Anda di halaman 1dari 20

Daftar pustaka

Sumber: Mendengarkan, Kunci Sukses Berkomunikasi oleh Januarta S.

Sumber: http://wirawax.wordpress.com/2007/02/02/mendengarkan-efektif/

Sunber: http://paknewulan.wordpress.com/2007/06/02/prinsip-mendengarkan-aktif-dalam-
sebuah-komunikasi/

sumber: http://organisasi.org/

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/berita

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/seminar

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/wawancara

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/laporan
Sempatkan Untuk Mendengar!

Ditulis oleh: Anne Ahira

Idrus,

Banyak orang bisa 'berkata', namun


sedikit yang mau 'mendengar'.

Padahal jika kita mau kembali ke hukum


alam, seharusnya kita harus lebih
banyak mendengar daripada bicara.
Bukankah Tuhan memberi kita dua
telinga dan hanya satu mulut? :-)

Begitupun jika kita saksikan pada bayi


yang baru lahir. Indra pendengaran
lebih dulu berfungsi daripada yang
lainnya. Lalu, mengapa mendengar lebih
susah daripada berbicara?

Meski secara kasat mata mendengar


adalah hal yang gampang, namun nyatanya
banyak orang yang lebih suka
didengarkan daripada mendengarkan.

Mendengarkan merupakan bagian esensi


yang menentukan komunikasi efektif.
Tanpa kemampuan mendengar yang bagus,
biasanya akan muncul banyak masalah.

Yang sering terjadi, kita merasa bahwa


kitalah yang paling benar. Kita tidak
tertarik untuk mendengarkan opini yang
berbeda dan hanya tergantung pada cara
kita.

Selalu merasa benar, paling kompeten,


dan tidak pernah melakukan kesalahan.
Duh... malaikat kali! :-)

Jika kita selalu merasa bahwa diri kita


benar, dan cara kitalah yang paling
tepat, itu berarti kita tidak pernah
mendengarkan.

Ide dan opini kita sangat sukar untuk


diubah jika fakta tidak mendukung
keyakinan kita. Bahkan kalau ada fakta
pun kita mungkin hanya akan sekedar
meliriknya saja.

Mungkin saat ini kita nyaman dengan


cara kita, tapi untuk jangka waktu yg
panjang, orang-orang akan menolak dan
membenci kita.
Jika kita mau mulai mendengarkan
orang lain, maka suatu saat kita akan
menyadari kesalahan kita. Jawaban
untuk mengatasi sifat ini adalah
mengasah skill mendengar aktif.

Mendengar tidak selalu dengan tutup


mulut, tapi juga melibatkan partisipasi
aktif kita. Mendengar yang baik bukan
berharap datangnya giliran berbicara.

Mendengar adalah komitmen untuk


memahami pembicaraan dan perasaan lawan
bicara kita. Ini juga sebagai bentuk
penghargaan bahwa apa yang orang lain
bicarakan adalah bermanfaat untuk kita.
Pada saat yang sama kita juga bisa
mengambil manfaat yang maksimal dari
pembicaraan tersebut.

Seni mendengar dapat membangun sebuah


relationship. Jika kita melakukannya
dengan baik, orang-orang akan tertarik
dengan kita dan interaksi kita akan
semakin harmonis.

Berikut teknik mudah yang dapat


dipraktekkan oleh Idrus dengan sangat
wajar untuk menjadi seorang pendengar
yang baik :

1. Peliharalah kontak mata dengan baik.


    Ini menunjukkan kepada lawan bicara
    tentang keterbukaan dan kesungguhan
    kita

2. Condongkan tubuh ke depan.


    Ini menunjukkan ketertarikan kita
    pada topik pembicaraan. Cara ini
    juga akan mengingatkan kita untuk
    memiliki sudat pandang yang lain,
    yaitu tidak hanya fokus pada diri
    kita.

3. Buat pertanyaan ketika ada hal yang


    butuh klarifikasi atau ada informasi
    baru yang perlu kita selidiki dari
    lawan bicara kita.

4. Buat selingan pembicaraan yang


    menarik. Hal ini bisa membuat
    percakapan lebih hidup dan tidak
    monoton.

5. Cuplik atau ulang beberapa kata


    yang diucapkan oleh lawan bicara kita.
    Ini menunjukkan bahwa kita memang
    mendengarkan dengan baik hingga hapal
    beberapa cuplikan kata.

6. Buatlah komitmen untuk memahami


    apa yang ia katakan, meskipun kita tidak
    suka atau marah. Dari sini kita akan
    mengetahui nilai-nilai yang diterapkan
    lawan bicara kita, yang mungkin berbeda
    dengan nilai yang kita terapkan.

Dengan berusaha untuk memahami, bisa


jadi kita akan menemukan sudut pandang,
wawasan, persepsi atau kesadaran baru,
yang tidak terpikirkan oleh kita
sebelumnya.

Seorang pendengar yang baik sebenarnya


hampir sama menariknya dengan pembicara
yang baik. Jika kita selalu pada pola
yang benar untuk jangka waktu tertentu,
maka suatu saat kita akan merasakan
manfaatnya.

Prosesnya mungkin akan terasa lama dan


menjemukan, tapi lama-kelamaan akan
terasa berharganya upaya yang telah
kita lakukan. Kita akan merasa lebih
baik atas diri kita, hubungan kita,
teman-teman kita, anak-anak kita,
maupun pekerjaan.

Kesimpulan: Jadilah pendengar yang


baik, karena sifat ini bisa menjadi
kunci untuk mengembangkan pikiran
yang positif, dan merupakan salah satu
tangga Idrus untuk mencapai kesuksesan! :-)
MATERI SKL LATIHANMEMBUAT MAKALAH
DENGAN TEMA MENDENGARKAN
BIDANG STUDI
INDONESIA

NAMA KELOMPOK
Asep Muamar
M.Rifki Fahlevi
Fariduddin
Nanang S.
Idus Alfikri
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Robbul izzati yang memberikan
keberkahan di seti
Bahan SKL Yang Akan Di Bahas Adalah :
1. Mendengarkan
2. Menjelaskan tentang berita
3. Meneliti tentang laporan
4. Menggali pengertian pidato
5. Mencari makna dari sebuah Disikusi
6. Membahas Seminar
7. Menulusuri arti wawancara

Mendengarkan, Kunci Sukses Berkomunikasi

Mendengarkan sering kali dianggap sebagai tindakan pasif dan tidak penting. Padahal,
mendengarkan dengan baik merupakan proses aktif dan membutuhkan usaha sungguh-sungguh.
Pendengar mesti mengerti dan memahami, serta bersedia memberikan tanggapan atas pesan-
pesan pembicara.
Dengan mendengar secara baik komunikasi menjadi lancar. Maka,mendengar yang baik
akan menjadi kunci sukses pergaulan sehari-hari.
Di bawah ini sepuluh kiat menjadi pendengar yang baik:

1. Sebelum menghadiri suatu seminar, rapat, atau pertemuan bisnis,kita perlu


mempersiapkan diri dengan membaca bahan-bahan yang ada hubungannya dengan topik
pertemuan atau mempersiapkan pokok-pokok pikiran penunjang.
2. Tangkap kata-kata kunci dan konsep utuh pembicaraan. Meskipun demikian jangan
melupakan detailnya, yang bisa memperjelas gambaran yang akan kita bentuk.
3. Pusatkan perhatian pada yang diucapkan pembicara, pikirkan yang menjadi pesan dari
topik pembicaraan, lalu ajukan pertanyaan /tanggapan yang dianggap perlu.
4. Konsentrasikan pikiran hanya pada pembicaraan yang sedang berlangsung. Jangan
biarkan pikiran melayang ke mana-mana.
5. Tunjukkan sikap kesediaan mendengar dengan menatap pembicara, mengangguk, atau
memberi tanggapan.
6. Jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Dengarkan dulu seluruh pembicaraan,
ajukan pertanyaan, baru kita ambil kesimpulan. Atasi segala gangguan di sekitar kita
dengan betul-betul memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.
7. Jangan memusatkan perhatian pada gaya, penampilan, atau pakaian si pembicara.
8. Kalau menghadiri seminar/lokakarya, catat kata-kata kunci, ungkapan, dan ide yang
belum jelas, untuk nantinya ditanyakan. Jangan menuliskan semua kata-kata pembicara
9. Untuk mengatasi kebosanan, carilah sesuatu yang berharga/membangun dari pesan-pesan
si pembicara atau perhatikan kata/ungkapan yang menarik untuk dijadikan bahan
evaluasi.
10. Bersikaplah rendah hati, terbuka, sabar, dan tidak terbawa emosi.

Tampaknya mendengarkan merupakan pekerjaan berat, tapi sebenarnya tidak jika tujuan
kita adalah menyerap yang dikatakan si pembicara. Percaya, nggak, 75% dari seluruh waktu kita
digunakan untuk berkomunikasi? Ayo, coba lacak kembali aktivitas Anda hari ini! Menyapa
teman Anda, menjawab guru Anda, mendengar penjelasan guru Anda, meminjam buku pada
teman Anda, bilang terima kasih pada penjaga kantin, dan sebagainya. Nah, hampir seluruh hari
Anda terisi dengan komunikasi, kan?
Komunikasi merupakan suatu proses dalam mengirim dan menerima informasi. Jika
komunikasi yang kita lakukan berjalan dengan baik, maka orang lain akan mengerti apa yang
kita inginkan, bicarakan, atau bahkan mereka akan mengerjakan apa yang kita instruksikan.
Selain itu kita pun dapat mengetahui informasi apa yang ingin mereka sampaikan, apa yang
mereka butuhkan, dan sebagainya.
Masalahnya adalah untuk melakukan komunikasi yang baik kita seringkali mengalami
hambatan, salah satunya adalah ketika kita menjadi pendengar dalam proses komunikasi. Banyak
persoalan dan kesalah pahaman yang timbul dalam komunikasi yang disebabkan karena kita
kurang berkonsentrasi pada saat mendengarkan seseorang berbicara.

Padahal, kita sebagai orang muda lebih perlu mendengar lho daripada bicara. Bagaimana
enggak? Masa, kita, orang muda zaman sekarang ini, sudah punya ilmu bejibun? Nggak lah ya.
Di tengah derasnya arus dunia dan materialisme kayak sekarang ini, sedikit banget orang muda
yang udah punya banyak ilmu. So, kita lebih harus nuntut ilmu daripada nuntut untuk bicara.
Dus, salah satu cara menuntut ilmu adalah dengan banyak mendengar hal-hal yang bermanfaat.
Pada tahun 1980-an suatu tim penelitian dari Loyola University mengadakan suatu riset yang
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan keterampilan seorang manajer
dalam komunikasi bisnis. Satu kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa seorang manajer harus
dapat mengenali dan memecahkan persoalan yang ada pada para karyawannya. Untuk itu
seorang manajer harus bisa menjadi pendengar yang baik.
Sayangnya, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian manajer belum
menjadi pendengar yang baik. Hal tersebut terlihat dari beberapa komentar karyawan:
“Atasan saya selalu mendominasi pembicaraan sehingga saya tidak dapat memberikan
saran untuk mengatasi persoalan di Bagian Produksi.”
“Atasan saya selalu memotong pembicaraan.”
“Saya tidak mengerti apakah manajer saya mengerti apa yang sedang kami diskusikan.”
“Berbicara dengan atasan? Hanya membuang waktu saja!”

Kita (mungkin) emang bukan karyawan. Tapi, hal di atas bisa dijadikan contoh, bahwa
menjadi pendengar yang baik itu ternyata perlu ketrampilan. Pertanyaannya sekarang adalah
apakah kita sudah menjadi pendengar yang baik?

Hasil Mendengar Efektif


Menjadi pendengar yang baik bukanlah usaha yang mudah. Seseorang harus dapat
bersikap obyektif dan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan berkomunikasinya.
Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman, dan keterampilan.
Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di antaranya:
1. Lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi.
2. Hubungan antar individu akan semakin baik.
3. Mendorong pembicara untuk tetap berkomunikasi.
4. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainnya akan lebih jelas diterima.
Tentu, hasilnya Anda akan lebih dapat menangkap ilmu yang Anda pelajari. Kalo ilmu itu
ilmu agama tentu manfaatnya besar banget. Anda jadi lebih paham dan terhindar dari salah
paham, mengamalkannya pun jadi lebih benar. Kalo pun ilmu itu adalah yang Anda pelajari di
sekolah tentu menjadi pendengar yang baik juga bermanfaat gede. Anda tak sekedar hafal,
namun juga mengerti. Tentu, kalo pas ulangan atau ujian, Anda juga akan lebih pede dan mampu
mengerjakan soal.

Bagaimana Caranya?
Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur. Langkah
terpenting pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa mendengarkan seseorang
berbicara adalah suatu kebutuhan yang sama pentingnya dengan keterampilan berkomunikasi
yang lain seperti: berbicara, menulis dan membaca.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai panduan pada saat kita
mendengarkan seseorang berbicara. Silakan simak!

Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mendengarkan dan berbicara pada saat bersamaan.
Hal ini merupakan prinsip dasar dari mendengarkan efektif. Seseorang cenderung untuk selalu
menambahkan pendapatnya pada saat ia berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini menjadi
persoalan jika lawan bicara kita belum selesai berbicara. Ia bisa saja merasa terganggu. Dari
pihak pendengar jelas konsentrasi akan terpecah. Secara sopan santun, menambah pendapat
orang yang sedang berbicara berarti memotong pembicaraan. Dan ini tentu tidak sopan.
Biarkanlah pembicara menyelesaikan keperluannya, sedangkan kita mendengar dengan baik.
Baru, kalo dia selesai berbicara, sampaikanlah pendapat kita.

1. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara.


Seorang pendengar yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu
pesan. Jangan mendengar secara masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau sebaliknya. Dari
pembicaraan yang panjang lebar, tentu terdapat pokok pikirannya. Peganglah pokok pikiran itu,
niscaya Anda tahu maksud pembicara. Hal ini mungkin sulit dilakukan pertama kali. Karena itu,
kita memang perlu latihan berkonsentasi mendengarkan orang yang berbicara tanpa melakukan
hal lain yang mengganggu konsentrasi kita.

2. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar.


Ini dia, hubungannya dengan yang tadi/ Pendengar yang baik selalu mencoba untuk
memfokuskan diri pada pembicara. Mencoba mendengarkan pendapat teman ketika rapat sebagai
contoh, tanpa terpengaruh oleh sinyal SMS, dering telepon, orang yang berlalu lalang, dan
sebagainya. Oleh karena itu untuk pembicaraan yang serius, faktor lingkungan perlu
diperhatikan.

3. Mencoba untuk mengendalikan emosi.


Pendengar yang baik selalu mencoba untuk mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat
menerima pembicaraan dengan jernih. Pendengar yang baik juga selalu mencoba untuk
memahami pembicara tanpa membuat penilaian pribadi atas pembicara. Memang kadang ada
kata-kata yang keliru dari pembicara yang perlu diluruskan. Namun pelurusannya pun harus
dengan ilmu. Nasehat hendaknya disampaikan setelah pembicara rampung berkata-kata. Itu pun
disampaikan secara empat mata tidak di depan audiens yang lain.

4. Membuat catatan jelas dan singkat.


Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi konsentrasi kita pada saat mendengarkan.
Harap diingat kita tidak dapat mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan
salah satu di antaranya. Oke, jadi ini harus dilakukan dengan ekstra konsentrasi. Mungkin Anda
bisa melatih menulis cepat, dan juga catatan itu tidak perlu dengan tulisan tangan yang indah,
bisa jadi berupa singkatan-singkatan, diagram-diagram yang Anda saja yang dapat membacanya.
Nggak masalah, yang penting Anda dapat memahaminya. Boleh juga disalin kembali jadi catatan
yang lebih baik.
5. Mencoba untuk bersikap empati.
Mencoba untuk menghargai posisi pembicara, sehingga kita terhindar dari mendengar
apa yang hanya mau kita dengar saja. Tempatkan diri Anda sebagai diri pembicara. Ketika Anda
ngomong, tentu Anda juga ingin pendengar mendengarkan omongan Anda dengan seksama.
Nah, ini juga yang diinginkan pembicara yang sedang berbicara di depan Anda.

6. Memperhatikan komunikasi non verbal.


Tataplah lawan bicara, dan perhatikan bahasa tubuh mereka. Seringkali terjadi
pemahaman akan suatu informasi lebih bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka dan
gerak tubuh lawan bicara. Dan sebagai pendengar, kita pun harus memperhatikan bahasa tubuh
yang kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala dan sebagainya.

7. Mendengarkan dengan selektif.


Seringkali dalam suatu pembicaraan, pembicara memberikan informasi-informasi yang
penting. Kadang informasi tersebut tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita diharapkan
dapat memilah-milah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan.

8. Bertanya pada tempatnya.


Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin disampaikan sampai pembicara selesai.
Ajukan pertanyaan untuk memperjelas maksud pembicara. Ini hampir sama dengan point yang
pertama. Jika ada pertanyaan sampaikanlah jika si pembicara sudah selesai. Bisa jadi, masalah
yang Anda tidak paham akan diterangkan seketika itu juga tanpa Anda menanyakannya. Karena
itu, sabarlah. Boleh jadi, tanpa bertanya pun apa yang Anda bingungkan akan diterangkan
kemudian.

9. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan.


Dengan mencoba menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami
permasalahan dengan kata kita sendiri. Cobalah ramu kembali apa yang pembicara sampaikan
dengan kata-kata Anda sendiri. Ini akan melatih Anda untuk mengambil kesimpulan dengan
baik.

10. Memberikan umpan balik.


Memberikan umpan balik kepada pembicara sehingga ia mengetahui sejauh mana kita
sudah memahami pembicaraan. Ini dia saatnya bertanya, berpendapat atau berkomentar. Setelah
pembicara selesai mengutarakan pembicaraannya, barulah tiba giliran kita. Jangan diam saja,
sampaikan sepatah dua patah kalimat agar pembicara tahu sejauh mana kita paham.
Itu dia rambu-rambu bagi Anda untuk menjadi pendengar yang baik. Anda bisa langsung
melatih dan mempraktikannya. Ketika guru menerangkan pelajaran di kelas, cobalah kiat-kiat di
atas diterapkan. Begitu pula saat Anda harus berada di depan ustadz untuk menuntut ilmu
mendengarkan kajian. Semoga dengan tips dan trik di atas, Anda dijadikan paham oleh Allah.

