Anda di halaman 1dari 14

PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK

PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Achmad Hasan
P3 Teknologi Konversi dan Konservasi Energi
Deputi Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

ABSTRACT
The using of Electronic Load Controller (ELC) to replace governor in
Microhydro Power Plant (PLTM) can hopefully manage the enormous
changing of load by giving a quick system response and lower price
than governor. Because of providing power for electricity require high
cost and the geographic condition of Indonesia also the unbalance
spread of load, so the PLTM is the most economic energy resource.
PLTM is the right plant for providing energy especially for remote area
with a low load crowd and far from PLN network.

Keywords : Turbine, generator, governor, ELC, microhydro, power,


complement load, consumer load.

1. PENDAHULUAN
Selama ini ada semacam konsensus bahwa pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) harus mempunyai
dampak ganda, baik untuk meningkatkan penyediaan dan pemerataan
energi khususnya di daerah perdesaan maupun menjadikan wahana
guna meningkatkan kemampuan industri dalam negeri untuk
menangani pembangunan PLTM mulai dari tahap studi kelayakan,
perencanaan, pembuatan mesin dan peralatan, sampai
pemasangannya. Selain itu pola pengembangan PLTM diselaraskan
dengan tingkat keberadaan yang berupa teknologi tepat guna di
perdesaan. Teknologi perdesaan dalam pengembangan irigasi rakyat
hampir sama polanya dengan pembangunan PLTM, hanya perlu
penyempurnaan karena tenaga listrik tidak mengenal musim. PLTM
itu sendiri merupakan teknologi madya yang sudah diaplikasikan sejak
dahulu dan diharapkan mempunyai dampak positip terhadap kreatifitas

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 45


dan dinamisme masyarakat pada pola hidup dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan.
Seperti diketahui bahwa governor pada PLTM merupakan
peralatan pengatur jumlah air yang masuk ke dalam turbin agar tenaga
air yang masuk turbin sesuai dengan daya listrik yang dikeluarkan oleh
pembangkit hingga putaran akan konstan. Penggunaan governor
tersebut kurang menguntungkan bila ditinjau secara ekonomis, karena
harganya hampir sama bahkan melebihi harga turbin generator. Para
produsen di dalam negeri masih belum sanggup bersaing dengan
produksi luar negeri, baik dari segi kualitas maupun harganya. Untuk
itu perlunya dibuat disain Electronic Load Controller (ELC) sebagai
pengontrol beban komplemen pada PLTM dengan kapasitas sesuai
yang dibutuhkan di lapangan.

2. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM)


2.1. Komponen PLTM
Pada umumnya PLTM mempunyai tiga komponen utama yang
masing-masing fungsinya sangat menentukan, yaitu : turbin air,
generator, dan governor (ELC). Pada pembangkit, pengendalian
putaran dimaksudkan untuk mengendalikan putaran (frekuensi)
generator sehingga pengendalian putaran dalam hal ini diutamakan
berfungsi sebagai pengendali frekuensi generator. Perubahan putaran
(frekuensi) generator dapat disebabkan karena adanya perubahan
daya penggerak. Jika daya air yang masuk ke turbin dibuat selalu
tetap sehingga daya penggerak turbin selalu tetap, maka frekuensi dan
respon generator akan menjadi fungsi dari beban. Agar frekuensi
yang dihasilkan oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar
beban dari generator harus selalu tetap. Untuk itu diperlukan beban
tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan pengurangan
beban dari PLTM. Beban tiruan ini disebut beban komplemen. Pada
suatu kondisi beban tertentu (misal pada beban sebesar 75% beban

46 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


penuh), daya air yang masuk ke turbin diatur sehingga diperoleh
putaran generator yang dikehendaki. Jika pada beban konsumen
terjadi penurunan beban sebesar ∆I, maka beban komplemen akan
dilewati arus yang rata-ratanya akan sebesar penurunan arus akibat
turunnya beban konsumen (∆I). Dengan demikian generator akan
dibebani dengan total beban yang selalu konstan. Diagram blok dari
uraian tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

I I – ∆I
GENERATOR BEBAN
KONSUMEN

∆I BEBAN
KOMPLEMEN

Gambar 1. Diagram blok pembagian daya beban komplemen

Oleh karena daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban
yang dirasakan oleh generator juga selalu tetap, maka putaran
generator senantiasa juga tetap. Dengan kata lain, jika debit air
konstan maka generator harus dibebani dengan daya konstan agar
putaran generator selalu tetap. Oleh karena beban konsumen tidak
selalu konstan, maka untuk menjaga kestabilan putaran turbin
generator diperlukan beban komplemen yang besarnya diatur oleh
ELC sedemikian rupa sehingga :
Beban Konsumen + Beban Komplemen = Kapasitas Nominal
Generator
Formula tersebut berlaku untuk setiap kondisi beban konsumen.
Adapun daya yang tersedia pada terminal generator dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut :

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 47


ρQH
Qoutput (kW) = ------------ ηh.ηm.ηg 0,736
75

1000 Q H
= --------------- ηoverall 0,736
75
= 9,8 Q H ηoverall

Power
P

Hn
Hea

Water flow

Gambar 2. Grafik aplikasi lapangan untuk berbagai jenis turbin

48 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


di mana :
Q = Debit air, (m3/detik)
H = Head, (m)
ηh = Efisiensi hidrolik penggerak mula (turbin air), (%)
ηm = Efisiensi mekanik, (%)
ηg = Efisiensi generator, (%)
ηoverall = Efisiensi turbin-generator, (%)
ρ = Massa jenis air, (kg/m3)

Dari persamaan output generator tampak bahwa debit air berbanding


terbalik dengan head, artinya jika debit airnya besar maka sudah tentu
headnya rendah. Demikian pula sebaliknya, jika debit airnya besar
maka headnya tinggi.
Berdasarkan grafik aplikasi lapangan untuk berbagai jenis turbin,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2, maka untuk power rating P
= 50 kVA, diperoleh data sebagai berikut :
• Jenis turbin yang dapat dipakai adalah Cross Flow Turbine
• Qmaks = 3,5 m3/detik untuk Hmin = 2 m
• Qmin = 0,2 m3/detik untuk Hmaks = 35 m
Dengan kata lain, persyaratan debit air yang memenuhi adalah berada
dalam range antara 3,5 m3/detik untuk head antara 2 m hingga 35 m.

2.2. Sistem Kontrol Electronic Load Controller (ELC)


Pengaturan putaran generator mikrohidro dengan beban
komplemen menggunakan sakelar elektronik yang terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu :

• Sensor Arus dan Rangkaian Kontrol


Alat ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan arus beban yang
dihasilkan oleh generator sebagai akibat adanya perubahan arus

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 49


pada beban konsumen yang kemudian akan dibandingkan dengan
harga referensi yang telah ditentukan. Selanjutnya rangkaian
kontrol akan memberikan aksi atas perubahan tersebut dengan
memberikan trigger pada SCR sesuai dengan perubahan yang
terjadi.
• Sakelar Elektronik (SCR)
Digunakannya SCR karena dengan mengguna-kan arus
pengontrol yang kecil dapat men switch arus yang jauh lebih besar.
SCR berfungsi sebagai pemutus dan penghantar arus ke beban
komplemen yang pengoperasiannya diatur oleh modul kontrol
berdasarkan perubahan yang terjadi. Penghantaran dan
pemutusan arus dapat dilakukan dengan cara mengatur sudut
penyalaan. Modul kontrol yang digunakan adalah modul kontrol
yang mendeteksi perubahan arus dan mengubahnya menjadi
tegangan, kemudian mengaktifkan gate SCR dengan perubahan
arus yang terjadi.
• Beban Komplemen
Beban komplemen digunakan sebagai tempat pengalihan daya
dari perubahan yang terjadi pada beban sebenarnya dengan
tujuan untuk menjaga agar putaran generator tetap konstan
meskipun terjadi perubahan arus pada beban sebenarnya.

Beban konsumen pada PLTM sebagian besar berupa beban


penerangan untuk kebutuhan rumah tangga. Karenanya penyaluran
daya yang dibutuhkan adalah per fasa, sehingga akan terjadi ketidak-
seimbangan daya.
Sensor arus pada setiap fasa pada beban komplemen akan
memberikan beban yang tetap konstan dan seimbang. PLTM akan
mengalirkan arus ke beban konsumen pada setiap fasa melalui trafo
arus sebagai sensor arus dari panel kontrol beban komplemen. Arus
sensor ini berperan sebagai input pada rangkaian kontrol. Besar arus

