Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel adalah miniatur kehidupan atau menyerupai kawasan industri yang amat

kecil, di dalamnya terdapat organel-organel yang mirip pabrik-pabrik kimia sel yang

mengolah dan mendistribusikan hasilnya pada bagian yang membutuhkannya. Masing-

masing organela mempunyai peran yang berbeda-beda dalam tubuh, tetapi antara organela

satu dengan organela yang lain masih saling berhubungan. Di dalam sitoplasma terdapat

organel membran lain yang bertindak sebagai dapur sel yaitu mitokondria. Nama

mitokondria diberikan oleh seorang pakar bernama Benda (1897-1898). Organela yang

bentuknya memanjang ini dijumpai pada hampir semua sel eukariotik. Mitokondria

dibatasi oleh membran rangkap, membran dalam mengadakan perluasan ke dalam matriks

dengan membentuk penonjolan-penonjolan yang disebut krista. Membran mitokondria

disusun oleh lipoprotein, lebih tipis dari membran plasma. Walaupun mitokondria

dibungkus oleh membran, mitokondria bukanlah bagian dari sistem endomembran. Protein

membrannya tidak dibuat oleh RE, tetapi oleh ribosom bebas dalam sitosol dan oleh

ribosom yang dikandung dalam mitokondria itu sendiri. Organela ini tidak saja memiliki

ribosom, tetapi juga mengandung DNA dalam jumlah sedikit. DNA inilah yang

memprogram sintesis protein yang dibuatdalam riboson mitokondria. Mitokondria juga

mempunyai fungsi dalam oksidasi, dehidrogenasi, fosforilasi oksidatif dan respirasi sel.

Struktur dan sistem enzimnya disesuaikan dengan keanekaragaman fungsinya. Dari uraian

diatas pemakalah tertarik untuk membahas mitokondria dan hal-hal yang berkenaan

dengan fungsinya.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
• Bagaimana struktur dan fungsi dari mitokondria?
• Bagaimana mekanisme respirasi sel dari mitokondria?

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah:
• Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari mitokondria.
• Untuk mengetahui mekanisme respirasi sel
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur dan Fungsi Mitokondria

Mitokondria berasal dari kata Yunani Mito yang berarti benang, dan chondrion

yang berarti seperti granul(butir-butiran), sehingga dapat diartikan sebagai organela dengan

rangkaian butir-butir yang seperti benang.

Mitokondria adalah organel sel eukariot yang berfungsi sebagai organ respirasi

pembangkit energi dengan menghasilkan adenosin triphosphat (ATP). Jumlah mitokondria

tiap sel tergantung jenis sel dan organisme. Mitokondria ditemukan dalam jumlah banyak

pada sel yang aktivitas metabolismenya tinggi yaitu sel-sel kontraktil seperti sperma pada

bagian ekornya, sel otot jantung, dan sel yang aktif membelah seperti epitelium, akar

rambut, dan epidermis kulit.

Mitokondria diduga berasal dari bakteri serupa Rickettsia yang hidup bebas,

kemudian ditelan nenek-moyang sel eukariot dan membentuk endosimbiosis satu setengah

miliar tahun lalu.

Mitokondria merupakan rangkaian organela yang unik karena memiliki DNA

tersendiri yang disebut DNA mitokondria dengan sifat-sifat yang spesifik. DNA

mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran, jumlah

gen, dan bentuk.

Besar genom pada DNA mitokondria relatif kecil apabila dibandingkan dengan

genom DNA pada nukleus. Ukuran genom DNA mitokondria pada tiap-tiap organisme

sangatlah bervariasi. Pada manusia ukuran DNA mitokondria adalah 16,6 kb, sedangkan

pada Drosophila melanogaster kurang lebih 18,4 kb. Pada khamir, ukuran genom relatif

lebih besar yaitu 84 kb.


Tidak seperti DNA nukleus yang berbentuk linear, mtDNA berbentuk lingkaran.

Sebagian besar mtDNA membawa gene yang berfungsi dalam proses respirasi sel.

