Asynchronous
KOMUNIKASI DATA
OLEH :
Transmisi suatu aliran bit dari satu perangkat ke perangkat yang lain sepanjang
jalur transmisi melibatkan kerja sama dan kesesuaian antara kedua perangkat. Salah
satu persyaratan terpenting untuk itu adalah sikronisasi. Receiver harus mengetahui
berapa rate pada posisi dimana bit tersebut yang diterima sehingga dapat memeriksa
jalur pada interval reguler untuk menentukan nilai setiap bit yang diterima. Ada dua
teknik yang paling umum digunakan untuk tujuan ini yaitu Asynchronous dan
Synchronous.
Transmisi Asynchronous
Merupakan aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai
bisa mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar mereka disesuaikan
dengan waktunya masing-masing, contohnya: BBS, e-mail, dsb. Transmisi
Asynchronous memiliki strategi dengan cara menghindari problem yang berkaitan
dengan waktu yaitu dengan tidak mengirimkan deretan bit yang panjang dan tidak putus
– putus. Jadi, data ditransmisikan satu karakter sekaligus, dimana setiap karakter
panjangnya lima sampai delapan bit. Waktu atau sinkronisasi harus dipertahankan
hanya di dalam setiap karakter; receifer memiliki peluang melakukan sinkronisasi pada
permulaan setiap karakter baru.
Pada Gambar 1 memberi penjelasan mengenai teknik ini. Bila tidak ada karakter
yang ditransmisikan, jalur diantara transmitter dan receifer dinyatakan dalam status idle.
Definisi idle ekuivalen terhadap elemen – elemen pensinyalan untuk biner 1. Sehingga,
Transmisi Synchronous
Merupakan aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai
bisa berkomunikasi pada waktu yang sama , contohnya: chatting, Video Conference,
dsb. Pada transmisi synchronous suatu blok bit ditransmisikan dalam suatu deretan
yang cukup mantap tanpa kode start dan stop. Panjang blok tersebut bisa terdiri dari bit
– bit yang begitu banyak. Untuk mencegah ketidaksesuaian waktu pada transmitter dan
receifer, detaknya dengan cara apapun harus dibuat sinkron. Salah satu
kemungkinannya adalah dengan menyediakan sebuah jalur detak terpisah diantara
transmitter dan receifer. Salah satu sisi (transmitter maupun receifer) mengatur jalur
secara teratur dengan satu pulsa pendek per bit waktu. Sisi yang lain menggunakan
pulsa reguler ini sebagai detak. Teknik ini akan bekerja dengan aik untuk jarak pendek,
namun untuk jarak yang lumayan panjang pulsa detak akan menjadi sasaran gangguan
– gangguan yang sama seperti yang terjadi pada sinyal data, ditambah lagi dengan
adanya kesalahan dengan hal waktu. Alternatif lain, dengan menyimpan informasi
pewaktuan dengan sinyal data. Untuk sinyal – sinyal digital hal ini bisa diperoleh dengan
pengkodean Manchester atau Manchester differensial. Sedangkan untuk sinyal – sinyal
analog, terdapat sejumlah teknik yang dapat dipergunakan; misalnya, frekuensi
pembawa itu sendiri juga dapat dipergunakan untuk mensinkronkan receifer didasarkan
atas fase srekuensi pembawa.
Management Plane
ATM Layer
Physical Layer
Layer
Management
Gambar 3
Arsitektur Protocol ATM
Gambar 4
Arsitektur Umum Jaringan SDH
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi