Anda di halaman 1dari 10

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang

bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim 6]

Dari Nu`man Bin Basyir ra: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya
seringan-ringan siksaan siksaan penghuni Neraka pada hari Qiamat ialah seseorang yang
diletakkan di bawah dua telapak kakinya dua bara api neraka sehingga mendidih otak
yang ada di kepalanya.(dari sebab panasnya kedua bara api neraka tersebut) Dia mengira
bahawa tidak ada orang lain yang lebih dashyat siksaan daripadanya, padahal dialah
orang yang paling ringan siksaannya”. (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim).

Begitulah hukuman paling ringan di neraka. Otak di kepala mendidih, sementara dia
merasa tidak ada orang lain yang lebih dahsyat siksanya daripada dirinya. Oleh karena
itu alangkah celakanya orang yang tidak takut kepada siksa Allah sehingga dia berani
melakukan berbagai kejahatan.

Yang lebih parah lagi daripada siksa neraka adalah orang-orang kafir/musyrik disiksa di
sana selama-lamanya. Ada pun orang Islam, jika berbuat kejahatan seperti zina,
mencuri, mabok, korupsi, dsb maka harus mampir dulu di neraka.

Jangan anggap ringan. Sebab meski disiksa sehari di neraka, kita harus paham bahwa 1
hari di akhirat itu kadarnya sama dengan 50.000 tahun di bumi!

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya limapuluh ribu tahun.” [Al Ma'aarij 4]

Hadist Nabi SAW: Barangsiapa yang memiliki tabungan ( harta yang berlimpah ) lalu
tidak mengeluarkan kewajibanya maka Allah akan menjadikannya pada hari kiamat
dibakar di neraka jahanam lalu disetrika punggungnya, pinggirnya, depannya sampai
menghukum semua hamba-hambaNya yang bila dihitung satu harinya di akhirat sama
dengan hitungan kalian di dunia 50.000 tahun… (HR Abu Daud, Ahmad, AtTirmidzi,
Annasai )
Divonis penjara 20 tahun saja orang banyak yang pingsan, bagaimana jika disiksa
dengan api neraka selama 50.000 tahun di dunia?

Ada yang tidak malu dan segan berbuat kejahatan dan kedurhakaan terhadap Allah. Ada
yang berbohong, menipu, mabuk, berjudi, makan minuman dan makanan yang haram,
membuka aurat, berzinah, mencuri, merampok, korupsi, membunuh, dan sebagainya.
Kadang yang berbuat dosa itu berdalih: Dosa kan tidak bejendol/kelihatan.

Banyak penjahat lari karena takut dipenjara polisi. Padahal penjara polisi itu tidak ada
artinya sama sekali dibanding siksa Allah. Siksa Allah terdiri dari Siksa Kubur dan
Siksa Neraka.

Jika di penjara anda bisa menikmati sel yang lapang dan terang beserta makan dan
minum, maka di dalam kubur tidak seperti itu. Jasad anda dihimpit bumi sementara
keadaan gelap gulita. Semakin jahat seseorang, semakin parah keadaannya. Belum lagi
siksa yang diberikan oleh para malaikat.

Jika di penjara paling-paling seseorang hanya mendekam 70 tahun. Di kubur, orang


yang dikubur 7.000 tahun yang lalu hingga saat ini masih merasakan siksa kubur hingga
hari Kiamat nanti. Bahkan siksa di neraka itu abadi.

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-
ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di
dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” [An Nisaa’ 14]

Allah SWT memang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berbagai kenikmatan telah
Dia berikan kepada kita tanpa kita membayarnya. Namun kadang kita jadi lalai sehingga
menganggap enteng kemurahan Allah.

Ada pula yang menganggap bahwa segala dosa itu tidak masalah toh kalau taubat nanti
Allah akan mengampuni.

Allah memang Maha Penyayang. Namun yang disayangi Allah adalah hamba yang taat
kepadaNya. Dan taubat itu adalah rasa yang sangat menyesal serta segera berhenti
melakukan kejahatan yang dia perbuat. Jika dosanya menyangkut orang lain, misalnya
menipu atau mencuri harta orang lain, syarat Taubat itu adalah dia harus minta maaf dan
mengembalikan harta yang telah diambilnya. Jika tidak mau, niscaya di akhirat ada
balasannya.

“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan
kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan
Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” [Al A’raaf 156]

Pada dasarnya, siksa Allah berupa gempa, banjir, longsor, tsunami, dan sebagainya
dikarenakan ulah manusia sendiri. Bukan Allah.

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara
mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.” [Al ‘Ankabuut 40]

Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya)
sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al
Hakim)

Orang-orang yang disiksa Allah adalah orang yang memang selalu mengingkari ayat-
ayat Allah seperti Al Qur’an dan memperolokan siksa Allah:

“…Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi
pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka,
karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa
yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.” [Al ‘Ahqaaf 26]

Allah telah mengutus Nabi dan juga para ulama yang benar untuk menyampaikan
kebenaran. Terhadap orang-orang yang kafir, Allah memberi siksa yang pedih:

“Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan
Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.” [Al Ahzab 8]

Terhadap orang yang mendustakan ayat seperti Al Qur’an, mereka akan ditimpa
kehinaan dan siksa yang keras:

“Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: “Kami tidak akan
beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan
kepada utusan-utusan Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas
kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan
siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.” [Al An’aam 124]

Ada juga orang yang mengaku sebagai Nabi atau membuat Kitab Suci palsu atau Kitab
Hukum yang bertentangan dengan Al Qur’an:

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap
Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan
seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di
waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di
hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. “[Al An’aam 93]

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain


Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang
yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-
Nya (niscaya mereka menyesal).” [Al Baqarah 165]
Sesungguhnya siksa Allah amat berat. Hendaknya kita selalu ingat hal ini agar kita hati-
hati jika ingin mengerjakan perbuatan yang kita tahu salah/dosa:

“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka
ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” [Al Baqarah 7]

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah,


yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu
sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah
tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan
bagi mereka siksa yang amat pedih.” [Al Baqarah 174]

“Tanyakanlah kepada Bani Israil: “Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang


nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka.” Dan barangsiapa yang menukar nikmat
Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras
siksa-Nya.” [Al Baqarah 211]

“Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya” [Al Fajr 25]

“…Bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Al
Maa’idah 2]

Kalau di dunia mungkin ada saudara atau teman yang bisa menolong kita dari hukuman
dunia. Tapi di akhirat nanti, tidak ada seorang pun yang dapat menolong orang-orang
yang kafir atau pendosa dari siksa Allah yang pedih di neraka:

“Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang
bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk
syurga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang
pedih?” [Al Mulk 28]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun
tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api
neraka,” [Ali ‘Imran 10]
Bahkan Nabi Nuh dan Nabi Luth pun tidak mampu menolong istrinya yang kafir dari
siksa neraka:

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang
kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara
hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya, maka suaminya
itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada
keduanya: “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk jahannam.”
[At Tahrim 10]

“Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya
dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan
itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah
yang belum pernah mereka perkirakan.” [Az Zumar 47]

Lihatlah betapa pedihnya siksa neraka:

“Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. Sebagai
kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat
panas.

Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka.

Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.” [Ad
Dukhaan 43-48]

“Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang


bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan
baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” [Muhammad 15]
Neraka, inilah seburuk-buruk tempat kembali bagi orang yang durhaka kepada Allah.

“…Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” [Al Kahfi 29]

“…Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka.
Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur
luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk
mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka
lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada
mereka dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini.” [Al Hajj 19-22]

Di dunia, saat orang sudah meninggal, berakhirlah hukumannya. Namun di akhirat tidak
begitu. Setiap kulit mereka hangus, diganti Allah dengan kulit yang lain agar tetap
merasakan pedihnya siksa:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit
mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [An Nisaa’ 56]

Begitu keras siksa Allah sehingga orang itu tidak hidup, tidak pula mati:

“Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka


sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula
hidup” [Thaahaa 74]

“Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. Yaitu orang yang akan
memasuki api neraka yang besar. Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak
pula hidup.” [Al A’laa 11-13]
“Dan mereka memohon kemenangan atas musuh-musuh mereka dan binasalah semua
orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, di hadapannya ada Jahannam
dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah itu dan hampir
dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap
penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat.”
[Ibrahim 15-17]

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak
menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” [Al Ghaasiyah 6-7]

Orang yang masuk neraka niscaya sangat menyesal. Namun sesal itu sudah tidak
berguna:

“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan peringatan itu
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” [Al
Mulk 10]

“Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-
orang yang beriman.” [Asy Syu’araa’ 102]

“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang
dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan
orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” [An Naba’
40]

Orang-orang yang beriman senantiasa takut dengan siksa Allah. Rasulullah saw sendiri
pernah bersabda kepada para sahabatnya, bila kamu melihat apa yang aku lihat niscaya
kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Karena kefahaman mereka akan
ngerinya siksa neraka para sahabat yang mendengarpun kontan menangis di depan
Rasulullah saw.

Abu Bakar ash Shiddiq seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah saw
sendiri pernah berharap menjadi seekor burung, sehingga tidak perlu bertanggung-jawab
atas perbuatannya di dunia. Padahal beliau termasuk orang yang banyak beramal shaleh.
Begitu pula Umar bin Khathab yang Rasulullah saw sendiri pernah bersabda bahwa
Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hatinya, pernah berharap untuk
menjadi seonggok jerami agar tidak perlu bertanggung-jawab atas perbuatan-nya. Dia
merasa cukup bahagia bila amal shalehnya yang banyak itu dibalas impas, kembali
pokok tanpa untung sama sekali asal terbebas dari siksa api neraka.

Selain mencintai Allah, kita juga harus takut kepada Allah. Karena orang yang takut
kepada Allah itulah yang mendapat ampunan dan pahala yang besar:

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh
mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” [Al Mulk 12]

Begitu dahsyat siksa Allah di neraka. Oleh sebab itu hendaklah kita senantiasa berdoa
agar terhindar dari siksa Allah di neraka:

“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata:
“Ya Tuhan kami, tiadalah “Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali ‘Imran 191]

Maka beramal & berdo’alah untuk mendapat Syurga Allahumma innii as aluka ridhooka
wal jannah wa a’udzubika min saqaatika wan naar. (Ya Allah sesungguhnya kami
mengharap RidhoMu dan Syurga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan
Neraka)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-
orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang
tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Al
Baqarah 286]

Anda mungkin juga menyukai