Setelah mengalami tekanan krisis ekonomi global yang dimulai pada kuartal IV
tahun 2008, memasuki tahun 2009, industri petrokimia di Indonesia mulai
menunjukkan pemulihan. Salah satu indikasi berkembangnya industri petrokimia,
misalnya tercermin dari meningkatnya konsumsi bahan baku plastik yang dihasilkan
industri petrokimia hulu olefin. Oleh karena itu, produsen petrokimia hulu olefin,
aromatik maupun yang berbasis gas alam (C1) merencanakan untuk menambah
kapasitas produksi dengan tujuan untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan.
Selain CA, menurut rencana, Pertamina juga akan membangun plant refinery
senilai US$ 3 miliar di Cilegon, Banten yang bekerja sama dengan National Iranian Oil
Refining and Distribution Company dan Petrofield Malaysia. Kilang minyak
berkapasitas 150.000 barrel per hari (bph) untuk tahap pertama ini dijadwalkan mulai
beroperasi pada tahun 2015.
1
AFTA dan ACFTA dan 15% untuk bea masuk impor dari luar kawasan Asean (Most
Favoured Nations/MFN) maka persaingan bisnis petrokimia akan semakin ketat.
Sementara itu, kebutuhan gas alam dari dalam negeri untuk industri amoniak
dan urea terbatas karena sebagian besar gas alam diekspor untuk memenuhi kontrak
penjualan jangka panjang. Sehingga kondisi ini akan menghambat program revitalisasi
industri pupuk yang tergolong industri petrokimia hulu berbasis gas alam (C1). Seperti
diketahui, melalui Inpres No.2/2010, pemerintah telah menetapkan program
revitalisasi industri pupuk yang bertujuan untuk membangun pabrik pupuk baru untuk
menggantikan pabrik pupuk yang sudah tidak efisien. Pusri misalnya akan
membangun tiga plant baru urea yaitu Pusri II B, III B dan IV B senilai US$ 2,4 miliar
dengan total kapasitas produksi 2,97 juta ton per tahun. Selain itu untuk substitusi
bahan bakar boiler dari gas ke batubara, hampir semua BUMN pupuk merencanakan
untuk membangun boiler batubara. Salah satunya adalah proyek boiler batubara
Pupuk Kaltim yang menyerap investasi senilai US$ 62 juta dan Rp 394 miliar. Proyek
yang ditandatangani pada 7 Desember 2009 ini tengah digarap Inti Karya Persada
Teknik (IKPT).
Seperti diketahui, industri hulu petrokimia tergolong industri padat modal dan
teknologi, sehingga selama ini pendanaan untuk proyek-proyek besar di industri ini,
umumnya berasal dari sindikasi perbankan dalam negeri maupun asing. Selain itu,
adanya jaminan pasok bahan baku (security of supply) untuk pembangunan proyek
baru merupakan persyaratan utama perbankan untuk memberikan pinjaman.
2
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri petrokimia dan
proyek-proyeknya. Pembahasannya meliputi neraca perdagangan impor dan ekspor
produk-produk petrokimia hulu, tengahan dan hilir, antara lain meliputi industri hulu
aromatik dan derivatnya, industri hulu olefin dan derivatnya, serta industri hulu
petrokimia yang berbasis gas alam dan derivatnya.
Selain itu, dibahas juga mengenai kebijakan pemerintah dalam pengembangan
industri petrokimia. Cakupan pembahasannya meliputi, struktur industri petrokimia di
Indonesia, perkembangan produksi, ketersediaan bahan baku untuk industri
petrokimia hulu, kecenderungan pasar produk petrokimia dan hambatan serta
peluang pengembangan industri petrokimia.
Laporan studi ini ditulis menjadi sekitar 350 halaman dengan harga Rp
6.500.000 per copy untuk Bahasa Indonesia dan US$ 850 per copy untuk versi Bahasa
Inggris dengan nilai tukar dapat dinegosiasikan. Untuk pemesanan dan informasi lebih
lanjut mengenai studi ini dapat menghubungi PT Mediadata Riset Indonesia melalui
telepon : 021-809 6071 dan ‘mobile phone’ : 0812-10315177 (Sumadi) atau melalui
faximile 021-809 6071 dengan mengisi formulir terlampir. Pemesanan untuk luar
negeri atau luar Jakarta akan ditambah biaya kirim. Demikian penawaran ini dan atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
3
Daftar Isi:
PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA DI INDONESIA, 2010
(Ditengah Persaingan Pasar Bebas)
Agustus, 2010
5
• Permenkeu No. 188/PMK.011/2009 • Neraca Gas Indonesia, 2009-2015
untuk industri pembuatan kemasan
plastik DIREKTORI
• Permenkeu No 247/PK.011/2009
Tentang Perubahan Klasifikasi dan
Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang
Impor Produk-Produk Tertentu Dalam
Rangka Skema Common Effective
Preferential Tariff (CEPT)
• Peraturan Menteri Perindustrian No:
14/M-IND/PER/1/2010 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri
Perindustrian No 105/MIND/PER/10/2009
Tentang Peta Panduan (Road Map)
Pengembangan Klaster Industri
Petrokimia
FORMULIR PEMESANAN
PT MEDIA DATA RISET
Jl. SMA XIV, No. 12 A S
Cawang–UKI, Jakarta 13630
Phone : (021) 809 6071, Mobile : 081210315177 (Sumadi)
Fax : (021) 809 6071
Email : sales@mediadata.co.id/info@mediadata.co.id
Penawaran Studi :
PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA DI INDONESIA
(Ditengah Persaingan Pasar Bebas), Agustus 2010
Nama
(Mr/Mrs/Ms)
Position
Nama Perusahaan
NPWP No.
Alamat
Telepon Fax :
Tanda Tangan
Tanggal
6
Harga :
Edisi Bhs. Indonesia - Rp 6.500.000 (Enam juta lima ratus ribu rupiah)
Edisi Bhs Inggris - US$ 900 (Sembilan ratus US dollar)
Catatan : Harga belum termasuk pajak (10% PPn)
Di luar Jakarta dan luar negeri; ditambah biaya pengiriman (Jasa Kurir)
Pembayaran ( √ ) :
Cash
Cheque
Transfer to - PT MEDIA DATA RISET
AC. NO. 070 000 534 0497
BANK MANDIRI CAB. DEWI SARTIKA
JAKARTA