Prinsip Mendengarkan Aktif dalam Sebuah Komunikasi


 Kita telah sepakat (?), setelah membaca tulisan saya terdahulu,  bahwa
mendengarkan dengan baik itu lebih penting daripada sekedar berbicara…apalagi jika itu
kita terapkan dalam dunia kerja….lalu mendengarkan yang seperti apakah yang baik kita
terapkan dalam dunia kerja kita…?! Jawabannya adalah mendengarkan secara aktif…!!
Nah…..seperti apakah mendengarkan secara aktif tersebut…..?!
Menurut Mr. Yaslis Ilyas dalam bukunya “Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja”….Salah
satu komponen penting dalam berkomunikasi adalah menjadi active listener. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dalam komunikasi aktif tidaklah cukup duduk atau berdiri dan membuka
telinga lebar-lebar, tetapi harus mencerminkan bahwa Anda mendengarkan dan lebih menyimak
lawan bicara dengan sungguh-sungguh.
Ada tiga hal yang harus Anda lakukan jika Anda ingin menjadi seorang active listener,
yaitu : 1) Targetkan dapat melakukan paraphrasing (mengulang pesan dengan kata-kata sendiri);
2) Mengecek kembali (perseption check), ini penting dilakukan agar persepsi kita pas dengan
yang dimaui pengirim; dan 3) Behaviour discription (gambaran perilaku sender), maksudnya
adalah agar kita bisa menilai apakah sang pembicara saat itu sedang marah atau hanya bercanda
saat mengeluarkan suatu statemen sehingga kita dapat menyesuaikan tanggapan yang kita
berikan dengan kondisi si pengirim. Pada dasarnya ada 6 unsur mendengarkan secara aktif, yakni
hearing, understanding, remembering, intrepreting, evaluating, responding. Urut-urutan keenam
unsur proses mendengarkan aktif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hearing
Langkah pertama dari mendengarkan secara aktif adalah dengan cara
mendengarkan dengan sungguh-sungguh pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator.
Noice atau gangguan komunikasi yang sering muncul adalah suara bising dari lingkungan
sekitar…..oleh karena itu, hindari membicarakan sesuatu yang penting atau dengan seseorang
yang penting di tempat-tempat ramai yang dapat mengganggu konsentrasi Anda dalam menerima
informasi…
2. Understanding
Disini anda perlu melakukan paraphrasing atau melakukan pengulangan isi pesan
dengan kata-kata sendiri guna menghindari kesalahan dalam menerima isi pesan. Disamping itu
untuk meningkatkan daya konsentrasi, Anda perlu bersikap emphaty selama mendengarkan
dalam arti berusahalah mendengarkan dengan hati dan kepala Anda….cobalah merasakan
perasaan lawan bicara Anda…. 

3. Remembering
Kalau perlu saat melakukan pembicaraan penting, Anda siapkan kertas catatan kecil guna
mencatat poin-poin penting dari isi informasi yang diberikan oleh komunikator….sehingga tidak
ada alasan keluar dari mulut Anda bahwa Anda lupa dengan informasi yang disampaikan
itu….Di dunia kerja, pernyataan lupa terhadap sesuatu adalah pernyataan terbodoh seorang staf
yang tidak pernah ingin didengar oleh seorang pemimpin…… 

4.Intrepreting
Langkah selanjutnya adalah berusaha mengintrepretasikan maksud sang pembicara….
Menurut pengamatan saya, seorang pemimpin di organisasi pemerintahan biasanya berbicara
serba sedikit saat memberikan petunjuk kerja pada bawahan….entah karena merasa Anda sudah
tahu dengan maksudnya atau sekedar mencari sebuah respon yang bagus dari Anda sekaligus
menguji kapabilitas Anda atau dia sendiri malah kurang begitu mengerti dengan informasi
tersebut yang mungkin juga berasal dari atasannya (?)…..dan semua sebab itu akan
menghadirkan respon yang sama…..marah saat Anda bertanya terlalu banyak….Oleh karena itu,
kemampuan Anda dalam mengintrepretasikan maksud ’si bos’ menjadi demikian penting……..
Disini Anda juga perlu mengenali watak sang ‘bos’ tersebut guna menemukan metode yang tepat
guna mengetahui secara persis maksud sang ‘bos’….. 

