Opini
MENJAGA IDEALISME
DI MASA DAMAI
Oleh:
HAFAS FURQANI*
Sudah menjadi hukum besi
dunia, setiap bangsa punya
cita-cita kemuliaan hidup
tertinggi yang ingin dicapai
(idealisme). Ia tidak hanya
menjadi sebuah cita-cita
tertinggi, tetapi juga
merupakan landasan
perjuangan yang berterusan.
Idealisme adalah pangkal
keberanian hidup yang
berpunca kepada cita-cita
besar, yang lebih besar dan
kekal dari kehidupan kita
sendiri.
P
lato menggambarkan “du-
nia idea” yang tidak tam-
pak berbeda dengan “du-
nia lahir”. Dunia yang ke-
lihatan dan bertubuh ad-
alah dunia yang lahir, yang
berubah senantiasa. Dunia yang
tidak kelihatan dan tidak bertubuh
adalah dunia idea, dunia yang im-
materil, tetap dan tidak berubah-
udah. Dunia “idea” adalah sebuah
idealisme hidup. Idea pada hakikat-
nya sudah ada. Tinggal mencarinya
saja. Idea merupakan suatu ideal,
cita-cita.
Karena keinginannya untuk me-
nerapkan dunia idea ke dalam duni-
a lahir, Plato, menerima ajakan Di-
onysios, seorang tiran, di Sisilia,
untuk menjadi penasihatnya di
istana. Sudah lama ia berkeyakinan
bahwa kesengsaraan dunia tidak
akan berakhir sebelum filosof men-
jadi raja, atau raja raja menjadi
filosof. Tetapi malang, ajaran Plato
Kesengsaraan dunia tidak akan berakhir
sebelum filosof menjadi raja, atau raja raja
menjadi filosof.
yang dititikberatkan kepada ajaran
moral dalam segala perbuatan, lam-
bat laun menjemukan Dionysios.
Sehingga akhirnya, Plato dituduh
berbahaya bagi kerajaan, ditangkap
dan dijual sebagai budak. Nasib
baik bagi Plato, dipasar budak ia
dikenali oleh bekas muridnya, An-
nikeris dan ditebusnya.
Dunia idea dan dunia lahir me-
mang tidaklah selalu berjalan har-
monis. Sangat sulit menyatukan
dunia idea ke dalam dunia lahir,
demikian pula sebaliknya. Spinoza
menggambarkan (1675) hidup
bernegara adalah kelanjutan dari
hasrat untuk berkumpul (apetitus
sosietas) dan berpikiran sehat (ratio).
Dalam perjalanannya, ia tidaklah
selalu mulus. Pertentangan dan per-
gulatan selalu ada didalamnya.
Masyarakat tidak sekaligus dengan
berkontrak-kontrak lalu menjadi ter-
atur, tetapi perubahan itu berjalan
lambat laun, terjadi karena pelbagai
hawa nafsu yang buas itu bertem-
pur dengan paham-paham rasionil.
Akhirnya faham-faham yang sehat
yang menang dan timbullah organ-
isasi kenegaraan yang semakin
lama semakin teratur. Merekalah
yang akan menerapkan dunia idea
ke dalam dunia lahir.
***
Dunia idea ini lah yang menjadi
cita-cita dunia yang lahir yang
senantiasa memberi dinamika ke-
hidupan di dunia lahir. Karena se-
buah cita-cita ideal lah Ali
Mughayatsyah memproklamirkan
berdirinya kesultanan Islam di Aceh,
MODUS ACEH MINGGU IV, DESEMBER 2008
karena sebuah cita-cita ideal untuk
hidup dalam sebuah pemerintahan
Islam Cut Nyak Dhien memimpin
gerilya di hutan Aceh mengusir
kaphe, karena sebuah cita-cita ideal
pemimpin kita menandatangi MOU
perdamaian, karena sebuah cita-cita
ideal membangun kembali perada-
ban Aceh baru rakyat Aceh berkum-
pul di depan Baiturrahman meny-
aksikan proses penandatangan
MOU dan sujud syukur ke hadirat
Allah, karena sebuah cita-cita ideal
memiliki pemerintah baru yang
akan mewujudkan kemakmuran
rakyat Aceh rela antri berbaris di
bawah terik matahari memberikan
suara dalam pemilihan umum.
Ketika perdamaian Aceh ini men-
jadi kenyataan, semua rakyat Aceh
menyambut gembira. Rakyat Aceh,
tua muda, lelaki perempuan, ber-
hamburan keluar memadati mesjid
dan meunasah berdo’a dan ber-
syukur atas anugerah yang Allah
berikan. Tampak semua mata berka-
ca-kaca menggambarkan bahwa tia-
da kenikmatan yang paling indah
di Aceh selain perdamaian. Mereka
percaya bahwa tidak lama lagi dun-
ia idea akan menjadi kenyaatan
dalam dunia lahir. Komitmen untuk
berdamai menjadi kunci mewujud-
kan idealisme revolusi dalam dunia
nyata. Perdamaian adalah kunci ke-
pada masa depan Aceh untuk maju,
berkembang dan makmur. Inilah
harapan semua rakyat Aceh.
5
Namun demikian penulis
rasakan idealisme tersebut
kelihatan lebih redup ketika
Aceh dalam masa damai.
Padahal perdamaian adalah
pra-kondisi yang penting un-
tuk mewujudkan idealisme
kita. Namun perdamaian
menjadi sedikit sial, karena ia
bak cek kosong yang bebas di-
isi apapun. Di masa damai,
musuh yang nyata tidak keli-
hatan lagi seperti ketika revo-
lusi digerakkan. Sebaliknya,
yang tampak orang-orang
oportunis berkeliaran ke sana-
sini mengatasnamakan per-
juangan. Menagih saham per-
juangan dan meminta baya-
ran. Revolusi tidak berhasil
mendidiknya patuh pada ide-
alisme. Ia lupa bahwa idealis-
menya adalah meuwujudkan
kemakmuran dan kesejahter-
aan rakyat Aceh, bukan untuk
kenikmatan pribadi.
Ini adalah idealisme sama
di masa perang dan damai.
Idealisme ini tidaklah bera-
khir dengan berakhirnya rev-
olusi. Keberhasilan revolusi
hanya mengantarkan kita ke
pintu gerbang yang lain
menyongsong idealisme yang
tidak lagi jauh letaknya.
Inilah yang patut menjadi
perhatian kita bersama. Imam
Khomeini paham betul akan
hal ini, ia kemudian memben-
tuk wilayah faqih dan pengaw-
al revolusi yang diduduki or-
ang-orang alim dan saleh yang
mampu menahan nafsunya demi
menjaga cita-cita ideal Revolusi Is-
lam. Orang-orang oportunis yang
ingin mereguk kenikmatan pribadi
dihalang mendekat. Sedapat mu-
ngkin kemerdekaan dan perdama-
ian dijaga agar tetap dalam bingkai
idealisme yang sama seperti ketika
revolusi sedang digerakkan.
Karena itu, sudah sewajarn-
yalah pemimpin dan rakyat Aceh
saling mengingatkan, terus melaku-
kan pencerahan-pencerahan ter-
hadap pribadi kita masing-masing,
melenyapkan kebodohan diri, men-
galahkan hawa nafsu pribadi, demi
sebuah cita-cita besar, yang lebih
besar dan kekal dari kehidupan kita
sendiri.
Ini karena, cita-cita ideal kita be-
gitu suci dan akan terus kekal dalam
setiap perjalanan sejarah. Sering di-
ungkap “peoples die, but ideas re-
main” (manusia boleh mati, tetapi
cita-cita tinggal). Ribuan nyawa
syuhada yang terkorban selama ini
demi sebuah cita-cita ideal jangan-
lah menjadi sia-sia. Perjuangan
mereka mesti diteruskan dengan
mewujudkan Aceh yang makmur,
adil, dan sejahtera. Demi generasi
Aceh mendatang. Demi sebuah per-
adaban baru.
* Mahasiswa S-3 Ekonomi
di International Islamic University
Malaysia