Anda di halaman 1dari 3

APAKAH KITA TERMASUK DALAM KATEGORI ORANGTUA

ATAU GURU YANG BISA DITERIMA ANAK-ANAK?

Menjadi orangtua, guru atau orang dewasa sering kali kita sebut susah-susah
gampang atau gampang-gampang susah. Sebab tanpa kita sadari ternyata apapun
profesi yang kita sandang, kita ini adalah pendidik dan seorang pendidik pasti terlibat
dalam proses pembelajaran.

Bicara masalah pola


pembelajaran di rumah dan di
sekolah , kita tidak bisa lepas
dari bagaimana pola asuh dan
apa yang telah kita lakukan
terhadap anak-anak. Pola
pembelajaran adalah bagian
dari kehidupan yang kita
jalankan atau terpaksa kita
jalankan. Mengapa demikian?
Alasannya adalah sbb:

1. Kita jalankan sekaligus kita


nikmati karena sadar betul
dan dapat menjadikan diri kita berusaha agar bermanfaat serta sesuai bagi
siapapun dan dimanapun.
2. Terpaksa kita jalankan karena merasa tidak nyaman, kurang pas, sulit
menyesuaikan diri atau serba salah.

Orantua dan guru sering terjebak pada hasil dan target yang diinginkan, kita sering
lupa bahwa hal yang terpenting dari pembelajaran adalah proses. Proses seringkali
dipengaruhi oleh bagaimana mengkomunikasikan gagasan-gagasan kepada orang lain,
khususnya anak didik kita.

Ada beberapa kiat yang dapat


mendukung kelancaran
berkomunikasi, yaitu:
1. Memahami kelebihan dan
kekurangan yang ada pada
diri sendiri.
2. Percaya diri dan disertai
dengan keseimbangan yang
ada pada diri sendiri.
3. Mampu membangun
kredibilitas diri sehingga
ketika melakukan
komunikasi tetap memiliki
logika, rasionalitas, emosi dan etika.
4. Memahami realitas, sehingga yang dikomunikasikan bisa diterima.
Dalam Islam, komunikasi dikatakan
sebagai silaturahim atau silaturahmi, kita
sadar betul bahwa salah satu hal itu
penting yang sangat berpengaruh pada
seorang anak di dalam kelas adalah guru.
Bantuan dari orang-orang dewasa dapat
memperkaya dan mempererat hubungan
anak-anak. Guru yang penuh perhatian dan
mempunyai kemampuan, yang
memperhatikan anak-anak, dapat membuat
program yang menantang adalah guru
yang sangat disukai anak-anak, walaupun
pengaturan ruangan secara fisik kurang
ideal. Seorang guru yang baik dalam
ruangan direncanakan dengan baik
merupakan hal dasar untuk kesuksesan
pengajaran anak.

Ada beberapa cara untuk menunjukkan penghargaan kepada anak-anak di rumah atau
di sekolah, yakni:
1. Selalu panggillah dengan menyebut nama yang bersangkutan.
2. Berbicaralah kepada anak satu persatu sesering mungkin.
3. Ketika berbicara dengan anak, pandanglah dan sejajarkanlah posisi bicara dengan
berlutut atau duduk di kursi kecil.
4. Dengarlah dan jawablah apa yang anak-anak katakan.
5. Bila kita mengatakan akan melakukan sesuatu untuk mereka, maka tepatilah kata-
kata kita.
6. Berikan penghargaan yang tulus terhadap hasil pekerjaan anak-anak dengan;
senyum, terima kasih, acungan jempol, alhamdulillah, subhanallah, thank you,
dsb.
7. Berikan anak-anak kesempatan untuk
berbagi pekerjaan dan minat mereka
dengan orang lain.
8. Gunakan ide-ide dan saran mereka dan
hargai kontribusi mereka.

Rasa saling menghargai satu sama lain di


rumah atau di kelas antara pendidik dan
anak-anak harus selalu tercipta.
Kemampuan untuk menghargai merupakan
komponen penting di dalam lingkungan
rumah atau kelas yang sehat. Orangtua atau
guru meneladankan rasa pengertian,
kemampauan menghargai dan perhatian
yang diharapkan dimiliki anak-anak.
Kualitas rasa saling menghargai yang
dialami anak-anak adalah faktor kunci
dalam perkembangan kemampuan mereka
untuk menghargai diri mereka sendiri. Kemampuan untuk menghargai diri mereka
sendiri merupakan dasar yang kuat bagi terciptanya hubungan yang sehat dengan
anak-anak lainnya. Jika pengajar mengahargai setiap anak, Insya Allah dapat belajar
untuk menerima anak-anak lain, baik anak yang pandai ataupun yang berperilaku
sulit. Ketika anak-anak melihat dan merasakan bahwa mereka semua diterima dan
dihargai, mereka akan merasa nyaman dan bebas untuk mengembangkan minat
mereka sendiri.

Tim pengajar perlu mengetahui


bahwa seperti halnya orang
dewasa, anak-anak juga perasa
dan mampu menyadari ketulusan
yang diberikan kepada mereka.
Pujian untuk anak-anak harus
bersifat pribadi dan jujur, interaksi
harus dilakukan dengan alami dan
tanpa paksaan.

Anak-anak mampu menikmati dan


menanggapi gurauan dan
keceriaan yang disesuaikan dengan usia mereka. Orang dewasa tidak perlu takut tidak
dapat mengendalikan kelas apabila mereka tertawa atau bercanda dengan anak-anak.
Sebaliknya, tertawa bersama dapat memperkuat kehangatan dan persahabatan antara
orangtua atau guru dan anak yang akan mendorong kerjasama di dalam kelas atau
rumah.

Akhirnya, marilah kita selalu berdoa agar kita bisa menghantarkan anak-anak kita
menjadi anak yang sholeh. Amien... (Aal)

Anda mungkin juga menyukai