Anda di halaman 1dari 15

PEREKONOMIAN INDONESIA

(Drs. Hasanuddin)

PERKEMBANGAN POLITIK PEMBANGUNAN EKONOMI RAKYAT


(PERJALANAN SEJAK KRISIS EKONOMI)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. RANI AYU SEDJATI (43205120050)


2. WINDA YUNIATY .R. (43205120139)

UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA

-1-
PERKEMBANGAN POLITIK

PEMBANGUNAN EKONOMI RAKYAT

(Perjalanan sejak krisis ekonomi)

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

pembangunan nasional dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indikator berhasil tidaknya pembangunan dapat diukur dari pendapatan nasional (PN)

perkapita, artinya tingkat pertumbuhan pendapatan nasional harus lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan ditingkatkannya

pendapatan perkapita diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah pengangguran,

kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.

Dalam memahami ekonomi pembangunan kita juga harus dapat

membedakannya dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi,

adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dimana

kenaikannya dibarengi oleh perombakan dan modernisasi serta memperhatikan aspek

pemerataan pendapatan sedangkan pertumbuhan ekonomi mengandung arti Kenaikan

Gross Domestik Produk (GDP) tanpa memandang kenaikan itu besar/kecil dari

pertumbuhan penduduk.

-2-
Pembangunan ekonomi di Indonesia terencana lebih baik dan serius, baru

dimulai sejak pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama (Repelita I)

tahun 1969. Proses itu berjalan mulus sampai dengan krisis ekonomi yang melanda

Indonesia pada tahun 1997/1998 dan pada saat krisis ekonomi itulah pembangunan

ekonomi di Indonesia terhenti.

Didalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan bahwa

pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian terpenting dari pembangunan

nasional. Pada tahun 1950-an, pembangunan ekonomi diidentikkan dengan

pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu tidak heran jika pada awal pembangunan

ekonomi, umumnya di banyak Negara perencanaan pembangunan ekonomi lebih

berorientasi pada pertumbuhan bukan distribusi pendapatan.

Pembangunan politik ekonomi menitikberatkan pada salah satu konsep

ekonomi kerakyatan yang dipicu oleh krisis ekonomi, politik dan sosial. Banyak

perusahaan yang mengalami kebangkrutan, oleh karena itu masyarakat dan

pemerintah Indonesia harus memulihkan perekonomian dengan memanfaatkan

sumber daya manusia dan sumber alam yang potensial dengan semaksimal mungkin.

Usaha Skala Kecil/ Menengah (USKM) dan Koperasi merupakan peluang yang bisa

dimanfaatkan untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Antara USKM dan

Koperasi dapat bekerjasamayang solid sehingga eksistensinya akan kuat dan unggul

dalam persaingan dan itu dapat dijadikan solusi untuk menjawab tantangan krisis

ekonomi yang terjadi di Indonesia.

-3-
SEJARAH DEFINISI EKONOMI RAKYAT

Pendalaman ekonomi Rakyat, adalah apakah definisi ekonomi rakyat, apa

yang dimaksud dengan ekonomi rakyat dan bagaimana kita bersikap terhadapnya.

Keinginana kita yang lain tentu saja adalah untuk menghilangkan kesan amat keliru

bahwa kata atau konsep ekonomi rakyat dan ekonomi kerakyatan adalah konsep yang

baru lahir bersamaan dengan gerakan reformasi menjelang dan setelah lengsernya

Presiden Soeharto(1997-1998).

Mungkin kita pernah mendengarnya, dan mengerti bahwa ekonomi rakyat

adalah sektor kegiatan ekonomi orang kecil (wongg cilik) yang sering disebut sektor

informal. Istilah ekonomi kerakyatan lebih sedikit lagi orang menggunakan, tetapi

karena istilah ekonomi kerakyatan ini dikenalkan kembali tahun 1997 oleh seorang

konglomerat yang “sangat berkuasa” untuk mengganti istilah ekonomi rakyat yang

tidak disukainya, maka berhasilllah konsep itu masuk TAP MPR yaitu TAP Ekonomi

Kerakyatan No.25 /2000 tentang Propernas.