Eksperimen yang dilakukan dengan menghilangkan mtDNA pada S. cerevisceae

menunjukan penurunan tingkat pertumbuhan yang signifikan yang ditandai dengan

mengecilnya ukuran sel.

Mitokondria merupakan organela yang berupa kantung yang diselaputi oleh dua membran,

yaitu membran dalam dan membran luar, sehingga mitokondria memiliki dua

kompartemen, yaitu ruang antar membran (intermembrane space) dan matriks (matrix)

mitokondria yang diselimuti langsung oleh membran dalam.

 Membran luar

Membran luar mengandung protein transport yang disebut porin. Porin

membentuk saluran yang berukuran relatif lebih besar di lapisan ganda lipid membran luar;

sehingga membran luar dapat dianggap sebagai saringan yang memungkinkan lolosnya ion

maupun molekul kecil berukuran 5 kDa atau kurang, termasuk protein berukuran kecil.

Molekul-molekul tersebut bebas memasuki ruang antar membran, namun sebagian besar

tidak melewati membran dalam yang bersifat imper-meabel. Ini berarti bahwa dalam hal

kandungan molekul kecil di ruang antar membran bersifat ekuivalen dengan sitosol

sedangkan di ruang matriks berbeda. Protein yang terletak pada membran luar meliputi

berbagai enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid mitokondria dan enzim-enzim yang

mengubah substrat lipid menjadi bentuk lain untuk selanjutnya dimetabolisme di matriks

mitokondria.
 Membran dalam dan krista

Membran dalam dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas utama

mitokondria yaitu terlibat dalam siklus asam trikarboksilat, oksidasi asam lemak dan

pembentukan energi. Rantai respirasi terdapat dalam membran dalam ini. Membran dalam

dari selimut mitokondria sangat berbelit-belit meruak ke bagian dalam matrik dengan pola

seperti tabung atau dengan pola lir lembaran di berbagai tempat. Satu belitan disebut krista.

Pada sebagian besar mitokondria tumbuhan krista tabung lebar terbentuk denga

sempurna tapi beragam menurut jenis sel, umur, dan tingkat perkembangan. Satu krista

bergabung dengan krista lain di bagian dalam mitokondria membentuk wadah

intermembran lir-kantung yang bersambungan antar mereka. Pada sel lainnya, tetap terjadi

modifikasi lain. Apapun bentuknya, krista mengandung sebagian besar enzim yang

mengkatalisis langkah pada sistem pengangkutan elektron setelah daur krebs sehingga

peningkatan luas permukaan sangatlah penting.

 Ruang antar membran

Ruang antar membran adalah ruang yang berada di antara membran luar dan

membran dalam mitokondria. Ruang ini mengandung sekitar 6% dari total protein
mitokondria dan beberapa enzim yang bekerja menggunakan ATP (adenosine

triphosphate) yang tengah melewati ruang tersebut untuk memfosforilasi nukleotida lain.

 Matriks

Sebagian besar (sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada bagian matriks.

Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan untuk

menjalankan siklus asam trikarboksilat terdapat pada matriks ini.

Terdapat pada Enzim


Membran Luar NADH-sitokrom C oksidoreduktase,
sitokrom b, asil KoA sintetase, monoamin
oksidasa, kinurenin hidrolasa.
Ruang antar membran Kreatin kinasa, adenilat kinasa
Sitokrom b, c, c1,a ,a3, suksinat
dehidrogenasa, NADH dehidrogenasa,
Membran dalam piruvat oksidasa, karnitin asil transferasa,
hidroksibutirat.
Sitrat sintetasa, akonitasa, isositrat
dehidrogenasa, fumarasa, malat
Matriks dehidrogenasa, glutamat dehidrogenasa,
asparat aminotransferasa, komplek piruvat
dehidrogenasa, enzim untuk sintesis protein
dan asam nukleat, enzim untuk oksidasi
asam lemak.

Fungsi utama mitokondria adalah memproduksi energi kimia dalam bentuk

molekul ATP yang akan dipergunakan sel-sel tubuh. Bila komponen kunci rantai respirasi

dalam mitokondria hilang atau rusak maka akan terjadi proses berkelanjutan yang tidak

terkendali. Beberapa sindrom mitokondrial dapat disebabkan oleh berbagai perubahan

tingkat molekuler yang dapat berupa mutasi dan delesi dari DNA mitokondria.
B. Proses Respirasi

 Rantai Respirasi

Rantai respirasi dan inhibitornya dapat dilihat sebagai ringkasan jalur metabolik

mitokondria pada semua kompleks yang berada di membran dalam dan dapat dicapai oleh

substrat baik yang berada pada membran maupun pada matriks. Telah diketahui pula

berbagai inhibitor rantai respirasi dan efek klinik lainnya yang dapat dianggap sebagai

pengetahuan awal dari mitochondrial medicine. Untuk memudahkan proses respirasi sel

dibedakan menjadi tiga bagian :

1. Glikolisis

2. Siklus Krebs

3. Transport Elektron

 Glikolisis

Langkah pertama pemecahan glukosa terjadi di dalam sitoplasma sel, tidak

memerlukan oksigen. Proses ini dinamakan glikolisis. Pada proses ini, molekul gula 6-C

menjadi tidak stabil, melalui penambahan phospat dan secara cepat dipecah menjadi dua

molekul 3-C. Produk akhir glikolisis dinamakan piruvat. Selama proses perubahan glukosa

menjadi piruvat, beberapa energi dari ikatan pada struktur dari molekul glukosa digunakan

untuk membentuk ATP dari ADP + P. Energi dari ikatan ATP kemudian dapat digunakan

untuk berbagai macam keperluan yang membutuhkan energi.

Pada proses tersebut , molekul 3-C sebagian dioksidasi. Secara khusus dua

elektron (dan dua proton ) dipindahkan dari setiap molekul 3-C atau empat elektron

dipindahkan dari molekul glukosa mula-mula. Dalam proses, elektron dan (proton)

mereduksi dua molekul NAD+ menjadi dua molekul NADH.

Reaksi glikolisis secara keseluruhan adalah sebagai berikut :


Pada beberapa kejadian untuk melanjutkan pemecahan glukosa pada satu sistem,

kedua NADH harus dioksidasi, karena itu elektron dan proton yang dikandungnya harus

dibebaskan. Bila oksigen tersedia dalam sel, elektron dan proton dapat digunakan untuk

menghasilkan ATP yang lebih banyak. Bila oksigen tidak tersedia dalam sel, sel akan

mendapatkan elektron dan akan membentuk kembali NAD melalui jalan yang lain. Kedua

jalan tersebut dinamakan fermentasi. Fermentasi ada empat macam antara lain : fermentasi

anaerob; fermentasi alkohol; dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol menghasilkan

CO2 dan alkohol, sedangkan fermentasi asam laktat menghasilkan asam laktat.

Pada jalan anaerob yang kedua, piruvat yang dihasilkan selama proses glikolisis

diubah menjadi laktat. Fermentasi laktat dapat dilihat pada banyak mikroorganisme dan

selama latihan (olahraga) yang berat, pada jaringan otot kita. Umumnya metabolisme

anaerob berhubungan dengan bentuk kehidupan yang lebih sederhana, tetapi kenyataannya

adalah bahwa selama kegiatan yang berat, otot kita mengandalkan mendapatkan ATP

selama glikolisis dan berturut-turut membangun sejumlah laktat yang cukup besar dalam

tubuh kita sendiri. Walaupun kita mengambil oksigen dan otot kita dapat menggunakan

lebih banyak produk ATP melalui proses respirasi oksidatif selama kegiatan ringan,

penyediaan oksigen tidak memadai untuk memelihara kebutuhan ATP yang banyak.