5. Evaluating
Tetapi memang hal terpenting dari sebuah proses mendengarkan secara aktif adalah
mengevaluasi apakah persepsi kita sudah pas dengan yang dimaui sang ‘bos’…..sehingga sebuah
pertanyaan kecil yang menanyakan kembali kebenaran pesan yang disampaikan (perception
chek) perlu disampaikan. Biasanya proses yang satu ini seringkali dilupakan oleh seorang staf…
apalagi jika sang ‘bos’ adalah seorang yang galak……. 

6. Responding
Akhirnya muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif adalah respon dari
pendengarnya….yaitu kita. Disini kita perlu melakukan respon dengan secepat mungkin,
mengingat seorang ‘bos’ akan lebih senang jika anak buahnya cekatan dalam bekerja. Tetapi
Anda harus ingat bahwa kecepatan memang baik…..tetapi ketepatan adalah segala-
galanya…… Akhirnya ada sedikit tips agar Anda dapat dianggap sebagai seorang pendengar
yang baik, yakni : cobalah mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tatap mata lawan bicara
Anda dengan secukupnya, perlihatkan perhatian dengan ekspresi wajah, kalau perlu dengan
tersenyum serta lengkapi dengan bahasa tubuh semisal anggukan serta hindari menginterupsi
saat komunikator sedang berbicara.  

BERITA

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi,
disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau
orang banyak.Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh
wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi
pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik
khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.

Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang
waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta
huruf.

1. Unsur-unsur berita

1. Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal yang
terjadi sudah lama.
2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka
dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh.
3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh pada
kehidupan langsung, contoh: UU larangan merokok.
4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh: penayangan
film Fitna di situs YouTube.
5. Pertentangan/ konflik.
6. Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya
7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden.
8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
9. Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih, kecewa.
Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di tempat sampah.
10. Humor.

LAPORAN
Laporan adalah karangan yang berisikan paparan peristiwa/kegiatan yang telah
dilakukan.Laporan dapat berupa laporan perjalanan, laporan kegiatan atau laporan
pengamatan.Topik laporan adalah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam laporan.

Ciri laporan yang baik :

1. Ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas.


2. Didasarkan oleh fakta yang benar dan meyakinkan.
3. Disajikan secara lengkap.
4. Menarik dan enak dibaca.

Kerangka laporan :

1. Pendahuluan : Berisi latar belakang sebuah kegiatan dilaksanakan.


2. Isi laporan : Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya.
: Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan orang
yang terlibat dalam kegiatan.
3. Penutup : Berisi kesimpulan dari laporan.
: Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan.

PIDATO

A. Definisi / Pengertian Pidato


Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang
banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato
pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik /
umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan
puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato


Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau
peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara
bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan
pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan
tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya
dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan
berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

F. Kerangka Susunan Pidato


Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan
dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa
berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan
diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

SEMINAR

Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar
berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".

Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka
yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah
dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam
bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang
didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang
telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan
mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan
debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah
pengajaran akademis.

Perlu dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa, sebuah seminar dapat berarti kelas
kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa memperhatikan
jumlah hadirin atau jangkauan mahasiswa yang berpartisipasi dalam diskusi). Engineering
Seminar Topics

WAWANCARA

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai. Tujuan dari wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara bisa jadi alat bantu saat dilakukan
oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang
biasa yang sedang mencari tau tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.

1. Jurnalistik
Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi
bahan berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan
seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas
permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.

Sedangkan dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan
atas kehendak sumber berita.

2. Bentuk Wawancara

1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.


2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan / mendesak.
7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat,
seniman, olahragawan dan sebagainya.

Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh
perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan
akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang
komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar
materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.
SKL MENDENGARKAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bahasa Indonesia
Kelas XII Keagamaan
Tahun Pelajaran 2009 – 2010

DI SUSUN OLEH :
Guru Bidang Study
Siti Chadijah S. S.Os
Jl. Veteran No. 155 Kebon Kolot Nagri Kaler Purwakarta Jawa Barat

Tahun 2009 – 2010

Anda mungkin juga menyukai