Kemiskinan di Indonesia
Pengajar:
Oleh:
Muhamad Ali Sukrajap
08/279850/PEK/13309
Angkatan 51 Bilingual A
Pendahuluan
Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempat
Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini
juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada
dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi
masalah yang berkepanjangan. Ketimpangan yang besar dalam distribusi pendapatan atau
kesenjangan ekonomi dan tingkat kemiskinan merupakan dua masalah besar di banyak
negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Berawal dari distribusi pendapatan yang
tidak merata yang kemudian memicu terjadinya ketimpangan pendapatan sebagai dampak
dari kemiskinan. Hal ini akan menjadi sangat serius apabila kedua masalah tersebut berlarut-
larut dan dibiarkan semakin parah, pada akhirnya akan menimbulkan konsekuensi politik dan
sosial yang dampaknya cukup negatif.
Analisis
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi
penanggulangan kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat
sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan
pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta
menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka.
Pengukuran kemiskinan yang terpercaya (reliable) dapat menjadi instrumen tangguh bagi
pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada perbaikan kondisi hidup orang
miskin. Pengukuran kemiskinan yang dilakukan oleh BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). BPS melakukan penghitungan jumlah
dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan
penduduk miskin mencakup periode 1976-1981 dengan menggunakan data Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS secara
rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang disajikan menurut
daerah perkotaan dan perdesaan. Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin
mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun. Hal ini bisa
terwujud karena sejak tahun 2003 BPS mengumpulkan data Susenas Panel Modul Konsumsi
setiap bulan Februari atau Maret. Sebagai informasi tambahan, digunakan pula hasil Survei
Paket Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD) yang dipakai untuk memperkirakan proporsi
pengeluaran masing-masing komoditi pokok non-makanan berikut data analisis tingkat
kemiskinan di indonesia (Data Strategies BPS 2009. Di download dari website BPS).
Solusi
Kesimpulan
Referensi
http://www.duniaesai.com/ekonomi/eko1.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://www.cidesonline.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=118
http://www.bps.go.id/
Kuncoro M. (1997). Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. Unit Penerbit da
Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta
www.kadin-indonesia.or.id