Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo : 1993).

Menurut Notoatmodjo. S (1993) pengetahuan pada dasarnya terjadi dari sejumlah

fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah

yang dihadapi. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun

pengalaman orang lain. Seperti dikutip oleh Notoatmodjo (1993 : 95), bila seseorang

dapat menjawab pertanyaan mengenai bidang tertentu dengan cara lisan atau tulisan,

maka dikatakan mengetahui bidang tertentu pengetahuan atau kognitif merupakan

dominan yang sangat penting untuk tertibnya tindakan seseorang (Guest Behavior)

dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih sering langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Menurut

Notoatmodjo, 2003. Mengemukakan 6 tingkatan pengetahuan sebagai berikut :

2.1.1.1 Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk diantaranya adalah mengingat kembali (Recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang telah dipelajari

antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya

2.1.1.2 Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan mated tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

2.1.1.3 Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai

penggunaan atau aplikasi hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks dalam situasi yang lain.

2.1.1.4 Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.


2.1.1.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan

untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-formula yang ada.

2.1.1.6 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang sudah ada.

2.2 Kehamilan

2.2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan terjadi jika sel telur wanita dibuahi oleh sel telur pria. Peristiwa ini

disebut pembuahan. Hasil pembuahan ini juga berkembang menjadi kehamilan, lamanya

kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu dibagi ke dalam 3 triwulan (trimester).

a. Kehamilan triwulan I antara 0- 12 minggu

b. Kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu

c. Kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu


2.2.2 Tanda-tanda kehamilan

2.2.2.1 Amenorrhoea

Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang

diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak berhenti,

ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10

hari sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk

memastikan adanya kehamilan.

Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya

memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab

keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit

tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu.

Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering

menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus

normal.

2.2.2.2 Perubahan pada payudara

Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila

terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah.

Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa

berdenyut dan kesemutan pada putting susu.

Perubahan diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan progesterone

yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan

kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa

kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri

payudara.
2.2.2.3 Mual dan muntah-muntah

Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah-

muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi

hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar

hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu

biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan diri.

2.2.2.4 Sering kencing

Pada awal kehamilan ginjal bekerja dan kandung kencing cepat penuh.

2.2.3 Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil

2.2.3.1 Perubahan fisik

a. Berhenti menstruasi

b. Letih dan mudah mengantuk

c. Sering buang air kecil

d. Mual dengan atau tanpa muntah atau mengeluarkan air secara berlebihan

e. Rasa panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas dalam perut dan

rasa kembung

f.Enggan makan dan mengidam

g. Pembesaran pada payudara


2.2.3.2 Perubahan psikologis

a. Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng

b. Perasaan was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan yang

ditandai dengan meningkatnya aktivitas fisik dan mental).

2.3 Emesis Gravidarum

2.3.1 Pengertian

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil (Kamus

Kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea).

Baverley O’Brien (O’Brien & Naber, 1995) menemukan bahwa 70-90% dari

semua wanita hamil mengalami mual-mual, sementara 50% mengalami muntah-

muntah paling tidak sekali.

Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada sebagian besar

ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut

morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam

hari (Llewellyn - Jones, 1997 : 21).

Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke 6 setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.

William Smellie (1779) mengatakan bahwa keluhan pertama saat kehamilan

adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama

setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian

besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya
muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan

semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam

kehamilan-kehamilan berikutnya.

2.3.2 Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui

secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

dalam serum (Wiknjosastro, 1999 : 276)

Dapue, dkk (1987) menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat

hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama

kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi

lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.

Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem

pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam

lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab

terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi

pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya. Montgomery

(1837) menganggap muntah-muntah disebabkan oleh iritasi reflek gravid rahim dan

kondisi system seksual yang sakit. Tetapi Curtis (1837) menduga bahwa muntah-

muntah dan sering buang air besar (diare).


Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan. Hal ini disebabkan

makanan yang buruk dan rahim yang mudah teriritasi.

Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya andil besar dalam

menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para wanita yang mengalami mual

berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau

orang tua mereka (Wolkind dan Zajicek, 1978).

Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih santai

dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil yang mengalami rasa

mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial lingkungan dapat menjadi pemicu

terjadinya emesis gravidarum (Einsberg dkk, 1955 : 77).

Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan,

serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini.

Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun

berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita mual hebat.

Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang

tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual (Panduan Lengkap

Perawatan Kehamilan : 58).

2.3.2 Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum

Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi

dapat pula terjadi setiap saat.


b. Nafsu makan berkurang

c. Mudah lelah

d. Emosi yang cenderung tidak stabil

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak

normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu

keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis

gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan

gangguan pada kehamilannya.

2.3.4 Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin

Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek

negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini

berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan

resiko terajadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih

berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak

dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan

lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal

(Wiknjosastro, 1999 : 278)


Tanda-tanda dehidrasi :

a. Berat badan menurun

b. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)

c. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)

d. Mata cekung

e. Elastisitas kulit menghilang

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera

mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya.

Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung

anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami

mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi

perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307

orang melahirkan bayi laki-laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan (Panduan

Lengkap Perawatan Kehamilan : 58).

Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum sepanjang

kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang sedikit

terbelakang (Pettiti, 1986).

Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan

dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan

makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

2.3.5 Hal-hal Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum

2.3.5.1 Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar,

malam hari cukup porsi kecil.

2.3.5.2 Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang

dapat menimbulkan rasa mual.

2.3.5.3 Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan

sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.

2.3.5.4 Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur

secara perlahan-lahan.

2.3.5.5 Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan,

berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan

muntah di pagi hari.

2.3.5.6 Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan

mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut

aturan dokter.

2.3.6 Hal-hal Yang Harus Dihindari

2.3.6.1 Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan

lebih sulit untuk dicerna.

2.3.6.2 Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.


2.3.6.3 Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena

hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah,

sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

2.3.6.4 Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.

Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat

menimbulkan rasa mual dan muntah.

2.3.6.5 Hindari mengenakan pakaian yang ketat.

Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada

perut dan dapat memperburuk rasa mual.

(Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan ; 59)

Anda mungkin juga menyukai