmen/radiks thorakalis
jarang yang dilaporkan
Keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya radikulopati terutama
pada segmen/radiks thorakalis, antara lain Tumor medula spinalis,
ruptur/herniasi diskus thorakalis, Arakhnoiditis, trauma,spondilitis,radiokulopati
diabetika thorakis, herpes zoster.Manifestasi klinik dari radikulopati thorakalis
sering terdiagnosa penyakit pulmonal atau abdominal, sehingga penting
mengetahui gejala dan perjalan penyakitnya.

II. ANATOMI RADIKS THORAKALIS

Nervus thorakalis terdiri dari 12 pasang nervus spinalis yang berasal


dari segmen medula spinalis dan terletak diantra vertebrae cervikalis ke tujuh
dan vertebrae thorakalis ke sembilan. Pada umumnya serabut-serabut saraf ini
mempertahankan hubungan segmental sesuai dengan distribusi serabut saraf,
danmasing-masing bercabang menjadi:
! Bagian posterior, terdiri dari:
o Cabang medial:
# Memberikan cabang pendek ke otot-otot punggung sebelah
medial dan kulit punggung sampai linea mid clavikula
o Cabang lateral:
# Memebrikan cabang ke otot sakrospinal
# Enam cabang nervus thorakalis bagian bawah juga memberikan
cabang sensorik ke bagian lateral punggung bawah
! Bagian anterior, terdiri dari:
o N. Intercostalis:
o Cabang sensorik lateral
# Untuk permukaan kulit lateral badan
o Cabang anterior:
# Mempersarafi: otot intercostalis, pleura parietallis, kulit
permukaan anterior thorakalis dan abdomen

2002 digitized by USU digital library 1


# Enam cabang N.thorakalis bawah juga mempersarafi otot-otot
dinding abdomen
Variasi Anatomi

# Portio mayor N. thorakalis 1 memasuki pleksus brakhialis


# N. Thorakalis 2 dan 3 memberikan cabang-cabang sensorik keaksila
dan sisi medial lengan
# N. thorakalis 12 memberikan cabang ke pleksus lumbalis
# 3 atau 4 N. thorakalis mensuplai serabut ke perifer diaphragma dan
m.serratus posterior inferior

Persarafan pada permukaan kulit

Gambaran persarafan kulit yang disuplai oleh N. Thorakalis segmen


medula spinalis adalah:
T1 – T6 : bagian anterior permukaan dada
T4 : garis papila mamas
T7 – T9 : abdomen atas
T11, T12 serta L1 : abdomen bagian bawah

Fungsi dari N. Thorakalis

Dilaksanakan oleh muskulus di regin thorakalis dan abdomen, yaitu


elevasi dari iga, ekspirasi, gerakan pada abdomen, anteriorleksi dan
laterofleksi dari tulang belakang

Test dari Otot

# M. Intercostalis
o Dipersarafi serara segmental
o Sukar di evaluasi kelainannya
# M. Rectus abdominalis
o Dipersarafi dari T5-T12
o Test yang dapat dilakukan adalah tanda Beevor’s, yaitu
gerakan dari umbilikus ke atas atau tertarik pada satu sisi,pada
saat pasen disuruh sit up (tanda gerakan tidak simetris dari
bagian anterior abdomen)

Reflek Dinding Perut

Termasuk kategori reflek superfisial. Reaksi reflek adalah otot tertarik


ke arah umbilikus, sedangkan keadaan yang mempengaruhi reflek antaralain
obesitas, perut tegang, perut terlalu kendur, pasen tidak rileks.
# Refleks epigastrik: T5 – T7
o Dari sternum → umbilikus/costae/mamae → umbilikus secara
diagonal
# Refleks abdominal bagian atas/supra umbilikus: T7 – T9
o Pada kwadran atas abdominal dilakukan rangsangan dari ujung
sternum,secara diagonal/horizontal menurun dankeluar
# Reflek abdominal bagian tengah/umbilikal : T9 – T11

2002 digitized by USU digital library 2


o Stimulasi dari kulit abdomen yang sesuai dengan level
umbilikus dari lateral ke dinding abdomen
# Reflek abdominal bagian bawah/infra umbilikal atau reflek supra
publik: T11 – L1
o Pada kuadran bawah abdominal dari supra pubis secara
diagonal digores keatas dan kebawah

