Disusun Oleh:
BAGUS PAMBUDI
2104100081
MINI POWERPLANT
Disusun oleh:
Disetujui:
Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Elemen Mesin ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
1. Bapak Dr. Ing Herman Sasongko, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin – FTI
ITS Surabaya.
3. Bapak ,Ibu, dan Dimas yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang.
tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu kami
Penyusun
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi listrik di Indonesia pada masa sekarang dan yang akan
datang, akan semakin besar. Sedangkan pasokan energi fosil kita akan semakin
menipis, sehingga diperlukan energi alternatif yang dapat mengatasi terjadinya
penipisan pasokan energi fosil.
Berkenaan dengan permasalahan tersebut dan juga masih kurangnya
pemanfaatan sumber daya alam lain, maka dalam tugas perencanaan elemen
mesin ini, penulis mencoba membahas tentang pemanfaatan energi alternatif
penghasil listrik dengan menggunakan aliran air.
Keterbatasan pemikiran dan waktu yang tersedia dalam membuat
perencanaan mini power plant ini, maka penulis membatasi cakupan
permasalahan. Adapun pembatasan tersebut yaitu melakukan analisa tenaga aliran
air yang diubah menjadi energi mekanis untuk menggerakkan sudu-sudu turbin,
sehingga diperoleh input putaran poros yang cukup tinggi. Dengan bantuan
transmisi daya, maka putaran input tersebut akan dinaikkan menjadi putaran
output yang sesuai dengan data teknis generator yang dipakai.
Masalah khusus yang akan dibahas dalam perencanaan ini adalah
Perencanaan Mini Power Plant yang menggunakan transmisi Roda Gigi dan Belt.
Dimana menggunakan generator pada Laboratorium Power Teknik Elektro ITS
dengan putaran 1500 rpm dan frekuensi 50 Hz.
1
BAB II
PUTARAN DAN DAYA TURBIN AIR
Daya yang dihasilkan oleh generator berdasar atas putaran pada transmisi
yang ada.Dalam hal ini, roda gigi dan belt yang mentransmisikan putaran tersebut.
Aliran air sungai yang memiliki kecepatan atau debit tertentu, diarahkan
menuju suatu tempat penampungan. Kemudian air tersebut dialirkan melalui pipa
dengan diameter yang sesuai, agar kecepatan fluida yang diinginkan untuk
menggerakkan sudu-sudu turbin dapat maksimal.
Gambar 2.1
2
Putaran dan Daya Turbin Air 3
Incompressible (ρ konstan)
Luas pipa penampang konstan
P1 = P2 = P konstan
Z1 = L2 ; Z2 = 0
α1 = α2 = 1 (kecepatan uniform)
Bahan dari cast iron
Properties
Persamaan dasar yang digunakan
P1 α1V12 P2 α 2V22
+
ρ 2
+ gZ 1
-
ρ
+
2
+ gZ 2 = hlt
....................1
hlt = hl + hlm
flV 22
hl = → (head loss minor) ....................2
2D
V22 V22 Le V22
hlm = k1 + k2 +f D ....................3
2 2 2
dimana:
f = Faktor koefisien gesek
k = koefisien losses
Le = panjang pipa
Analisa:
Substitusi persamaan 2 dan 3 ke persamaan 1, sehingga:
dimana:
e
Bahan pipa cast iron (fig 8.15) untuk diameter pipa 8 in. Didapat =
d
0.00075 dan (fig 8.14) diperoleh faktor gesek f = 0.021
Head loses pada elbow 90°
R 0.5m Le
= = 1 (dari fig 8.18) didapat harga = 15
D 0.5m D
Dimana Le adalah panjang pipa lurus equivalen dengan losses
Koefisien losses pada pipa masuk (k1)
r 0.1m
Dari tabel 8.1 pada = = 0.05 didapat k1 = 0.04
D 0.2m
k2 = 1
V2 = 3.85 m/s
Debit Aliran:
Q = V1.A2 = (3.85) . ((0.25). (3.14) . (0.2)2)
= 0.12 m3/s
h1
V2
d1 d2
h2
Gambar 2.2
Bentuk sudu :
L
L = 0.2 m
Gambar 2.3
V=
1
4
(πR 2 ) L =
1
4
. (3.14) . (0.2)2 . (0.4) = 0.00628 m3
V22 V3
+ gZ 2 = 2 + gZ 3
2 2
Asumsi
Pengaruh gesekan udara diabaikan (h1 = 0)
Air dalam sudu sudah tumpah semuanya setelah menempuh 45°
Jadi:
(
V3 = V22 + 2 g ( Z 2 − Z 3 ) ) 1
2
= ( (3.85) 2
+ 2(9.81)( 2.5) ) 1
2
= 8.3 m/s
r cos Ө
r- r cos Ө
Gambar 2.4
dθ
ω= → dθ = ω dt
dt
θ t
∫ dθ = ω∫ dt
0 0
θ=ω.t
dx d ( r − r cos θ )
V3 = → V3 =
dt dt
dr d ( r − r cos θ ) dr dr d ( cos ω t )
V3 = - = - cos ωt +r
dt dt dt dt dt
V3 = r . ω sin ωt
V3
ω=
r sin ωt
ω = 8.4 rad/s
2π n 60 .ω
ω= →n= = 80 rpm
60 2π
2π
T= ω = 0.099956 s
8
dimana:
Q = V2 . A2
sehingga:
= 2940 Watt
dipilih roda gigi lurus (spur gear) full depth involute dengan sudut tekan (φ) =
20°; atas dasar memiliki putaran yang rendah serta harganya relatif lebih
ekonomis.
Material yang dipergunakan untuk roda gigi adalah Gray Cast Iron dari
tabel A-16 (Aaron Deutschman) didapatkan density (ρ) = 0.26 lb/in3. Karena
ukuran diameter roda gigi relatif kecil, maka dibuat pejal.
Roda Gigi 1
Diameter pitch (D1) = 10 in
Lebar roda gigi = 1.6 in
π 2
V1 = × D1 × b
4
3.14
= ×10 2 ×1.6
4
= 125.6 in3
W 1 = V1 x ρ
= 125.6 x 0.26
= 32.656 lb
Roda Gigi 2
Diameter pitch (D2) = 2.5 in
Lebar roda gigi = 1.6 in
π 2
V2 = × D2 × b
4
3.14
= ×( 2.5) 2 ×1.6
4
9
Perhitungan Transmisi Roda Gigi 10
= 7.85 in3
W 2 = V2 x ρ
= 7.85 x 0.26
= 2.041 lb
Roda Gigi 3
Diameter pitch (D3) = 5 in
Lebar roda gigi = 1.8 in
π 2
V3 = × D3 × b
4
3.14
= ×5 2 ×1.8
4
= 35.325 in3
W 3 = V3 x ρ
= 35.325 x 0.26
= 9.1845 lb
Roda Gigi 4
Diameter pitch (D4) = 2.5 in
Lebar roda gigi = 1.8 in
π 2
V4 = × D4 × b
4
3.14
= ×(2.5) 2 ×1.8
4
= 8.83125 in3
W 4 = V4 x ρ
= 8.83125 x 0.26
= 2.296125 lb
Pulley 1
materialnya adalah Cast Iron dengan (ρ) = 0.26 lb/ in3
Luas penampang belt (Ab) = 0.128 in2
Lebar pulley (B) = 1.04 in
Diameter (Dpi) = 12.6 in
π
V1 =
4
(
× D12 − z × Ab × b)
=
3.14
4
( )
× 2.5 2 − 2 × 0.128 ×1.04
= 4.89 in3
W 1 = V1 x ρ
= 4.89 x 0.26
= 1.27 lb
Pulley 2
materialnya adalah Cast Iron dengan (ρ) = 0.26 lb/ in3
Luas penampang belt (Ab) = 0.128 in2
Lebar pulley (B) = 1.04 in
Diameter (Dpi) = 5.6 in
π
V2 = × ( D22 − z × Ab ) × b
4
=
3.14
4
(
× (5.6) 2 − 2 × 0.128 ×1.04 )
= 25.393 in3
W 2 = V2 x ρ
= 25.393 x 0.26
= 6.6026 lb
= 1575 lb.in.
