Departemen Histologi FKUI Pendahuluan Kelenjar dan Sekresi Sekresi: – proses biosintesis intraselular – transformasi molekul-molekul kecil menjadi produk yang lebih kompleks – produk secara aktif akan dilepaskan ke ekstraseluler Kelenjar: kelompok sel yang menjalankan fungsi sekresi – Kelenjar eksokrin – Kelenjar endokrin Pendahuluan Komunikasi antar sel diperantarai oleh molekul signal Parakrin Autokrin Endokrin – Molekul signal dilepaskan oleh sel ke dalam aliran darah dan bekerja mempengaruhi sel target yang terletak jauh Parakrin
Molekul signal dilepaskan oleh sel dan bekerja mempengaruhi
sel yang berada disekitarnya Parakrin Autokrin
Molekul signal dilepaskan oleh sel
dan bekerja mempengaruhi sel itu sendiri Endokrin
Molekul signal dilepaskan oleh sel ke dalam aliran darah
dan bekerja mempengaruhi sel target yang terletak jauh Kelenjar eksokrin Produk disekresikan melalui sistem duktus Retikulum endoplasma kasar sangat ekstensif Kompleks golgi dan granul sekretori terkonsentrasi pada daerah apikal sel Kelenjar Endokrin Kelenjar tanpa duktus, berasal dari invaginasi epitel permukaan yg kehilangan hubungan dengan epitel asalnya. Produk berupa hormon, disekresikan ke dalam pembuluh darah Pd umumnya merupakan organ tersendiri → hipofisis,tiroid,paratiroid, adrenal, badan pineal, ovarium, plasenta Merupakan bagian dari organ yang merupakan kel. eksokrin → pulau langerhans pd pankreas, sel leydig pd testis Kelenjar Endokrin Mikroskopik secara umum: – mengandung banyak sel sekretori – terdapat banyak pembuluh kapiler (fenestrated capillaries) atau sinusoid Terbagi 2 kelompok besar: – Kel. endokrin yg mensekresikan peptida (hormon peptida) – Kel. endokrin yg mensekresikan steroid (hormon steroid) Kelenjar Endokrin Kel. Endokrin yang Kel. Endokrin yang mensekresikan hormon mensekresikan hormon peptida steroid Struktur sel serupa dg sel Retikulum endoplasma kasar kel. eksokrin yang hanya sedikit mensekresi protein Retikulum endoplasma halus Retikulum endoplasma kasar sangat ekstensif ekstensif Kompleks golgi jukstanuklear Contoh: besar – Sel beta pulau langerhans pd Contoh: sel leydig pd testis, pankreas ovarium, adrenal – sel folikular pd kel. tiroid Mekanisme kerja hormon Hormon bekerja selektif pd organ target Diperantarai oleh reseptor pd permukaan sel target Reseptor: – mempunyai afinitas yang tinggi terhadap hormon – Selalu dlm keadaan dinamis, jumlah sangat bervariasi Jumlah reseptor dapat berubah tergantung pd: – Status diferensiasi sel – Pengaruh pajanan hormon spesifik Mekanisme kerja hormon RESEPTOR HORMON Reseptor hormon peptida Merupakan molekul protein integral yg terdapat pd membran sel Hormon peptida masuk ke dalam sel dg cara berikatan dg reseptornya di membran sel Mekanisme kerja hormon Reseptor hormon steroid Terdapat di dalam sitoplasma dan nukleus sel target Hormon steroid pd mulanya masuk ke dalam sitoplasma sel secara difusi melalui membran sel yang bersifat lipofilik Mekanisme kerja hormon Hormon protein Ikatan antara hormon dg reseptornya pada permukaan membran sel (first messenger) Membentuk konformasi dg protein-G Kompleks hormon-reseptor mengaktifkan adenilat siklase sehingga terjadi katalisis ATP menjadi c-AMP (second messenger) Aktivasi kaskade reaksi sehingga terjadi respon fisiologik. Mekanisme kerja hormon Hormon steroid Hormon steroid masuk ke dalam sitoplasma sel target secara difusi bebas melalui membran sel yang bersifat lipofilik Hormon terus masuk ke dalam inti sel dan di sana berikatan dengan reseptor hormon Ikatan hormon dg reseptor di dalam inti sel menyebabkan perubahan reseptor Kompleks hormon-reseptor yg telah berubah berikatan dg DNA pada daerah spesifik Terjadi aktivasi transkripsi gen SISTEM ENDOKRIN 3 Komponen utama Organ endokrin mayor: organ tunggal yg berfungsi sintesis, tempat penyimpanan, dan sekresi Komponen endokrin dalam suatu organ: mis: pulau langerhans pankreas, sel leydig pd testis Sistem endokrin difus: pada umumnya berfungsi parakarin, berada di daerah mukosa suatu organ, mis: mukosa saluran cerna, mukosa bronkus Kelenjar Endokrin Mayor Hipofisis Tiroid Paratiroid Adrenal Pineal Hipofisis
