TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi
8
2
terdapat pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan
dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, bisa disertai
kematian.
a. Anatomi
menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus digestivus dan dari paru-paru
a). jantung
Atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri, katup bikuspidalis,
(a).Arteri koronaria
(b).Arteri subklavia
melewati aksila
(c).Arteri brachialis
(d).Arteri radialis
(e).Arteri karotis
(g).Arteri fascialis
(h).Arteri femoralis
belakang lutut
jaringan
(c).Vena Jugularis
(d).Vena Pulmonalis
paru
6
c). Darah
jaringan cair yang terdiri atas dua bagian, bagian cair yang disebut plasma
dan bagian padat yang disebut sel-sel darah” ( Pearce Evelyn, 2002:133).
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnanya merah (Syaifuddin , 1997), Darah adalah suatu cairan kental
(a).Tulang vertebrae
tidak melekat
8
b). Hepar
diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus dextra dan lobus siniistra. Dari
kedua lobus tampak adanya ductus hepaticus dextra dan ductus hepaticus
coledakus.
c). Limpa
bulan berwarna kemerahan. Limfa adalah organ berkapsul dengan berat 100-
150 gr. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfoid dan memfagosit
Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah
kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kir 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut
pada tiap-tiap orang tidak sama tergantung umur, pekerjaan, keadaan jantung
Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari
7,37-7,45.
9
b. Fisiologi
dalam lautan cairan yang dibungkus oleh kulit organisme tersebut. Semua sel
organisme multiseluler perlu nutrisi dan O2 dari Cairan ekstravaskuler dan sel
substansi kimia/transmisi impuls dari satu sel ke sel yang lain . Cairan
70% dan Cairan ekstraseluler 30% . Cairan Intra Seluler ( CIS ) yaitu cairan
yang terletak didalam sel tubuh . Sedangkan Cairan Ekstra Seluler (CES )
yaitu Cairan yang terletak diluar sel tubuh. Dan Cairan Interstisial: cairan
yang terdapat pada celah antar sel, terdiri: Plasma darah, Cairan serebrospinal,
Darah
Darah merupakan salah satu dari cairan Intra seluler , Volume darah :
2). Sebagai pertahanan tubuh terhadap bibit penyakit dan racun yang
anti racun.
Bagian-bagian darah
suatu zat yang disebut hemoglobin. Warna ini akan tambah berwarna merah
jika di dalamnya banyak mengandung 02. Fungsi dari Eritrosit adalah menikat
Eritrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hati yang kemudian
akan beredar ke selurh tubuh selama 14-15 hari setelah itru akan mati.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi 2 zat
baru dan berguna untuk mengikat 02 dan CO2. Jumlah H orang dewasa kira-
17,0%
keduanya berkurang mak keadaan ini disebut anemia. Biasanya hal ini
eritrosit.
sel sehingga dapat dibedakan berdasarkan inti sel . Leukosit berwarna bening
memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan
RES ( Retikulo Endotel System). Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut ,
dimana leukosit mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus
kemasukan kuman atau infeksi maka jumlah leukosit yang ada dalam darah
meningkat.
Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tiggal di dalam kelenjar
a). Agranulosit
(1). Limfosit
(2). Monosit
b). Granulosit
(1). Neutrofil
(2). Eosinofil
(3). Basofil
banyaknya ½ %.
penyakit adalah sistem imun, sistem imun tubuh terbagi 2 yaitu sistem
antigen. Telah ada dan siap berfungsi sejak lahir, contoh: permukaan
untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing
yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem
Bila sel imun tersebut berpapar kembali dengan benda asing yang
sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat,
bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong, warnanya putih
penting dalam pembekuan darah, jika kurang dari normal. Apabila timbul luka
Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Jika tubuh terluka,
darah akan keluar, trombosit pecah dan akan mengakibatkan zat yang disebut
bantuan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin
15
d. plasma darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening kekuningan
6) Antibodi atau anti toksin yaitu , protein serum yang disebut Globulin,
dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari porliferasi sel B akibat
E, Ig D
16
e. Hematokrit
semakin besar persentase sel darah merah yaitu semakin besar hematokrit
3. Etiologi
a. Virus dengue
b. Vektor
di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami
darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan
c. Host
ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi
4. Patofisiologi
20
pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena
masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan
ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul
gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan
makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk
yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan
sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali
komplemen.
malaise dan gejala lainnya. Ruam pada Dengue Fever disebabkan oleh
21
selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai
puncaknya pada saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat. Pada pasien
dengan renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 30%.
5. Manifestasi Klinis
a. Demam
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto, 1990 ; 39).
b. Perdarahan
dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji torniquet yang
positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan
349).-
c. Hepatomegali
meskipun pada orang yang kurang gizi. Bila terjadi peningkatan dari
d. Renjatan (Syok)
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis
di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
perabaan.
- Asites .
39).
6. Klasifikasi
Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201)
yaitu :
24
1) Derajat I
hasilnya positif.
2) Derajat II
3) Derajat III
seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (<
4) Derajat IV
tampak biru.
7. Penatalaksanaan
Fever (DHF) ringan tidak perlu dirawat, Dengue Haemoragic Fever (DHF)
25
terjadinya syok yaitu perburukan gejala klinik pada hari 3-7 sakit ( Purnawan
dkk, 1995 ; 571) Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue
(UPF IKA, 1994 ; 203) yaitu: Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas,
muntah, masukan kurang) atau kejang–kejang. Panas 3-5 hari disertai nyeri
a. Tirah baring
b. Makanan Lunak
sebanyak 1,5-2 liter dalam 24 jam ( susu,air dengan gula atau sirop)
perdarahan
renjatan, yaitu :
dan terpasang pada pasien. Observasi meliputi pemeriksaan tiap jam terhadap
keadaan umum, nadi dan tekanan darah, suhu dan pernafasan setiap 4-6 jam
cairan intrevaskular ke tingkat yang normal, dalam hal ini dapat tercapai
dengan pemberian segera cairan intravena. Jenis cairan dapat berupa NacL,
lactat ringer atau bila terdapat renjatan yang berat dapat dipakai plasma.
perkembangan klinis.
badan / jam.
dan bila tak tampak perbaikan , diusahakan pemberian plasma atau ekspander
27
plasma atau dekstran atau preparat hemasel dengan jumlah 15-29 ml/kg berat
badan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keadaan asidosis, yang harus
teratasi.
melena )
kadar Hb dan Ht
perlu diberikan.
28
Sistem Pencernaan :
Sistem Kardiovaskuler :
Sistem pernafasan :
Sistem mukuloskeletal :
Sistem penglihatan :
Sistem Pendengaran
Sistem Pengecapan
Sistem penciuman
Sistem Integumen
yang dirangsang oleh pirogen eksogen yang ada pada agen infeksius,
dalam hal ini virus. Agen infeksius ini mengacaukan set point suhu
dan DBD timbul akibat supresi sumsum tulang dan destruksi serta
Sistem urinari
urine.
1. Pengkajian
a. Biodata
pedesaan dengan jumlah penduduk yang padat dan dalam waktu relatif
singkat.
b. Riwayat Kesehatan :
pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual,
dengue )
lain / tidak
ada penyakit kelainan pada darah ataupun sistem imun mungkin akan
Pola nutrisi
Pola Eliminasi
tinggi.
dan keramas.
d. Pemeriksan Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
S : meningkat 38-390C
35
3) Sistem penglihatan
jelas
4) Sistem Pengecapan
5) Sistem Pendengaran
6) Sistem penciuman
epitaksis.
7) Sistem Perabaan
kasar.