Bahwa konsep ekonomi kerakyatan ini merupakan konsep ekonomi politik

yang “dipaksakan” nampak kemudian dari penggunaannya yang simpang siur, dan

puncak dari kesimpang siuran ini berupa keraguan presiden Megawati dalam pidato

kenegaraaan 16 Agustus 2001.

Ekonomi Rakyat adalah kegiatan atau mereka yang berkecimpung dalam

kegiatan produksi untuk memperoleh pendapatan bagi pendapatan bagi

kehidupannya. Ekonomi Kerakyatan merupakan konsepsi ekonomi yang digulirkan

sejak era pra kemerdekaan sebagai antitesis ekonomi kolonialis-kapitalis, bukan

konsep aritmatis statistika belaka, yang berarti siapa saja dapat dikategorikan sebagai

rakyat.

-4-
INDIKATOR PEMBANGUNAN

Pembangunan selalu menimbulkan dampak baik positif maupun negative.

Oleh karena itu diperlukan indicator sebagai tolok ukur terjadinya pembangunan.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pendapatan perkapita suatu

Negara meningkat selama kurun waktu yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah

penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tidak meningkat dan distribusi

pendapatan tidak semakin timpang.

Pembangunan ekonomi merupakan kunci suatu keberhasilan bagi suatu

Negara untuk meningkatkan taraf hidup warganya. Pada umumnya pembangunan

selalu dibarengi dengan pertumbuhan tetapi pertumbuhan belum tentu disertai

pembangunan.

Indikator-indikator pembangunan dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Indikator Ekonomi, dimana terdiri dari variabel-variabel:

- GNP per kapita

- Laju Pertumbuhan Ekonomi

2. Indikator Sosial, terdiri ari variabel-variabel:

- Index mutu hidup

Indeks ini untuk mengukur kesejahteraan masyarakat yang dinyatakan dalam

skala, dimana 1 merupakan kinerja terjelek sedangkan 100 adalah kinerja

terbaik. Index mutu hidup ini terdiri dari 3 indikator yaitu: harapan hidup pada

usia 1 tahun, angka kematian dan tingkat melek hidup.

- Human development Index

HDI mengukur tingkat pembangunan manusia secara relative dan membuat

laporan dengan meranking semua Negara dalam skala 0.

-5-
Ukuran pembangunan dengan pendapatan perkapita memiliki banyak

kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah:

 Tingkat kesejahteraan seseorang sulit diukur

 Kurang memperbaiki aspek distribusi pendapatan

 Pendapatan per kapita tidak dapat memberikan gambaran mengenai masalah

pengangguran.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi adalah penambahan produk domestic bruto (PDB)

yang berarti peningkatan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkelanjutan merupakan keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja

hanya bisa dicapai dengan peningkatan output barang dan jasa (PDB) secara terus

menerus.

Kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan perlu

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempertimbangkan yang bersifat non

ekonomi. Pada Negara-negara yang sedang berkembang, tingkat produktivitasnya

masih rendah. Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomis dan non

ekonomis. Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat produktivitas adalah

1) Jumlah dan mutu produksi yang terbatas

Semakin banyak jumlah dan semakin baik mutu modal, tenaga kerja, alam dan

skill yang dimiliki suatu negara, maka prduktivitas akan semakin besar.

2) Alokasi dari sumber-sumber

Pemakaian dan kombinasi faktor-faktor produksi harus berimbang dalam sektor

ekonomi.

-6-
3) Distribusi pendapatan yang adil

Distribusi pendapatan yang adil akan mendorong semangat kerja dan otomatis

produktivitas pun akan meningkat.

4) Aspek-aspek masyarakat

Pembangunan harus memperhitungkan corak hidup,tradisi, dan nilai-nilai

masyarakat. Pertumbuhan cara berfikir masyarakat dapat menciptakan

pembangunan ekonomi yang sehat dan dinamis di berbagai negara berkembang.

TEORI - TEORI PERTUMBUHAN

A. Teori Klasik

Ada 2 pemikiran mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu teori klasik dan teori

modern. Dasar pemikiran teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh

sistem liberal dimana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk

mendapatkan keuntungan. Menurut pemikiran klasik, kondisi seperti ini

perekonomian mengalami tingkat kejenuhan dimana perekonomian telah mapan tetapi

tanpa perkembangan lebih lanjut.

Berikut beberapa teori klasik yaitu:

o Teori Adam Smith

Menurut teori ini, ada 3 faktor penentu proses pertumbuhan yaitu:

1. Sumber Daya Alam

2. Sumber Daya Manusia

3. Barang modal

-7-
o Teori David Ricardo

Menurut David Ricardo, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh Sumber Daya

Alam yang terbatas jumlahnya, dalam hal ini tanah, dan ditentukan dari jumlah

penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja (pengusaha). David juga

melihat pertanian sebagai sektor utama dalam penggerak pertumbuhan ekonomi.

o Teori Thomas Robert Malthus

Menurut thomas, ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah

kesejahteraan negara, yakni jika Produk Nasional Bruto (PNB) potensialnya

meningkat. Sektor yang paling dominan adalah pertanian dan industri. Ada 2

faktor penentu pertumbuhan yaitu;

1. Faktor ekonomi: Tanah, Tenaga kerja, Modal, Organisasi.

2. Faktor non ekonomi: Keamanan atas kekayaan, etos kerja dan disiplin pekerja

yang tinggi.

o Teori Marx

Menurut teori marx, ada 5 tahapan perkembangan sebuah perekonomian yaitu:

a. Perekonomian komunal primitif

b. Perekonomian perbudakan

c. Perekonomian feodal

d. Perekonomian kapitalis

e. Perekonomian sosialis

Teori kritis dari teori ini adalah pada transisi dari perekonomian kapitalis ke

perekonomian sosialis.

-8-
o Teori WW. Rostow

Menurut Rostow, pembangunan ekonomi dimanapun juga merupakan proses yang

bergerak dalam sebuah garis lurus yakni dari masyarakat terbelakang ke masyakat

maju. Proses pembangunan ini ada 5 Tahapan yaitu:

- Masyarakat tradisional

- Prakondisi untuk lepas landas

- Lepas landas

- Menuju kedewasaan

- Era konsumsi masal yang tinggi

B. Teori Modern

Dalam teori modern ini faktor-faktor produksi yang penting tidak hanya

banyaknya tenaga kerja dan modal tetapi juga kualitas Sumber Daya Manusia dan

teknologi, kualitas tenaga kerja lebih penting daripada kuantitasnya. Perbedaan

mendasar antara teori klasik dan modern adalah mencakup tenaga kerja, modal dan

kewirausahaan.

Salah satu asumsi penting dari teori modern ini adalah keberadaan teknologi

yang merupakan faktor produksi yang dinamis, Kemajuan IPTEK serta SDM menjadi

sumber-sumber penting pertumbuhan yang efeknya melalui peningkatan produktivitas

dari input-input yang digunakkan dalam proses produksi.

-9-
PERKEMBANGAN EKONOMI SEJAK ORDE BARU HINGGA PASCA

KRISIS

1. Era Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama (Tahun 1945-1965)

Ekonomi populisme (sosialisme Indonesia) menjadi falsafah dan ideologi

dasar pembangunan. Pada saat itu koperasi mendapat tempat yang terhormat dengan

pencantuman dan penegasan dalam UUD 1945 bahwa koperasi menjadi satu-satunya

lembaga ekonomi yang sesuai dengan asas perekonomian indonesia. Sayangnya

pembangunan koperasi berbasis rakyat ini tidak berjalan.

2. Orde Baru (Tahun 1965-1998)

Sistem pemerintahan dan tatanan politik orde baru, memanfaatkan koperasi

sebagai alat kepentingan politik unutk menancapkan pengaruh kekuasaan sampai

level masyarakat paling bawah.

Undang-undang tentang koperasi dan perubahannya, mendorong KUD yang

sangat instan, politis, dan tidak memberdayakan dari bawah sesuai potensi wilayah

masing-masing dan menyebabkan kegagalan KUD yang mengakibatkan stigma buruk

terhadap koperasi. Bahkan potret koperasi di indonesia menjadi simbol kegagalan

pembangunan.

KRISIS EKONOMI

Tahun 1998 merupakan sejarah yang tak bakal terlupakan bagi seluruh rakyat

indonesia, dimasa inilah merupakan periode masa suram bagi perekonomian

indonesia dan sangat memukul perekonomian nasional. Krisis ekonomi tersebut

diawali oleh krisis keuangan dan terakhir disebabkan krisis rupiah.

-10-
Dampak krisis nya pun mulai dirasakan masyarakat khususnya dunia usaha.

Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun sejak oktober 1997, namun tidak

terbukti memperbaiki dengan segera stabilitas ekonomi dan rupiah.

EFEK BOLA SALJU

Seperti efek bola salju, krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar

baht di thailand berkembang menjadi krisis ekonomi berlanjut lagi ke krisis sosial

kemudian politik. Faktor yang mempercepat efek bola salju ini adalah menguapnya

kepercayaan masyarakat, memburuknya kesehatan pak Soeharto, ketidakpastian

kepemimpinan, Sikap plin-plan pemerintah dalam mengambil kebijakan, besarnya

utang luar negeri dan situasi perdagangan yang kurang menguntungkan.

Krisis yang membuka borok-borok kerapuhan fundamental ekonomi ini

dengan cepat merambah ke semua sektor. Anjloknya rupiah secara dramatis

menyebabkan pasar uang dan pasar modal juga rontok. Sektor yang paling terpukul

terutama adalah sektor konstruksi, manufaktur dan perbankan sehingga melakukan

PHK secara besar-besaran. Di sektor ekspor pun sama terpuruknya akibat beban

utang, ketergantungan pada komponen impor, dan persaingan ketat di pasar Global.

Krisis ini melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja PHK.

Pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-an,

yakni sekitar 20 juta orang atau 20 % lebih dari angkatan kerja.

Pendapatan perkapita yang mencapai 1.155 dollar/kapita tahun1996 dan 1.088

dollar/ kapita tahun 1997, menciut menjadi 610 dollar/kapita tahun 1998, dan dua dari

tiga penduduk indonesia disebut Organisasi Buruh International (ILO) dalam kondisi

sangat miskin pada tahun 1999 jika ekonomi tak segera membaik.

-11-
RUPIAH DAN SAHAM MELIUK LIUK BAGAI ULAR

Rupiah pun tak mau ketinggalan telah menorehkan tinta merah dalam sejarah

perekonomian. Bursa saham pun demikian halnya, bergejolak dan jika digambarkan

terlihat meliuk – liuk. Masih ingat ketika kurs rupiah hampir menembus Rp. 17.000

per dollar AS pada 17 Juni 1998?

Begitu Soeharto menyatakan diri mundur sebagai Presiden ke-2 Ri tanggal 21

mei 1998, yang diinginkan pasar dan diperkirakan bisa meredakan gelombang tak

juga menolong rupiah. Rupiah masih sekitar Rp.11.000 per dollar AS. Kecenderungan

pelemahan rupiah pasar, terus menjadi-jadi sejak aksi penembakan mahasiswa

Trisakti tanggal 12 mei dan aksi penjarahan 14 mei di jakarta, hal itu diikuti

gelombang kerusuhan dan aksi penjarahan 14 mei dijakarta dan diikuti gelombang

kerusuhan dan aksi politik yang sepertinya tidak ada habis-habisnya setelah

mundurnya soeharto.

INFLASI DAN ERA BANK-BANK BANGKRUT

Inflasi dan perekonomian indonesia sangat saling berkaitan, apabila tingkat

inflasi tinggi, maka laju pertumbuhan ekonomi akan lambat. Industri perbankan

selama tahun 1998 begitu kacau. Tindakan likuidasi tanpa memperhitungkan nasabah

menjadi awal prahara perbankan itu. Likuiditas memang suatu yang tidak bisa

terhindarkan dan likuiditas merupakan bagian dari reformasi perbankan.

Bank indonesia memang menyuntikkan likuiditas berupa BLBI, tetapi

pengenaan suku bunga BLBI malah bikin beban bertambah. Disisi lain, suku bunga

kredit yang lebih tinggi daripada suku bunga simpanan nasabah juga menambah

beban Bankir. Pemilik bank juga bangkrut dan terjerat kredit macet, kredit menguap

-12-
dan sebagian besar menjadi simpanan pemilik bank yang ada di perbankan

internasional, akibatnya BI harus menanggung semua beban yang ada di perbankan.

Pengambilalihan BI atas saham-saham perbankan nasional juga tak bisa

mengatasi masalah. Oleh sebab itu pemerintah mengadakan beberapa kebijakan-

kebijakan untuk menyehatkan perbankan, namun kebijakan pemerintah yang plin

plan, karena seringkali tarik ulur dan revisi, menyebabkan pelaku pasar bingung dan

mengurangi kepercayaan masyarakat atas dunia perbankan.

Setelah kebijakan pengembalian sudah agak jelas, pemerintah mengadakan

program rekapitalisasi perbankan yang merupakan bagian dari kebijakan

restrukturisasi perbankan nasional. Dengan rekapitalisasi perbankan pemerintah

berobsesi menciptakan perbankan yang sehat dan kuat untuk bertarung di pasar

global.

3. Reformasi (Tahun 1999-sekarang)

Di era reformasi ini wacana ekonomi kerakyatan kembali muncul ke

permukaan, yaitu ukm dan koperasi tapi sayang menjadi bias dalam implementasi.

Program ini didorong dengan proyek-proyek hutang dimana institusi ekonomi rakyat

dimanjakan dengan bantuan-bantuan sehingga mengalami ketergantungan dan tidak

mandiri. Akibatnya, melemahkan proses swadaya membuat masyarakat individualis

dan merusak tatanan sosial. Besarnya kucuran hutang semakin memperburuk

perekonomian yang semakin melemah. Sampai saat ini pemerintah telah gagal

mendorong tumbuhnya koperasi sejati, sehingga keberadaan koperasi yang mandiri,

yang sesuai dengan prinsip dan jati diri koperasi hanyalah minoritas dari sekian

banyak koperasi semu, koperasi papan nama, dan koperasi bentukan proyek semata.

-13-
PEMULIHAN EKONOMI TERGANTUNG PENYELESAIAN AGENDA POLITIK

Perekonomian akan segera pulih jika pelaksanaan agenda politik dilakukan

sesuai dengan aspirasi rakyat namun bila terjadi kerusuhan dan pemilu tidak

dilaksanakan maka pemulihan tidak bisa diharapkan lebih cepat. Penyelesaian politik

juga dapat dilakukan dengan merencanakan dialog nasional yang diharapkan dapat

menyamakan persepsi bahwa pemilu harus berhasil dan sesuai dengan aspirasi rakyat.

Selain masalah politik, pembenahan sektor ekonomi khususnya moneter dalam

memulihkan perekonomian indonesia juga sangat penting. 2 hal yang harus

diselesaikan yaitu:

1. Restrukturisasi perbankan

Pemerintah harus berani melakukan penutupan bank-bank yang memang tidak

solvent, dengan demikian hanya sedikit bank yang kuat dan profesional. Apabila

persoalan bank tidak diselesaikan maka tidak akan ada kegiatan ekonomi karena tidak

ada modal kerja dan perdagangan.

2. Utang luar negeri

Masalah utang luar negeri ini harus segera diselesaikan karena mengakhiri

krisis perbankan kepercayaan dunia internasional tergantung pemerintah dalam

menyelesaikan utang tersebut. Kalau penyelesaian politiknya baik, dan masyarakat

mendukung pemerintahan yang baru maka ekonomi akan segera pulih.

-14-
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tulus T.H. TAMBUNAN. 2009. “PEREKONOMIAN INDONESIA:

Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi, dan Krisis ekonomi,

April.

Drs. Mudrajat kuncoro, M.Soc. Sc. 1997. ”Ekonomi Pembangunan: Teori, masalah,

dan kebijakan, Juni.

Internet, www. Google.com.

-15-

Anda mungkin juga menyukai