BAHAN LISTRIK
OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini kebutuhan tenaga listrik bukan saja di monopoli oleh daerah
perkotaan, tetapi sudah merambah ke desa-desa terpencil. Untuk melayani daerah
perkotaan dan pedesaan perlu ditingkatkan pula pembangunan jaringan distribusi
sehingga terjadi pemerataan pemakaian energi listrik dan ini tentunya akan lebih
menyentuh hajat hidup orang banyak.
Mengingat pentingnya energi listrik bagi kehidupan orang banyak dan bagi
pembangunan nasional, maka suatu sistem tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan
secara baik, dalam arti sistem tenaga listrik tersebut aman dan handal. Aman disini
mempunyai pengertian bahwa sistem tenaga listrik tersebut tidak membahayakan
manusia dan lingkungannya. Handal mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini dapat
melayani pelanggan secara memuaskan misalnya dalam segi kontinyuitas dan
kualitasnya. Hal ini akan bisa terwujud apabila proses perencanaan, pelaksanaan
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan, suatu sistem tenaga listrik senantiasa
mengikuti ketentuan standard teknik yang berlaku, selain itu pembangunan sistem tenaga
listrik dilaksanakan oleh pihak-pihak yang ahli di bidangnya.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI sejak dari tahun
1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di mana yang 2135 kasus
disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total kasus kebakaran
disebabkan oleh listrik. Hal ini karena perlengkapan listrik yang digunakan tidak sesuai
dengan prosedur yang benar dan standar yang ditetapkan oleh LMK (Lembaga Masalah
Kelistrikan) PLN, rendahnya kualitas peralatan listrik dan kabel yang digunakan, serta
intalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan.
Melihat hal tersebut diatas maka untuk keamanaan dalam pendistribusian dan
pentransmisian energi listrik maka peralatan listrik tersebut harus diberikan pengaman
yang baik, seperti misalnya kawat yang harus diisolasi dengan bahan isolasi yang baik
Salah satu bahan isolasi yang sering digunakan dalam peralatan listrik adalah
isolasi plastik. Berikut akan dijelaskan bagaimana plastik sebagai bahan isolasi dan
pengujiannya sehingga memenuhi Standar Nasional Indonesia.
Kebutuhan dan ketergantungan manusia akan plastik dewasa ini sangat besar dan
bahan ini menjadi tidak tergantikan oleh material lain. Pemakaian plastik secara besar-
besaran dimulai pada tahun 1960, pada saat itu kebutuhan plastik dunia mencapai
sembilan juta ton per tahun, pada tahun 2000 kebutuhan dunia akan plastik mencapai 170
juta ton tidak termasuk "elastomer" dan "synthetic er". Keunggulan plastik terhadap
material lain dalam pemakaian sehari-hari adalah : ringan, mudah dalam perancangan,
low cost, mudah fabrikasi.
Sifat plastik secara umum memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap
listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta
ketahanan bahan kimia yang bervariasi.
2.2 Polimer
Definisi polimer menurut international union: for pure and applied chemenstry
adalah "suatu material yang memiliki banyak molekul, terdiri dari pengulangan unit yang
besar. jika ada penambahan maupun pengurangan dari beberapa unit tidak akan merubah
sifat-sifatnya.". Selain secara sintesis polimer juga dapat terdapat di alam seperti natural
rubber (NR), Sellulosa, Pati, Alginate dan Protein.Ada dua struktur polimer yaitu :
Untuk membentuk polimer dari monomer ada tiga cara yaitu : penambahan,
kopolimerisasi dan kondensasi.
- Polimerisasi penambahan diperoleh dengan menggabungkan beberapa monomer
yang sama untuk mendapatkan polimer.
Menjadi :
Untuk membuat bubuk cetak agar lebih mudah dalam penggunaannya, seringkali
bubuk tersebut dibuat semacam tablet kecil.
Agar kemudian tablet tersebut tidak mengalami kesulitan dalam pencairannya,
pembuatannya menggunakan tekannan rendah karena seperti halnya bubuk cetak,
tablet tersebut juga dipanasi sebelum dimasukan kedalam pencetak.
Pemanasan bubuk cetak atau tablet menggunakan pemanas dengan medan listrik yang
menggunakan frekwensi tinggi yaitu 5 hingga 50 MHz, perangkat inti yang
digunakan untuk membuat pemanas frekwensi tinggi adalah oscillator frekwensi
tinggi dan sebuah kapasitor untuk udara ( dua lempengan dengan dielektrik udara
)tersebut. Untuk keamanan kerja kapasitor tersebut diletakan didalam sebuah kotak
yang pintunya saling mengunci (interlock) dengan tegangan yang diberikan
kekapasitor.
b. Penuangan bahan plastik yang sudah dicairkan ke dalam pencetak terbuka tanpa
tekanan.
c. Peniupan plastik cair seperti dilakukan pada pembuatan perangkat gelas yang
berongga.
d. Pelapisan logam baik secara penyemprotan cairan plastik ataupun pelapisan dengan
pemanas hingga plastik lembek saja.
e. Pengerjaan perangkat plastik dengan menggunakan mesin , misalnya dengan mesin
bubut, mesin bor. Dalam hal ini plastik dikerjakan dalam kondisi dingin .
Rugi listrik pada instalasi kemungkinannya bisa terjadi dari kontraktor dan
material. Persyaratan instalasi yang seharusnya dipenuhi antara lain mencakup panjang
dan ukuran kabel; pemasangan stop-kontak; sakelar; sambungan dll. Seandainya pada
pemasangan kabel di atas plafon (eternit) rumah tarikan-nya kurang kuat maka hal ini
akan menyebabkan penggunaan kabel lebih panjang, yang artinya akan menimbulkan
nilai resisten lebih besar. Demikian pula halnya dengan ukuran kabel. Ukuran yang tidak
tepat tentu saja bisa mengurangi kapasitas atau memperbesar resisten. Lalu pemasangan
kontak yang kurang sempurna. Stop kontak (socket outlet), yang pemasangannya kurang
baik akan menyebabkan panas yang berlebih. Selain itu bisa juga menyebabkan stop
kontak terbakar.
Di pasaran sekarang ini banyak beredar material listrik seperti stop kontak; saklar
atau kabel yang kurang bermutu.Yang paling banyak adalah kabel. Faktor inilah yang
sering dianggap sebagai penyebab kortsluiting (short circuit) sehingga dapat
menimbulkan kebakaran. Kabel dapat menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Inti kabel
yang mengalirkan / meyalurkan listrik umumnya terbuat dari bahan tembaga (Cu).
Masalahnya, inti kabel yang tidak terbuat dari tembaga murni ini sekarang mulai
bermunculan di pasaran. Kabel bermutu rendah ini merupakan bahan campuran sehingga
lagi-lagi beresiko menambah resistensi.Isolasi kabel. Syarat utama isolasi kabel sesuai
penggunaanya adalah kemampuannya menahan tegangan (V). Sehingga meskipun kabel
berdekatan satu sama lain, tidak terjadi loncatan listrik antar inti kabel. Maksudnya tentu
saja agar tidak terjadi kortsluiting.Seperti diketahui kabel kabel didalam pipa yang
menuju stop kontak sangat berdekatan bahkan bersing-gungan satu sama lain.
Kabel yang baik ter-buat dari bahan yang tahan panas. Karena bila isolasi kabel sampai
meleleh karena kepanasan tentu bisa berbahaya. Karena ia menjadi seolah tanpa isolasi.
Maka bahan untuk isolasi kabel harus bermutu.
Jenis bahan isolasi kabel yang paling sering digunakan adalah polivinil chlorid
(PVC). Plastik PVC dibuat dari bahan polimer hasil irradiasi dimana polivinil chlorid
(PVC) dapat mempertahankan kepadatannya pada temperatur yang jauh lebih tinggi
dibandingkan plastik PVC biasa.
Plastik PVC didapatkan melalui teknologi irradiasi yang diterapkan pada proses
pembuatan polimer. Teknik pembuatan polimer dengan menggunakan bantuan radiasi ini
disebut polimerisasi radiasi. Pemanfaatan teknik polimerisasi radiasi banyak dilakukan
untuk pembuatan bahan isolasi kabel listrik karena Irradiasi menyebabkan rantai molekul
panjang pada polimer bergandengan pada tempat-tempat tertentu yang prosesnya dikenal
sebagai pengikatan silang (crosslinking). Energi radiasi dapat merangsang terjadinya
ikatan silang antarpolimer, sehingga terbentuk jaringan tiga dimensi yang dapat
mengubah sifat polimer. Hal inilah yang menyebabkan bahan isolasi kabel lebih tahan
terhadap panas dan listrik tegangan tinggi. Isolasi jenis ini sangat baik untuk digunakan
mengisolasi kawat.
Sebelum digunakan oleh mayarakat, kebel berisolasi PVC harus melalui beberapa
tahap pengujian. Misalnya sebagai contoh kawat berisolasi PVC dengan tegangan
pengenal 450/750 Volt (NYA). Kabel-kabel PVC tersebut yang beredar di masyarakat
harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Adapun
tahapan-tahapan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah :
4.3.2 Acuan
· SNI 04-2698-1992 Kawat berisolasi PVC tegangan nominal 450/750 volt (NYA)
· SNI 04-3893-1995 Metode pengujian kabel listrik
· SNI 04-1713-1989 Persyaratan Kompon PVC untuk isolasi dan selubung listrik,
· SNI 04-3580-1994 Persyaratan penghantar tembaga dan aluminium untuk kabel listrik
berisolasi.
