Anda di halaman 1dari 8

dilakukan jika mempertanyakan Islam saja sudah bisa mengakibatkan kekerasan dan

menyebabkan kematian bagi sang penanya? Jika Islam itu “salah dimengerti, “ seperti

yang dikatakan oleh Muslim, bukankah mereka seharusnya mengijinkan orang bertanya

jawab dengan mereka untuk menghapus salah pengertian tersebut?

Banyak ayat2 Qur’an yang memerlukan penjelasan yang jelas. “Bunuh kafir di mana pun

kau menemukanya.” (2:191) “Perangi mereka, sampai tidak ada fitnah lagi dan ketaatan

adalah semata-mata bagi Allâh saja. (2:193) “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang

paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.”

(8:55) “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka

penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (8:12)

“Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis.” (9:28 )

Bagaimana para Muslim menerangkan ayat2 ini? Bukankah ayat2 ini, dan ayat2 serupa

lainnya dalam Qur’an, yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan di dalam dunia

Islam? Kebanyakan agama, termasuk Kristen, punya sejarah masa lalu yang penuh

kekerasan. Tapi Islam adalah satu2nya agama yang mengajarkan tindakan kekerasan

dalam buku sucinya. Mengapa? Ini adalah pertanyaan sah yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan Kaisar Manuel II Paleologus tetap tidak terjawab. Jawaban seperti “Kau telah

menyakiti hati kami yang peka, kau harus minta maaf, kau bodoh, kau membuat kami

melakukan kekerasan,” dll bukanlah jawaban yang logis. Ini hanyalah jawaban untuk

mengelak memberi keterangan yang sebenarnya. Jika kaum Muslim memang ingin

bertukar pikiran, mereka harus mampu menjawab pertanyaan2 sulit, terutama tentang

perbuatan nabi mereka.

Dalam pidatonya, sang Paus mengajak masyarakat Barat untuk beriman teguh pada

Tuhan berdasarkan pengertian akal sehat. Lalu dia berkata: “Berdasarkan pengertian

logos yang agung ini, berdasarkan adanya akal sehat inilah, maka kita mengajak rekan2

kita untuk bertukar pikiran tentang budaya.”

Bagi kebanyakan Muslim, tukar pikiran (dialog) hanya bisa terjadi satu arah saja

(monolog). Yang sebenarnya ingin mereka katakan: kau dengar baik2 apa yang ingin

kami katakan padamu dan kau harus setuju. Jika kau mengajukan pertanyaan2 sulit yang

tidak bisa kami jawab, kami akan sakit hati dan kau akan menyesal karenanya.

Bagaimana bisa terjadi dialog dari dua pendekatan yang saling bertentangan seperti ini?

Bukankah masuk akal untuk mempertanyakan bahwa jika memang tidak ada pemaksaan

untuk memeluk Islam, seperti yang dinyatakan dalam sebuah ayat Qur’an, mengapa lalu

begitu banyak ayat lainnya memerintahkan Muslim untuk melakukan jihad? Mengapa
begitu banyak ayat2 Qur’an yang tidak bertoleran terhadap kebebasan menganut

kepercayaan lain di luar Islam? Mengapa meninggalkan Islam diganjar dengan hukuman

mati?

Ya, memang kita harus tukar pikiran, tapi ini harus merupakan dialog yang berdasarkan

pertanyaan2 sah, pertanyaan2 sulit, pertanyaan yang belum pernah dijawab sebelumnya.

Kumpul2 untuk saling berpelukan dan bersalaman bukanlah dialog. Menyembunyikan

kotoran selama 1400 tahun di bawah karpet tidak akan membawa Muslim dan non-

Muslim untuk lebih saling mengerti satu sama lain. Terdapat pertanyaan2 yang mendasar,

yang mengganggu tentang Islam dan Muhammad dan semua ini harus dijawab.

Dialog ini harus dimulai dimulai. Kaum Muslim harus mendengar pertanyaan2 ini. Sudahwaktunya mereka menjawabnya. Tingkah laku

Muhammad harus diamati dengan cermatdan ajarannya dibongkar. Jika pertanyaan2 ini dibiarkan tidak dijawab, bagaimana kitabisa

melakukan dialog? Sebelum pertanyaan2 ini dijawab saja dan dunia benar2 mengertitentang Islam, maka dunia tidak perlu menerima Islam

sebagai agama.

