Anda di halaman 1dari 5

Maksud adanya manajemen sumber daya manusia adalah

memperbaiki kontribusi produktif orang-orang terhadap


organisasi dengan cara yang bertanggung jawab secara
strategis, etis, dan sosial. Para manajer dan departemen
sumber daya manusia mencapai maksud mereka dengan memenuhi
tujuannya. Tujuan merupakan standar evaluasi tindakan.
Tujuannya tidak hanya harus mencerminkan kehendak manajemen
senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan
organisasi, fungsi sumber daya manusia, masyarakat, dan
orang-orang yang terpengaruh. Kegagalan dalam melakukan hal
itu dapat merusak kinerja, angka laba, bahkan kelangsungan
hidup perusahaan atau organisasi.

Tujuan manajemen sumber daya manusia diantaranya :


1. Tujuan kemasyarakatan/sosial
Tujuan sosial (societal objective) manajemen sumber daya
manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara
sosial dan etis tehadap kebutuhan dan tantangan masyarakat
seraya meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap
organisasi. Implikasinya, beberapa organisasi telah
menambahkan tanggung jawab sosial ke dalam tujuan
organisasi dan menghubungkan sumber daya mereka pada
program kesehatan lingkungan, proyek perbaikan lingkungan,
program pelatihan dan pengembangan golongan minoritas,
serta menyelenggarakan dan mensponsori berbagai acara.

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat oleh karena itu


kontribusinya mengindikasikan bahwa faktor di luar
organisasi akan berpengaruh terhadap aktivitas dan keluaran
organisasi. Masyarakat mendambakan perusahaan produktif
dalam menggunakan sumber daya, termasuk sumber daya
manusia.

2. Tujuan organisasional
Tujuan organisasional (organizational objective) adalah
sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu
mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia
meningkatkan efektivitas organisasional dengan cara :

• Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan


menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi
dengan baik.
• Mendayagunakan tenaga kerja yang efektif dan efisien
seraya mampu mengendalikan biaya tenaga kerja.
• Membantu organisasi mencapai tujuannya.
• Mengembangkan dan mempertahankan kualitas kehidupan
kerja dengan membuka kesempatan bagi kepuasan kerja
dan aktualisasi diri karyawan.

Efektivitas organisasional tergantung pada efektivitas


sumber daya manusianya. Karen alasan inilah, maka
perekrutan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam
fungsi sumber daya manusia.

3. Tujuan fungsional
Tujuan fungsional (fungsional objective) merupakan tujuan
untuk mempertahankan kontribusi deparemen sumber daya
manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi
peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia
dengan cara memberikan konsultasi yang canggih. Departemen
sumber daya manusia dituntut agar menyediakan program-
program rekruitmen, pelatihan dan pengembangan yang
inovatif dan menemukan pendekatan manajemen yang akan
menahan dan memotivasi orang-orang terbaik.

4. Tujuan pribadi
Tujuan individual (individual management objective) adalah
tujuan pribadi dari setiap anggota organisasi yang hendak
dicapai melalui aktivitasnya di dalam organisasi. Para
karyawan akan efektif seandainya mereka mencapai tujuan
organisasional maupun kebutuhan pribadi dalam pekerjaan.
Supaya setiap tujuan perusahaan mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan, maka tujuan perusahaan pertama-
tama haruslah diterima dulu oleh kalangan karyawan.
Penerimaan tujuan (goal acceptance) merupakan persyaratan
yang penting bagi adanya pengaruh positif terhadap tujuan
perusahaan.
Budidaya Jamur Tiram lebih Mudah dengan
Media Murah
http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm

Edisi 325 / Minggu / 1 3 Maret 2005

AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal
baru. Di Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak
bahkan bisa dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya
adalah usaha yang dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu
masih bertahan dan terus melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan
pemasarannya sehingga menjadi agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai
teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan
dengan media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri
sehingga mudah dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan
merupakan hasil pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku,
belajar membudidayakan jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan
informasi yang ia kumpulkan.
Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram,
yang selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat
untuk membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor
usaha ini sangat menjanjikan,” katanya.
Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara,
jamur tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa,
jamur tiram bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum
dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan
merah muda tidak. Menyoal rasa dari jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung
medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur sesuai warnanya tergantung pada
warna asal bibit yang ditanam.-niek
Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun
SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali
protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge,
sawi. “Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas
tanpa memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum, Mataram.
“Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D.
Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur
tiram putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami
pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.
Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak
dapat dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih
hidup, tumbuh di bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur
jenis ini akan menyebabkan keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa
menyebabkan kematian,” ujarnya.
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat
lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan
jamur beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong
terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut,
sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar,
sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang
tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam
kemasan.
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami
pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering
terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya
terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat
besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg.
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9
gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak
mengandung vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung
vitamin A,” ujar Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. – niek
Belum Mampu Memenuhi Permintaan
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan
Mahrup, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain
memakai bahan yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan
bibit sebar jamur tiram ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk
membeli bibit.
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat
ketimbang proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan.
Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media
antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat
adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang
direkayasa sendiri.
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang.
Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian
atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan
berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa
lebih cepat, kata Mahrup. Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan
kelihatan memutih di seluruh permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut
dapat dipindahkan ke ruang produksi,” ujar Mahrup.
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap
pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan
serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka
kapas penutup mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15
hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut
polybag. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan
panen pertama pun bisa dimulai.
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur
tiram berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan
kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur
siap panen ini, Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-
polybag jamur siap panen tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra
yang rutin mengambil masing-masing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu,
pemasaran dilakukan di pasar-pasar tradisional sekitar Mataram.
Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi,
hanya saja ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit
lebih banyak dari biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan
bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat
budidaya jamur tiram sampai saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-
pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya jamur tiram juga sebagai tempat PKL,
sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta menjadi tempat tujuan agrowisata
yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di NTB. –niek

Anda mungkin juga menyukai