8) Sistem Respirasi
9) Sistem Kardiovaskular
rate
Pola Aktivitas
dan bedrest
Mental/Psikologi
a. Pola interaksi
37
b. Pola kognitif
c. Pola Emosi
Tingkat emosi klien selama dirawat, apakah dia stabil atau labil
d. Gambaran diri
e. Harga Diri
f. Ideal diri
g. Identitas diri
h. Peran Diri
38
j. Sosial
1). kultural
3). spiritual
sembuh
e. Data Laboratorium
1). Hematologi
dari 1280
Gambar 2.2. Respon Imun Infeksi Virus Dengue(dikutip dari Suroso, Torry C. Panbio
2. Analisa Data
kemampuan mengaitkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang
keperawatan klien
41
3. Diagnosa Keperawatan
atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
merubah.
yaitu :
intravaskuler ke ekstravaskuler
patologis (viremia)
4. Perencanaan Keperawatan
berikut :
perawatan.
Kriteria : Suhu tubuh antara 36 – 37, membran mukosa basah, nadi dalam
No Intervensi : Rasional
1) Berikan kompres (air biasa / kran). Kompres dingin akan terjadi pemindahan
panas secara konduksi
2) Berikan / anjurkan pasien untuk Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
banyak minum 1500-2000 cc/hari akibat evaporasi
( sesuai toleransi )
3) Anjurkan keluarga agar mengenakan Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang
pakaian yang tipis dan mudah tipis mudah menyerap keringat dan tidak
menyerap keringat pada klien. merangsang peningkatan suhu tubuh.
4) Observasi intake dan output, tanda Mendeteksi dini kekurangan cairan serta
vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap mengetahui keseimbangan cairan dan
3 jam sekali atau lebih sering. elektrolit dalam tubuh. Tanda vital
merupakan acuan untuk mengetahui keadaan
umum pasien.
5) Kolaborasi : pemberian cairan Pemberian cairan sangat penting bagi pasien
intravena dan pemberian obat dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat
antipiretik sesuai program. khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh
pasien.
hipovolemik.
Kriteria : Input dan output seimbang, Vital sign dalam batas normal (TD
No Intervensi : Rasional
1). Observasi vital sign tiap 3 jam/lebih Vital sign membantu mengidentifikasi
sering fluktuasi cairan intravaskuler
2). Observasi intake dan output. Catat Penurunan haluaran urine pekat dengan
jumlah, warna, konsentrasi, Berat Jenis peningkatan Berat Jenis diduga dehidrasi.
urine.
3). Anjurkan untuk minum 1500-2000 Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh
ml /hari (sesuai toleransi) peroral
4). Pemberian cairan intravena, plasma Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh,
Lanjutan …
44
Criteria : pola nafas efektif, frekuensi kedalaman normal, paru jelas dan
bersih,
No Intervensi : Rasional
1). Kaji kedalaman pernafasan dan Kecepatan biasanya meningkat, dispnea dan
ekspansi dada terjadi peningkatan kerja nafas
2). Auskultasi bunyi dan catat adanya Ronchi dan mengi menyertai obstruksi jalan
bunyi nafas mengi atau ronchi nafas atau kegagalan pernafasan
3). Tinggikan kepaladan bantu mengubah Duduk tinggi memungkinkan ekspansi dan
posisi memudahkan pernafasan, pengubahan posisi
meningkatkan pengisian udara segmen paru
4). Bantu pasien mengatasi takut atau Perasaan takut dan ansietas berat
ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan
bernafas atau terjadi hipoksemia
5). Berikan oksigen tambahan Memaksimalkan bernafas dan menurunkan
kerja nafas
jaringan menurun
Criteria : Irama jantung atau frekuensi perifer dalam batas normal, tidak ada
No Intervensi : Rasional
1). Auskultasi frekuensi dan irama Takikardi akibat dari hipoksemia
jantung, cata adanya bunyi jantung kompensasi upaya peningkatan aliran darah
ekstra dan perfusi jaringan, gangguan irama
jantung tambahan terlihat sebagai
peningkatan kerja jantung
2). Observasi perubahan status mental Gelisah, bingung, disoreintasi dapat
menunjukan gangguan aliran darah serta
hipoksia
3). Observasi warna dan suhu kulit atau Kulit pucat, sianosis, kuku, membran bibir,
membran mukosa lidah pucat menunjukan syok atau gangguan
aliran darah perifer
4). Ukur haluaran urine dan berat jenis Syok lanjutan atau penurunan curah jantung
urine menimbulkan penurunan perfusi ginjal.