Karena itu kita harus mengandalkan glikolisis yang tidak membutuhkan oksigen , seperti

pada NADH yang dioksidasi, dan seperti pada fermentasi alkohol, ini digunakan untuk

membentuk produk akhir yang dalam hal ini adalah laktat NAD yang bebas digunakan lagi

pada glikolisis. Laktat harus dibersihkan dari otot agar pulih kembali. Pada tubuh laktat

dibawa melalui aliran darah ke hati, dimana diubah menjadi piruvat. Beberapa piruvat

sering dapat menembus versi jalan balik dari glikolisis dan dengan penyimpanan ATP dari
jalan oksidatif diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa kemudian disimpan dalam hati

atau pada otot dalam bentuk glikogen. Apabila piruvat masuk pada jalan dimana oksigen

digunakan maka disinilah sebagian besar energi bebas yang besar dari glukosa akhirnya

dibebaskan untuk melakukan kerja.

 Siklus Krebs

Dsini piruvat dari glikolisis secara lengkap dioksidasi menjadi CO. Walaupun

tidak banyak ATP yang terbentuk hanya dua molekul. Langkah awal daur krebs

menyangkut oksidasi dan hilangnya CO2 dari piruvat dan penggabungan sisa unit asetat 2

karbon dengan senyawa yang mengandung belerang yakni ko-enzim membentuk asetil

CoA ini dan peran lainnya didaur krebs merupakan alasan penting mengapa belerang

termasuk hara esensial.

Fungsi utama dari siklus krebs adalah menyediakan elektron untuk ditransport

melalui sistem transport elektron yang akan digunakan energinya untuk mendapatkan

perbedaan potensi kimia (Chemiosmotic differentia) di mitokondria. Sebelum elektron dan

proton memulai perjalanannya, sementara disimpan pada dua molekul penerima, NAD+

dan FAD, mereduksi molekul ini menjadi NADH+ + H+ dan FADH2. Daur krebs

melakukan pengambilan beberapa elektron dari asam organik dan mengangkut elektron

tersebut ke NAD. Dalam daur krebs tidak ada enzim dehidrogenase, dari daur ini yang

menggunakan NADP sebagai penerima elektron. Bahkan NADP biasanya hampir tak

terdeteksi dalam mitokondria tumbuhan keadaan yang berlawanan dengan kloroplas yang

dalamnya NADP sangat berlimpah, sedangkan NAD lebih sedikit. Tidak hanya NADH dan

ubikuinol yang merupakan produk penting dari daur krebs, tapi 1 molekul ATP dibentuk

dari ADP + P selam pengubahan suksinat koenzim A menjadi asam suksinat.

Proses ini dimulai ketika piruvat kehilangan sebuah atom yang dibebaskan

sebagai CO2 yang lebih penting, piruvat dioksidasi. Karena itu, sepasang elektron yang lain
dipindahkan. Dalam proses NAD+ direduksi menjadi NADH dan sebuah hidrogen

dibebaskan. Molekul piruvat sekarang molekul 2-C yang bersama-sama dengan koenzim

(Ko-A) membentuk asetil Ko-A. Molekul 2-C ini kemudian bergabung dengan molekul 4-

C (oksaloasetat) yang dihasilkan pada siklus itu sendiri. Ko-A dibebaskan untuk menyertai

piruvat yang lain masuk ke dalam siklus. Karena itu sekarang dapat dilihat produk

glikolisis masuk ke dalam siklus sebagai bagian dari molekul asam sitrat.

Siklus Krebs
 Transport Elektron

Sistem pengangkutan elektron dan fosforilasi NADH terdapat di mitokondria

berasal dari 3 proses utama ; daur krebs, glikolisis dan di daur oksidasi glisin yang

dihasilkan selama fotorespirasi. Bila NADH dioksidasi akan dihasilkan ATP. Dengan cara

serupa ubikuinol dihasilakan oleh asam suksinat dehidrogenase dalam daur krebs juga

dioksidasi untuk menghasilkan ATP. Walaupun oksidasi ini melibatkan pengambilan O2

dan pembentuka H2O baik NADH ataupun ubikuinol tidak bergabung secara langsung

dengan O2 untuk membentuk H2O. Yang terjadi, elektronnya ditransfer melalui beberapa

senyawa antara sebelum H2O terbentuk. Pembawa elektron ini merupakan sistem

pengangkut elektron mitokondria. Pengangkutan elektron dimulai dari pembawa yang

termodinamika sulit untuk direduksi ke pembawa yang mempunyai kecenderungan yang

lebih besar untuk menerima elektron.

Pengangkutan elektron dimulai dengan NADH+ + H+ yang terbentuk di matriks

oleh enzim daur krebs. Kedua elektron dan kedua H+ menuju flavoprotein yang

mengandung FMN, lalu membawa elektron ke protein Fe-s. Besi dalam Fe-s ini dapat

menerima hanya satu elektron pada satu saat dan tidak menerima H+; kedua H+ ditransfer

ke dalam ruang antar membran. Fe-s tereduksi akan memindahkan elektron ke ubikuinon

(UQ), dengan 2H+ yang diambil dari matriks akan tereduksi menjadi ubikuinol (UQH2).

Dari UQH2 elektron akan pindah satu per satu menuju ke berbagai sitokrom b, kedua H+

dari UQH2 ditransfer keluar ke ruang antar membran. Protein Fe-s lainnya akan menerima

dan mentransfer elektron ke Fe3+ di sitokrom c1 dengan pengeluaran ketiga dari sepasang

H+. Dari sitokrom c1, elektron diterima oleh sitokrom c, kemudian ditransfer ke O2

membentuk H2O yang dikatalisis oleh sitokrom oksidase, sepasang H+ lainnya

dipindahkan dari matriks ke ruang antar membran.


 Pembentukan ATP pada mitokondria

Di mitokondria, pembentukan ATP dari ADP secara tidak langsung didorong

oleh kecenderungan O2 secara termodinamika untuk tereduksi, dan proses ini disebut

fosforilasi oksidatif. Seperti di kloroplas, fosforilasi dikatalisis oleh faktor perangkat

sintesis ATP.

Sintesis ATP mitokondria ini mempunyai tangkai dan pentul seperti pada sintesis

tilakoid, dan meruak melintasi membran dalam. Pentulnya menghadap dan meruak ke

matriks, sedangkan tangkainya meruak keluar menuju ruang antar membran dalam dan

membran luar. ATP dibentuk pada pentul di dalam matriks, kemudian diangkut menuju

sitosol oleh transport balasan dengan ADP berikutnya. ATP kemudian dipindah dengan
segera melintasi membran luar yang jauh lebih permeable mkenuju sitosol, tempat ATP

menjalankan berbagai fungsinya. Membran luar mempunyai porin, saluran yang

mengalirkan molekul dengan bobot molekul kurang dari sekitar 5 kDa, sehingga

nukleotida dan berbagai metabolit lainnya dapat melewati membran itu dengan mudah.

 Kemiosmosis pada mitokondria

Setelah NAD+ dan FAD direduksi pada siklus krebs, kejadian akhir dari respirasi

dapat dimulai dengan NADH melintas matriks dari kompartemen dalam mitokondria untuk

mereduksi pembawa pertama dari membran dalam. FADH2 mempunyai kekuatan reduksi

yang lebih kecil dari NADH, karena dapat mereduksi suatu pembawa selanjutnya

sepanjang sistem. Pembawa selanjutnya mereduksi pembawa berikutnya dan secara

serentak mengangkut proton melintas membran menuju kompartemen di luarnya.

Seperti diketahui jalannya elektron mengakibatkan proton dilempar menuju ruang

antar membran, sehingga bila hal ini terjadi berturut-turut akan berakibat terbentuknya

chemiostic differential dan energi bebas akibat perbedaan potensial ini digunakan untuk

membentuk ATP, tetapi sebelum elektron mencapai senyawa pembawa terakhir, elektron

melewati pembawa elektron dari sistem transport elektron yang pada akhirnya penerima

elektron adalah oksigen. Elektron bergabung dengan oksigen dan bersama dengan proton

dari matriks membentuk molekul air (H2O).

