Anda di halaman 1dari 2

JADILAH ORANG YANG “BISA”

Oleh: H. Supardi

Menjadi orang atau seorang eksekutive ternyata tidak mudah. Salah ngomong (bicara)
memberikan dampak yang besar bagi organisasi. Oleh sebab itu, menjadi seorang eksekutive
harus membuat pernyataan dengan kata-kata yang tepat, jelas dan tegas. Eksekutive yang
demikian tentu menjadi orang yang productive dan mendorong orang lain berperilaku
productive.
C.Northcote Parckinson dan MK Rustomji pernah bertanya: “Apakah Anda seorang
eksekutive yang bersifat “BISA”?. Pertanyaan ini sangat strategik dalam rangka
mengembangkan seseorang menjadi productive. Kata-kata “bisa” memberikan semangat,
motovasi dan “greget” seseorang untuk berperilaku mengupayakan agar suatu kegiatan dapat
terwujud dan berhasil. Dalam pola berpikir menggunakan kata “bisa” memberikan gambaran
secara moral sesuatu yang positif, seseorang bersikap khusnuldhon atau sikap proaktif.
Seseorang yang berpikir positif, khusnuldhon dan proaktif dipastikan akan memiliki sikap dan
perilaku produktive.
Kata “tidak bisa” akan menjadikan diirnya, maka memberikan semangat dan motivasi
yang negative. Kita juga paham bahwa apabila seseorang segan-segan atau bersetengah hati
mengenai suatu tugas, ia tidak pernah akan mengerjakannya dengan baik. Napoleon pernah
memerintahkan agar kata-kata “tidak bisa” dicoret dari kamus. Tidak ada tugas yang mustahil
bagi siapa yang berketetapan hati menyelenggarakannya. Yang maha penting adalah kemauan
untuk berhasil. Jadilah seorang eksekutif “bisa”.
Dari pemahaman seperti tersebut di atas, memberi pelajaran bagi siapapun yang menjadi
pemimpin (eksekutif) atau pegawai, pekerja dan semua orang harus benar-benar memiliki
perspektif dan sikap “bisa” (tetapi terhindar dari sifat kesombongan). Kita diberikan Tuhan Yang
Maha Esa, kemampuan intelektual, kemampuan sosial, kemampuan spiritual dan kemampuan
kesehatan. Kita menjadi manusia yang sempurna, sehingga kita menanggapi dan mensikapi
berbagai tantangan, hambatan dan hal-hal lain harus secara positif, khusnuldhon dan proaktif
dengan kata singkat “bisa”.
Kiranya tidak ada masalah yang tidak ada penyelesainnya. Sesempit apapun kesempatan
dan waktu kita, maka kita tetap masih bisa berbuat dan berprilaku yang positif. Memang kata
“bisa” akan memberikan konotatif yang kurang baik manakala terjadi sikap “sombong” .
Pengertian “bisa” tentu dengan maksud tidak sombong. Kita bisa dengan seijin Tuhan. Kita bisa
sebagai alat penyemangat dan memotivasi sebuah perilaku baik. Kita bisa menghilangkan semua
hambatan psikologis atas tantangan dan beban pekerjaan yang dihadapinya. Kita bisa harus
menjadi kata-kata siapun yang ingin maju dan berhasil. Kata bisa berguna bagi produktivitas
kerja. Semoga.

Penulis adalah
Dosen Pascasarjana FE UII dan UTY Yogyakarta
Direktur PusBEK FE UII

Anda mungkin juga menyukai