III. PENYEBAB DAN PERJALANAN PENYAKIT

! Tumor Medula Spinalis

Tumor medula spinalis insidennya antara 0.9-2.5 per 100.000


penduduk. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di
segemen thorakal dan 20% di lumbosakral
Tumor medula spinalis umumnya bersifat jinak (onset biasanya
gradual) dan 2/3 pasen di operasi antara 1-2 tahun setelah onset gejala.
Gejala pertama dari tumor medula spinocerebellar penting diketahui karena
dengan tindakan operai sedini mungkin dapat mencegah kecacatan.
Perjalanan penyakit dari tumor spinalis menurut Cassierre yaitu:
Pertama : pada jangka waktu yang lama diketemukannya sindrom radikuler
unilateral
Kedua : Sindroma Brown Sequard
Ketiga : Kompresi dari medula spinalis yang komplit atau paralisis bilateral
Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri
radikuler, nyeri vertebrae, atau nyeri funikuler. Secara statistik adanya nyeri
radikuler merupakan indikasi pertama adanya SOL pada kanalis spinalis dan
disebut pseudo neuralgia pre phase. Dilaporkan 68% kasus tumor spinal sifat
nyerinya radikuler, laporan lain menyebutkan 60% berupa nyeri radikuler,
24% nyeri funikuler dan 16% nyerinya tidak jelas. Nyeri radikuler dipikirkan
disebabkan oleh tumor medula spinalis bila:
o Lokasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi untuk terjadi HNP
seperti C5-6,7, L3-4, L5 dan S1
o Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan
o Nyeri radikuler terdapat pada pasen dengan Von Reckling hausen’s
neurofibromatosis, mesti didiagnosa sebagai neurinoma, sampai
terbukti sebaliknya
o Nyeri radikuler, disertai dengan gejala traktus piramidalis

Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler


adalah tumor yang terletak intradural ekstra meduller, sedang tumor
intrameduler jarang menyebabkan nyeri radikuler. Pada tumor ekstra dural
sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai beberapa radiks.

Tumor Ekstra Meduller


o Tumor ini tumbuh di radiks danmenyebabkan nyeri radikuler kronik
progresif,dapat mendahului gejala lain
o Kejadiannya ± 70% dari tumor intradural, dan jenis yang
terbanyak adalah neurinoma pada laki-laki dan meningioma pada
wanita

2002 digitized by USU digital library 3


Neurinoma
o Berasal dari radik dorsalis
o Kejadiannya ± 30% dri tumor ekstra meduler
o 2/3 kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler, biasanya
pada satu sisi dan dialami dalam beberapa bulan sampai tahun,
sedangkan gejala lanjut terdapat tanda traktus piramidalis
o 39% lokasinya disegmen thorakal

Meningioma
o ± 80% terletak di regio thorakalis dan ±60% pada wanita usia
pertengahan
o Pertumbuhan lambat, sering beberapa tahun
o Pada ± 25% kasus terdapat nyeri radikuler, tetapi lebih sering
dengan gejala traktus piramidalis dibawah lesi, dan sifat nyeri
radikulus biasanya bilateral dengan jarak waktu timbul gejala lain
lebih pendek

Tumor Intrameduler
Lebih sering menyebabkan nyeri funikuler, dan sifat nyerinya difus,
rasa terbakar dan menusuk,kadang-kadang bertambah dengan rangsangan
ringan seperti electrick shock like pain

Tumor Ekstra Dural


o Sebagian besar merupakan tumor metastase, yang menyebabkan
kompresi pada medula spinalis
o Sebagian besar tumor metastase terletak di segmen thorakalis
o Nyeri radikuler dapat merupakan gejala awal pada 30% tetapi
kemudian setelah beberapa hari, minggu/bulan diikuti dengan
gejala mielopati
o Nyeri biasanya lebih dari 1 radiks, yang mulanya hilang dengan
istirahat, tetapi makin lama makin menetap/persisten, sehingga
dapat merupakan gejala utama, walaupun terdapat gejala yang
berhubungan dengan tumor primer
o Nyeri pada tumor metastase ini dapat spontan, dan sering
bertambah dengan perkusi ringan pada vertebrae, nyeri demikian
lebih dikenal dengan nyeri vertebrae.

! Heniasi Diskus Intervertabralis Segmen Thorakalis

Dilaporkan pertama kali pada tahun 1938, adanya herniasi diskus


intervertebralis segmen thorakalis akibat trauma medula spinalis. Merupakan
keadaan jarang karena vertebrae thorakalis relatif stabil. Kejadiannya
diperkirakan 2-3 kasus/1000 pasen dengan HNP atau 1 pasen per satu juta
penduduk / tahun
Klinik sukar terdiagnosa, karena manifestasi kliniknya komplek dan
sering terdiagnosa dengan histeri, penyakit pulmonal atau abdominal

Etiologi
o Faktor trauma walaupun masih dalam kontroversi, tetapi dari
penelitian 14-63% kasus terdapat riwayat trauma medula spinalis,
dan diduga sebagai faktor pencetus
o Proses degeneratif
o Penyakit Osteochondritis juvenil (penyakit Scheurmann’s)

2002 digitized by USU digital library 4


Level Herniasi Diskus Thorakalis

Pada penelitian Currier dari 258 pasen dengan herniasi diskus thorakalis,
terdapat 34 kasus antara T8-L1, dan paling puncak pada T11-T12, ± 26%
kasus.

Patogenesis

Gangguan neurologi merupakan akibat sekunder dari herniasi diskus


thorakalis, karena terjadi kompresi dan insufisiensi vaskuler
Keadaan anatomi dari medula spinalis segmen thorakal mempermudah
menyebabkan terjadi manipulasi dan trauma, karena kanalis spinalis segmen
thorakal kecil dan padat, demikian pula suplai darag ke segmen thorakal
terutama thorakal 4-9 merupakan zona kritis

Perjalanan penyakit

Gejala herniasi diskus thorakalis tidak spesifik, tergantung dari lokasi, ukuran
lesi dan durasi terjadinya kompresi. Tindakan operasi dilakukan karena
terdapat gejala neurologis yang progresif atau nyeri yang menetap dan
menghebat.
Secara kronologis, keluhan berupa nyeri yang sesuai dengan distribusi
radiks, juga dapat disertai dengan gangguan sensorik dan rasa lelah, mungkin
terdapat gangguan-gangguan sensorik dan rasa lelah, mungkin terdapat
gangguan bowel dan blader, dan gejala dpat timbul dari beberapa bulan
sampai bebrapa tahun. Dari penelitian Arce dan Dohman, dari 79 pasen
dengan herniasi diskus thorakalis, 59% terdapat nyeri radikuler, 24% ada
gangguan sensorik, 17% gangguan motorik dan pada 2% kasus gangguan
bowel dan bladder, sedang gejala lebih lanjut ± 90% mengalami kompresi
dari medula spinalis.
Keluhan nyeri biasanya unilateral dan berkembang secara progresif lambat,
untuk beberapa saat relatif stabil atau mengalami remisi. Arseni dan Nash
mengemukakan dua pola dari gejala, pertama terjadi pada pasen usia muda
dengan riwayat trauma dan nyeri punggung, keluhan kemudian menjadi
myelopati. Kedua terjadi pada pasen pertengahan umur, dengan riwayat
trauma yang tak jelas, kemungkinan mengalami proses degeneratif dari
diskus, gejala kompresi dri medula spinalis berkembang lambat.
Dilaporkan pula terdapat kalsifikasi dari diskus thorakalis, tanpa gejala pada
di regio thorakolumbal

! Arakhnoiditis
Spinal arakhnoiditis merupakan keadaan dimana pada mulanya terjadi
proses inflamasi dri piamater dan arakhnoid yang selanjutnya terjadi
proliterasi dari fibroblast dan deposit kolagen dengan akibat terjadi kompresi
dari radiks
Kejadiannya 1/8 dari tumor intra spinal. ± 14% kasus ditemukan pada
segmen cervikal dan thorakal

Etiologi
- Post infeksi meningitis
- Aseptik arakhnoiditis
- Familial
- Idiopatik

2002 digitized by USU digital library 5


Keluhan dari arakhnoiditis dapat cepat timbul atau perjalanan
penyakitnya kronis. Yang mula-mula dikeluhkan adalah nyeri yang spontan
dan mempunyai kwalitas yang menusuk, sifat nyeri tidak jelas distribusinya,
dan dapat diikuti dengan penyebaran radikuler atau distribusinya berbercak.
Kadang-kadang gambaran pasen dengan spinal arakhnoiditis sukar dibedakan
dengan radikulopati lainnya, karena nyeri yang dialami mula-mula
dipunggung dan menyebar ke ekstremitas.
Perjalanan penyakit selanjutnya, secara khronik progresif timbul gejala
upper motor neuron.