Kecepatan keliling (V)
π d1 n
V=
12
(3.14 ).( 10 ).( 80 )
=
12
= 209.3 ft/min
Gaya Tangensial (FT)
Hp .33000
FT =
V
2.33000
=
209 .3
= 315.34 lb.
Gaya Radial ( FR)
FR = FT.tg φ
= 315.336.tg 20°
= 114.77 lb
Gaya Normal ( FN)
FT
FR =
cos ϕ
315 .34
=
cos 20
= 335.22 lb
Gaya Dinamis ( FD)
Karena 0 ≤ V ≤ 2000 (ft/min) maka :
600 +V
FD = FT
600
600 + 209 .3
= 315 .336
600
= 425.34 lb
b 12000 x 0.421 x3
Fb1 = So1 x Y1 x p = = 4014 lb
4
b 15000 x 0.289 x3
Fb2 = So2 x Y2 x p = = 3791 lb
4
۟Jadi , Fb1 dan Fb2 ≥ FD → Bahan aman
Gigi pada roda gigi dikatakan aman jika tegangan desain ijij maximum lebih
besar dari tegangan tekan pada akar gigi (Sad ≥ σt ).
FT xk o xPxk s xk m
σt =
bxK v xJ
dimana :
FT = beban yang ditransmisikan
ko = faktor koreksi beban lebih (tabel 10-4)
= 1 (uniform)
P = diametral pitch
ks = faktor koreksi ukuran
= 1 (spur gear)
km = koreksi distribusi beban (tabel 10-5)
=2
kv = faktor dinamis
= 0.9 ( kurva 2)
J = faktor geometri
= 0.34 (fig 10-22)
maka :
FT xk o xPxk s xk m
σt =
bxK v xJ
S at xk L
Sad =
k T xk R
dimana :
Sad = tegangan ijin maksimum perencanaan (psi)
Sat = tegangan ijin material (psi)
dimana :
FT xC o xC s xC M xC F
CV xdxbxI
σc = Cp
σc = tegangan tekan yang terjadi
Cp = koefisien elastis bahan (tabel 10-12)
= 1800 (cast iron – cast iron)
FT = gaya tangensial yang ditransmisikan
Co = faktor beban lebih (tabel 4)
= 1 (uniform)
Cv = faktor dinamis (fig 21 kurva 4)
= 0.776
Cs = faktor ukuran
=1
CM = faktor distribusi beban
= 1.33 (tabel 13)
J = faktor geometri
= 0.128 (φ = 20 FD ; Ntp= 60; I=4)
Cp = faktor kondisi permukaan
= 1.25 (tegangan sisa masih ada)
Sac = tegangan kontak yang diijinkan bahan
Sac1 = 75000 psi
Sac2 = 85000 psi
CL = Faktor umur
= 1 (10.106 cycle)
CH = faktor perbandingan kekerasan
= 1 (k < 1.2)
CT = faktor temperatur
= 1 (kenaikan temperatur tiak lebih dari 250° F)
CF = faktor keamanan
= 1 (tabel 16)
Sehingga :
FT xC o xC s xC M xC F
CV xdxbxI
σc1 = Cp
315 .34 x1x1x1.33 x1.25
= 1800 0.68 x10 x1.6 x 0.128
= 34923.95 psi
CL + CH
C + CR
Sac1’ = Sac T
1 +1
= 75000 1 +1
= 75000 psi
= 69847.92 psi
CL + CH
C + CR
Sac2’= Sac T
1 +1
= 85000 1 +1
= 85000 psi
Diameter dasar :
dd = d cos φ
dd1 = 10 cos 20 = 9.397 in
diameter luar :
da = d + (2 x a)
1 1
dimana dari tabel 10-1 didapat a = p = = 0.17
6
da1 = 10 + (2 x 0.17) = 10.3 in
da2 = 2.5 + (2 x 0.17) = 2.84 in
jarak titik pusat antar roda gigi (c)
d 1+d 2 10 + 2.5
c= = 2
= 6.25
2
Gigi pada roda gigi dikatakan aman jika tegangan desain ijij maximum lebih
besar dari tegangan tekan pada akar gigi (Sad ≥ σt )
FT xk o xPxk s xk m
σt =
bxK v xJ
dimana :
FT = beban yang ditransmisikan
ko = faktor koreksi beban lebih (tabel 10-4)
= 1 (uniform)
P = diametral pitch
ks = faktor koreksi ukuran
= 1 (spur gear)
km = koreksi distribusi beban (tabel 10-5)
=2
kv = faktor dinamis
= 0.83 ( kurva 2)
J = faktor geometri
= 0.33 (fig 10-22)
maka :
FT xk o xPxk s xk m
σt =
bxK v xJ
267 .35 x1x 4 x1x 2
σt =
3 x0.826 x0.33
= 2602.89 psi
S at xk L
Sad =
k T xk R
dimana :
= 45091.27596 psi
CL + CH
C + CR
Sac3 = Sac T
1 +1
= 75000 1 +1
= 75000 psi
FT xC o xC s xC M xC F
CV xdxbxI
σc4 = Cp
157 .63 x1x1x1.33 x1.25
= 1800 0.58 x 2.5 x1.8 x 0.08
= 63768.69 psi
CL + CH
C + CR
Sac4 = Sac T
1 +1
= 85000 1 +1
= 85000 psi
d 1+d 2 5 + 2 .5
c= = 2
= 3.75
2
Perhitungan-perhitungan:
Kecepatan keliling (V):
π ×d ×n
V= 60
sehingga gaya keliling yang bekerja pada V-belt akan bervariasi dan mencapai
F = β . Frated
= (1.5) . (14.58)
= 21.87 kg
2 4×a
z diambil 2 buah
Pengecekan jumlah belt (z) karena pengaruh tegangan pemakaian dan
tegangan akibat pemasangan:
F
z=
k ×A
dimana:
k = 2 φσo
σo = 12 Kg/cm2 (untuk V-belt)
φ = φo = 0.7 (faktor tarikan untuk V-belt)
k = 2 x 0.7 x 12 = 1638 Kg/cm2
F
z =
k ×A
21 .87
= = 1.627 ≈ 2 buah
16 .8 ×0.8
k
σmax = σo + + σv + σb
2
k γ ×V 2 h
= σo + + + Eb
2 × z × A 10 × g Dmin
Dimana:
σo = 12 Kg/cm2
γ = 1 Kg/dm3 (dari tabel 3-4, diktat, dimana untuk bahan solid
woven cotton γ = 0.75 / 1.05 Kg/dm3)
g = 9.81 m/sec2
Eb = modulus elastisitas = 500 Kg/cm2 (dari tabel 3-4, diktat)
Maka:
k γ ×V 2 h
σmax = σo + + + Eb
2 × z × A 10 × g Dmin
maka:
m
N base σ fat
H =
3600 × U × X σ max
8
10 7 90
=
3600 × 5.15 × 2 53 .4
ΣMAH = 0
BH x 7.87 + FT1 x3.93 = 0
BH = - 411.97 (arah terbalik)
ΣFH = 0
BH – FT1-AH = 0
AH = -2830.52 (arah terbalik)
Arah Vertikal: W1
AV FR1 BV WC
3.93 in 3.93 in
ΣMAV = 0
W1 x 2 – BV x 5 – FR1 x 2 + WC x 5.93 = 0
BV = - 77,1 (arah terbalik)
30
Perhitungan Poros 31
ΣFV = 0
BV + FR1 – W1 – AV – WC = 0
AV = -30.74 (arah terbalik)
Bidang gaya:
AH = 189.204
(+)
BH = 126.36
FT1 = 315.34 (-)
FR1 = 114.77
(+)
AV = 114.9596
BV = 32.8 456
(-) W1 = 32.656
ΣMAH = 0
BH x 5 + FT1 x 2 = 0
BH = - 126.36 (arah terbalik)
ΣFH = 0
BH – FT1-AH = 0
AH = -189.204 (arah terbalik)
Arah Vertikal: W1
2 in 3 in
AV FR1 BV
ΣMAV = 0
W1 x 2 – BV x 5 – FR1 x 2 = 0
BV = -32.8 456 (arah terbalik)
ΣFV = 0
BV + FR1 – W1 – AV = 0
AV = -114.9596 (arah terbalik)
Bidang gaya:
AH = 189.204
(+)
BH = 126.36
FT1 = 315.34 (-)
FR1 = 114.77
(+)
AV = 114.9596
BV = 32.8 456
(-) W1 = 32.656
A X B
MV = 394.17
= 407.32 lb.in
Pada poros penerus daya yang mempunyai roda gigi, maka kejutan berat
akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar.Sehingga poros mendapat
pengaruh kelelahan akibat beban berulang yang dihitung dengan teori Distorsi
Energi:
32 2 2
S
yp Di 4
S yp 3 S syp
≥ K sb M m + xM r + K ST τ m + xτ r
N πD0 3 1 −
Se 4 S es
D0
Dimana :
Untuk poros pejal Di = 0
Ksb dan Kst = 1.0 (steady loads,tabel 6-5,diktat)
Mm = Momen bending rata-rata
= 0(momen bending berulang dan tidak berfluktuasi)
Mx = Momen bending range
τm = τ1
τR = 0 (torsi merata)
Dari tabel konsentrasi tegangan (tabel 8-1)untuk poros dengan lubang pasak
model profile didapat :
Kf (bending) = 1.6 dan Kfs’(torsi) = 1.3
Poros beroperasi pada tekanan atmosfer dengan survival rate 90% didapat DMF =
1.28 (tabel 3-2,Aaron),sehingga faktor kepercayaannya(CR):
CR = 1-0.08x(1.28) = 0.9
Faktor koreksi lasan (CW) = 1(tanpa lasan)
Faktor koreksi ukuran (CS) = 1
Faktor koreksi permukaan (CF) = 0.75(machined,tabel B-3,Aaron)
Faktor keamanan (N) =3 (ada lubang pasak)
1
Maka : S0 = CR x CS x CF x CW x K x Sn’
f
1
= 0.9 x 1 x 0.75 x 1 x x 32000
1.6
= 13500
Sehingga diameter poros:
2 2
32 xN S yp 3 S syp
d13 ≥ πS K sb M m + xM r + K ST τ m + xτ r
yp
Se 4 S es
d1 ≥ 0.00073 1605840 .896 +1864439 .867
Reaksi tumpuan
Arah Horisontal :
∑ MCH = 0
DH x 5 – FT1 x 2 – FT2 x 4 = 0
DH = 252.252
∑ FH = 0
FT1 + FT2 – CH – DH = 0
CH = 315.34 + 157.645 – 252.252
= 220.733
Arah Vertikal :
FR1=114.77 FR2=40.769
2 in iinin 2 in iinin 1 in
C D
Cv W1 W2 Dv
∑ Mcv = 0
W1 x 2+ FR1 x 2+ W2 x 3– FR2 x 3 – Dv x5 = 0
Dv = 35.7336 lb
∑ Fv = 0
= 2..041 + 114.77 + 32.656 – 40.769 – 35.7336
Cv = 72.9644
Bidang gaya : 252.252
39.37
+
+
220.733
72.9644
+
-
35.7336
37.09
Bidang Momen :
698.15
492.5
C J K D
13.75
199.375
Terlihat momen bending terbesar terjadi di titk J, jadi:
2 2
Mj = Mv +MH
= 718.1945 lb in
= 157.645 x 1.25
= 197.05625 lb in
Diameter dari poros dicari dari teori Distorsi Energy dengan data – data seperti
pada poros 2:
2 2
32 xN S yp 3 S syp
3
d2 ≥ πS yp K sb M m + xM r + K ST τ m + xτ r
Se 4 S es
d2 ≥ 0.00073 4992543 .36 +116545 .23
Fv
R
FT4
Perencanaan ElemenFMesin
R4 FH
Mini Power Plant Wp
W4
Ev EH
Perhitungan Poros 37
Arah Horisontal
FT3 = 157.645
2 in 2 in 2.5 in
L M
EH FH
∑ MF = 0
FT3 x 2.5 – FH x 10 = 0
FH = 39.41125
∑ FH = 0
EH + FH – FT4 = 0
EH = 118.23375
Arah Vertikal
FR3= 40.769
R
2 in 1 in 2in
EV W4 =2.296125 FV
WP = 32.656
∑ ME = 0
FR3 x 2.5 + W3 x 2.5 +WP x 7.5 – R x 7.5 – FV x 10 = 0
FV = 10.6085
∑ FH = 0
FR4 + W4 + WP – R – EV – FV = 0
EV = 3.809825
Bidang gaya
118.23375
+
_-
39.41125
3.809825
10.6085
+
-_
32.4275
Bidang Momen
98.4
L
295.6 M
F
E
9.852
26.59
Terlihat bahwa momen maksimal pada titik L (torsional) dan titik M (vertikal)
jadi:
M3 = M L2 + M M2
= 313.1875
GH HH
∑ MGH = 0
HH x 5 = 0
HH = 0
∑ FH = 0
HH + GH = 0
GH = 0
Arah Vertikal R = 61.3028
2.5 in 2.5 in
GV HV
∑ MGV = 0
HV x 5 + R x 2.5 = 0
HV = -30.6514 (arah terbalik)
∑ FH = 0
GV + R – HV = 0
GV = -30.6514 (arah terbalik)
Mn = M H2 + M V2
= 0 +6025 .64
= 77.6249
Bidang gaya
Arah Horisontal tidak terdapat gaya
Bidang Momen
Arah horisontal tidak terdapat gaya
G R H
77.6249
= 2830 .52 2 + 30 .8 2
= 2830.68
FRB = B H2 + BV2
= 413.11
= 221.39
D ds
Bantalan B:
FRB = B H2 + BV2
= 130.56
41
Perhitungan Bantalan 42
D = 62 mm
B = 16 mm
Co = 2250 lb
r = 1.5 mm
rg.max = 1 mm
hmin = 2.8 mm
Umur bantalan
b
10 6 C
L10 =
60 xn P
Dimana:
b
10 6 C
L10 =
60 xn P
3
10 6 3360
L10 =
60 x80 162 .92
= 262.59
Bantalan D:
FRD = D H2 + DV2
= 254.770
Putaran poros 2 (n2) = 320 rpm
Untuk bantalan di C,diameter poros 30 mm dari FAG didapat:
D = 62 mm
B = 16 mm
Co = 2250 lb
C = 3360 lb
r = 1.5 mm
rg.max = 1 mm
hmin = 2.8 mm
Umur bantalan
b
10 6 C
L10 =
60 xn P
3
10 6 3360
=
60 x320 293 .78
= 118.295
Bantalan F:
FRF = FH2 + FV2
= 40.82
Putaran poros 3 (n3) = 640 rpm
Untuk bantalan di E,diameter poros 25 mm dari FAG didapat:
D = 52 mm
B = 15 mm
Co = 1596.14 lb
C = 2472 lb
r = 1.5 mm
rg.max = 1 mm
hmin = 2.8 mm
P = V x FRE
= 1 x 118.395
= 118.295
Umur bantalan
b
10 6 C
L10 =
60 xn P
3
10 6 2472 .9
=
60 x640 118 .295
rg.max = 0.6 mm
hmin = 2.1 mm
P = V x FRD
= 1 x 197.223
= 197.223
Umur bantalan
b
10 6 C
L10 =
60 xn P
3
10 6 1618
=
60 x 640 197 .223
= 939 .508
= 30.6514
Bantalan H:
FRH = H H2 + H V2
= 939 .508
= 30.6514
Putaran poros 4 (n4) = 1500 rpm
