5
STRATEGI DASAR
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Untuk mengatasi permasalahan pembangunan daerah tertinggal dilakukan
strategi dasar melalui empat pilar :
Pilar pertama, meningkatkan kemandirian masyarakat dan daerah tertinggal,
dilakukan melalui: (1) pengembangan ekonomi lokal, (2) pemberdayaan masyarakat,
(3) penyediaan prasarana dan sarana lokal/perdesaan, dan (4) peningkatan
kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat;
Pilar kedua, mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah, dilakukan melalui :
(1) penyediaan informasi potensi sumberdaya wilayah, (2) pemanfatan teknologi
tepat guna, (3) peningkatan investasi dan kegiatan produksi, (4) pemberdayaan
dunia usaha dan UMKM, dan (5) pembangunan kawasan produksi;
Pilar ketiga, memperkuat integrasi ekonomi antara daerah tertinggal dan
daerah maju, dilakukan melalui: (1) pengembangan jaringan ekonomi antar wilayah,
(2) pengembangan jaringan prasarana antar wilayah, dan (3) pengembangan pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi daerah.
Pilar keempat, meningkatkan penanganan daerah khusus yang memiliki
karakteristik ‘keterisolasian ’, dilakukan melalui: (1) pembukaan keterisolasian
daerah (pedalaman, pesisir, dan pulau kecil terpencil), (2) penanganan komunitas
adat terasing, dan (3) pembangunan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil. 6
KERANGKA EMPAT PILAR STRATEGI
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Kemandirian Masyarakat
& Daerah
Penanganan Daerah
Khusus
7
PELAKSANA PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
8
KERANGKA PELAKSANAAN KEBIJAKAN
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
RENSTRA
RPJM
RPJM RENSTRAK/LK/L
2004-2009 RKP
2004-2009 RKP
RENJA
RENJAK/L
K/L
PRIORITAS
DIACU
199 MEKANISME
SASARAN STRATEGIK
Daerah PELAKSANAAN
Tertinggal Pengembangan
Ekonomi Lokal Berkurangnya Daerah
SEKTOR Tertinggal, & Daerah
Terisolir
Pemberdayaan
Masyarakat Berkurangnya Indeks
DAN STRATEGI
Kemiskinan
KEBIJAKAN
KPDT
Meningkatnya Pendapatan
STRANA Peningkatan Kapasitas Masyarakat
S PPDT Kelembagaan
Tercapainya Rehabilitasi
DAERAH Daerah Pasca Konflik dan
Pengurangan Bencana
Keterisolasian Daerah
MASYARAKA
T/ SWASTA
ISUE
ISUE Penanganan Karakteristik
STRATEGIS
STRATEGIS Khusus Daerah
9
KERANGKA KOORDINASI PERENCANAAN
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
RPJM
RPJM STRANAS
RAN
NASIONAL
NASIONAL PPDT RANPPDT
PPDT
PUSAT
RPJM
RPJM STRADA
STRADAPPDT
PPDT
PROVINSI
PROVINSI PROV.
PROV. RAD
RADPPDT
PPDT
PROVINSI PROV.
PROV.