! Spondilitis Tuberkulosa
o Adanya nyeri radikuler pada spondilitis TBC, dapat merupakan gejala
dini
o Prosesnya sering di vertebrae thorakalis, sehingga nyeri radikulernya
berupa nyeri inter kostalis
o Keadaan ini kadang tidak terdiagnosa, sehingga diberi terapi simtomatik
saja
o Pada perjalanan penyakit selanjutnya dapat kompresi dari med spinalis

! Herpes Zoster
o Menyebabkan neuropati perifer setelah reaktivasi virus zoster yang
dorman
o Secara patologi, virus meliputi ganglion dorsalis dari medula spinalis
o Sebagian kasus terjadi pada usia 50 tahun, kemungkinan berhubungan
dengan gangguan imunitas
o Karakteristiknya adalah terjadinya nyeri yang dalam, unilateral, dengan
lokasi sesuai distribusi dermatom dari erupsi kulit, dannyeri bertambah
bila disentuh atau batuk
o Terjadinya post herpetik neuralgia, sebagian besar kurang dari 8 bulan,
dan pada 5-10% kasus terdapat nyeri yang persisten setelah 6 bulan
infeksi

! Radikulopati Diabetika Thorakalis


o Termasuk klasifikasi a simetrikal neuropati diabetika, (neuropati
trunkus)
o Sering didapat pada pasen DM yang lama pada usia diatas 50 tahun
o Keluhannya akut diawali dengan nyeri disesthesia pada perut atau dada
yang unilateral, sehingga dapat menyerupai kegawatan drurat kardiak
atau intra abdomen
o Akibat adanya hipestesia/hiperestesi pada bagian anterior dada atau
perut disertai dengan kelemahan otot dinding perut yang unilateral
menyebabkan abdomen pada sisi tersebut lebih menonjol
o Diduga terjadinya radikulopati ini karena faktor vaskuler dan dapat
hilang spontan dalam beberapa bulan sampai 2 tahun.

2002 digitized by USU digital library 6


IV. GAMBARAN KLINIS

Pada radikulopati thorakalis , hilangnya fungsi nervus thorakalis agak


sulit dalam menentukan lokasi lesi. Demikian pula paralisis dari otot-otot
thorakalis sulit dalam menentukan lokasi lesi. Demikian pula paralisis dari otot-
otot thorakalis sulit terdiagnosa. Kelainan dari radikulopati thorakalis, mungkin
dapat diketahui dengan adanya gangguan sensorik lebih dari 2 radiks secara
segmental.
Nyeri radikuler sesuai dengan distribusi serabut saraf, nyeri terasa
tajam, atau bersama dengan nyeri tumpul, dan bertambah dengan batuk,
mengedan. Pada nyeri radikuler yang terletak di segmen thorakal, gejalanya
mirip dengan penyakit intra thorakal atau intra abdominal, sehingga sering
menyebabkan salah diagnosa

Ilustrasi
o Nyeri radikuler sekitar dada kiri, dibuat diagnosa angina pectoris
o Nyeri pada T 7/8 kanan diduga gangguan pada kantung empedu
o Nyeri pada T7 kiri diduga gastritis
o Nyeri pada T11-12 kanan diduga appendisitis

Pada kasus tertentu adanya nyeri intercostal yang persisten perlu


dipikirkan kemungkinan tumor medula spinalis. Selain itu pada segmen
thorakal dapat terjadi nyeri yang melingkar seperti korset dan biasanya terjadi
pada trauma medula spinalis mid thorakal. Nyeri secara segmental juga dapat
disebabkan oleh herpes zoster.
Radikulopati yang meliputi segmen radiks T1-2 dapat diketemukan
sindrom horner. Sedangkan pada thorakal bawah dapat menyebabkan parasilis
parsial atau total dari otot-otot abdomen, reflek abdomen menurun/menghilang
pada quadran yang terkena dan dapat diketemukan tanda Beevor