 Kemiosmotik fosforilasi

Fosforilasi oksidasi pada mitokondria menghasilkan ATP jauh lebih besar dari

pada respirasi anaerob (glikolisis). Pada glikolisis hanya dihasilkan 2 ATP setiap molekul

glukosa ; proses oksidatif menghasilkan 25 – 36 ATP. Karena itu organisme yang

mendapatkan tenaga melalui mitokondria menghasilakan energi bebas yang lebih banyak.

Kemiosmotik terjadi bila proton melintas melewati partikel F1. Energi transfer

terjadi bila 2 proton (ion hidrogen) bertemu 2 ion hidroksil membentuk air. Perbedaan
energi bebas antara ion-ion dan air cukup untuk memproduksi ikatan energi tinggi yang

baru antaraADP dan P bila ditangkap pada reaksi couple. NADH + H+ yang dihasilkan

pada proses glikolisis tidak dapat masuk dalam mitokondria. Oleh karena itu harus ada

mekanisme yang dapat mengangkutnya. Melalui mekanisme Shuttle NADH + H+ dapat

diangkut ke mitokondria.

C. MASUKNYA METABOLIT KE DALAM MITOKONDRIA

Selama katabolisme aerob berlangsung, NADH ditimbulkan di dalam sitoplasma.

Selnya harus mempunyai suatu cara yang memungkinkan secara tidak langsung reoksidasi

dari tambahan mitokondria NADH oleh rantai respirasi, sebab kita mengetahui dari efek

Pasteur bahwa pengumpulan laktat akan berhenti apabila oksigen mulai tersedia bagi suatu

anaerob fakultatif. Reoksidasi NADH sitoplasma dilakukan oleh sistem ulang alik

(shuttle). Terdapat dua sistem shuttle primer yang bekerja, yaitu : shuttle gliserol fosfat dan

shuttle malat.

Keduanya melayani pengaturan jumlah NADH di dalam sitoplasma. Selain

sistem shuttle dan pernafasan, terdapat bukti bahwa NADH dapat direoksiodasi menjadi

NAD+ menurut reaksi transhidrogenase : NADP+ + NADH → NADPH + NAD+


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mitokondria merupakan organela yang berfungsi dalam pernapasan sel serta


mempunyai 2 lapisan membran, yaitu membran luar dan membran dalam yang
berbeda secara struktural maupun fungsional. Antar membran dalam dan membran
luar terdapat ruang antar membran dalam membentuk krista untuk memperluas
permukaannya. Didalam mitokondria berisi matriks.
2. Mitokondria adalah organela yang dapat mengoksidasi bahan makanan menjadi
CO2 dan H2O. Waktu terjadi oksidasi biologis tersebut sejumlah besar energi
dilepaskan yang dalam mitokondria diubah menjadi persenyawaan yang berenergi
tinggi yaitu ATP.
3. Terdapat hubungan antar organisasi mitokondria dengan fungsi metaboliknya yang
spesifik sebagai organela pembangkit tenaga.
4. Proses respirasi sel berlangsung dalam 3 tahap, yakni : glikolisis, siklus krebs, dan
transport elektron.

B. Saran

Dengan perkembangan IPTEK seperti sekarang ini, kita harus mengetahui bahwa
perkembangan ilmu Biologi Sel juga semakin luas, maka dari itu sebaiknya kita juga harus
selangkah lebih maju untuk mengetahui serta mengembangkan perkembangan ilmu
Biologi Sel.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.chemistry.wustl.edu//Cytochromes/cytrochromes.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria

http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/CellulerRespiration

http://www.a3243g.com/a3243g_images/mitochondria.gif

http://micro.magnet.fsu.edu/cells/mitochondria/mitochondria.html

Kimball, W.John. 1990.Biologi Edisi kelima Jilid I . Jakarta : Erlangga

Bawa, Wayan . 1998. Dasar-dasar Biologi Sel. Jakarta : Depdikbud


MAKALAH
BIOLOGI SEL
“MITOKONDRIA“

DISUSUN OLEH

Anis Fidiah A (073244010)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Sel
dengan judul : “Mitokondria“ tanpa ada halangan yang berarti.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Biologi Sel.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini tentu masih belum sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, Desember 2008

Anda mungkin juga menyukai