INDONESI
1. Zaman Batu
Zaman batu dicirikan dengan adanya peninggalan berupa alat-alat yang
terbuat dari batu. Bukan berarti pada zaman ini tidak ada penggunaan alat-alat
selain yang terbuat dari kayu, bambu, tanah liat melainkan tidak ditemukannya
bekasnya karena alat-alat tersebut mudah lapuk. Zaman batu terbagi atas
empat zaman, yaitu:
2. Zaman Logam
Pada zaman logam alat-alat dari logam telah dikenal dan
dipergunakan secara dominan. Pada zaman logam teknologi manusia
purba jauh lebih tinggi dibandingkan pada zaman sebelumnya, karena
pembutan alat dari logam tidak seperti pembuatan perkakas dari batu
yang dapat dibuat langsung dari bahan jadinya. Tetapi, pembuatan
perkakas dari logam membutuhkan reknologi tersendiri, yaitu teknik
peleburan logam.
Perkembangan zaman logam yang di Indonesia mengalami 2
fase atau bagian, yaitu :
a. Zaman Perungu
Kebudayaan perunggu sering disebut sebagai kebudayaan
Dongsong-Tongkin Cina karena disanalah pusat kebudayaan perunggu.
Hasil kebudayaan zaman perunggu di Indonesia sebagai berikut :
Kapak corong (kapak perunggu).
Nekara perunggu (moko) berbentuk seperti dandang. Gunanya
untuk keagamaan dan maskawin.
Bejana perunggu bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa
tangkai.
b. Zaman Besi
Pada masa ini manusia dapat meleburkan besi untuk dituang
menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak
banyak di temukan alat-alat yang terbuat dari besi. Alat-alat yang
ditemukan pada zaman besi adalah :
Mata kapak yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi
untuk membelah kayu.
Mata sabit digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan.
Mata pisau.
Mata pedang
Cangkul, dll.
b. Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
telah mengenal kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam setiap
kelompok sekitar 10-15 orang. Mereka hidup dengan berpindah-
pindah, hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka bekerja
bersama-sama untuk memenuhi kehidupannya serta mempertahankan
kelompok dari serangan kelompok lain atau seranagn binatang buas.
Pada masa ini masyarakatnya telah mengenal adanya pembagian kerja.
c. Kehidupan Budaya
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan,
lebih senang memilih goa-goa sebagai tempat tinggalnya. Dari situlah
mereka mulai berkembang dengan mulai membuat alat-alat berburu,
alat pemotong, alat pengeruk tanah, dan alat lainnya.
Benda-benda hasil kebudayaan masa berburu dan
mengumpulkan makanan adalah kapak perimbas, kapak penetak,
kapak genggam, pahat genggam, alat serpih, dan alat-alat dari tulang.
b. Kehidupan Sosial
Kehidupan Sosial yang dilaksanakn oleh masyarakat pada masa
bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan
bergotong royong. Cara hidup bergotong royong itu merupakan salah
satu ciri kehidupan masyarakat yang bersifat agraris.
Dalam pembangunannya, pola hidup menetap telah membuat
hubungan social masyarakat terjalin dan terorganisir dengan baik.
Dalam perkumpulan yang masih sederhana biasanya terdapat seorang
pemimpin yang disebut kepala suku, sosok kepala suku merupakan
orang yang sangat dipercaya dan ditaati untuk memimpin sebuah
kelompok masyarakat.
c. Kehidupan Budaya
Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam semakin
bertambah pesat, karena manusia mulai dapat mengembangkan dirinya
untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik.
Hasil kebudayaan masyarakat pada masa kehidupan bercocok
tanam adalah sebagai berikut, beliung persegi, kapak lonjong, mata
panah, gerabah.
Tujuan :
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran : Sejarah
Pengajar : Erlita
Di Susun Oleh :
Nama : Siti Aisyah
Kelas : X2