4.3.3 Definisi
1. Tegangan Pengenal (Uo) adalah tegangan frekuensi jaringan tenaga listrik antara
penghantar fasa dan tanah anta netral dimana kawat berisolasi tersebut direncanakan.
2. Tegangan pengenal (U) adalah tegangan frekuensi jaringan tenaga listrik antara
penghantar fasa dimana kawat berisolasi tersbut direncanakan.
3. Uji jenis (J) adalah pengujian lengkap untuk menentukan apakah hasil produksi telah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam standar ini. Pengujian ini
bila telah dilakukan dengan hasil baik, pada prinsipnya tidak perlu diulang, kecuali
bila ada perubahan bahan atau konstruksi kawat berisolasi yang kemungkinan dapat
merubah karakteristiknya.
4. Uji rutin (R) adalah pengujian yang dilakukan secara rutin pada setiap hasil produksi,
untuk memisahkan produk yang tidak memenuhi syarat standar ini. Pengujian ini
harus dilakukan oleh produsen dalam rangka pengendalian mutu produksi.
4.3.8. Pengujian
4.3.9. Syarat Lulus Uji
1. Uji Jenis
Uji kawat berisolasi tertentu dianggap lulus apabila contoh uji kawat berisolasi
tersebut lulus semua tingkat pengujian jenis (J) sesuai tabel 1.
2. Uji contoh
Uji contoh untuk menilai sekelompok kawat berisolasi dengan ukuran danwarna
dianggap lulua apabila seluruh contoh uji diambil setelah mengalami tingkat pengujia
contoh ( C ) sesuai tabel 1 memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
3. Uji Rutin
Uji rutin hasil produksi dianggap lulus apabila barang hasil produksi tersebut lulus
semua tingkat pengujian rutin (R ) sesuai tabel 1.
Tabel 2
Jenis Kemasan Panjang standar (meter) Toleransi pembeli dan penjual
2. Pengemasan
Kabel dikemas dengan baik, kuat dan rapih.
Contoh:
1) NYA 4 re 450/750 V
Menyatakan suatu kawat bersiolasi PVC dengan tegangan pengenal 450/750 V
berpenghantar tembaga padat bulat dengan luas penampang nominal 4 mm2.
2) NYA 16 rm 450/750 V
Menyatakan suatu kawat berisolasi PVC dengan tegangan pengenal 450/750 V
berpenghantar tembaga dipilin dengan luas penampang nominal 16 mm2.
Keterangan:
S adalah tabel isolasi
d adalah diameter luar penghantar
D adalah diameter luar kabel
4. Tanda pengenal kemasan
Pada setiap kemasan harus tercantum tanda pengenal/label yang jelas dan tidak
mudah terhapus.
Keterangan tanda pengenal/label kemasan sekurang-kurangnya adalah:
- Tanda pengenal produsen/logo/merek.
- Kode pengenal kawat berisolasi dan luas penampang dalam mm2.
- Tegangan pengenal.
4.1 Simpulan
Isolasi plastik PVC (polivinil chlorida ) merupakan isolasi yang cukup baik untuk
digunakan dalam isolasi kabel mengingat ketahananya yang cukup tinggi terhadap panas
dan tegangan tinggi, Selain itu PVC ini dapat mempertahankan kepadatanya pada
temperatur yang lebih tinggi, sehingga banyak digunakan untuk mengisolasi kawat.
Walaupun demikian, untuk dapat digunakan oleh masyarakat kabel yang
berisolasi PVC harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan harus melalui tahapan-tahapan untuk menguji ketahanan kabel tersebut. Hal ini
sangatlah penting mengingat bahaya yang ditimbulkan apabila kabel-kabel yang beredar
tidak memenuhi SNI.
4.2 Saran
Sebaik-baiknya bahan isolasi pasti memiliki kelemehan, tetapi walaupun
demikian jika dalam penggunaanya di lakukan perawatan yang baik maka keamanan dari
kabel tersebut akan terjaga. Adapaun saran yang dapat penulis berikan diantaranya adalah
:
- Letakkan kabel secara benar dan teratur untuk mencegah terjadinya gesekan
gesekan yang dapat menimbulkan kebakaran
- Diadakan pemeriksaan secara berkala dan bila perlu dilakukan.
- Instalasi sebaiknya diperiksa setiap lima tahun sekali, atau paling tidak sepuluh
tahun sekali. Pemeriksaan sebaiknya mencakup juga pengecekan daya isolasi dan
pembumian / arde.
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi