PENDAHULUAN
1
- Makalah yang disusun sebagai laporan Kerja Praktek pada PLTA Cirata
berjudul “Analisis Kenaikan Temperatur pada Thrust Bearing”.
- Hand book yang dikeluarkan oleh PT.PLN Unit Jasa Pelatihan dan
Pendidikan Padang tentang “sistem Pelumasan pada Pembangkit”.
2
2. Mengurangi Korosi.
Karat dapat ditimbulkan oleh asam, alkaline bahkan air, kemudian
karat akan menimbulkan lubang pada permukaan. Dengan adanya
lubang tersebut membuat permukaan yang licin menjadi kasar
sehingga memperbesar gesekan. Pelumas akan mengatasinya dengan
membuat suatu rintangan pengaman antara permukaan dan bahan-
bahan yang merusak tersebut.
3. Membentuk perapat.
Pelumas juga digunakan sebagai perapat untuk mencegah kontaminasi
dari luar peralatan. Dalam beberapa hal, pelumasan juga dapat
menyerap kotoran yang menyebabkan kerusakan pada peralatan.
4. Mengurangi Kejutan
Beban kejut banyak terjadi pada banyak peralatan mesin jika kedua
permukaan beradu sangat cepat. Sebagai contog pada gigi-gigi pada
roda gigi kecepatan tinggi yang berhubungan satu sama lain.
Penggunaan pelumas akan memperkecil kejutan atau benturan pada
beban, sehingga mengurangi keausan pada roda gigi tersebut dan
bunyi yang ditimbulkan.
3
BAB II
ANALISA MASALAH
Minyak Pelumas
Dua jenis minyak pelumas adalah minyak mineral dan minyak
sintesis. Minyak pelumas mineral adalah jenis pelumas yang banyak
digunakan pada unit pembangkit dan merupakan hasil sampingan dari
penyulingan minyak mentah. Minyak pelumas mineral hasil penyulingan
tersebut disaring untuk mengeluarkan senyawa dan benda-benda asing
lainnya. Proses ini menghasilkan beberapa tingkat minyak pelumas
mineral yang berbeda. Tingkat tersebut ditentukan oleh jumlah proses
penyulingan dan jenis minyak mentah yang disuling.
4
minyak yang saling meluncur satu diatas yang lain. Jika
digunakan pada bagian-bagian mesin yang bergerak, minyak
dengan kekekantalan tinggi kurang efisien karena tahanannya
terhadap gerakan. Sedangkan keuntungannya adalah
dihasilkan lapisan minyak yang tebal selama penggunaan.
Minyak dengan kekentalan rendah mempunyai geekan
didalam dan tahanan yang kecil terahdap aliran. Suatu
minyak dengan kekentalan rendah mengalir lebih tipis.
Minyak ini dipergunakan pada bagian peralatan yang
mempunyai kecepatan tinggi dimana permukaannya perlu
saling berdekatan seperti pada bantalan turbin.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida
yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahan– bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos,
Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika
dari suatu aliran viskos sebagai :
Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang
sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang
tersebut.
5
Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh
lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian
atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang
bekerja pada lapisan fluida.
2. Index kekentalan
Kekentalan minyak pelumas akan berubah sesuai keadaan
temperatur dan tekanannya. Kekentalan akan berkurang jika
temperatur naik. Viskositas index adalah suatu ukuran yang
menyatakan berat banyak kekentalan. Jumlah pertambahan
kekentalan tersebut dibandingkan dengan kekentalan dari
dua jenis minyak yang telah diketahui besarnya. Index
kekntalan dinyatakan dari angka 0 sampai 100. Temperatur
suatu peralatan sangat menentukan pemilihan jenis minyak
pelumas. Jika temperatur kerja minyak terlalu tinggi, maka
kekentalannya akan terlalu rendah untuk memberikan
pelumasan yang diperlukan.
3. Titik lumer
Titik lumer adalah suatu temperatur dimana minyak mulai
mengalir. Minyak pelumas yang digunakan didalam suatu
sistem pendinginan atau dalam suhu dingin harus mempunyai
titik lumer yang rendah
6
4. Titik nyala
Titik nyala adalah suatu temperatur dimana pencampuran
uap minyak dengan udara baru mulai terbakar tidak akan
menyala.
6. Kandungan Asam
Penentuan kandungan asam yang terdapat pada minyak
merupakan cara yang baik untuk mengetahui lama
penggunaan minyak, dimana jumlahnya dinyakan dengan
angka-angka netralisasi keasaman minyak akan bertambah
terjadinya penguraian terhadap sifat-sifat minyak.
Pengukuran terhadap jumlah asam dapat memberikan
informasi terhadap perlunya penggantian peralatan minyak.
7
2.2 Sistem Pelumasan
1. Sistem Terbuka
Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas
baru kepada permukaan yang bergerak, dan pelumas yang
telah digunakan dibuang.
1.1 Pelumasan dengan Tangan
Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan
terbuka yang paling sederhana dan tertua. Pelumasan
dengan tangan mempunyai penggunaan yang terbatas
pada unit pembangkit dan metode ini untuk kebanyakan
penggunaan telah diganti karena adanya hal-hal yang
tidak menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam sistem
pelumasan dengan tangan adalah, kita sulit mengontrol
pemasukan pelumas, yang memungkinkan adanya
kelebihan asupan sehingga dapat menimbulkan
kebocoran. Begitu pula ketika peralatan mengalami
kekurangan pelumas, kita sulit mengetahuinya, sehingga
dapat menimbulkan keausan.
1.2 Continous Lubrication
Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit
untuk mengurangi kebutuhan akan pelumasan dengan
tangan. Peralatan tersebut akan mensuplai sejumlah
pelumas secara kontinue pada bagian-bagian peralatan
yang bergerak.
2. Sistem Tertutup
Sistem pelumasan tertutup menggunakan pelumasan yang
sama secara berulang-ulang. Dua jenis sistem pelumasan
tertutup, yaitu:
2.1 Nonforced lubrication (Pelumasan tanpa tekanan)
8
2.2 Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)
Sistem pelumasan paksa menggunakan minyak yang
bertekanan untuk melumasi bagian-bagian peralatan yang
bergerak. Dalam sistem ini digunakan pompa untuk
menekan minyak tersebut
2.3 Kinerja Turbin
Bearing digunakan untuk menopang atau menahan beban. Desain dari
generator bearing adalah tipe kombinasi yang berarti guide bearing dan
trush bearing terletak dalam rumah yang sama. Bearing yang digunakan
untuk menyangga poros adalah trush bearing. Bearing di desain dan
dikonstruksikan berdasarkan penemuan terakhir dari ilmu gesekan fluida
modern. Ketika generator-rotor berputar, permukaan bering tidak saling
kontak. Hal ini terkadi akibat adanya pelumasan yang dapat mengangkat
beban.
Hal yang mempengaruhi keinerja bearing yang secara langsung juga
berpengaruh pada kinerja turbin adalah:
- Timbulnya panas, akibat gesekan pada benda-benda yang
bergerak.
- Korosi, akibat dari kontaminasi zat-zat tertentu yang masuk ke
turbin.
- Kejutan, beban kejut dapat terjadi pada banyak peralatan mesin
jika dua permukaan beradu sangat cepat. Beban kejut jelas
dapat menimbulkan keausan dan bunyi.
9
Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, kemudian
diberikan suatu lapisan fluida berupa minyak pelumas, dimana fluida
dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling
bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling
atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan
nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada
jarak y dari bidang tetap. Dengan tidak adanya tekanan fluida menjadi
10
Untuk mencegah peralatan dari kenaikan temperatur yang tinggi,
diperlukan suatu aliran minyak yang terdistribusi dengan cepat, sehingga
laju aliran minyak menuju cooler dapat mengadopsi nilai panas dari
peralatan tersebut.
11
pelumasan. Viskositas pelumas ini sangat tergantung pada kerjanya.
Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur.
Kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis
cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya. Sehingga
karakteristik viskositas minyak pelumas yang sangat bergantung pada
temperatur lingkungannya (indeks viskositas).
Suatu minyak pelumas dianggap memiliki indeks viskositas yang baik,
jika pada suhu rendah, komponen pelumasan tidak mengalami kesulitan
untuk melakukan start (saat kondisi minyak pelumas kental), dan pada
saat suhu tinggi saat mesin telah bekerja, bagian – bagian antar mesin
tidak bergesekan secara langsung (saat kondisi minyak pelumas menjadi
encer). Minyak pelumas seharusnya memiliki selisih viskositas yang kecil
saat suhu rendah dan tinggi. Sejalan dengan waktu pemakaiannya, maka
rentang selisih minyak pelumas pada suhu tinggi dan rendahnya akan
semakin melebar, yang berarti minyak pelumas sudah tidak layak lagi
untuk digunakan.
12
Lebih jelasnya, berkurangnya index viskositas akibat kenaikan
temperatur akan menimbulkan kontak yang lebih dekat antar komponen-
komponen yang saling menekan akibat tidak mampunya fluida menahan
gaya gesek (gaya gesek dihadapi langsung oleh logam). Khususnya pada
bearing dan poros, kondisi seperti itu akan mengakibatkan rugi gesek
yang demikian besar, sehingga berakibat pada naiknya torsi pembebanan
pada turbin. Hal inilah yang kemudian akan mengakibatkan unit
pembangkit mengalami gangguan, hingga akhirnya menjadi trip jika tidak
segera ditanggulangi.
13
H2 (o C) H1 (o C)
Temperatur L1 (o C) L2 (o C)
Temperatur Temperatur
trip alarm
14
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
15
dengan menggunakannya, hal ini disebut dengan terurai. Hal tersebut
mungkin disebabkan karena adanya pencemaran, seperti debu batu bara
atau air yang masukkedalam minyak, atau kehilangan suatu bahan
tambahan. Panas yang berlebihan atau pencemaran dapat menyebabkan
hilangnya penyaringan minyak tersebut.
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sistem pelumasan dengan menggunakan minyak pelumas merupakan
sebuah cara efektif untuk mengatasi berbagai akibat dari pergerakann
(perputaran) pada unit pembangkit yang berlangsung secara kontinue.
Pergerakan tersebut jelas menimbulkan masalah-masalah pada kinerja turbin
yang diwakili oleh peranan bearing, seperti:
- Timbulnya panas, akibat gesekan pada benda-benda yang
bergerak.
- Korosi, akibat dari kontaminasi zat-zat tertentu yang masuk ke
turbin.
- Kejutan, beban kejut dapat terjadi pada banyak peralatan mesin
jika dua permukaan beradu sangat cepat. Beban kejut jelas
dapat menimbulkan keausan dan bunyi.
Saran
Unit pembangkit harus mempunyai progran yang menjamin bahwa semua
peralatan dilumasi secara tepat dan terus menerus. Hal-hal yang berkenaan
dengan program pencegahan adalah:
17
- Semua permukaan yang saling menekan dan bergesekan harus
dilumasi
- Pelumasan yang digunakan hendaknya sesuai dengan peralatan
yang bersangkutan
- Pelumasan tambahan sebaiknya selalu ada didalam gudang
- Rencana pelumasan hendaknya dikembangkan untuk setiap
peralatan Rencana tersebut meliputi, tipe pelumas, tempat dan
jumlah pelumas yang diperlukan, dan syarat-syarat untuk mengganti
pelumas yang telah digunakan.
- Minyak peluma yang baru dibeli harus ditest untuk memastikan
pelumas telah tepat dengan grade atau tipenya.
- Minyak pelumas harus diperiksa dan jika perlu kocok sebelum
digunakan.
- Minyak harus disimpan secara hati-hati untuk mencegah
pencemaran. Tanki minyak harus dibersihkan sebelum digunakan
kembali.
- Secara periodik, contoh minyak harus diambil dari setiap bagian
mesin untuk ditest. Hasil testyang tidak memuaskan hendaknya
diteliti untuk kemudian diperbaiki.
18