TUJUAN
Mengetahui cara menentukan golongan darah (cross matching) dan
menentukan kadar hemoglobin dalam darah dengan metode kalorimeter salhi.
LANDASAN TEORI
Jenis-jenis sistem golongan darah
Terdapat dua golongan antigen yang jauh lebih sering menimbulkan
reaksi transfusi darah dari pada golongan lainnya. Golongan ini dinamakan
sistem antigen O-A-B dan sistem Rh.
Golongan darah O-A-B
Dua antigen tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan sel darah
merah pada sejumlah besar manusia. Antigen-antigen inilah (yang disebut
juga aglutinogen karena sering kali menyebabkan aglutinasi sel darah)
yang menyebabkan reaksi transfusi. Karena aglutinogen tersebut
diturunkan, orang dapat tidak mempunyai antigen tersebut di dalam selnya,
atau hanya mempunyai satu, atau keduanya (Guyton, 2007).
Tabel 1. a : Golongan darah dengan genotip dan unsur pokok
aglutinogen serta aglutininnya
Genotip Golongan darah Aglutinogen Aglutinin
OO O - Anti-A dan Anti-B
OA atau AA A A Anti-B
OB atau BB B B Anti-A
AB AB A dan B -
(Guyton, 2007).
Golongan darah O-A-B yang utama. Dalam mentrasfusi darah dari
1
orang ke orang, darah donor dan darah resipien normalnya diklasifikasikan
ke dalam empat tipe golongan darah O-A-B yang utama seperti yang
tampak pada tabel 1. a, bergantung pada ada atau tidaknya kedua
aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan B. Bila tidak terdapat aglutinogen A
ataupun B, golongan darahnya adalah O. Bila hanya terdapat aglutinogen
tipe A, darahnya adalah golongan A. Bila hanya terdapat aglutinogen tipe
B, darahnya adalah B. Dan bila terdapat aglitinogen A dan B, darahnya
adalah golongan AB (Guyton, 2007).
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
AB Antigen A & B Tidak ada antibodi
O Tidak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B
(Anonim,
2009).
Golongan darah Rh
Perbedaan utama antara sistem O-A-B dan sistem Rn adalah
sebagai berikut : pada sistem O-A-B aglutinin plasma bertanggungjawab
atas timbulnya reaksi trasfusi yang terjadi secara spontan, sedangkan pada
sisten Rh, reaksi aglutinin sepontan hanpir tidah pernah terjadi. Terdapat
enam tipe antigen Rh yang umum, setiap tipe disebut faktor Rh. Tipe-tipe
ini ditandai dengan C, D, E, c, d, dan e. Orang yang memiliki antigen C
tidak mempunyai antigen c, tetapi orang yang tidak memiliki antigen C
selelu mempunya antigen c. Keadaan ini sama halnya untuk antigen D-d,
dan E-e. Tipe antigen D dijumpai secara luas dalam populasi dan bersifat
ebih antigenik daripada antigen Rh lain. Seseorang yang mempunyai tipe
antigen D dikatakan mempunyai Rh positif sedangkan orang yang tidak
punya dikatakan Rh negatif (Guyton, 2007).
3
donatur atau resipien tercampur dengan baik, maka transfusi dapat dilaksanakan
dengan baik, tetapi jika Cross-matching positif berarti darah donatur atau
resipien tidak dapat tercampur dengan baik atau terjadi aglutinasi maka
transfusi tidak dapat dilaksanakan (Anonim, 2009).
Interpretasi penentuan golongan darah sisitem ABO
Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut : sel darah merah
diencerkan dengan salin. Satu bagian dicampur dengan aglutinin anti A
sedangkan bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti B. Setelah beberapa
menit, campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel darah merah
menggumpal artinya “teraglutinasi “. Sel darah merah golongan O tidak
mempunyai aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan serum anti A
atau anti B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan karena itu
beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B mempunyai
aglutinogen B dan beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan darah AB
mempunyai aglutinogen A dan B, beraglutinasi dengan kedua jenis serum
(Guyton, 1996).
Interaksi antibodi dengan antigen yang terikat eritrosit dapat
menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) atau hemolisis(rupture atau
pecahnya)sel darah merah yang bersangkutan.aglutinasi dan hemolisis sel
darah merah donor oleh antibody di plasma resipien dapat menibulkan reaksi
transfuse yang kadang-kadang fatal gumpalan-gumpalan eritrosit donor dapat
menyumbat pembuluh darah halus.selain itu salah satu konsekuensi paling
membahayakan dari ketidakcocokan transfusi adalah gagal ginjal akut akibat
dikeluarkannya sebagian besar hemoglobin dari eritrosit donor yang
rusak.apabila kadar hemoglobin bebas dalam plasma melebihi kadar kristis
tertentu,terjadi pengendapan hemoglobin di ginjal dan penyumbatan struktur-
struktur pembentuk urine sehingga timbul gagal ginjal akut (Shrewood, 2001).
Fungsi darah dan kadar hemoglobin normal
Fungsi utama sel darah merah (eritrosit) adalah mengangkut
hemoglobin, seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Sel
darah merah banyak mengandung karbonik anhidrase, yang mengkatalisis
reaksi antara karbondioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi
bolak balik beberapa ribu kali lipat. Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga
merupakan dapar asam-basa, sehingga sel darah merah bertanggung jawab
untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel darah merah normal
berbentuk lempeng bikonkaf berdiameter 7,8 mikrometer, dengan tebal bagian
paling tebal 2,5 mikrometer, bagian tengah 1 mikrometer. Volume rata-rata sel
darah merah adalah 90-95 mikrometer kubik (Guyton,1996).
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16g/dL
pada pria dan 14g/dL pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah
merah. Pada tubuh seorang pria 70kg, ada sekitar 900g hemoglobin; 0,3 g
hemoglobin dihancurkan dan 0,3g disintesis setiap jam (Ganong, 2003).
Sebab terjadinya anemia
Kekurangan sel darah merah (anemia) disebabkan oleh hilangnya
darah yang terlalu cepat atau karena lambatnya produksi sel darah merah.
Beberapa tipe anemia dan penyebab fisiologisnya :
Anemia Akibat Kehilangan Darah
Setelah mengalami perdarahan cepat, tubuh mengganti cairan
plasma dalam waktu 1-3 hari, ini menyebabkan konsentrasi sel darah
merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi perdarahan kedua, maka
konsentrasi sel darah merah kembali normal dalam waktu 3-6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronis, penderita tak dapat mengabsorpsi
cukup besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin secepat darah
yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yang mengandung
sedikit hemoglobin, sehingga menimbulkan anemia hipokromik.
Anemia Aplastik
Aplasia sumsum tulang berarti tidak berfungsinya sumsum tulang.
Ini dapat disebabkan karena radiasi sinar gamma akibat ledakan bom atom,
dan terapi yang menggunakan sinar-x secara berlebihan.
5
Anemia Megaloblastik
Vitamin B12, asam fosfat, dan faktor intrinsik yang berasal dari
mukosa lambung yang apabila kekurangan salah satu faktor tersebut dapat
memperlambat produksi eritoblas dalam sumsum tulang. Akibatnya sel ini
tumbuh terlalu besar dan bentuk yang aneh, disebut megaloblas. Jadi atrofi
mukosa lambung, seperti pada anemia pernisiosa, atau bila seluruh
lambung diangkat melalui gastrektomi total, menyebabkan terjadinya
anemia megaloblastik.
Anemia Hemolitik
Ada bermacam sel darah merah yang abnormal, kebanyakan didapat
secara keturunan. Bersifat rapuh, sehingga mudah robek saat melewati
kapiler, terutama saat melewati limpa. Walaupun sel darah merah yang
terbentuk jumlahnya normal, ternyata masa hidupnya sangat singkat
sehingga mengakibatkan anemia yang parah. Beberapa tipe anemia ini
adalah :
Sferositosis herediter. Sel darah merah berukuran sangat kecil dan
berbentuk sferis, tidak berbentuk normal. Saat melewati pulpa lienalis
mudah robek walaupun hanya sedikit tekanan.
Tiap rantai ini mempunya berat molekul 16.000; empat dari molekul ini
berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk
molekulhemoglobin yang lengkap (Guyton,1996).
7
terdapat 4 atom besi dalam setiap molekul hemoglobin : masing-masing dapat
berikatan dengan 1 molekul oksigen, total membentuk 4 molekul oksigen (atau
8 atom oksigen) yang dapat diangkut oleh setiap molekul hemoglobin.
Hemoglobin A mempunyai berat molekul 64.458 (Guyton, 1996).
Sifat rantai hemoglobin menentukan afinitas ikatan hemoglobin
terhadap oksigen. Abnormalitas rantai ini dapat mengubah sifat-sifat fisik
molekul hemoglobin. Contohnya, pada anemia sel sabit, asam amino valin akan
digantikan oleh asam glutamat pada satu tempat dalam setiap dua rantai beta.
Hemoglobin yang dilepaskan dari sel sewaktu sel darah merah pecah akan
segera difagosit oleh sel-sel makrofag hampir di seluruh tubuh terutama di hati,
limpa dan sum sum tulang. Selama beberapa jam atau beberapa hari
sesudahnya, makrifag akan melepaskan besi yang didapat dari hemoglobin yang
masuk kembali ke darah dan diangkut oleh transferin untuk membentuk sel
darah merah baru atau menuju ke hati dan jaringan lainnya untuk disimpan
dalam bentuk fernitin ( Guyton, 1996).
Contoh penyakit/gangguan abnormalitas Hb dan gol.darah
Ada dua tipe utama gangguan herediter hemoglobin pada manusia;
hemoglobinopati yang diproduksi rantai polipeptida abnormal dan thalasemia
serta gangguan sejenis, yang struktur rantainya normal tetapi dihasilkan dalam
jumlah sedikit atau tidak diproduksi karena cacat pada bagian
pengendalian gen globin. Thalasemia α dan β masing – masing
ditetapkan oleh kurang atau tidak adanya polipeptida α dan β.
Gen mutan yang menyebabkan hemoglobin abnormal banyak
sekali, dan banyak hemoglobin abnormal yang telah dilaporkan
pada manusia. Gen ini diidentifikasi dengan huruf hemoglobin C, E, I, J, S dll
(Ganong, 2003).
Hemoglobin abnormal banyak yang tidak berbahaya namun beberapa
jenis mempunyai keseimbangan O2 yang abnormal. Jenis lain menyebabkan
anemia. Hemoglobin F mempunyai kemampuan untuk menurunkan
polimerisasi hemoglobin terdeoksi, dan hidroksi urea menyebabkan
Gelas obyek di tandai dengan pensil daerah A dan B
Lidi pengaduk.
Pipet
Kapas alkohol
Aquadest
CARA KERJA
Penentuan golongan darah
9
Darah diamati
Pada Bila
daerah
di teteskan satu tersebut
pada daerah
tetes di
serum teteskan
A anti
ada A dansatu
agresi tetes
berarti
pada darah dari
golongan
daerah B di jari A.
darah
teteskantengah
satu tetes serum anti B.
Bila pada daerah A&B ada agresi berarti golongan darah AB.
Bila tidak ada agresi pada daerah A&B berarti golongan darah O
11
Transfusi,http://www.kalbe.co.id/, diakses 7 Desember 2009
Sherwood, Lauralee, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, EGC, Jakarta
Mengetahui
Asisten, Praktikan,