Di bawah kontrol hipotalamus
Bersama dengan hipotalamus mempengaruhi/mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lain → master glands Peran penting dalam pengaturan metabolisme tubuh, pertumbuhan, dan reproduksi Hipofisis Hipofisis Terletak pada resesus tulang sphenoid→ sella turcica Terbagi 2 bagian besar – Neurohipofisis (Hipofisis posterior), berasal dari perluasan diencephalon – Adenohipofisis (Hipofisis anterior), berasal dari evaginasi ektoderm pd dorsal atap faring embrionik. Hipofisis Adenohipofisis Pars distalis Pars intermedia Pars tuberalis Pars Distalis Adenohipofisis Mengandung 3 jenis sel: asidofil, basofil, dan khromofob. – Sel asidofil: berbentuk bulat,bersitoplasma eosinofilik, granular. Somatotroph: mensekresi growth hormone (GH) Mammotroph: mensekresi prolactin (PRL) – Sel basofil: berukuran lebih besar drpd sel asidofil, bersitoplasma basofilik gelap. Tyrotroph: mensekresi thyroid stimulating hormone (TSH), Corticotroph: mensekresi corticotrophin (ACTH) Gonadotroph: mensekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone ( LH) Pars Distalis Adenohipofisis Penglepasan hormon tsb diatur secara spesifik oleh hormon penglepas atau penghambat (releasing or inhibiting hormones) yg diproduksi oleh hipotalamus dan dikirim ke adenohipofisis melalui pembuluh darah yg tergabung dalam hypophyseal portal system. – Sel Kromofob: bersitoplasma pucat atau jernih, terdiri atas 3 jenis sel: Sel induk (stem cells) Sel kromofil yg mengalami degranulasi Sel folikular : berfungsi supportif dan fagositik Pars Distalis Adenohipofisis Pars Distalis Adenohipofisis Pars Tuberalis Adenohipofisis Perluasan dari pars distalis Secara histologik serupa dengan pars distalis Didominasi oleh sel gonadotroph Banyak mengandung pembuluh kapiler dari pleksus sistem portal hipofiseal (hypophyseal portal system) Pars Intermedia Adenohipofisis Menyerupai pita yg berada di antara pars distalis dan pars nervosa. Pd manusia tdk berkembang (rudimenter) Mengandung sisa kantung Rathke (Rathke’s cysts) → kista kecil, dilapisi oleh selapis sel epitel kuboid, lumen mengandung koloid – Dapat mengandung kelompok kecil sel melanotroph yg mensekresi melanocyte- stimulating hormone (MSH) Pars Intermedia Adenohipofisis Neurohipofisis Mengandung banyak sekali akson dan sel glia Badan sel akson terletak di nukleus supra- optikus dan nukleus paraventrikularis di hipotalamus Terdiri atas – Eminens mediana (median eminence) – Infundibular stem – Infundibular process Neurohipofisis Hormon yg disintesis: – Vasopresin atau ADH – Oksitosin Kedua hormon tersebut diproduksi oleh neuron yang berbeda, yang keduanya terdapat di nukleus supra-optikus maupun paraventrikularis Badan Herring: – dilatasi ujung akson – tempat penyimpanan granula neurosekretori Neurohipofisis Neurohipofisis Kelainan kel. Hipofisis Adenoma Hipofisis Tumor jinak Proliferasi berlebihan sel adenohipofisis Produksi hormon hipofisis berlebihan dan terus-menerus Tidak terpengaruh oleh feedback mechanism Kelainan kel. Hipofisis Klinis: tergantung jenis sel yg berproliferasi – Corticotroph↑→ ACTH ↑ → korteks adrenal aktif → kortikosteroid ↑ → Cushing syndrome – Somatotroph ↑ → growth hormone ↑ → gigantism (pd anak), akromegali (pd org dws) Kelenjar Tiroid Terletak di bawah laring pd daerah leher anterior 3 lobus: – Lobus lateral kanan dan kiri yg dihubungkan oleh isthmus – Lobus pyramidalis Diselubungi oleh kapsul jaringan ikat Histologik: terdiri atas folikel-folikel Kelenjar Tiroid Folikel dilapisi oleh selapis sel epitel yg disebut sel folikular Bentuk sel epitel berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar tiroid Lumen folikel berisi koloid Di antara folikel terdapat kelompok – kelompok kecil sel parafolikular Kelenjar Tiroid Kelenjar aktif – Folikel berlapis sel gepeng – Lumen folikel penuh berisi koloid Kelenjar inaktif – Folikel berlapis sel kuboid sampai torak – Koloid memberikan gambaran scalloping Sel folikular: – mensekresi thyroglobulin dibawah pengaturan TSH yg disekresi oleh sel tyrotroph adenohipofisis – Menyimpan produknya di luar sel (ekstraseluler)→ di lumen folikel Kel. Tiroid Inaktif Kel. Tiroid Aktif Sel folikular dan sel Parafolikular Kelenjar Tiroid Sintesis Thyroglobulin Sintesis dan storage – Sintesis polipeptida kaya thyrosin (thyroglobulin) dalam rER – Glikosilasi di dalam kompleks golgi – Packaging di dalam vesikel dalam kompleks golgi – Penyimpanan thyroglobulin di dalam koloid di lumen folikel melalui proses eksositosis Kelenjar Tiroid – Uptake iodide oleh sel folikular dari darah → ditransportasikan ke dalam koloid di lumen – Iodinasi thyrosine pd molekul thyroglobulin oleh thyroid peroxidase Penglepasan ke dalam darah – Endositosis koloid ke dalam sel folikular – Hidrolisis iodinated-thyroglobulin – Vakuol berfusi dengan lisosom – Terbentuk tiroksin dan triiodotironin (T3) – Transport ke basal sel → penglepasan ke pembuluh darah Kel. Tiroid Sel parafolikular Kelompok-kelompok kecil di antara folikel. Sel bersitoplasma pucat atau jernih Dg mikroskop elektron mengandung banyak granula sekretori. Mensintesis hormon calcitonin sebagai respon thd kadar kalsium darah yg tinggi. Calcitonin menyebabkan sel meng-uptake kalsium dan meningkatkan deposit kalsium pd tulang sehingga kadar kalsium darah menurun Kel. Tiroid Goiter – Kekurangan intake iodium – Deposit thyroglobulin berlebihan dalam folikel o.k. kekurangan hormon tiroid dlm darah→ feedback mechanism → pembesaran kel. tiroid Hipertiroidisme: Grave’s disease (Basedow) – Terjadi karena tubuh membentuk autoantibodi yg berstruktur mirip TSH sehingga berkompetisi dengan TSH menduduki reseptor TSH → memacu tiroid mensekresi hormon berlebihan – Klinis: exopthalmus, palpitasi, tremor, hipersekresi kel. keringat. Hipotiroidisme – Kretinisme/dwarfisme pd anak-anak – Myxedema pd orang dewasa Kel. Paratiroid Berasal dari kantong faring 3 dan 4 (endoderm) Terdiri atas 2 jenis sel: – Sel Prinsipal (Chief cells) – Sel Oksifil (Oxyphil cells): fungsi masih belum diketahui Chief cells: – Jumlah paling banyak – Ukuran kecil, bentuk poligonal, sitoplasma sedikit dan pucat Kel. Paratiroid Chief Cells: Mensekresi hormon paratiroid (parathormone/PTH) PTH: – hormon peptida, berfungsi meningkatkan kadar kalsium darah organ target: – Tulang: meningkatkan kerja osteoklas sehingga terjadi resorpsi tulang – Ginjal:ekskresi fosfat, reabsorbsi kalsium, aktivasi prekursor vit. D – Usus halus: absorbsi kalsium dari makanan – Bersama calcitonin yg disekresi sel parafolikular kel. Tiroid menjaga kestabilan kadar kalsium darah) Kel. Paratiroid
Sel Prinsipal (Chief Cells) dan sel oksifil (Oxyphyl Cells)
Kelainan kel. Paratiroid Hiperparatiroidisme – PTH↑ → kalsium tulang ↓ → kalsium darah ↑ (hiperkalsemia) dan hipofosfatemia → kalsium urin ↑, deposit kalsium pd arteri & ginjal akibatnya: osteomalacia, osteitis fibrosa cystica Kelainan kel. Paratiroid Hipoparatiroidisme – Kekurangan PTH menyebabkan gangguan fungsi neuromuskular – Terjadi picu potensial aksi yg tidak terkontrol: Pd saraf perifer: kontraksi otot yg spastik, tetani (kejang otot) Pd saraf pusat: perubahan perilaku Kelenjar Adrenal Kecil, berbentuk piramid, terletak di kutub atas ginjal Terbagi atas daerah korteks dan medula Korteks adrenal: – Berasal dari mesoderm selomic intermediet – sel sesuai dg struktur sel yang mensekresi steroid – 3 zona: z. glomerulosa, z. fasikulata, z. retikularis Kelenjar Adrenal Z. Glomerulosa Lapisan paling luar, tepat di bawah kapsul jaringan ikat Meliputi 15% volume kel. Adrenal Sel sekretori mensekresi hormon mineralokortikoid terutama aldosteron Z. Fasikulata Lapis kedua, meliputi 64% vol. kel. Adrenal Sel tersusun trabekular atau membentuk korda yang tersusun perpendikular Sel sekretori banyak mengandung droplet lipid dan mensekresi hormon glukokortikoid terutama kortisol Z. Retikularis Lapisan paling dalam, meliputi 7% volume kel. Adrenal Sel tersusun dalam korda yang tidak beraturan Sel sekretori mengandung sedikit droplet lipid, banyak pigmen lipofuchsin dan mensekresi terutama hormon androgen adrenal dan sedikit glukokortikoid Hormon korteks adrenal Mineralokortikoid – terutama aldosteron – Sekresi distimulasi oleh angiotensin II dan kadang-kadang oleh ACTH – Hormon tidak dideposit, tapi diproduksi saat diperlukan – Aldosteron mengatur keseimbangan air dan elektrolit dg memicu absorpsi Na pd tubulus distalis ginjal Hormon korteks adrenal Glukokortikoid – terutama kortisol dan kortikosteron – sekresi distimulasi oleh ACTH – Kortisol berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak Menurunkan sintesis protein di hati: meningkatkan glukoneogenesis Memobilisasi asam lemak dan gliserol dari jar. Lemak → membantu glukoneogenesis Mempunyai khasiat anti inflamasi Hormon korteks adrenal Androgen adrenal – terutama dehydroepiandrosterone – Fungsi pd manusia secara fisiologis tidak bermakna Kelainan korteks adrenal Hipersekresi kortisol – Dapat disebabkan oleh tumor jinak/ ganas pd korteks adrenal – Dapat disebabkan oleh adenoma hipofisis dg komponen utama corticotroph→ ACTH ↑ → stimulasi korteks adrenal – Cushing’s syndrome klinis: obesitas, moon face, diabetes melitus, hirsutisme, amenore pd perempuan,impoten pd laki-laki Kelainan korteks adrenal Hipersekresi aldosteron – Menyebabkan Conn’s syndrome klinis: hipertensi akibat retensi air dan natrium
Hiposekresi/hipofungsi korteks adrenal:
– Disebabkan oleh kerusakan korteks adrenal akibat tuberkulosis atau infeksi lain – Menyebabkan penyakit Addison klinis: hipoglikemi, kadar Na, Cl, & bicarbonat dlm darah rendah, kadar potasium darah dan ACTH tinggi, badan lemah, nausea, berart badan↓, hipotensi, dan mengakibatkan kematian jika tidak disulih hormon Medula Adrenal Berasal dari krista neuralis (neural crest) Mengandung 2 sel utama: – sel kromafin – Sel ganglion Sel kromafin – disebut juga feokromosit, jumlah dominan – Merupakan neuron simpatik postganglionik yg mengalami modifikasi. – Sel sekretori mensekresi katekolamins (adrenalin & noradrenalin) – Katekolamins dilepaskan atas stimulasi neural Medula Adrenal Katekolamin: Disekresi sbg respon thd stimulasi preganglion simpatis Adrenalin/epinephrine: – Sekresi dipicu oleh stimulus rasa sakit & hipoglikemi – Takut atau stress hebat → kondisi fight or flight → adrenalin↑↑ → TD naik, detak jantung meningkat, penglepasan glukosa dari hepatosit, kewaspadaan meningkat, Noradrenalin/norepinephrine Medula Adrenal Noradrenalin/norepinephrine – Sekresi dipicu oleh stimulus emosional → vasokonstriksi, peningkatan tekanan darah, peningkatan aliran darah ke jantung, otak dan otot rangka Sel ganglion – Merupakan sel ganglion parasimpatis Kelainan Medula Adrenal Feokromositoma – tumor jinak, proliferasi sel kromafin/feokromosit→hipersekresi katekolamin Neuroblastoma dan ganglioneuroma Badan Pineal Disebut juga epifisis serebri, ukuran kecil Muncul dari atap diencephalon, dekat dengan daerah posterior ventrikel III Histologik: – Mengandung matriks kalsifiksi (corpora aranacea) – 2 jenis sel: Pinealosit Sel astroglia Pinealosit Sitoplasma basofilik pucat, inti ireguler, anak inti prominen Mensintesis melatonin dari as. Amino triptofan Melatonin: – Dilepaskan di malam hari – Mengatur irama sirkadian – Menghambat penglepasan growth hormon dan gonadotropin, sampai waktu pubertas Sel astroglia Disebut juga sel interstisial Ditemukan di sekitar pembluh darah dan di antara pinealosit Kelainan Badan Pineal Lesi badan pineal terutama terjadi pd anak laki-laki Tergantung tingkat sekresi hormon, dapat mengakibatkan pubertas prekoks atau pubertas terlambat (delayed onset of sexual maturity) Pulau Langerhans Kelompok sel endokrin yang tersebar di seluruh pankreas diantara sel-sel eksokrin Mengandung 4 jenis sel endokrin Sel alfa: – Mensekresi glukagon yg berfungsi menaikkan kadar glukosa darah – Terjadi degradasi glikogen dlm sel hati sehingga terbentuk glukosa yg dilepaskan ke dlm darah Sel beta – Mensekresi insulin, berfungsi menurunkan kadar gula darah Pulau Langerhans Insulin: – Meningkatkan uptake glukosa oleh sel-sel tubuh – Meningkatkan sintesis glikogen dlm hepatosit – Meningkatkan sintesis trigliserida oleh adiposit Sel delta – Mensekresi somatostatin, berfungsi menekan sekresi insulin, glukagon, dan growth hormone – Mensekresi gastrin Sel F (PP/pancreatic polypeptide cells) – Fungsi dan mekanisme sekresinya masih belum diketahui Pankreas & P. Langerhans Pulau Langerhans Kelainan pd P. Langerhans Hialinisasi dan fibrosis P. Langerhans → kerusakan sel beta → Diabetes Melitus Diabetes Melitus – Produksi insulin mengalami defisit secara kronis → glukosa dlm darah tidak dapat masuk ke dalam sel → kadar gula dalam darah meningkat (hiperglikemi) – Krn glukosa tdk dpt digunakan sbg sumber energi oleh sel → lemak dan protein otot dimetabolisme → berat badan menurun Diabetes Melitus (lanjutan) – tipe I: onset pada usia kanak-kanak, terutama karena kerusakan P. Langerhans akibat infeksi atau respon autoimun – Tipe II: onset pada usia dewasa:karena keruskan P Langerhans atau resistensi reseptor sel target terhadap insulin – Klinis: Poliuria: akibat kadar gula tinggi volume urin meningkat Polidipsia: gula dlm darah menarik air keluar dari dlm sel menimbulkan rasa haus Polifagia: karena glukosa tdk dpt masuk ke dalam sel terjadi aktivasi sel di hipotalamus yang mengontrol nafsu makan Diabetes Melitus (lanjutan) – Metabolime lemak menyebabkan pembentukan keton plasma meningkat dan dikeluarkan melalui urin – Jika tdk mendapat pengobatan: koma dan kematian akibat asidosis metanolik dan dehidrasi Insulinoma: Tumor jinak P. Langerhans terutama karena proliferasi sel beta Mengakibatkan hiperinsulinisme → hipoglikemi → jika berat: insulin shock dapat mengakibatkan koma Mekanisme kontrol umpan balik Kelenjar endokrin berespon terhadap perubahan konsentrasi ion spesifik atau metabolit yg terdapat di dalam cairan ekstraselular negative feedback mechanism → sekresi hormon menyebabkan hormon tsb beraksi kembali pd kelenjar endokrin yg mensekresikannya sehingga kel. endokrin tersebut akan menurunkan aktivitas sekresinya Mis: peningkatan kadar glukosa darah mengakibatkan sel beta pd pulau langerhans pankreas menurunkan sekresi insulin.