100%(9)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (9 suara)
7K tayangan17 halaman
Deskripsi:
TYCO INTERNATIONAL LEADERSHIP CRISIS CASE
LATAR BELAKANG KASUS
Tyco International telah beroperasi di lebih dari 100 negara dan mengklaim sebagai produsen dan pengelola terbesar dibidang industri komponen listrik dan elektronik; desainer dan produsen terkenal dibidang sistem telekomunikasi bawah laut, sistem proteksi kebakaran dan sistem keamanan elektronik, serta produk plastik medis sekali pakai (disposable) dan produk perekat (adhesive). Sejak 1986, Tyco mengklaim telah melakukan lebih dari
TYCO INTERNATIONAL LEADERSHIP CRISIS CASE
LATAR BELAKANG KASUS
Tyco International telah beroperasi di lebih dari 100 negara dan mengklaim sebagai produsen dan pengelola terbesar dibidang industri komponen listrik dan elektronik; desainer dan produsen terkenal dibidang sistem telekomunikasi bawah laut, sistem proteksi kebakaran dan sistem keamanan elektronik, serta produk plastik medis sekali pakai (disposable) dan produk perekat (adhesive). Sejak 1986, Tyco mengklaim telah melakukan lebih dari
TYCO INTERNATIONAL LEADERSHIP CRISIS CASE
LATAR BELAKANG KASUS
Tyco International telah beroperasi di lebih dari 100 negara dan mengklaim sebagai produsen dan pengelola terbesar dibidang industri komponen listrik dan elektronik; desainer dan produsen terkenal dibidang sistem telekomunikasi bawah laut, sistem proteksi kebakaran dan sistem keamanan elektronik, serta produk plastik medis sekali pakai (disposable) dan produk perekat (adhesive). Sejak 1986, Tyco mengklaim telah melakukan lebih dari
dari 100 negara dan mengklaim sebagai produsen dan pengelola terbesar dibidang industri komponen listrik dan elektronik; desainer dan produsen terkenal dibidang sistem telekomunikasi bawah laut, sistem proteksi kebakaran dan sistem keamanan elektronik, serta produk plastik medis sekali pakai (disposable) dan produk perekat (adhesive). Sejak 1986, Tyco mengklaim telah melakukan lebih dari 40 akuisisi besar maupun kecil. LATAR BELAKANG KASUS • Menurut Pusat Informasi Penipuan (Fraud Information Center) Tyco, penyelidikan internal menyimpulkan bahwa ada kesalahan akuntansi, namun tidak ada kecurangan sistematis dalam masalah ini. • Mantan CEO Dennis Kozlowski, mantan CFO Mark Swartz dan mantan General Counsel Mark Belnick dituduh mengambil pinjaman bebas bunga atau pada bunga tingkat rendah (yang disamarkan sebagai bonus) yang tidak pernah disetujui oleh Dewan Direksi atau tidak pernah LATAR BELAKANG KASUS • Beberapa dari pinjaman tersebut adalah bagian dari program "Key Employee Loan" yang ditawarkan oleh perusahaan. Mereka juga dituduh menjual saham secara diam- diam/tanpa memberitahukan kepada investor dan telah melanggar peraturan SEC (Security and Exchange Comission).
• Koslowski, Swartz, dan Belnick
menggelapkan dana sebesar kurang lebih US$ 600 juta melalui “bonus” yang tidak disetujui tersebut, pinjaman bebas bunga, dan pengeluaran-pengeluaran yang boros. LATAR BELAKANG KASUS
• Kozlowski dan Swartz dihukum pada tahun
2005 dengan tuduhan penggelapan uang perusahaan, menyalahgunakan program pinjaman karyawan dan mendistorsi posisi keuangan perusahaan kepada investor untuk meningkatkan harga saham. Keduanya dijatuhi hukuman penjara selama 8-25 tahun. Sedangkan Belnick harus membayar denda sebesar $ 100.000 karena perannya tidak sebalam Kozlowski dan Swarts. KANTOR – KANTOR TYCO INTERNATIONAL ISU ETIKA DAN HUKUM DALAM KASUS INI
Masalah etika dan hukum pada Tyco
International terdiri dari diskriminasi, penipuan akuntansi, dan pencurian berat yang melibatkan CEO dan anggota timnya.
Selain itu, mereka lebih mengedepankan
nilai-nilai pribadi dibanding dengan apa yang terbaik bagi perusahaan. PERAN BUDAYA PERUSAHAAN, CEO, CFO DAN KONSULTAN HUKUM TYCO
Budaya perusahaan Tyco dipengaruhi
oleh Dennis Kozlowski (CEO) yang sangat mengagumi gaya hidup mantan CEO, Joseph Gaziano yang serba mewah dan berlebihan. Dennis mengambil pendekatan tegas untuk akuisisi dan merger, yang membantu Tyco untuk mempertahankan pertumbuhan selama 14 tahun pada unit-unit bisnisnya. Dia memandang dirinya sebagai “organisasi”, oleh karena itu dia melakukan kegiatan CEO, CFO DAN KONSULTAN HUKUM TYCO (Lanj.) • Dewan Direksi bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan pemegang saham. Dalam beberapa kasus, beberapa anggota dewan tidak menyadari adanya penipuan dan transaksi tidak etis lainnya yang terjadi di belakang layar. • Sedangkan Anggota Dewan yang menyadari, tidak membawa/memberitahukan masalah ini kepada anggota dewan lainnya, oleh karena itu, mereka juga bersalah karena berlaku tidak etis seperti CEO dan CEO, CFO DAN KONSULTAN HUKUM TYCO (Lanj.) • Kemungkinan hal ini terjadi karena mayoritas dari anggota direksi telah menjabat lebih dari 10 tahun dan hubungan baik diantara mereka yang telah terjalin sekian lama. • Karena sifat dari posisi mereka, CEO, CFO, dan konsultan hukum tidak berlaku jujur dan transparan kepada para stakeholder, mengenai adanya masalah yang berhubungan dengan penipuan akuntansi dan konflik kepentingan. Mereka semua terlibat dalam usaha korupsi dan kolusi. TYCO’S EX-CEO & CFO DENNIS KOZLOWSKI – MARK SWARTZ TINDAKAN YANG DILAKUKAN TYCO UNTUK MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN PUBLIK • Manajemen puncak Tyco merestrukturisasi perusahaan dan dalam proses tersebut, mereka ingin mengembalikan dana yang dicuri dari perusahaan oleh mantan CEO, CFO dan dewan direksi. • Mereka juga meninjau ulang praktek akuntansi perusahaan dan diharapkan dengan memperbaiki dan melakukan pemeriksaan secara terus menerus pada kinerja keuangan dapat mengembalikan kepercayaan para pemegang saham. TINDAKAN YANG DILAKUKAN TYCO UNTUK MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN PUBLIK • Selain itu, manajemen juga mengangkat CEO yang berasal dari luar perusahaan dan merekrut dewan direksi yang baru dengan harapan dapat memberikan perspektif baru di masa mendatang. • Perusahaan harus berperan aktif secara berkesinambungan untuk memastikan bahwa semua karyawan menerima pelatihan etika dan memperkenalkan kebijakan serta prosedur baru yang akan memperkuat posisi perusahaan. IMPLEMENTASI SARBANES-OXLEY PADA KASUS TYCO INTERNATIONAL • Dengan penerapan Sarbanes-Oxley tahun 2002, saat ini perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan transparansi dalam laporan keuangannya. • Dalam restrukturisasi perusahaan, tiap bisnis grup harus mengangkat seorang Corporate Controller yang bertanggung jawab untuk memastikan ketelitian dan keakurasian laporan keuangan yang disampaikan kepada manajemen puncak. Ini dapat dibangun dengan cara membentuk sebuah departemen audit perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengaudit semua unit bisnis dan BEBERAPA PRODUK TYCO INTERNATIONAL TYCO’S EX-CEO DENNIS KOZLOWSKI Quality is Everyone’s Responsibilities