Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEAUSAN PADA DINDING SILINDER MESIN DIESEL

Tri Tjahjono
Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Pabelan Tromol Pos Kartasura Surakarta 57102
Email : ttjahjono@yahoo.com

ABSTRAKSI
Silinder adalah bagian dari ruang bakar mesin Diesel yang penting karena
silinder merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar dengan udara
dan juga alur gerak bolak-balik piston. Akibat gerakan tersebut akan terjadi
gesekan antara silinder dan cincin piston yang menyebabkan keausan pada
dinding silinder. Keausan tersebut mengakibatkan ukuran silinder menjadi
besar sehingga penyekatan ruang bakar menjadi kurang bahkan menjadi bocor.
Hal ini akan menyebabkan mesin Diesel tidak bertenaga atau tidak jalan sama
sekali.

Kata-kata kunci: silinder, gesekan, bocor

PENDAHULUAN disemprotkan bahan bakar solar ke dalam


Silinder adalah bagian dari ruang bakar silinder yang telah berisi udara-panas.
yang digunakan untuk proses pembakaran Setelah bahan bakar bersentuhan dengan
campuran bahan bakar dan udara. Pada udara-panas maka terjadilah proses
saat kompresi dan pembakaran akan pembakaran. Proses pembakaran bahan
menghasilkan tekanan gas yang tinggi, bakar ini menimbulkan temperatur dan
maka diusahakan tidak terjadi kebocoran tekanan di dalam silinder menjadi sangat
pada ruang bakar tersebut, sehingga dapat tinggi dan gas pembakaran mampu
menghasilkan tenaga gerak mesin. Bila mendorong piston dengan tenaga yang
mesin digunakan dalam jangka waktu yang besar sehingga terjadi gesekan pada
cukup lama, dinding silinder sedikit demi dinding silinder oleh cincin pada piston.
sedikit akan mengalami keausan. Hal ini Pemasangan cincin piston pada
akan menimbulkan penambahan silinder harus selalu menekan dinding
kelonggaran antara torak dan silinder, serta silinder dengan gaya pegasnya. Hal ini
menyebabkan kebocoran gas, tekanan menambah besarnya gaya gesek cincin
kompresi berkurang dan tenaga yang terhadap dinding silinder.
dihasilkan juga berkurang. Agar keausan Peningkatan temperatur yang terjadi
silinder tidak terlalu banyak maka pada ruang bakar meyebabkan terjadinya
diupayakan bahan yang digunakan tahanan pemuaian material cincin-piston dan lebih
aus dan juga tahan terhadap panas. lanjut mengadakan tekanan ke dinding
silinder. Hal ini juga menyumbang
DASAR TEORI besarnya gaya gesek terhadap dinding
Proses pembakaran pada motor diesel silinder.
terjadi akibat pemampatan udara di dalam Kekasaran permukaan bidang kontak
silinder sehingga menaikkan suhu udara- antara dinding piston dengan silinder dan
tekan dalam ruang bakar, kemudian dengan adanya gaya gesek yang besar,

78 Analisis Keausan Pada Dinding Silinder Mesin Diesel


oleh Tri Tjahjono ~ hal 78-83
menyebabkan keauasan pada dinding Gaya ini akan terurai menjadi gaya
silinder semakin mudah. keliling (Ft) pada poros engkol dan
Material silinder memiliki sifat getas, gaya yang menekan diding (F sinγ)
lunak dan tidak tahan panas akan mudah sebagaimana pada gambar 3. Gaya
keausan dinding silinder. Pemilihan bahan tekan dinding yang diuraikan tegak
silinder sangat diawasi karena silinder lurus sumbu silinder sebesar F.sin γ cos
memegang peranan penting lancarnya γ, gaya ini akan direaksi oleh diding
gerakan piston. silinder dengan besar yang sama dan
Analisis Gaya arahnya berlawanan, kemudian disebut
a) Gaya yang terjadi akibat adanya gaya normal.
pembakaran dalam ruang bakar (F) FN = F × sin γ × cos γ …………….[1]
Tekanan hasil pembakaran pada ruang
bakar akan mendorong piston dengan Gaya normal ini sebagai penentu
gaya (F). Besar gaya tersebut adalah besarnya gaya gesek pada dinding
hasil kali tekanan (Pz) akibat silinder.
pembakaran yang kemudian
mendorong penampang piston (A).