Peradaban manusia sudah mengalami terlalu banyak perang. Sudah terlalu banyak darah

yang dikucurkan dan terjadi pembunuhan2 yang tidak masuk akal. “Para martir yang

terlupakan berbaring di dalam peti matinya, dan mereka berkorban nyawa demi

agamanya, tapi ternyata agama itu dingin yang mati.” [318] Kita tidak butuh perang2
lain. Kita butuh bicara satu sama lain. Mari kita tinggalkan sejenak sentimental dan

fanatik agama, dan mari lakukan dialog yang sebenarnya, dan menjawab pertanyaan2

yang nyata.

[318] Margaret A Murray in "The Genesis of Religion" (Lahirnya Agama)

Sudah bisa dibuktikan dengan mudah bahwa Islam sama sekali bukan agama damai, tapi

kepercayaan yang mengobarkan perang yang berbahaya. Merupakan tindakan yang salah

besar untuk menganggap Islam sebagai salah satu dari banyak agama dan

menggolongkan Islam sebagai agama.

Islam adalah gerakan politik fasisme yang serupa dengan Nazisme yang diciptakan orang

sakit jiwa berat. Islam tidak diciptakan untuk menyatukan hati banyak orang tapi untuk

memecah belah mereka, untuk menimbulkan kebencian diantara mereka dan untuk

menguasai mereka, memaksa setiap orang tunduk di bawahnya. Kalau pun semua orang

telah memeluk Islam, perang akan terus berlangsung, karena Muslim akan terus

bertempur satu sama lain untuk menentukan mana yang benar2 Islam “sejati.”

Islam adalah hasil karya orang yang sakit jiwa. Islam diciptakan sebagai alatnya untukmenaklukkan. Islam tidak membawa apapun kecuali

penderitaan bagi pemeluknya danteror (ketakutan) bagi yang tidak menganutnya.


Islam harus diberatas agar kemanusiaan dapat terus berlangsung. Tiada jalan tengah atau

kompromi. Islam tidak dapat diubah bentuknya, tapi bisa dihancurkan. Islam itu kaku

keras tapi rapuh.

Akhirnya, yang bisa menghancurkan Islam adalah kebenaran. Islam tidak berdaya jika

dihadapkan pada kebenaran. Yang dibutuhkan untuk menghancurkan doktrin kebencian

ini hanyalah kata2. Kata2 kebenaran merupakan ancaman terbesar dalam Islam.

Muhammad tahu akan hal ini. Karena itulah dia melarang adanya kritik dan

mengeluarkan ancaman mati bagi mereka yang berani menentangnya. Semakin cepat

kebenaran menyebar, semakin cepat pula Islam akan lenyap jadi debu dalam sejarah.

Sekarang kau tahu tentang kebenaran. Selebihnya adalah terserah dirimu sendiri. Tidak

pernah terjadi sebelumnya di mana nasib umat manusia tergantung begitu besar pada

setiap diri manusia satu per satu. Hari ini, kau dan aku akan mengubah sejarah. Yang

harus kita lakukan adalah menyatakan kebenaran. Setelah itu kebenaran akan

memerdekakan kita semua.

Tiada tempat bagi Islam di masa depan umat manusia. Ajaran kebencian ini tidak akan

selamat di abad ini dan akan hancur di masa kita masih hidup pula. Islam harus lenyap,

karena tidak hanya Islam itu palsu, bodoh, dan tidak masuk akal, tapi karena Islam juga

penuh kekerasan, tidak bertoleransi, dan jahat. Kita tidak boleh bersikap toleran terhadap

aliran yang tidak bertoleransi. Bagaimana Islam akan berakhir terletak di tangan kita
semua – orang2 biasa seperti kau dan aku. Jika kita tidak berbuat apapun, jika kita tidak

menentangnya dan membiarkannya, maka Muslim akan mengakibatkan terjadinya

Perang Dunia III dan jutaan manusia akan mati karena perang nuklir.

Komunisme itu jahat, tapi orang2 komunis cinta kehidupan dan karenaya Perang Dingin

dapat berakhir tanpa terjadi perang nuklir. Muslim cinta kematian. Hal ini merubah

semua hal. Kau mungkin mengira orang yang cinta kematian tentunya orang tidak waras,

tapi bagi mereka kematian merupakan bagian iman di alam baka.

Perang nuklir akan mengakhir Islam, tapi itu terjadi setelah sebagian besar umat manusia

atau mungkin seluruh dunia Islam musnah. Jika kita bertindak sekarang dan mulai

mengadakan dialog, mempertanyakan Islam dan membantu Muslim untuk melihat

kebenaran, maka Islam akan semakin lemah dan Muslim akan merdeka. Muslim adalah

korban kebohongan besar Islam. Mereka tidak butuh belah kasihan, tapi bimbingan. Jika

dialog gagal terjadi, maka perang tidak dapat dihindari lagi. Jika saja dulu ideologi

Nazisme dikalahkan sebelum mencengkeram masyarakat Jerman dan jadi begitu kuat,

maka korban jiwa 50 juta manusia dapat dihindari.

Satu hal yang pasti, hari2 Islam dapat dihitung. Akankah Islam berakhir dengan ledakan

hebat, seperti yang dialami Nazisme, setelah jutaan atau milyaran orang mat? Atau

akankah Islam mati dengan sendirinya, seperti yang dialami Komunisme, setelah Muslim
melihat kebenaran dan meninggalkannya? Jawaban pertanyaan ini tergantung dari sikap

kita semua hari ini.

Alam tidak mengenal yang baik dan yang jahat; alam mengenal kekuatan. Muslim adalah

kekuatan militan. Mereka secara aktif mempromosikan agamanya melalui penipuan dan

teror. Penipuan dan teror adalah dua strategi jihad, yang wajib dilakukan semua Muslim,

sesuai kemampuan masing2. Sebagian Muslim melakukan jihad dalam hidupnya melalui

tindakan terorisme dan Muslim yang lain dengan cara mengelabui orang2 untuk

menganggap Islam adama damai padahal mereka sendiri tahu bahwa itu tidak benar.

Sebagian besar masyarakat dunia bersikap santai, ramah, dan percaya akan kebebasan

beragama. Ini mengakibatkan perbedaan kekuatan yang tidak seimbang yang

menguntungkan Islam. Karena sikap militan Muslim dan sikap bertoleransi non-Muslim,

para Muslim mampu menguasai negara2 yang jauh lebih kuat. Kemenangan ini membuat

mereka semakin berani dan sombong. Jika non-Muslim tidak bangkit untuk

menghentikan Islam dan mengalahkannya, maka Islam akan menang. Kehancuran umat

manusia merupakan kemenangan Islam.

Kau tidak usah jadi jenius untuk mengetahui bahwa hanya diperlukan sedikit militan

nekad untuk menundukkan dan menyandera orang2 sipil tak tahu apa2 dalam jumlah

besar. Muhammad berkoar, “Aku telah dimenangkan melalui teror.” [319] dan para
Muslim menggunakan teror sebanyak mungkin di seluruh perang2 mereka dan mereka

menang perang. Masyarakat non-Muslim dunia tidak sadar dan tidak siap. Inilah yang

membuat mereka mudah dikalahkan. Jika kita tidak bangun dan melihat Islam sebagai

musuh yang mengancam nyawa dan budaya kita, maka kita akan menghadapi masa2 sulit

di masa depan. Waktu sudah tidak banyak tersisa. Jika ideologi Islam tidak segera

dikalahkan, kita akan menghadapi masa depan sedemikian mengerikan sehingga

kengerian Perang Dunia II hanya tampak seperti permainan anak2 saja.

[319] Bukhari, 4.52.220.

Muhammad adalah orang sakit jiwa. Islam adalah hasil ketidakwarasan yang harus segera

berakhir. Jika tidak, maka kita harus membayarnya dengan nyawa kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai