Anda di halaman 1dari 22

Bagaimana

agar naskah Anda


menarik perhatian
penerbit?

Edi S. Mulyanta
Ka. Biro Penerbitan
email: edi@andipublisher.com
phone: (0274) 561 881 ext 103
Tulislah buku
yang baik dan
unik!
Apa yang harus baik dan unik?

A MATERI
PE
N
A S YA
AH JIA
B N
Buku teks yang baik…

Materinya sesuai dengan kurikulum


Bersifat didaktikal (seperti guru)
Informatif, komunikatif, atraktif
Ditulis oleh penulis yang kompeten
Apa kriteria seleksi materi?

Sahih (valid)
Tingkat kepentingan (significance)
Kebermanfaatan (utility)
Kelayakan dipelajari (learnability)
Menarik minat (interest)
Penyajian materi dalam buku teks

Diketahui → tidak diketahui


Sederhana → rumit
Kongkret → abstrak
Umum → detil
Buku teks yang baik memiliki:

Apersepsi
Teori & Penjelasannya
Contoh kasus
Rangkuman (ikhtisar)
Soal Latihan
Referensi & Catatan
Bagaimana dengan
buku populer?
Ingat kembali 3 hal pokok

A MATERI
PE
N
A S YA
AH JIA
B N
Apa ciri buku yang baik?

Correct
Clear
Concise
5C (ringkas)

`
Coherent
(masuk akal) Consistent
Contoh materi yang unik
• 7 Habbits of Highly Effective People
• Zen and the Art of Motorcycle
• Blue Ocean Strategy
• Jakarta Undercover
• Kupinang Kau dengan Hamdalah
• Sarang Semut & Jus Buah
Hanya ada dua pilihan

atau

menyampaikan menyampaikan
hal lama dengan hal baru dengan
cara baru cara lama
Contoh penyajian yang unik
• Seri Schaum Outline
• Seri Tip & Trik
• Seri Penuntun 10 Menit
• Ensiklopedi Otomotif
• Special Workshop & Special Project
• Computer Around Us
Buku apa saja yang dapat saya tulis?
• TEKS • POPULER
• IT/Komputer • Komputer & Internet
• Teknik • Art & Design
• Ekonomi • Home & Garden
• Psikologi • Psikologi Populer
• Kedokteran • Kesehatan & Keluarga
• Hukum • Bisnis & Investasi
• Buku Pelajaran • Fiksi (Komik, Novel)
Tips untuk calon penulis buku
• Rajin membaca dan ke toko buku
• Belajar dari buku bermutu & bestseller
• Belajar teknik-teknik menulis
• Menulis beragam bentuk karangan
• Mencari relasi di penerbit
Bila kau bukan
anak raja,
juga bukan
anak ulama besar,
maka menulislah.

(Al Ghazali)
Setiap dekade mengharuskan manajemen perusahaan untuk
memikirkan kembali sasaran, strategi dan taktiknya. Perubahan
yang berlangsung sangat cepat dengan mudah membuat
prinsip-prinsip unggul dalam bisnis di masa lalu menjadi
usang. Henry Ford masih terus memroduksi Ford model T
saat pembeli sudah mulai menginginkan model yang
beragam. General Motor memenuhi keinginan itu dan
berhasil mengungguli Ford. Akan tetapi, kemudian GM tetap
memroduksi mobil-mobil besar saat pembeli menginginkan
mobil yang lebih kecil. Keinginan itu dipenuhi oleh
Volkswagen dan pabrik mobil Jepang. Tidak heran, jika
pakar manajemen Peter Drucker menilai bahwa rahasia
keberhasilan suatu perusahaan pada dasawarsa
sebelumnya tidak dapat diterapkan pada dasawarsa
mendatang.
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat
1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa”. Definisi ini memiliki kesamaan dengan
definisi versi American Marketing Association yang
menekankan peranan merek sebagai identifier dan
differentiator. Berdasarkan kedua definisi ini, secara
teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo
atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia
telah menciptakan sebuah merek. Tabel 1.1 menampilkan
beberapa ketentuan pokok menyangkut praktik branding
di Indonesia sesuai dengan ketentuan UU Merek No. 15
Tahun 2001.
Pada periode 1914-1941, banyak pemasar Indonesia
yang menggunakan logo-based brands dalam iklan
mereka di surat kabar yang terbit pada waktu itu
(Tjiptono, 2005). Dalam hal ini, nama merek didasarkan
pada logo atau gambar tertentu, misalnya binatang
(singa, kuda, landak, banteng, ayam, rusa, macan, dan
gajah), obyek (kipas, panah, kunci, lingkaran, globe,
matahari, bulan, bintang, sirene, dan Gunung Merapi),
dan karakter (Semar, Noni, Arjuna, Orang Gendong Padi,
Satria, dan King Kong). Kelihatannya logo-based brands
digunakan sebagai strategi mengatasi masalah buta huruf
yang relatif sangat parah pada masa sebelum
kemerdekaan. Strategi ini efektif untuk memudahkan para
pengecer dan konsumen buta huruf dalam mengenali dan
mengidentifikasi merek produsen.
Penjual dapat melakukan tiga pendekatan terhadap
suatu pasar. Pemasaran massal merupakan keputusan
untuk memroduksi dan melakukan distribusi massal atas
suatu produk dan berusaha menarik semua jenis pembeli.
Pemasaran produk yang beraneka ragam bertujuan untuk
menawarkan keanekaragaman produk pada basis
pelanggan yang diperluas. Pemasaran sasaran adalah
keputusan untuk membagi kelompok yang berbeda yang
membentuk suatu pasar dan mengembangkan produk
dan bauran pemasaran yang berhubungan dengan
masing-masing pasar sasaran.
Langkah kunci dalam pemasaran sasaran adalah
segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran, dan
penentuan posisi produk. Segmentasi pasar ……………...
1. Definisikan kembali konsep-konsep berikut ini:
etika, etika bisnis, moralitas prakonvensional,
moralitas konvensional, moralitas otonom,
penalaran moral, tuntutan konsistensi, tanggung
jawab moral.
2. “Etika tidak mempunyai tempat dalam bisnis”.
Diskusikan kembali pernyataan tersebut.
3. Pandangan Kohlberg tentang perkembangan moral
menunjukkan bahwa semakin matang seseorang
secara moral, semakin besar peluang orang
tersebut menaati moral di masyarakatnya.
Diskusikanlah pernyataan tersebut.
• Tellis, G.J. (1986), “Beyond the many faces of price: An
integration of pricing strategies”, Journal of Marketing, Vol.
48 (October), pp. 145-160.
• Temporal, P. (2000), Branding in Asia: The Creation,
Development, and Management of Asian Brands for the
Global Market. Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte
Ltd.
• Thorelli, H.B., J. Lim & J. Ye (1989), “Relative importance
of country of origin, warranty and retail store image on
product evaluation”, International Marketing Review, Vol. 7,
pp. 35-46.
• Tjiptono, F. & A. Diana (2000), Prinsip & Dinamika
Pemasaran. Yogyakarta: J&J Learning.
• Tjiptono, F. & D. Adriana (2000), “Urutan memasuki pasar
dan kepemimpinan pasar”, MODUS, Vol. 13 (1), pp. 1-12.

Anda mungkin juga menyukai