Gambar 1. Konstruksi mesin

Gambar 2. Gaya yang bekerja

MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 79


ISSN 1411-4348
F sin γ
F sin γ
γ

F cos γ

F
Gambar 3. polygon gaya pada piston

b) Gaya Akibat Pemasangan Awal silinder. Gaya tekan (Fs) cincin-piston


Pada pemasangan awal cincin-piston ke dinding silinder akibat pemasangan
terjadi pengecilan diameter cincin- awal adalah Fs = kp.x, dimana kp nilai
piston bebas (Db), kemudian cincin- konstanta pegas dari cincin-piston.
piston berusaha untuk kembali ke
posisi cincin-piston bebas. Hal ini c) Gaya akibat pengaruh panas
cincin-piston berusaha menekan Material cincin-piston yang terkena
dinding silinder sebagai perapat gas panas akan terjadi pemuaian yang
dalam ruang bakar. dominan kearah memanjang
Besarnya perubahan pegas dari kondisi (melingkar). Pertambahan panjang
bebas ke kondisi terpasang (x) sebagai, cincin-piston adalah ∆l = loλ∆t, dimana
(D b − D s ) lo panjang awal cincin-piston, λ
x= …………………..[2] koefisien pertambahan panjang dan ∆t
2 perubahan temperatur.
dimana, Db merupakan diameter bebas
cincin piston dan Ds adalah diameter

Gambar 4. cincin bebas dan terpasang

80 Analisis Keausan Pada Dinding Silinder Mesin Diesel


oleh Tri Tjahjono ~ hal 78-83
Tabel 1. Koefisien pertambahan panjang
Koefisien pertambahan
Logam
panjang pada 20OC (µm/m/oC)
Aluminium 23.0
Cast iron 9.0
Nikel 12.8
Steel C15 11.1
Tungsten 4.5

Besarnya gaya akibat temal dapat perubahan temperatur cincin-piston


dicari dari rumus tengangan yaitu, (N = FN + Fs +Ft).
σ = E.ε …………………………….[3] Besarnya gaya gesek juga ditentukan
Ft ∆l oleh tingkat kekasaran (keausan)
= E. ………………………..[4] permukaan, yang besarnya dapat
A lo
l .λ∆t ditunjukkan seperti pada tabel 2.
Ft = E o = E.λ.∆t ……………[5]
lo 4. VOLUME KEAUSAN PADA
dimana, E modulus elastis bahan PERMUKAAN SILINDER(V)
cincin-piston. Bila suatu gaya-geser diberikan pada
dua permukaan material akan menye-
d) Gaya gesek pada cincin dengan babkan keausan permukaan sepanjang
dinding silinder (Fgesek) lintasan. Mekanisme keausan adesif dapat
Kekasaran permukaan antara bidang dilihat seperti pada gambar berikut, (a)
kontak dinding silinder dengan cincin- kontak dua kekasaran, (b) adesi antara dua
piston merupakan penghambat gerakan kekasaran dan (c) pembentukan partikel
piston, gaya penghambat pada cincin- keausan.
piston ini dinamakan gaya gesek Volume material yang aus dari
(Fgesek). permukaan (V) adalah,
Fgesek = µ × N …………….……..…[6] L×W
V= k × ………………….. [7]
3× p
dimana, gaya tekan dinding merupakan
penjumlahan akibat pembakaran bahan dimana, k adalah koefisien keausan seperti
bakar, pemasangan awal dan pada table 2, L langkah piston (mm),
W gaya normal (kgf), p tekanan pada
dinding silinder (kg/mm2).

