DASAR TEORI
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan
rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme.
Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan,
struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin,
mengandung fosil dan masih banyak lagi.
Sekepal batuan
kristalin
foliasi
Batuan sedimen
Batuan sedimen
silisiklastik
karbonat
Batuan metamorfik
berfoliasi
Batuan beku Batuan sediment
Batuan metamorf klastik campuran
non foliasi
Ukuran Breksi /
Kekerasan konglomerat
butir Batupasir
& BJ Batulanau
Batulempun
g
Batuan Breksia
Batuan konglemerat
sediment non
sedimen klastik Sandstone
2 mm = kalsidurit Siltstone
2-0,06 mm =
kalkarenit
< 0.06 mm =
1.4 Pemerian Batuan Sedimen Klastik
4 – 64 Kerakal (pebble)
2. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir
penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam pemilahan
dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :
1. Fragmen
Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan
terletak diantaranya sebagai masa dasar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral
atau fosil.
3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir
sedimen, dapat berbentuk amorf dan kristalin. Bahan-bahan sedimen yang lazim
adalah :
1. Kristalin
2. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal – kristal atau
metamorf (nonkristalin).
3. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
10. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.
Chert : Kalsedon
a. Batugamping Klastik :
Batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritur
batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.
Dapat dibedakan :
Rudite >1
Arenit 0,062 – 1
Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya,
hanya saja dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.
Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang
merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari
feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau
markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin
pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat
juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung
dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya
(Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:
1. Residual Clay
BAB II
PEMBAHASAN
Dari hasil atau cara terjadinya batuan sedimen dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
Pada saat praktikan kami mengamati batu foram ini dan memperhatikan
batu ini, ternyata batuan ini berwarna coklat kekuningan. Dari hasil kajian
pustaka yang kami lakukan,ternyata batuan ini berwarna coklat kekuningan
karena dipengaruhi oleh komposisi mineral yang terkandung dalam batu ini.
Komposisi mineral pada batu ini yakni terbentuk dari monomineralik
karbonat. Monomineralik karbonat merupakan hasil campuran dari dua
mineral yakni mineral kalsit dan dolomit.Menurut peraktikan yang kami
lakukan,ternyata mineral yang sangat dominan dalam batu ini adalah mineral
kalsit karena adanya campuran mineral dolomit yang merata sehingga
warnanya menjadi coklat kekuningan.
Dari hasil praktikan batu ini memiliki tekstur yang dapat dilihat
dengan menggunakan empat sudut pandang, yakni dari segi ukuran butirnya,
pemilahannya, kebundarannya, dan kemasnya. Ukuran butir batu pasir ini
masuk dalam golongan lempung. Batu ini masuk dalam golongan lempung
sebab ukuran butir batuan ini < 1/256 mm atau dalam istilah petrologinya
adalah medium clay. Sedangkan dari segi pemilahannya batu ini memiliki
pemilahan yang baik sebab ukuran serta besar butirnya memiliki ukuran yang
seragam. Dari segi kebundarannya, batu ini memiliki kebundaran yang sub
angular (menyudut tanggung). Batu ini memiliki kebundaran sub angular
sebab permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam. Sedangkan
dari segi kemasnya, batu ini memiliki kemas yang tertutup. Batu ini memiliki
kemas yang tertutup sebab batu ini memiliki butiran yang saling bersentuhan
satu sama lainnya sehinngga tidak ada celah yang terbuka.
BAB III
KESIMPULAN
1. http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.htm
2. http://klastik.wordpress.com/2006/11/19/prospek-batu-lempung-dimasa-kini/
3. Suharwanto H. Penuntun Praktikum mineralogi Petrologi (prodi teknik
lingkungan upn “veteran” Yogyakarta). Yogyakarta.