RPJM
RPJM STRADA
STRADAPPDT
PPDT
KABUPATEN
KABUPATEN KAB
KAB RAD
RADPPDT
PPDT
KABUPATEN KAB
KAB
RENSTRA RENJA
RAS
RAS RENJASKPD
SKPD
SKPD SKPD KAB. 10
SKPD KAB.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
11
KEGIATAN UTAMA/INSTRUMEN
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2008
NO KEGIATAN TUJUAN
memfasilitasi pengembangan kawasan
Percepatan Pembangunan Kawasan produksi sektor pertanian, perkebunan,
1 Produksi Daerah Tertinggal (P2KPDT) peternakan, perikanan, hutan tanaman
(62 Kabupaten) industri, dan industri pengolahan di
daerah tertinggal
membangun pusat pertumbuhan sumber
Percepatan Pebangunan Pusat
daya lokal di daerah tertinggal, dan
2 Pertumbuhan Daerah Tertinggal (P4DT)
meningkatkan sinergi pembangunan
(42 Kabupaten)
antara daerah
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
penyediaan prasarana & sarana sosial
3 Perdesaan Daerah Tertinggal (P2IPDT)
dasar di perdesaan
(148 Kabupaten)
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
Percepatan Pembangunan Wilayah
4 peningkatan kapasitas masyarakat di
Perbatasan (P2WP) (26 Kabupaten)
wilayah perbatasan
Percepatan Pembangunan Sosial Penguatan kapasitas kelembagaan
5 Ekonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT) masyarakat dalam memanfaatkan
(148 Kabupaten) sumberdaya pembangunan
Percepatan Pembangunan Daerah Mempercepat proses pemulihan dan
6 Tertinggal dan Khusus (P2DTK) pertumbuhan sosial ekonomi daerah-12
(51 Kabupaten) daerah tertinggal dan khusus
FOKUS PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL
13
PRIORITAS GREEN DEVELOPMENT
Sedangkan untuk menyongsong tahun anggaran 2008-2009, KPDT telah
mendesain program prioritas yang diusung melalui tema GREEN
DEVELOPMENT yang meliputi:
1. Green Energy (Desa Terang), Pembangunan Perdesaaan Daerah tertinggal yang belum tersentuh aliran
listrik PLN, melalui pembangunan PLTS, PLTH serta dengan pemanfaatan energi alternatif lainnya untuk
mengurangi ketergantungan pemanfaatan fosil yang sudah langka dan mahal. Pelaksanaan
pembangunan Desa Terang melalui program Pengurangan Keterisolasian Daerah melalui kegiatan
P2IPDT dengan lokasi di Daerah Tertinggal serta program Ekonomi Lokal dengan Kegiatan P4DT
dengan lokasi di Daerah Tertinggal;
2. Green Estate, Pembangunan Daerah Tertinggal, mempunyai sasaran untuk penanaman satu juta pohon
dimulai pada tahun 2008, sekaligus pengurangan dampak pemanasan global, dengan tanaman pohon
produksi, seperti: Karet dan Sawit Unggul serta pelestarian lingkungan hidup dengan penanaman pohon
mangrove. Pelaksanaan Green Estate Pembangunan Daerah Tertinggal melalui melalui program
Ekonomi Lokal dengan kegiatan P2KPDT di Daerah Tertinggal dan Kegiatan P4DT dengan lokasi di
Daerah Tertinggal;
3. Green Bank, Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai sasaran untuk pendirian Mikro Banking di
Perdesaan, sekaligus sebagai upaya pengembangan ekonomi lokal diperdesaan. Selama ini masyarakat
di perdesaan sangat lemah dibidang permodalan. Pelaksanaan pendirian mikro banking melalui program
Pengembangan Ekonomi Lokal termasuk dalam kegiatan P2KPDT di Daerah Tertinggal;
4. Green Movement (Kader Penggerak Pembangunan Satu Bangsa - KPPSB), Pembangunan Daerah
Tertinggal mempunyai sasaran Penguatan Kelembagaan, selama ini kelembagaan yanga ada kurang
dimanfaatkan sebagai motor penggerak Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelaksanaannya melalui
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dengan kegiatan P2SEDT dengan lokasi di Daerah
Tertinggal;
5. Green Belt, Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai sasaran penanganan daerah perbatasan
untuk memperkecil disintegrasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat diwilayah perbatasan
dengan negara tetangga. Pelaksanaan pembangunan Beranda Depan Bangsa melalui program
Penanganan Karakteristik Khusus Daerah serta kegiatan P2WP dengan program Pemberdayaan
Masyarakat dengan kegiatan P2DTK di Daerah Tertinggal. 14
PENDEKATAN PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TAHUN 2008-2009
PENDEKATAN PEMBANGUNAN
Pendekatan
Kewilayahan
2009
PERCEPATAN
Da
e rah il
PEMBANGUNAN
Te K ec
rpe lau
Pendekatan nc
il Pu
2008
Sektoral
Pada saat ini, RAN PPDT masih disusun berdasarkan Pendekatan Sektoral dengan melakukan Rekapitulasi
Program dan Kegiatan Sektor. Kedepan, harus menuju pada Pendekatan Kewilayahan dengan melakukan
Sinkronisasi Program Sektor untuk terjadinya Sinergitas Program dan Kegiatan antar sektor. 15
SKEMA DESA MODEL
TAHAP INISIASI P2IPDT
P2KPDT P4DT
TAHAP PENGEMBANGAN
17
INTEGRASI P2DTK-PNPM
18
TUJUAN P2DTK
MEMPERCEPAT PEMULIHAN DAN PERTUMBUHAN SOSIAL EKONOMI
DAERAH-DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS
KEGIATAN UTAMA :
• Infrastruktur
• Pelayanan Umum (Pendidikan &
Kesehatan)
• Pengembangan Sektor Swasta
• Pengembangan Kapasitas SDM Kab&Kec
• Mediasi dan penguatan Hukum
21
Masyarakat
PERENCANAAN BLOCK GRANT
KABUPATEN KABUPATEN
1
NAD
2
Sumut
Kalbar Sulteng Malut
Kalteng
6 8 10
7
3
Bengkulu
4 9
Lampung Maluku
5
NTT
23
RINCIAN LOKASI P2DTK
No Program Provinsi Jumlah Jumlah Jumlah
Kab Kec Desa
1 P2DTK Bengkulu 3 18 295
Umum Lampung 3 17 188
NTT 6 29 373
Kalimantan Barat 3 28 344
Kalimantan Tengah 3 17 254
Sulawesi Tengah 4 25 345
Maluku 5 32 383
Maluku Utara 5 20 317
Sub Total 8 Provinsi 32 Kab 186 Kec 2.499
2 P2DTK NAD 17
NAD-Nias Sumatera Utara 2
Sub Total 2 Provinsi 19 Kab
TOTAL 10 Provinsi 51 Kab 186 Kec 2.499 Ds
24
PERKEMBANGAN
DAERAH TERTINGGAL
25
UNTUK EVALUASI
POSISI DAERAH TERTINGGAL DIBAGI DALAM 4 KWADRAN :
26
PERKEMBANGAN POSISI KWADRAN
DAERAH TERTINGGAL
POSISI KWADRAN TAHUN 2004 POSISI KWADRAN TAHUN 2007
1,50 1,500
KWADRAN II KWADRAN I KUADRAN II KUADRAN I
9 Kab Pamekasan
86 Kab 20 Kab Jayapura 75 Kab
Pidie 1,00 Jayapura Pamekasan 1,000
Puncak Jaya Pidie
Puncak Jaya
Madiun Madiun
0,50 0,500
Derajat Ketertinggalan
Derajat Ketertinggalan
0,00 -
-4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 (3,000) (2,000) (1,000) - 1,000 2,000 3,000 4,000
Buton Buton
-1,00 (1,000)
Dari tahun 2004 menuju ke tahun 2007 berdasarkan posisi kuadran, terdapat 11 Kabupaten
(5,5%) yang mengalami kenaikan, 183 Kabupaten (92,0%) stagnan/tetap posisinya, 5
Kabupaten (2,5%) mengalami penurunan kuadran. Sedangkan Kabupaten yang berada di
kuadran II dan III (sebanyak 33 Kabupaten pada tahun 2007) memiliki potensi terentaskan
lebih cepat dari status sebagai Daerah Tertinggal dibandingkan Kabupaten yang berada di
kuadran I dan IV. 27
PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL
PER ASPEK
Selama kurun waktu 2004 – 2007 telah terjadi perubahan kondisi daerah
tertinggal berdasarkan 6 (enam) aspek ketertinggalan sebagai berikut :
ASPEK EKONOMI LOKAL ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA
A
B D
C
A E
B
C
D A
B
E
30
DAERAH POTENSIAL MAJU
Terdapat 28 kabupaten yang berdasarkan indeks masuk katagori daerah
yang trendnya akan lepas dari ketertinggalan mulai tahun 2007, yaitu :
1. MADIUN 11. BANGKALAN 21. MALINAU
2. KUANTAN SENGINGI 12. KUTAI BARAT 22. BARITO KUALA
3. DHARMASRAYA 13. PIDIE 23. NUNUKAN
4. TANA TORAJA 14. NATUNA 24. ACEH BESAR
5. TAKALAR 15. PINRANG 25. WONOGIRI
6. GUNUNG MAS 16. BIREUEN 26. KARANGASEM
7. ACEH TENGAH 17. BONDOWOSO 27. BELITUNG
8. SITUBONDO 18. SAMBAS 28. LAHAT
9. PAMEKASAN 19. KUPANG
10. JAYAPURA 20. ACEH UTARA
32
DAERAH PRIORITAS INTERVENSI
PEMBANGUNAN EKONOMI
40
Sekian
&
Terima Kasih
41