Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nilai risiko yang dikandung sebuah investasi membuat banyak orang takut dan
enggan mengeluarkan gagasan bisnis. Seandainya ada, biasanya hanya sebatas
gagasan. Saat ngobrol dengan kawan sering kali terlontar gagasan cerdas, tetapi
setelah obrolan selesai gagasan itu hilang begitu saja tanpa bekas; padahal mungkin
gagasan itu menjadi titik awal perubahan besar dalam kehidupan kita.
Dengan begitu seringnya gagasan muncul dan seiring itu pula hilang membuat
banyak orang utopis akan gagasan, dan yang lebih ironis lagi menyamakan gagasan
dengan mimpi atau "khayalan". Kondisi ini menjadi tradisi masyarakat berkembang yang
belum banyak mendapatkan bukti empiris tentang keberhasilan sebuah "mimpi" menjadi
"kenyataan". Ini terkait dengan budaya inovatif, kreatif, dan independensi dalam
mengungkapkan gagasan.
Bukti empiris kegagalan dalam mewujudkan sebuah gagasan yang banyak
ditemui di kalangan masyarakat UKM kita sebenarnya bukan kesalahan "gagasan" itu
sendiri. Akan tetapi, cara pandang dan pola pikir pemiliknya yang belum tertata dengan
baik atau, dengan kata lain, belum berpikir secara terstruktur dan sistematis dalam
mengimplementasikan gagasan yang bersifat be has risiko ke dalam investasi yang
penuh risiko.
Saat gagasan mulai diimplementasikan ke dalam realitas, secara tidak sadar
penggagas sedang memasuki dunia risiko. Risiko yang akan dihadapi meliputi risiko
operasional, keuangan, kelembagaan, dan ekstern. Dari keempat risiko tersebut, satu di
antaranya tidak dapat dikendalikan, yaitu risiko ekstern; sedangkan ketiga lainnya dapat
dikendalikan. Risiko terbesar yang sering menyebabkan kegagalan UKM adalah risiko
operasional (penipuan, efisiensi, efektivitas, dan produksi).
Kebanyakan UKM yang memulai bisnis baru tidak dibekali dengan penguasaan
yang cukup memadai mengenai bisnisnya. Esensi bisnis yang seharusnya sudah
dikuasai dengan matang saat memulai bisnis adalah penguasaan terhadap pasar dan
pemasaran produk yang akan dijual, penguasaan terhadap sistem produksi (proses
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Tri Wahyono SE, MM
STUDI KELAYAKAN BISNIS
produksi, teknologi, material, dan kualitas produk yang diharapkan), penguasaan
terhadap manajemen (SDM) yang diperlukan terutama leadership yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan mengendalikan orang lain, dan yang paling penting
adalah penguasaan terhadap pengelolaan keuangan, terutama administrasinya.
Antara ide dan investasi ada biaya dan waktu. Biaya mematangkan ide, yaitu
menambah referensi dan pengetahuan tentang objek ide. Waktu dibutuhkan sejak ide
pertama kali muncul sampai realisasi ide dimulai. Hubungan ini dapat diformulasikan
dengan persamaan I = i + T + C. I adalah investasi, i adalah ide, T adalah waktu, dan C
adalah biaya. Maksudnya, mustahil sebuah investasi muncul begitu saja tanpa diawali
ide. Ide saja tidak akan cukup bila tidak ada jarak waktu yang dibutuhkan untuk
memikirkan dan menyiapkan tahapan-tahapan implementasi ide. Saat mulai
mengumpulkan informasi dan data dibutuhkan biaya. Untuk mendapatkan waktu dan
biaya secara efektif dan efisien dalam merealisasikan ide, langkah tepat yang
seharusnya dilakukan adalah membuat studi kelayakan. Untuk menghindari terjadinya
risiko yang besar diperlukan studi mendalam tentang kemungkinan berhasil atau
tidaknya investasi tersebut.
Berikut disajikan contoh perhitungan BIC analysis untuk kasus proyek amonium
nitrat.
Contoh Kasus
Penilaian kelayakan pembuatan studi kelayakan pada Proyek Pendirian Pabrik
Amonium Nitrat di Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Berdasarkan perhitungan sementara yang dilakukan dalam prapenelitian studi
kelayakan, diperoleh data sebagai berikut :
1. Proyek akan dibiayai dari fasilitas kredit Perbankan sebesar US$21,000,000.
2. Rencana dana modal (equity) yang akan dikeluarkan calon pemegang saham
sebesar US$14,000,000.
3. Biaya pendirian (start up cost) meliputi antara lain:
1) Legal (biaya perizinan, notaris, dan sebagainya).
2) Stationery, etc. (alat-alat tulis, perlengkapan kantor selama proses
pendirian berlangsung atau sebelum kegiatan operasional resmi berjalan).
3) Brochures (foto dan dokumentasi yang dipergunakan untuk
mendeskripsikan kondisi lahan, material, lokasi, dan lain-lain).
Consultants (dana yang dikeluarkan untuk membiayai konsultan, arsitek, hukum,
teknik, dan lingkungan).
4) Insurance (dana yang dikeluarkan untuk membayar asuransi ke
celakaan, asuransi jiwa pelaksana proyek, dan sebagainya).