Tabel 2. Koefisien gesek


Koefisien Gesek (µ)
Proses
Cold Hot
Rolling 0.05÷0.1 0.2÷0.7
Forging 0.05÷0.1 0.1÷0.2
Drawing 0.03÷0.1 -
Sheet-metal forming 0.05÷0.1 0.1÷0.2
Machining 0.5÷2 -

MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 81


ISSN 1411-4348
Gambar 5. Keausan Adesif

Tabel 3. Nilai k Koefisien Keausan pada Permukaan


Tanpa Pelumasan k Dengan Pelumasan k
-2 -3
Mild steel on mild steel 10 ÷10 52100 steel on 52100 steel 10 ÷10-10
-7

60-40 brass on hardened tool steel 10-3 Aluminium bronze on hardened 10-4
steel
Hardened tool steel on hardened 10-4 Hardened steel on hardened 10-5
tool steel steel
Polytetrafluoroethy (PTFE) on 10-5
tool steel
Tungsten carbide on mild steel 10-4

5. POSISI KEAUSAN mempengaruhi. Apabila sudut yang


Keausan yang paling banyak pada dibentuk oleh connecting rod dengan
dinding silinder oleh cincin torak terjadi di sumbu silinder kecil maka keausan yang
antaranya langkah torak atau ½ langkah terjadi pada dinding silinder akan kecil,
torak. Karena besar sudut antara apabila sudut yang dibentuk besar maka
connecting rod dan sumbu silinder juga keausan pada dinding silinder besar pula.

F
F

Gambar 6. Gerakan Piston

82 Analisis Keausan Pada Dinding Silinder Mesin Diesel


oleh Tri Tjahjono ~ hal 78-83
6. PEMILIHAN BAHAN SILINDER untuk pemakaian ruang bakar, maka
LINER kemungkinan cepat aus besar sekali.
Keausan silinder liner diperparah oleh
pemakaian material bermutu rendah yaitu KESIMPULAN
jumlah komposisi material tersebut yang Dari uraian telah dijelaskan dapat
memiliki ketahanan aus rendah sangat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
besar. 1. Gaya F mengakibatkan gaya bidang
Dalam penggunaan sebaiknya dipakai luncur pada sisi silinder yang disebut
bahan besi cor kelabu dimana mengandung sisi kerja bergesekan dengan cincin
unsur besi (Fe = 92,95 %), silikon (Si = pada piston. Maka pada sisi kerja pada
2,339 %), karbon (C = 3,108 %) dan silinder tersebut terjadi kerusakan
mangan (Mn = 0,938 %) yang merupakan terbesar.
unsur utama pada besi tuang kelabu. 2. Besar sudut yang dibentuk connecting
Penambahan silikon pada besi-cor akan rod dengan sumbu dinding silinder
memperoleh sifat encer (fluidity) dan akan mempengaruhi gaya normal pada
sedikit getas. Mangan yang dipadukan dinding silinder apabila sudut yang
akan menambahkan sifat kekuatan pada dibentuk kecil gaya normal yang
besi-cor. terjadi kecil, apabila sudut yang
Besi-cor ini memiliki kelebihan agak dibentuk besar maka gaya normalnya
getas, kekuatan-tarik rendah, kekuatan- juga besar.
tekan tinggi dan mempunyai mampu cor 3. Besar koefisien keausan dan gaya
sangat baik serta murah dan paling banyak normal juga mempengaruhi besarnya
dipergunakan untuk benda-benda coran. volume kerusakan pada permukaan
Apabila bahan silinder terbuat dari bahan dinding silinder.
dibawah persyaratan yang ditentukan

DAFTAR PUSTAKA

Khovakh M., 1979, Motor Vehicle Engine, Moscow

Khurmi, 1984, Machine Design, Eurasia Publishing House Ltd, New Delhi.

Maleev V.L., 1985, Internal Combustion, Mc Graw Hill, California.

Petrovsky N, 1978, Marine Internal Combustion Engines, Mir Publishers, Moscow

MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 83


ISSN 1411-4348

Anda mungkin juga menyukai