Untuk bantalan di G,diameter poros 20 mm dari FAG didapat:
ds = 20 mm
D = 42 mm
B = 12 mm
Co = 989.16 lb
C = 1618.65lb
r = 1 mm
rg.max = 0.6 mm
hmin = 2.1 mm
P = V x FRG
= 1 x 30.6514
= 30.6514
Umur bantalan
b
10 6 C
L10 =
60 xn P
3
10 6 1618
=
60 x1500 30 .6514
2 x1575 x 2
L≥
0.58 x32500 x 0.25 x1.25
L ≥ 1.069
Terlihat L > b1 = 1.069 in ; memenuhi
Jadi L ≥ 1.25 x d ≈ 1.6 in
47
Perhitungan Pasak 48
2T S syp
≤
LxWxd N
2 xTxN
L ≥ S xWxd
syp
2 x393 .75 x 2
L≥
0.58 x32500 x 0.25 x1.25
L ≥ 0.267
Jadi L ≥ 0.5 in x d ≈ 1.6 in
2 x394 .075 x 2
L≥
0.58 x32500 x 0.25 x1.25
L ≥ 0.267
Jadi L ≥ 0.5 in diambil L = 1.6 in.
2 x197 .03 x 2
L≥
0.58 x32500 x 0.25 x1.25
L ≥ 0.17
Jadi L ≥ 0.17 in diambil L = 1.6 in
T4 = 196.875 lb in
d = 1 in
W = H = 0.25 in
2T S syp
≤
LxWxd N
2 xTxN
L ≥ S xWxd
syp
2 x196 .875 x 2
L≥
0.58 x32500 x 0.25 x1.25
L ≥ 0.1337
Jadi L ≥ 0.17 in diambil L = 1.04 in
2 x84 x 2
L≥
0.58 x32500 x 0.185 x 0.8
L ≥ 0.12043
Jadi L ≥ 0.12 in diambil L = 1.04 in
Dari perencanaan mini power plant ini, putaran input untuk generator
terhadap input penggerak dan akibat kerugian daya selama proses transmisi pada
turbin perlu dilakukan agar transfer daya dapat berlangsung sesuai dengan
keamanan desain.
Bila daya yang akan dihasilkan cukup besar maka keuntungan dari daya
elemen atau bagian mesin, telah dipilih material yang paling ekonomis mungkin
tanpa mengindahkan kekuatannya. Berikut ini adalah tabel kesimpulan data hasil
perhitungan.
I II III IV
Nt 60 15 30 15
P 6 6 6 6
d 10 2.5 2.5 2.5
b 1.6 1.6 1.8 1.8
C 6.25 6.25 3.75 3.75
dd 9.397 2.249 4.84 2.42
da 10.3 2.84 5.34 2.84
Belt – Pulley (mm) Bantalan : Single Row Deep Grove Ball
Tipe : Standar V-Belt Tipe A Bearing
dengan range 0.2 – 5 Hp
Lebar (inchi)
I 0.629
I II
II 0.629
a 274.6 274.6
III 0.472
amax 288.3 288.3
IV 0.472
amin 258.3 -
z 2 2
Poros
b 36 36
Dout 322 Inchi
147
Panjang Diameter
Din 2.5 2.5
I 17.87 10
L 875 875
II 7 2.5
III 7 2.5
IV 7 2.5
Pasak (inchi)
L W H DAFTAR
Roda gigi I 1.6 0.25 0.25
Roda gigi II 1.6 0.25 0.25
Roda gigi III 1.8 0.25 0.25
Roda gigi IV 1.8 0.25 0.25
Pulley I 1.04 0.25 0.25
Pulley II 1.05 0.1875 0.1875
PUSTAKA
Berata, Wayan, Diktat Elemen Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITS, Surabaya, 1986.
Triwinarno, Yunarko, Elemen Mesin II, Jurusan Teknik Mesin ITS, Surabaya,
1995.
LAMPIRAN
54
Lampiran 55