V. DIAGNOSA

Diagnosa radikulopati thorakalis, sukar untuk ditegakkan secara dini,


dan biasanya pasen datang dan dirawat bila ada tanda-tanda mielopati.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam membantu menegakkan
diagnosa radikulopati thorakalis antara lain:

o Laboratorium:
o Gula darah yang berhubungan dengan diabetik neuropati
o Pemeriksaan darah yang berhubungan dengan tumor primer
o Lumbal punksi
o Biasanya dilaksanakan bersamaan dengan mielografi, untuk
mengetahui tingginya konsentrasi albumin didalam liquor, yang
ditentukan oleh ada atau tidak adanya blok
o Elektromyografi (EMG)
o Pemeriksaan ini membantu dalam mendiagnosa radikulopati
o Terdapat perubahan dari pola persarafan M. Rectus Abdominis atau
otot Paraspinal
o Radiologi
o Foto thoraks, mencari fokus primer
o Foto polos vertebrae thorakalis

2002 digitized by USU digital library 7


o Dapat mengetahui apakah terdapat perubahan dari besar, bentuk
dan struktur dari vertebrae thorakalis, serta diskus intervertebralis,
apakah terdapat perubahan dari pedikel
o Mielografi
o Dapat menegtahui lokasi tumor danmembedakan tumor ekstra
meduler dan intra meduler serta ekstra dural
o Mengetahui adanya herniasi diskus thorakalis
o Memberikan gambaran khas pada arakhnoiditis
o C.T.M.M.
o Dapat mendeteksi kelainan intraspinal
o M.R.I.
o Memberikan informasi yang lenih sensitif, terhadap lesi lesi pada
medula spinalis dan segmennya.

VI. PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSA

Penatalaksanaan dan prognosa dari radikulopati thorakalis tergantung


dari penyebab. Pada tumor ektra meduler tindakan operatif sedini mungkin,
dapat mencegah kecacatan. Demikian pula dengan herniasi diskus thorakalis,
tindakan operatif mencegah perburukan dari defisit neurologi.
Pada arakhnoiditis, perlu pengobatan dini dan adequat dari penyebab
primernya, karena keterlambatan diagnosa dan terapi mengakibatkan terjadi
kompresi medula spinocerebellar yang sukar ditanggulangi. Tindakan
pembedahan biasanya untuk kepentingan biopsi, menegakkan diagnosa dan
penyebab. Pada post herpetic neuralgia, dapat diberikan phenintoin atau
karbamazepin.

2002 digitized by USU digital library 8


DAFTAR PUSTAKA

De Jong R. The neurologi examination. 4th ed. Hagerstown: Harper & Row,
1979:446-448, 566-568
Rowland LP. Merritt’s textbook of neurology. 7th ed. Philadelphia : Lea &Febiger,
1984: 304-309
Adam’s RD, Victor M. Principles of neurology. 4th ed. New York: McGraw Hill,
1989:742-745
Currier BL et al. The spine. 1st ed. Singapore ; Blackwell, 1991: 655-668
Duss P. Topical diagnosis in neurology. 3th ed. New York : Thieme Verlag, 1983:
60-65
Chuzid JG, deGrot J. Correlative neuroanatomy. New York: Lange Medical Book,
1988:85-86,100
Gilroy J. Basic neurology. 2nd ed. New York: McGraw Hill, 1992:246-247
Simeone FA. Youmans neurological surgery. 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders,
1990:3531-3568
Walton JN. Brains disease of the nervus system. 9th ed. Oxfor University Press,
1985: 400-410
Mulder DW. Dale AJ. Spinal cord tumor and disks, in Berker AB. 9th ed. Clinical
neurology. Philadelphia: WB Saunders, 1987: 1-25
Schliack H. Stille D. Clinical symtomatology of intra spinal tumor, in Vinken PJ (ed).
Tumor of the spine and spinal cord. Amsterdam : Nord Holland,
1975:23-47
Ross JS. Thoracic disk herniation. MR Imaging, radiology, 1987:165; 511-515
Mooij JJA. Spinal arakhnoiditis; disease of coinoidance. Acta Neurochirurgica by
Spinger Verlag, 1980: 151-160
Whisler WW. Cronic spinal arakhnoiditis, in Vinken PJ & Bruyn, Infections of the
nervus system. . Amsterdam : Nord Holland, 1975: 262-272
Scheld WM et al. Infections of the central nervus system. New York ; Raven Press,
1991, 56-59, 62
Boulton AMJ. Diabetic thoracic polyradikulopathy presenting as abdominal swelling.
BMJ, 1984 (289). 798
Longstreth GF et al. Abdominal pain caused by diabetic radikulopathy. Ann Intern
Med. 1977: 166-168

2002 digitized by USU digital library 9

Anda mungkin juga menyukai