5) Rent (dana yang dipergunakan untuk sewa rumah dan bangunan selama
masa pelaksanaan proyek, peralatan, kendaraan, alat-alat berat, dan peralatan
lainnya selama masa pra-operasional).
6) Research and development (biaya penelitian dan pengembangan).
Untuk mendanai start up cost di atas diperkirakan biaya yang diperlukan adalah
sebesar US$800,000.
Apabila proyek dijalankan dengan asumsi tingkat suku bunga kredit bank
sebesar 10% p.a. atau 0,8% per bulan dan tingkat suku bunga deposito sebesar 6% p.a.
atau 0,5% per bulan, beban yang akan ditanggung perusahaan setiap bulannya adalah
sebagai berikut :
1) Angsuran bunga kredit sebesar US$210,000 (dengan asumsi: Grass
Period kredit selama 2 tahun. Dengan demikian, perusahaan hanya membayar
bunga kredit sebesar yang d~anjikan selama 2 tahun, sedangkan pembayaran
angsuran pokoknya dimulai pada tahun ke-2).
2) Opportunity cost pada equity sebesar US$70,000.
3) Startup cost sebesar US$800,000
Asumsi biaya studi kelayakan adalah US$86,300 dengan rincian sebagai berikut:
1) Honor analis (10% dari start up cost) = US$ 80,000
2) Transportasi = US$ 3,000
3) Administrasi = US$ 2,400
4) Pengumpulan data = US$ 300
5) Penggandaan Laporan = US$ 200
6) Presentasi = US$ 400
Penjelasan :
Rasio B/C Analysis = 2.9
Artinya:
Analisis B/C yang menghasilkan angka BC sebesar 2,9 (lebih besar dari 1) berarti : nilai
kemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendanai pembuatan proposal studi kelayakan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan studi kelayakan dapat dibenarkan karena perbandingan antara biaya
pembuatan studi kelayakan dan manfaatnya (nilai probabilitas risiko kerugian apabila
terjadi kegagalan) lebih besar manfaatnya daripada biayanya, dengan perbandingan
antara biaya dan manfaat adalah 1 : 2,9.
Dengan mengeluarkan biaya I satuan akan diperoleh manfaat sebesar 2,9
satuan.
Hasil Analisis :
Ada 2 (dua) kemungkinan yang akan terjadi jika sebelum proyek dijalankan terlebih dulu
dilakukan studi kelayakan, yaitu :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Tri Wahyono SE, MM
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Proyek tersebut dinyatakan LAYAK, dan berarti proyek tersebut dapat
dilanjutkan. Beban yang harus ditanggung investor bertambah US$86,300 dari nilai
investasi total proyek.
2. Proyek tersebut dinyatakan TIDAK LAYAK, dan berarti proyek tesebut
HARUS DIHENTIKAN. Perusahaan akan kehilangan (loss) sebesar US$86,300 dan
mendapatkan kemanfaatan (benefit) sebesar US$253,000 per bulan (diperoleh dari
penjumlahan biaya modal + opportunity cost dan start up cost per bulan; lihat basil
perhitungan BC Analysis dalam Tabel2.1 sebelumnya!)
Jika TANPA studi kelayakan dan diasumsikan proyek terus dijalankan, ada 2
kemungkinan yang terjadi, yaitu :
1. Proyek BERHASIL, perusahaan tidak ada tambahan biaya untuk pembuatan
studi kelayakan, tapi jika:
2. Proyek GAGAL, perusahaan akan kehilangan (loss) minimal sebesar
US$800,000 (start up cost) ditambah dengan US$175,000 per bulan (cost of capital)
dan ditambah dengan US$70,000 per bulan (opportunity cost). Jumlahnya
bergantung pada bulan keberapa proyek tersebut MACET atau BERHENTI. Makin
lama lag time kegagalan terjadi, biaya yang harus ditanggung oleh investor akan
makin besar.
Pekalongan, yang lebih dikenal dengan kota batik yang berada di daerah pantura
Jawa Tengah, memiliki potensi di bidang batik, tekstil, handicraft, dan perikanan. Daerah
ini dilalui jalur utama Jakarta-Surabaya. Jika dengan perjalanan darat dari Jakarta, kota
ini terletak sebelum kota Semarang. Di Pekalongan ada sekitar 8.000 home industry
Akhirnya, setahun kemudian lokasi tersebut berubah menjadi pasar batik (2000)
dan sekarang sudah memiliki 500 kios/ruko dengan omzet penjualan miliaran rupiah per
hari. Pak Soni telah mampu mengubah hidupnya dari seorang guru yang
berpenghasilan rendah, bahkan rumah pun dahulu belum punya, menjadi pengusaha
dengan penghasilan ratusan juta per tahunnya. Itulah salah satu contoh bahwa investasi
berawal dari sebuah ide.
Tes Pemahaman
1. Sebutkan pengertian ide!
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor kunci yang merangsang munculnya ide
"peluang" dalam organisasi !
3. Bagaimana hubungan antara ide dan investasi?
4. Apa perbedaan antara risiko ide dan ris ko bisnis?
5. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan excess demand! Sebutkan beberapa
jenis modal dan jelaskan perbedaannya!