Anda di halaman 1dari 3

13 Rahasia Hamil Bebas Stres

Kehamilan adalah masa yang indah yang seharusnya Anda nikmati sepenuh jiwa raga. Bila Anda
happy saat hamil, si janin pun akan memperoleh pengaruh positifnya.

Bila berbagai perasaan negatif seperti cemas, takut dan rasa tak menentu mengganggu
Anda dalam masa hamil, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatasinya. Kemampuan Anda
mengatasi stres saat hamil akan memberi dampak positif bagi bayi yang akan dilahirkan. Bila Anda
termasuk calon ibu yang kurang bisa menikmati kehamilan Anda, cobalah kiat-kiat berikut ini.

1. Curhat dengan teman


Berbagi rasa dengan teman-teman dekat, khususnya yang sudah memiliki anak, bisa jadi salah
satu cara yang cukup ampuh dalam menghalau rasa tidak nyaman. Bisa juga Anda sharing atau
curhat dengan anggota keluarga dan kerabat dekat. Semua saran dan nasihat bisa jadi tambahan
“perbekalan” ilmu yang pasti bermanfaat bagi Anda. Walau begitu, orang yang paling tepat dan
paling banyak dapat membantu meringankan beban perasaan Anda sebenarnya adalah pasangan
Anda!

2. Tutup kuping pada cerita seram


Hindari orang-orang yang punya pengalaman melahirkan yang “mengerikan”, seperti pedihnya
sayatan episiotomi (perobekan bagian antara lubang vagina dan anus-red.) atau luka sayatan
operasi caesar. Terus terang , kaum wanita biasanya senang bercerita tentang itu. Jadi, bila lawan
bicara Anda melakukan hal tersebut, segera cut si pencerita dengan sopan. Cerita-cerita seperti itu
hanya akan menambah rasa takut, khawatir, dan cemas Anda. Bahkan, bukan tidak mungkin Anda
malah jadi stres berkepanjangan selama hamil.

3. Libatkan pasangan
Jangan segan mengajak serta pasangan untuk terlibat langsung dalam berbagai persiapan
menyambut kedatangan si kecil. Misalnya, mengantarkan Anda ke dokter kandungan untuk
pemeriksaan rutin. Dengan cara ini, kedekatan emosi antara Anda pasangan, dan juga si kecil bisa
terjalin. Kekompakan Anda dan pasangan sebagai suatu tim yang solid akan mempermudah proses
persalinan Anda kelak.

4. Belajar dan berlatih teknik relaksasi


Menurut Alice D. Domar, Ph.D, Direktur Mind/Body Center for Women's Health di Beth Israel
Deaconess Medical Center, Boston, Amerika Serikat, hormon stres yang dikeluarkan oleh tubuh ibu
hamil yang tegang, cemas, dan khawatir berlebihan dapat masuk ke dalam plasenta. Akibatnya,
bayi bisa ikut-ikutan merasakannya. Ketenangan hati dan pikiran selama masa kehamilan memang
perlu, bahkan dapat membantu kelancaran proses persalinan nantinya.
Cobalah belajar dan berlatih teknik-teknik relaksasi. Salah satu caranya adalah, dengan menarik
napas panjang secara perlahan-lahan dan dalam. Tahan sebentar, lalu hembuskan lagi. Jangan
lupa, berusahalah untuk tetap rileks!

5. Rutin berolahraga
Melakukan olahraga secara rutin (sesuai dengan kondisi tubuh) dapat membantu mengurangi
stres. Apalagi, ada nilai plusnya bila Anda rajin berolahraga. Tubuh jadi sehat dan bugar.
Bila sebelum hamil Anda sudah terbiasa berolahraga secara rutin, teruskan kebiasaan baik
tersebut. Lakukan sesuai kondisi tubuh dan kehamilan Anda. Namun, kalau sebelumnya Anda
jarang atau tidak biasa berolahraga, mulailah dengan porsi yang ringan dulu. Secara bertahap,
barulah ditambah porsi dan juga frekuensi latihannya. Ada baiknya, Anda berkonsultasi dulu dengan
dokter Anda, sehingga ditentukan jenis olahraga, porsi dan frekuensi latihan yang paling pas untuk
Anda.
6. Pelajari “ilmu” perawatan bayi
Mulailah belajar dan memperkaya wawasan Anda seputar seluk-beluk perawatan bayi baru lahir.
Informasi tersebut bisa dengan mudah diperoleh dari TV, radio, buku, majalah, internet, maupun
VCD. Belilah sedikitnya 1 atau 2 buku tentang dasar-dasar perawatan bayi, yang menguraikan
berbagai persiapan sebelum persalinan, perawatan bayi di rumah sakit, hingga perawatan
selanjutnya di rumah.

7. Pahami hak cuti hamil dan melahirkan


Bagi ibu hamil yang bekerja, sisihkan waktu untuk mempelajari hak cuti hamil dan melahirkan yang
berlaku di tempat kerja. Bila perlu, buatlah janji dengan Kepala Bagian Personalia untuk
membicarakan hak Anda ini. Sebaiknya, persiapan ini dimulai sejak trimester ke-1 atau ke-2.

8. Siapkan budget
Sejak dinyatakan positif hamil, sebaiknya Anda mulai merencanakan dan mengatur keuangan untuk
biaya persalinan serta berbagai keperluan lain dalam menyambut kedatangan si kecil. Bahkan, tak
ada salahnya bila Anda dan pasangan menyiapkan dana ekstra untuk mengantisipasi kondisi dan
pengeluaran tak terduga. Misalnya, semula Anda berencana untuk menjalani persalinan normal.
Namun, karena sungsang, mungkin saja bayi Anda harus dilahirkan via operasi Caesar, yang tentu
memerlukan biaya yang jauh lebih besar.

9. Pilih-pilih tempat bersalin


Sejak trimester ke-1, mulailah “belanja” informasi tentang rumah sakit bersalin. Misalnya, dari
teman, kerabat, brosur, dan lain-lain. Dalam proses memilah-milih ini, selalu libatkan pasangan.
Sebaiknya, pilih tempat bersalin yang dapat memberikan fasilitas pelayanan sesuai keinginan dan
harapan Anda berdua. Tentu saja, sesuai kocek Anda juga! Pertimbangkan pula untuk memilih
tempat bersalin yang menyediakan fasilitas rooming in. Bukankah Anda sudah tak sabar untuk
berdekatan dengan si buah hati?
Setelah menentukan pilihan, segera daftarkan diri. Jangan menunda-nunda hingga akhirnya terlalu
dekat dengan hari-H. Bisa-bisa Anda tidak mendapat tempat yang paling oke!

10. Belilah berbagai keperluan bayi


Persiapan yang satu ini memang sangat mengasyikkan. Bahkan, akan membuat Anda berdua
melupakan sejenak rasa khawatir maupun cemas. Jadi, nikmatilah saat-saat berbelanja berdua saja
dengan pasangan.
Sebaiknya, buatlah daftar barang-barang keperluan pokok yang harus dibeli, seperti popok, baju,
selimut, boks, baby tafel, serta stroller. Daftar ini akan membuat “acara” belanja Anda jadi efektif
dan efisien. Sebab, Anda hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Kok begitu?
Begitu masuk ke dalam toko perlengkapan bayi, seringkali Anda langsung “panik”, sebab ingin
membeli semua barang yang ada. Akibatnya, pengeluaran jadi berlipat ganda.

11. Cari informasi tentang dokter anak


Setelah si kecil hadir, Anda berdua akan dihadapkan dengan sederet masalah baru yang
menantang. Bukan hanya tetek bengek seputar perawatan bayi, tapi juga masalah seputar
kesehatannya. Si kecil memang masih sangat rentan terhadap serangan berbagai jenis penyakit.
Karena itu, mulailah cari informasi tentang dokter anak yang berpredikat “baik” dalam memberi
fasilitas pelayanan. Ini termasuk juga “baik” dalam berkomunikasi dengan pasien ketika
menjelaskan kesehatan bayi.
Dokter anak pilihan Anda ini nantinya akan memberikan paket imunisasi dan vaksinasi yang wajib
diberikan pada si kecil agar terhindar dari serangan penyakit selama tahun-tahun pertamanya.
Juga, dialah yang akan membantu Anda dalam menangani masalah kesehatan si kecil kelak. Jadi,
jangan sampai salah pilih!

12. Isi lemari es sebelum hari-H


Selama hari-hari pertama dan juga bulan-bulan pertama bersama si kecil, besar kemungkinan Anda
tidak punya waktu dan juga kesempatan untuk belanja keperluan sehari-hari dengan leluasa. Hari-
hari Anda hanya akan dipenuhi dengan segala macam urusan perawatan si kecil. Jadi, lebih baik
Anda sudah mengisi lemari es dengan persediaan makanan maupun minuman sejak jauh-jauh.
Begitu ingin sesuatu, Anda tinggal buka lemari es. Praktis, bukan?

13. Siapkan koper Anda!


Memasuki trimester ke-3, Anda sudah bisa mulai menyiapkan tas atau koper untuk
dibawa ke rumah sakit. Siapkan barang keperluan untuk bayi, Anda sendiri, dan jangan lupa
pasangan! Sebab, pasangan akan terus menerus mendampingi Anda menjelang, selama, dan usai
persalinan. Jadi, dia juga butuh perlengkapan untuk bermalam.

Dengan persiapan dan rencana yang sangat matang, sebenarnya tak ada alasan lagi bagi Anda
untuk cemas, takut, maupun khawatir berlebihan. So, just enjoy your pregnancy!

Sri Lestariningsih

Support dari Pasangan

Dari buku “ Throwaway Dads” karangan Ross D. Parke dan Armin A. Brott, ada 7 hal
yang dilakukan pasangan untuk membantu si ibu hamil agar enjoy dengan kehamilannya.
• Lihat dari “kacamata” sang ibu hamil . Ya, wanita, termasuk ibu hamil memang cenderung
“melihat” apa yang dikerjakan pasangannya dari sudut pandang kepentingannya. Dan ini seringkali
membuat para suami jadi “serba salah.” Untuk itu, bagi para calon ayah, coba lakukan segala
sesuatu dari “kacamata” kepentingan sang istri. Misalnya, saat istri sedang buruk mood nya,
berusahalah untuk melihat itu sebagai efek dari kehamilannya, bukan sifat aslinya.
• Sesuaikan “standar” Anda! Pria dan wanita memang ibarat planet Mars dan Venus. Banyak
sekali perbedaannya! Cobalah untuk menyesuaikan diri dengan standar yang digunakan oleh sang
istri. Misalnya, dalam memilih perlengkapan bayi yang akan dibeli.
• Anda adalah partner, bukan sekadar “dewa penolong.” Berikan pandangan Anda sebagai
masukan bagi sang istri pada saat Anda berdua berdiskusi untuk mengambil sebuah keputusan.
Anda adalah partner yang diharapkan dapat menjadi tempat berbagi dalam berbagai hal. Karena itu
Anda juga perlu membekali diri dengan info-info seputar kehamilan.
• Berikan pujian dan dukungan. Meski sekadar pujian yang tulus dari Anda kepada sang istri
yang sedang hamil, akan membuatnya merasa dihargai. Juga, dia pun akan menjadi “kuat” secara
mental untuk menghadapi berbagai hal maupun “rasa tidak nyaman” yang dialaminya selama masa
kehamilan.
• Siap sedia setiap saat. Bersiaplah setiap saat untuk “turun tangan” ketika sang istri tersayang
membuntuhkan bantuan Anda. Walau pun mungkin bantuan yang dibuthkan hanya sekadar memijat
pundak atau mengusap-usap punggungnya.
• Istri Anda tak mampu melakukannya semua sendiri. Dia membutuhkan Anda sebagai
pasangan, untuk berbagi apa pun yang dirasakannya. Baik kegembiraan maupun 1001 macam
gejolak perasaannya.
• Berbagi “tugas”. Nggak salah kok, untuk berbagi tugas dengan istri Anda, termasuk tugas
“kerumahtanggaan” alias “urusan dalam negeri.” Misalnya, Anda bisa saja sesekali menyiapkan
menu makan siang sekaligus menata meja makan. Atau, Anda mungkin diam-diam punya bakat
memasak? Inilah saat yang tepat bagi Anda untuk “unjuk gigi” kebolehan Anda…

Anda mungkin juga menyukai