Anda di halaman 1dari 3

Tugas : Pemuliaan Tanaman 2010

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PANGAN

DARI DAMPAK EFEK GLOBAL WARMING

Penduduk seluruh dunia cemas terhadap fenomena ”Global Warming” atau


pemanasan global yang menjadikan momok paling menakutkan bagi seluruh isi semesta alam
ini. Dimana efek dari global warming yang berpengaruh kepada kelangsungan hidup
makhluk yang ada dipermukaan bumi ini. Fenemona ini menjadi isu yang hangat untuk
diperbincangkan, apalagi khusus untuk pangan dunia yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Dimana sector pertanian harus ekstra menjaga dan mengusahakan kualitas pangan didunia.
Sebab efek dari global warming ini sangat mengancam kelangsungan hidup makhluk
penghuni bumi ini.

Gejala yang ditimbulkan dari efek “Global Warming” ini berupa cuaca yang tidak
menentu, intensitas curah hujan yang tinggi, ombak semakin besar, banjir, kebakaran hutan,
kekeringan, dan beragam macam musibah yang akan menghantui kita. Global warming dapat
menyebabkan “Climate Change” atau perubahan iklim secara ekstrem yang menjadikan
“Phobia” atau ketakutan yang berlebihan bagi masyarakat.

Data dari Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB)


mencatat pada periode tahun 2003-2005 ada sekitar 1.429 kejadian bencana di Indonesia.
Mungkin dibandingkan pada tahun 1950-1960an peningkatannya mencapai empat kali lipat.
“Tutur, Rizaldi Boer, Sebagai Kepala Laboraturium Klimatologi Geomet-Fakultas MIPA
Institut Pertanian Bogor (IPB)”.

Ancaman Produksi Pangan

Global warming sangat mempengaruhi prespitasi, evaporasi, water run-off,


kelembaban tanah dan variasi iklim yang sangat mencolok secara keseluruhan yang dapat
mengancam keberhasilan produksi pangan. Kajian yang dilakukan oleh National Academy of
Science/NAS yang dilakukan pada tahun 2007 di bidang pertanian mengenai dampak

Nama : Rozi Amrullah


NIM : 0705101030023
Jurusan : BDP/Agronomi EkstensiPage 1
perubahan iklim. Menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia telah dipengaruhi secara nyata
dan adanya variasi hujan tahunan dan antar tahun yang disebabkan oleh Australian-Asian
Monsoon and EL-Nino-Southern Oscilation (ENSO).

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), mengeluarkan peringatan bahwa


perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dapat menurunkan hasil pangan dan
menimbulkan kelaparan diberbagai belahan bumi ini. Akibat dari pemanasan global ini bukan
hanya menurunkan produksi pangan, tetapi dapat mengakibatkan menurunnya luas lahan
pertanian dan meningkatkan berbagai hama dan penyakit.

Indonesia, yang menjadi lumbung pangan dunia pun ikut terkena dampak dari
perubahan iklim ini. Dimana Indonesia yang sering terjadi perubahan cuaca secara
mendadak, termasuk hujan lebat yang sulit diprediksi. Ada 3 faktor yang menjadi pemicu dari
pemanasan global tersebut di sector pertanian :

1. Peningkatan suhu udara yang menyebabkan penurunan produktivitas tanaman,


terutama tanaman semusim.

2. Iklim ekstrem menjadi penyebab kegagalan panen dan luas panen.

3. Naiknya permukaan laut akan menyebabkan peningkatan salinitas tanah disekitar


pantai.

Strategi Produksi Pangan Pada Saat Perubahan Iklim

Fenomena ini membuat seluruh lapisan masyarakat ikut merasakan resah. Tidak
hanya masyarakat saja, pemerintah pun harus menyikapi ini dengan rasional. Seperti kutipan
dari Deptan. Deptan telah menyusun tiga strategi atau pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan strategis dengan melakukan identifikasi lahan-lahan yang terkena, rawan,


atau sensitive terhadap perubahan hidrologi atau sumber daya air, serta menyiapkan
varietas-varietas tanaman yang adaptif terhadap salinitas dan kekeringan.

2. Melakukan pendekatan taktis dengan mengembangkan system pengamatan dan


Tugas : Pemuliaan Tanaman 2010

pemantauan perubahan iklim diikuti dengan sistem informasi.

3. Lebih bersifat operasional, yakni menyesuaikan pola tanam dengan mendorong


diversifikasi tanaman.

Selain itu, antisipasi pemanasan global juga mesti dilakukan secara terintegrasi
dengan melibatkan semua kalangan. Bahkan, masalah ini tidak hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah dan harus menjadi isu sekaligus tanggung jawab bersama. “Terjadinya
pemanasan global, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan itu ada kaitannya dengan
budaya dan perilaku manusia. Oleh karena itu, diperlukan sikap kesadaran manusia untuk
melakukan konstruksi/perbaikan.

Prof Dr Muhjidin Mawardi,yang menjadi Wakil Ketua Lembaga Lingkungan Hidup


(LHH) PP Muhammadiyah mengatakan, saatnya kita menerapkan sanksi hukum yang tegas
terhadap pihak yang melanggar Protokol Kyoto. “Jangan hanya diberikan pada nuklir saja,
namun juga kepada pelanggar Protokol Kyoto, seperti, Amerika Serikat (AS) yang menolak
meratifikasi protokol tersebut,” katanya.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berpartisipasi dalam menyelamatkan bumi
ini, di antaranya hemat energi, tidak membuang sampah sembarangan yang dapat
menghasilkan gas metan, dan mengolah sampah menjadi kompos. Selain itu, diversifikasi
energi dari bahan bakar yang dapat diperbaharui (bahan bakar nabati), melakukan
penghijauan di sekitar rumah, dan menggunakan teknologi yang tepat guna dan ramah
lingkungan. Memang, sudah saatnya bumi dan segala isinya ini diselamatkan agar bisa dihuni
lebih lama dan nyaman.

Nama : Rozi Amrullah


NIM : 0705101030023
Jurusan : BDP/Agronomi EkstensiPage 3

Anda mungkin juga menyukai