Anda di halaman 1dari 4

Minyak buah jarak

Rangkuman Diskusi Energi Alternatif di Mailing List Migas Indonesia


bulan September 2006 membahas tentang minyak buah jarak.

Dalam diskusi ini dibahas mengenai waktu yang dibutuhkan untuk


memperoleh buah jarak, dan daerah potensial di Indonesia untuk
menanam jarak, juga proses pengolahannya menjadi minyak jarak.

Saat ini pemrosesan biodiesel dari minya jarak dilakukan dengan cara
batch, bagaimanakah cara agar bias dilakukan secara kontinu? Selain
itu dibahas juga mengenai kesesuaian spesifikasi biodiesel minyak
jarak dengan genset yang saat ini beredar di pasaran.

Diskusi selengkapnya dapat dilihat dalam file berikut :

Pernyataan : I Gusti Ketut Ari Wijaya S.


Pohon jarak bisa diperoleh di daerah Jawa Barat, NTB, NTT, DLL. Pohon jarak hanya
membutuhkan waktu 6-8 bulan untuk bisa dinikmati hasil buahnya.
Pohon jarak bisa ditanam di daerah dengan keadaan tanah yang tidak subur.
Perusahaan tertentu sudah menggalakkan penanaman pohon jarak dengan volume
yang cukup besar. Diperkirakan perusahaan tersebut telah menanam pohon jarak di
lahan seluas 200,000 hektar.

Tanggapan 1 : Pahala Dominicus Sinurat

Dear Pak Ary Wijaya;

Salam kenal sebelumnya, saya Pahala Dominicus Sinurat, kebetulan saya bekerja
freelance sebagai Energy Development Specialist di PT LAPI ITB. Pak, apakah Bapak
memiliki referensi tentang daerah potensial yang Bapak sebutkan, terutama di
daerah Pulau Jawa? Jika berkenan perusahaan apakah yang sudah memulai investasi
penanaman seluas 200,000 hektar tersebut?

Terimakasih banyak sebelumnya

Tanggapan 2 : Achmad Hidayat


Daerah pesisir pantai, daerah banten, jawa timur di lahan lahan tdk prduktif, daerah
gunung kidul, dll. Yang saat ini lahannya kosong tdk prduktif bisa ditanam.

Bicara ratusan ribu hektar, tolong dibedakan antara yang isu, sedang menjajaki, atau
mulai beberapa ratus sd ribuan Ha. Kalau 200.000 Ha, tebakan saya baru sebatas
studi dan menjajaki.

Tanggapan 3 : ariyo
Dear Mr Hadi M

Setau saya buah jarak itu sangat langka, di Indonesia hanya ada di NTT, Kalo
masalah proses pembuatannya itu Cuma sederhana, tinggal kita press dan kita ambil
minyaknya.

Tapi kalo anda membutuhkan buah jarak tersebut, kira2 berapa yang bapak
butuhkan?

Tanggapan 4 : Ivan Taufan Gmail

Dear Pak Aryo,

Proses pengolahan minyak jarak menjadi minyak diesel sintetis memang sederhana.
Tapi setahu saya tidak semudah di press, karena ada proses trans-esterifikasi untuk
dijadikan minyak diesel sintetis. Kalau diambil minyaknya doing memang cukup di-
press aja

Tanggapan 5 : roeddy setiawan


menambahkan keterangan tentang reaksi transesterifikasi.

reaksi tranesterifikasi sangat mudah, berikut salah satu resep yang bisa di coba.

minyak jarak dicampur dengan methanol dengan perbandingan 30 % berat


methanol. di aduk di drum atau bejana pencampur dengan suhu 60 C. di tambah kan
sedikit sedikit soda api (total 2 % berat). aduk terus sekitar 6 jam untuk memastikan
reaksi sempurna.

endapkan, bagian bawah adalah glyserol, bisa dipakai sebagai sabun. bagian atas
nya minyak biodiesel yang di cari . kalau sulit dapat minyak jarak, raw cpo yang
berwarna merah bisa juga.

Tanggapan 6 : agung yulianto

Pak,

Selain minyak jarak juga sudah ada loh dari CPO.


Karena saya membaca tulisan di Kompas sudah di pergunakan di Pembangkit PLN di
Lampung komposisinya sebesar 20 : 80 dengan solar.
Malah salah satu di Pabrik tempat saya bekerja yang berada di Bali, mereka di
tawarkan dengan komposisi 50:50. Dan mereka memberikan referensi sudah di pake
di Pabrik kacang Garuda unit Surabaya.
Bagaimana dengan yang ini ? make sense gak ya...

Tanggapan 7 : zukita
Untuk tambahan informasi tentang minyak jarak bisa juga lihat di
www.jarakpagar.com

Tanggapan 8 : ari rifani bustaman


sharing,
perusahaan kami (private shipyard di surabaya) telah melakukan trial biofuel dari
CPO dengan penggunaan 100% (mid sept 2006) Trial di lakukan pada genset dengan
mesin mitsubishi 6D22, output 80 kva., selama 5 hari dengan rata2 pemakaian 8-10
jam /hari (sebagai power source mesin las)
hari ke-6, genset tidak bisa start up sama sekali, dari pemeriksaan, 5 dari 6 nozzle
injector buntu tersumbat kotoran

penjelasan dari supplier:


biofuel tersebut memiliki kemampuan membersihkan kotoran2 pada bagian2 mesin
yg dilaluinya,
terhadap kondisi mesin yg sudah cukup tua dan filter bahan bakar yg tidak cukup
baik, adalah wajar jika kotoran terbawa sampai ke nozzle injector dan pompa bahan
bakar.

saat ini saya masih menunggu informasi lebih lanjut dari produksi, karena selain
nozzle injector, memang pompa bahan bakar genset tersebut pun ternyata ikutan
rusak

Tanggapan 9 : Firman
Pak Arif,

Adakah bapak pernah memasang diff pressure gauge di filter dan oil pressure gauge
sewaktu menggunakan CPO. Sehingga diketahui parameter pressure.

Untuk yang dinozzle ada kemungkinan memang dari kotoran or debris yang lolos dari
filter. Atau kemungkinan lain dari sisa hasil pembakaran yang kurang sempurna
(setting engine).

Tanggapan 10 : Sadikin, Indera


Pak Ari,
Kalau dicoba di genset baru dan rusak juga berarti bisa diklaim balik ke supplier
dong. Artinya proses penyaringan dari supplier ga bagus.

Tanggapan 11 : roeddy setiawan


Pak Ari,

ini dugaan saya saja


saya duga manufacturing process dr bio diesel tersebut yang belum baik, maksud
saya umumnya reactor transesterifikasi itu proces nya BATCH, jadi berupa bejana
yang di aduk. jadi antara produk, katalis dan reactan campur baur jadi satu.

Pemisahan nya ini yang sulit, karena Biodiesel dan glyserol plus katalist (KOH) agak
sulit di pisah. untuk produser yang baik biodiesel yang terbentuk akan di water wash
berkali kali untuk membuang KOH dan Glyserol yang mungkin masih ada. tapi kalau
quality control dari manufacturing proses ini tidak diestablish agak repot.

Klaim Biodiesel maker memang betul punya daya bersih wong ada sabun nya
(gliserol dg KOH jadi spt sabun colek) tapi material ini juga akan mengurangi lubricity
dari diesel tersebut, ujung ujung nya injection pump nya jadi oblag, ngak ada
pressure nya buat atomizing fuel. dan juga kalau masih ada unreacted material
tinggal di injection tube karean temperaturnya panas bereaksi kembali ahirnya jadi
gunk buntuin atomizer.
saya kira ini yang menjadi rational Bppt waktu testing biodiesel nya, ngak mau 100%
pake biodiesel buatanya sendiri buat menjaga lubricity fuel itu secatra keseluruhan.
terus terang ini dugaan saja i dont have all the fact, cuman melihat dari kesulitan
Batch process.

untuk aman nya sih, test bio diesel tersebut pake simulated diesel saja, maksud saja
dibikin work bench yang komponen nya, injection pump, high presure tube,
injector/atomizer. yang dijalankan oleh motor listrik. jadi pak ari boleh main main sa
puas nya di angetin tube nya di dinginkan see what happen. meskipun saran ini tidak
menjamin top lubrication ke piston & piston house di uji. selamat mencoba pak

Tanggapan 12 : Nurudin
Saya sependapat dengan pak roedy,

Kemungkinan besar karena atomizingnya yang kurang baik.


Hasil kotoran yang pernah saya bandingkan antara DI dan IDI Diesel Engine, lebih
bersih IDI.

Tanggapan 13 : gandi r setyadi


Salam,

Pak Ari,
Mungkin di tes dulu saja bio-diesel yang digunakan tersebut apakah sudah masuk ke
spesifikasi sesuai SNI. Seharusnya problem tersebut tidak muncul, apalagi kalo
masalahnya juga sampai di pompa bahan bakar (yang berarti memang ada kotoran
terikut pada supply biodieselnya).
Ada teman di ITB pernah test dgn Genset DongFeng 30 KVA, no problemo bahkan
untuk penggunaan 100%.

Benar memang proses di transesterifikasi seperti yang diceritakan pak Roeddy, akan
tetapi dengan proses washing dan flash evaporasi yang baik maka gliserol dan kadar
air seharusnya bisa memenuhi SNI. Daya pembersihannya bukan karena adanya
sabun yang terbentuk (ini yang hustru harus dihindari dan dihilangkan) tetapi dari
karakteristik bio-diesel sendiri yang mampu melarutkan bahan organik dan rubber
(kalau pengotornya metal tracing ya sami mawon).

Anda mungkin juga menyukai