Anda di halaman 1dari 10

Memahami Tata Cara Penamaan dan

Pengalokasian IPv4
Mauladi
mauladi@mail.ugm.ac.id
11 Agustus 2010

Tulisan ini hanya sebuah artikel bebas atau boleh dikatakan rangkuman
catatan saja, jadi bukanlah tulisan yang menggunakan prosedur penulisan ilmiah
dan tata bahasa yang sempurna. Selain itu untuk penulisan semacam ini saya
suka sekali dengan style-nya LATEX, sangat indah.
Saya tidak menjelaskan apa itu IPv4 di sini, tujuan tulisan ini hanya untuk
memahami tata cara penamaan dan pengalokasiannya di jaringan lokal dan di
Internet, sekaligus menjadi catatan pribadi saya agar lebih mudah mengulang
dan mengingatnya. Ikatlah ilmu dengan menulisnya.
Saat ini di beberapa tempat telah mengimplementasikan IP versi 6 (IPv6) ter-
masuk di Indonesia, salah satu alasannya adalah kuota IP versi 4 (IPv4) akan
habis, namun faktanya sampai saat ini kita masih menggunakan IPv4 dan peng-
gunanya terus bertambah, IPv4 tidak akan dihapus karena telah banyak digu-
nakan, selain itu secara teknis IPv4 dan IPv6 tetap bisa berkomunikasi, keli-
hatannya ini bertentangan dengan teori ”berkomunikasi harus dengan protokol
yang sama” tapi pada kenyataanya tidak. Agar tetap fokus, saya tidak mem-
bahas itu sekarang.
Sebenarnya pembahasan ini adalah pembahasan klasik, namun semenjak saya
kuliah S1 lima tahun yang lalu sampai saat ini saya melanjutkan studi S2, pem-
bahasan IPv4 masih masuk dalam mata kuliah jaringan komputer, walaupun
saat S1 pernah kita pahami.
Tidak memahami IPv4 artinya Anda belum layak lulus mata kuliah jaringan
komputer karena ini merupakan materi dasar untuk memahami network man-
agement, security, protocol comunication, routing dan juga untuk forensic.

1 Desimal dan biner


Saya memulai pembahasan ini dengan sistem penomoran manusia dan kom-
puter, karena dasarnya diambil dari pemahaman ini. Setiap hari kita menggu-
nakan perhitungan dengan angka yg kita istilahkan angka desimal, jumlahnya
ada 10 terdiri dari 0 sampai 9, untuk urutan lebih dari 9 kita mengkombinasikan
1 dengan 0 atau biasa kita sebut sepuluh, 1 dengan 1 (11), 1 dengan 2 (12) dan
jika sudah sampai pada kombinasi 1 dengan 9 (19), kita melanjutkan 2 dengan
0 (20) dan seterusnya begitu.
Nah, pada sistem komputer tidak hanya menggunakan desimal tetapi juga ada
hexa dan biner, saya tidak membahas hexa di sini, pembahasan hexa sangat

1
penting pada pembahasan IPv6. Biner hanya terdiri dari 1 dan 0, jika pada
desimal menggunakan urutan setelah 9 adalah kombinasi 1 dan 0 alias 10 atau
setelah 19 adalah kombinasi 2 dengan 0 alias 20, sedangkan pada biner hanya
menggunakan kombinasi 1 dan 0, artinya setelah 1 adalah 10 selajutnya 11,100
dan seterunya. berikut contoh urutan kombinasi desimal dan biner:

Desimal Biner
0 0
1 1
batas angka biner
2 10
3 11
4 100
5 101
6 110
7 111
8 1000
9 1001
batas angka desimal
10 1010
11 1011
Agar lebih memudahkan konversi biner ke desimal gunakan tabel berikut:

Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Biner 1 1 1 1 1 1 1 1
Dari tabel itu bisa kita tentukan:
10000000 = 128
10000001 = 128 + 1 = 129
11000001 = 128+64+1 = 193
11111111 = 128+64+32+16+8+4+2+1 = 255

2 IPv4 4 byte
Delapan angka biner disebut juga sebagai 1 byte. Perhitungan pada IPv4 meng-
gunakan rentang 4 byte yang dipisahkan setiap bytenya. Sesungguhnya secara
teknis pada komunikasi mesin, 4 byte ini dipisahkan secara otomatis berdasarkan
total byte secara keseluruhan yang telah disepakati pada protokol TCP/IP, na-
mun dalam penulisan manusia tanda pemisahnya ditulis dengan simbol titik,
salah satu contohnya seperti ini:

Biner 00000001 00000001 00000001 00000010


Desimal 1 1 1 2
Ditulis 1.1.1.2

2
3 Netmask,subnet/network id dan broadcast
Sebelum membahas bagaimana mengalokasi IPv4, kita wajib memahami net-
mask, subnet atau network id dan broadcast. Hampir semua buku tentang
IPv4 mengakhirkan pembahasan ini, mereka mendahulukan pembahasan pem-
bagian kelas, range IP pada tiap kelasnya dan default netmask. Menurut saya,
mendahulukan pembahasan itu berakibat pemahaman yang salah pada imple-
mentasi alokasi IPV4 yang sesungguhnya.
Inisial sebuah mesin tidak cukup dengan alamat IP saja namun wajib disertai
netmask, netmask berformat sama dengan alamat IP. Dengan netmask inilah
dapat ditentukan atau didefenisikan anggota kelompok atau range alamat IP
yang digunakan.
Misalkan telah ditentukan:
Alamat IP 1.0.0.5 00000001.00000000.00000000.000001 01
1
Netmask 255.255.255.252 11111111.11111111.11111111.111111 00
Cara menghitungnya sebagai berikut:

1. Lakukan operasi AND antara biner alamat IP dengan netmask

00000001.00000000.00000000.000001 01
11111111.11111111.11111111.111111 00 AND
————————————————————–
00000001.00000000.00000000.000001 00 = 1.0.0.4

2. Dari hasil AND di atas, kombinasikan biner 0 terakhir sampai terpakai


semua, sebagai berikut

00000001.00000000.00000000.000001 00 = 1.0.0.4
00000001.00000000.00000000.000001 01 = 1.0.0.5
00000001.00000000.00000000.000001 10 = 1.0.0.6
00000001.00000000.00000000.000001 11 = 1.0.0.7

Dari kombinasi itu, kombinasi pertama (00) digunakan untuk alamat


network atau inisial kelompok dalam jaringan itu sendiri, sedangkan kombi-
nasi terakhir (11) digunakan sebagai defenisi broadcast yang artinya jika
ada penyebaran data pada kelompok ini maka penyebarannya sampai pada ala-
mat IP sebelum broadcast. Sedangkan Alamat IP yang bisa digunakan adalah
range setelah alamat network dan sebelum alamat broadcast.

Alamat netmask/prefix Range alamat IP yang Alamat broadcast


net- bisa digunakan
work
1.0.0.4 11111111.11111111.11111111.111111 00 atau 1.0.0.5 s/d 1.0.0.6 1.0.0.7
dalam bentuk desimal 255.255.255.253 atau
disingkat /30

1 Netmask di atas bisa juga disingkat dengan /30 yang didapat dari jumlah biner 1 pada

netmask sehingga ditulis menjadi: 1.0.0.5/30, ini juga disebut sebagai prefix

3
Figure 1: Pengaturan alamat IP pada desktop manager Gnome, Linux Ubuntu
10.04 LTS

Secara teknis, setiap komputer cukup mendefenisikan alamat IP dan netmask


saja, sedangkan inisial network id, broadcast dikalkulasi oleh komputer sendiri
tanpa harus diinputkan.

3.1 Rumus menentukan jumlah network dan alokasi ala-


mat IP per network
Rumus yang digunakan adalah:
2n
n = bit
Perhatikan contoh-contoh berikut:

1. 192.168.1.0/24 (11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0)


28 = 256 - 2 = 254 alamat IP

/24 Menunjukan jumlah biner 1 dan 8 menunjukan jumlah biner 0. Jadi, cukup
dengan mengetahui jumlah biner 0 kita bisa mengetahui berapa rentang alamat
IP yang bisa digunakan. Ingat, selalu dikurang 2 karena digunakan untuk net-
work dan broadcast.

2. 192.168.1.0/26 (11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192)


26 = 64 - 2 = 62 alamat IP

3. 192.168.1.0/29 (11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248)


23 = 6 - 2 = 4 alamat IP

4
3. Jika menggunakan 192.168.1.0, berapa netmask yang digunakan agar range
alamat IP sebanyak 24 IP?
Caranya adalah mencari 2 n yang hasilnya tepat atau mencukupi untuk alokasi
24 alamat IP
2 5 = 32 sedangkan 2 4 = 16, maka yang dipilih 5 karena mencukupi walaupun
lebih dari 24 alamat yang diinginkan, tentu ada kelebihan alamat IP tapi inilah
range yang paling tepat. Dari nilai n=5, dapat diketahui ada 5 biner 0 pada
netmask
11111111.11111111.11111111.11100000 = 255.255.255.224 = /27

Selain menggunakan rumus, cara yang paling mudah adalah menggunakan soft-
ware kalkulator subneting, software yang biasa saya gunakan adalah ipcalc
(http://jodies.de/ipcalc). Cukup menuliskan alamat IP dan netmask, ipcalc
langsung mengeluarkan hasil berupa range, network dan broadcast termasuk
uraian lengkap binernya.

Figure 2: Menggunakan ipcalc di command line Linux

4 Gateway/Router
Pada dasarnya komunikasi antar mesin hanya bisa dilakukan jika dalam satu net-
work yang sama (dalam satu kelompok/range yang sama), artinya 192.168.1.1/29
hanya bisa berkomuniasi dengan anggotanya saja yakni 192.168.1.2/29, 192.168.1.3/29,
192.168.1.4/29, 192.168.1.5/29 dan 192.168.1.6/29 dan tidak bisa berkomunikasi
secara langsung dengan 192.168.1.9/29, lihatlah pada penjabaran berikut mereka
tidak dalam satu network yang sama:

Network pertama
Netmask: 255.255.255.248 = 29 11111111.11111111.11111111.11111 000
Network: 192.168.1.0/29 11000000.10101000.00000001.00000 000
HostMin: 192.168.1.1 11000000.10101000.00000001.00000 001
HostMax: 192.168.1.6 11000000.10101000.00000001.00000 110

5
Broadcast: 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000 111

Network ke dua
Netmask: 255.255.255.248 = 29 11111111.11111111.11111111.11111 000
Network: 192.168.1.8/29 11000000.10101000.00000001.00001 000
HostMin: 192.168.1.9 11000000.10101000.00000001.00001 001
HostMax: 192.168.1.14 11000000.10101000.00000001.00001 110
Broadcast: 192.168.1.15 11000000.10101000.00000001.00001 111

Untuk melakukan komunikasi pada network yang berbeda diperlukan gate-


way/router. Secara fisik router adalah komputer yang fungsinya dikhususkan
sebagai penyambung antar network. Untuk mengkoneksikan dua network yang
berbeda maka router harus memiliki 2 alamat IP yang masing-masing diam-
bil dari kedua network yang berbeda tesebut dan setiap client harus mende-
fenisikan alamat IP routernya. Perhatikan gambar berikut:

Figure 3: Komunikasi dua network yang berbeda melalui router/geteway

Figure 4: Setting alamat IP dan gateway pada smartphone Nokia E71

6
Figure 5: Setting alamat IP dan gateway pada Ms Windows 7

5 Alamat IP private
Jika setiap komputer (termasuk komputer yang Anda gunakan sekarang) diberikan
alamat IP sebagaimana alamat IP di Internet, maka alokasi IPv4 hari ini juga
akan habis karena range alamat IP yang bisa digunakan tidak seimbang dengan
jumlah mesin/komputer yang ada di planet ini, jumlah mesin/komputer jauh
lebih banyak. Untuk mengatasi masalah itu dibuatlah standarisasi penggunaan
IP private dengan range sebagai berikut:
10.0.0.0 s/d 10.255.255.255 (10/8 prefix)
172.16.0.0 s/d 172.31.255.255 (172.16/12 prefix)
192.168.0.0 s/d 192.168.255.255 (192.168/16 prefix)
Di luar rentang itu dinamakan IP public, berapapun netmasknya.
lihat juga RFC 1918 (http://tools.ietf.org/html/rfc1918).
Pengaturan alokasinya diatur oleh pihak lokal atau Anda sendiri. Alamat dalam
cakupan IP private diperuntukan khusus pada jaringan lokal seperti rumah,
kantor, kampus, masjid, dan lain-lain yang semisal dengan itu, itu makanya
sering kita lihat alamat IP 192.168.0.–sekian-sekian pada jaringan lokal. IP
private tidak dapat mengakses Internet secara langsung, ia harus mengutus
atau memberi perwakilan pada IP public untuk mengakses Internet, sehingga
yang berkomunikasi di Internet bukanlah IP private. Oleh karena itu, tidak
menjadi masalah jika pada jaringan local ABC menggunakan alamat IP yang
sama dengan jaringan local XYZ, ini tidak akan menyebabkan konflik karena
saat mereka memasuk ke jaringan Internet, IP router (public) mereka yang

7
melakukan penindaklanjutan komunikasi bukan IP private. Selain itu IP private
juga tidak bisa diakses secara langsung dari Internet (hanya bisa mengakses
Internet), Perhatikan gambar berikut:

Figure 6: Contoh sederhana struktur akses IP private ke Internet melalui IP


public

6 Mengalokasikan IP menjadi beberapa network


Pengalokasian IP di dunia dilakukan oleh Internet Assigned Numbers Authority
(IANA) http://www.iana.org, kemudian didelegasikan ke beberapa organisasi
untuk pengalokasian di benua masing-masing. Untuk benua Asia Pasifik pen-
galokasian dilakukan oleh Asia Pacific Network Information Centre (APNIC)
http://www.apnic.net.

Figure 7: Organisasi yang mengalokasikan alamat IP di dunia

Alokasi yang diberikan IANA dapat dilihat di http://www.iana.org/assignments/ipv4-


address-space/ipv4-address-space.xml, perhatikan semua menggunakan prefix
/8 bukan default netmask yang sering dipahami oleh banyak student. Dari pem-
bagian IANA itu kemudian dipecah-pecah menjadi beberapa network (disub-
neting lagi), dan begitu seterusnya. Di Indonesia pengalokasian dilakukan oleh
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) atau lebih spesifik lagi
dilakukan oleh Indonesia Network Information Center (ID-NIC) http://www.idnic.net/.
Berikut contoh ilustrasi pemecahan network dengan subneting:

1. UGM mendapatkan blok alamat IP dari APJII, yakni 175.111.88.0/22


(32-22 = 10, 2 10 = 1024 - 2 = 1022 Alamat IP)
2. UGM memberikan Pasca sarjana 16 alamat IP (175.111.88.0/28 : 175.111.88.1
s/d 175.111.88.14)

8
3. Pasca sajarna memberikan Megister Teknlogi Informasi 8 alamat IP (175.111.88.0/29:
175.111.88.1 s/d 175.111.88.6)

Figure 8: Contoh ilustrasi pemecahan network dengan memodifikasi netmask

7 Pertanyaan yang jarang diajukan tetapi pent-


ing dipertanyakan
1. Range pada IP private sangatlah lebar, apakah diperlukan sub-
neting? Pertanyaan ini muncul karena telah memamahi adanya pemisa-
han pemahaman antara default netmask dan modifikasi netmask. Sebe-
narnya default netmask itu juga memanfaatkan netmask untuk menen-
tukan jumlah host, jadi jangan dibeda-bedakan. Default atau tidak sama
saja tetap netmask yang menentukan. Jika diperlukan pengelompokan
melalui router pada jumlah mesin yang sedikit silahkan saja atur net-
masknya. Sesuai kebutuhan.

2. Menggunakan modifikasi netmask, sangat dimungkinkan terjadi


IP yang sama dengan netmask yang berbeda, benarkah begitu?
Secara teknis Ya!, tapi pada implementasinya Tidak, karena ini justru
bukan masalah teknis tapi masalah manajement saja. Jadi jika sudah
dibuatkan alamat IP tertentu dengan netmask tertentu maka secara mena-
jement tidak boleh membuat IP yang sama walaupun dengan netmask
yang berbeda. Teknis di lapangan alamat IP public ini dijual, jadi jika
telah teralokasikan ke pihak lain, jangan dibuat konflik dengan pihak lain.
Nanti kerusahan..., intinya managementlah gitu... :)

9
3. Tadi dikatakan IP private tidak bisa diakses via Internet, tapi
mengapa saya bisa bertransfer file secara live dengan pengguna
lain di Internet, bahkan ia dapat melihat secara visual komputer
saya? Sebernanya itu bukan diakses langsung tapi Anda dan teman anda
telah dilayani server yang Ada di Internet, jadi proses sebenarnya begini:

Anda <--> server di Internet(ex: skype,YM,tieamviewer,dll) <--> Teman Anda

Namun demikian, kelihatannya seperti:

Anda <--> Teman Anda

4. Berapa sebaiknya jumlah alamat IP dalam satu network lokal?


Perlu diketahui, beberapa software jaringan kadang berkomunikasi dengan
menyebarkan informasi keseluruh anggota jaringan, semakin banyak client
maka semakin banyak pula penyebaran paket itu, ini berdampak menurun-
nya kualitas jaringan. Jumlah alamat IP yang masih cukup pantas dalam
satu network adalah 512. Saya tidak bertanggung jawab atas jumlah 512
itu, itu hanya didapat dari sharing teman diskusi di milis yang pernah
melihat jaringan perusan besar BUMN, mereka menggunakan range itu.
Jika Anda punya bukti ilmiah untuk mengukur yang lebih tepat silahkan
sharing ke saya, kita diskusikan.

Semoga bermanfaat!! :)

10

Anda mungkin juga menyukai