Dimanifestasikan oleh penurunan haluaran
urine dengan berat jenis normal atau
meningkat
patologis (viremia)
No Intervensi : Rasional
1). Berikan posisi yang nyaman Untuk mengurangi rasa nyeri
2). Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam Melemaskan otot-otot yang tegang karena
46
nyeri
3). Ajarkan teknik distraksi Dengan melakukan aktivitas lain klien dapat
melupakan perhatiannya terhadap nyeri
4). Berikan kesempatan untuk Bisa mengalihkan perhatian terhadap nyeri
berkomunikasi dengan orang terdekat
5). Kolaborasi pemberian analgetik Obat analgetik mengurangi prostaglandin
penyebab nyeri
f. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
No Intervensi : Rasional
1). Kaji riwayat nutrisi, termasuk Mengidentifikasi defisiensi, menduga
makanan yang disukai kemungkinan intervensi
2). Observasi dan catat masukan makanan Mengawasi masukan kalori/kualitas
pasien kekurangan konsumsi makanan
3). Timbang BB tiap hari (bila Mengawasi penurunan BB / mengawasi
memungkinkan ) efektifitas intervensi
4). Berikan / Anjurkan pada klien untuk Makanan sedikit dapat menurunkan
makanan sedikit namun sering dan kelemahan dan meningkatkan masukan juga
atau makan diantara waktu makan mencegah distensi gaster.
5). Berikan dan Bantu oral hygiene. Meningkatkan nafsu makan dan masukan
peroral
6). Hindari makanan yang merangsang Mencegah terjadinya distensi pada lambung
(pedas / asam) dan mengandung gas yang dapat menstimulasi muntah.
7). Jelaskan pada klien dan keluarga Pengetahuan membuat klien mengambil
tentang penting nutrisi/ makanan bagi tindakan atas penyakit yang di deritanya
proses penyembuhan.
8). Sajikan makanan dalam keadaan Makanan dalam keadaan hangat untuk
hangat meminimalisir rangsangan mual
9). Anjurkan pada klien untuk menarik Meminimalisir rangsangan mual
nafas dalam jika mual
47
No Intervensi : Rasional
1). Bantu aktivitas klien sehari-hari seperti supaya ADL terpenuhi
BAK, BAB, mandi, dll
2). Dekatkan peralatan yang dibutuhkan memudahkan klien mudah menjangkau alat-
klien alat yang dibutuhkan
3). Bimbing dan bantu klien dalam Tubuh memerlukan penyesuaian yang
melakukan aktivitas secara bertahap bertahap , tidak bisa sekaligus
4). Libatkan keluarga dan pasien dalam Motivasi keluarga dan orang-orang terdekat
melakukan aktivitas akan sangat membantu klien
No Intervensi : Rasional
1). Bina hubungan saling percaya dengan Kepercayaan klien memudahkan perawat
klien dan keluarga untuk melakukan intervensi
2). Berikan kesempatan pada klien untuk memperingan beban psikologis
mengungkapkan perasaannya
3). Berikan penjelasan pada klien dan Keluarga bisa segera mengambil tindakan
48
5. Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Drs. Nasrul Effendy,
1995 : 40).
6. Evaluasi
7. Catatan Perkembangan
pesan dokter, ahli terapi yang terlibat. Semua catatan yang berisi data dan
Keterangan :
dilaksanakan.
baru.
50