50 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


sensor senantiasa sebanding dengan besar arus beban konsumen
atau arus total generator pada setiap fasa. Fungsi arus sensor diubah
dari yang semula fungsi arus menjadi fungsi tegangan, kemudian
masuk ke rangkaian konverter. Di sini bentuk tegangan diubah
menjadi tegangan searah sinus setengah gelombang.
Oleh rangkaian operational amplifier (Op-Amp), bentuk
tegangan ini akan diubah menjadi gelombang segitiga, dan selanjutnya
akan dibandingkan dengan gelombang gigi gergaji yang nilainya
konstan. Gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga mempunyai
prioda yang sama, karena keduanya berasal dari sumber jala-jala yang
sama dengan frekuensi 50 Hz. Besar tegangan gelombang segitiga
akan dipengaruhi oleh perbandingan besar arus sensor dan tegangan
referensi pada rangkaian setting kapasitas. Hasil perbandingan ini
akan menentukan apakah outputnya berupa pulsa lebar ataukah pulsa
sempit. Selanjutnya output tersebut akan masuk ke rangkaian logik
bersama dengan pulsa cacah yang dihasilkan oleh rangkaian osilator
konstan.
Output rangkaian logik akan menginjeksi trafo pulsa melalui
rangkaian darlington. Output trafo pulsa akan memberikan sudut
kelambatan pernyalaan pada pulsa dua buah SCR yang dipasang anti
paralel. Sudut kelambatan pernyataan ini akan dipengaruhi oleh
perubahan beban. Jika beban konsumen besar, maka sudut
kelambatan pernyalaan akan membesar pula. Hal ini akan
menyebabkan konduktifitas pada SCR mengecil sehingga daya yang
disalurkan ke beban komplemen juga kecil. Demikian pula sebaliknya,
sehingga total beban akan tetap konstan. Diagram blok satu garis
sistem kontrol ELC mikrohidro 50 kVA seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 51


Gambar 3. Diagram blok satu garis sistem kontrol ELC mikrohidro 50 kVA

2.3. SPESIFIKASI TEKNIS ELC


Tabel 1.
Spesifikasi teknis ELC mikrohidro 50 kVA

NO. URAIAN KETERANGAN

1. Tegangan Input 220 / 380 Volt


2. Tegangan Output 220 / 380 Volt
3. Jumlah Fasa 3
4. Frekuensi 50 Hz
5. Kapasitas 50 kVA
6. Arus Output Maksimum 70 Amp / Fasa
7. Beban Komplemen Resistif
8. Tahanan Beban Komplemen 3 Ohm / Fasa
9. Sistem Kompensasi Beban Linier
10 Temperatur Kerja (ruang) Maksimum 400C
Box Panel :
11. • Tipe Indoor, Wall Mounted
• Tinggi 770 mm
• Lebar 654 mm
• Tebal 330 mm
• Berat 60 kg

52 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


3. PEMBAHASAN
3.1. Analisis Rangkaian
Analisis rangkaian kontrol ELC mikrohidro 50 kVA ini mengacu
pada Gambar 4. Untuk rangkaian sensor arus dan rangkaian kontrol
diklasifikasikan atas beberapa bagian yang tergabung dalam satu
modul, yaitu :
• Rangkaian catu kontrol
• Rangkaian referensi fasa yang dideteksi
• Rangkaian osilator
• Rangkaian deteksi perubahan arus
• Rangkaian integrasi
• Rangkaian trigger (kontrol)
• Rangkaian catu daya

Gambar 4. Rangkaian kontrol linier ELC mikrohidro 50 kVA

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 53


Tegangan AC 220V, 50Hz dari generator PLTM diturunkan dengan
bantuan trafo step down (T2) hingga menjadi 12V sebagai catu daya
dan regerensi fasa. Tegangan tersebut disearahkan oleh dioda bridge
untuk selanjutnya disalurkan ke IC LM324 sebagai referensi fasa yang
dideteksi. Kemudian tegangan tersebut disalurkan ke regulator
LM7812CK yang berfungsi mengatur tegangan agar tetap konstan
sebesar 12V, selanjutnya dihubungkan ke pin 4 (reset) dan pin 8 (Vcc)
IC LM555 (sebagai generator pulsa). Frekuensi gelombang tegangan
generator sinusoida akan masuk ke pin 3 IC LM324 (U1A), di mana
pada output pin 2 gelombangnya berbentuk pulsa persegi. Pulsa ini
akan diumpan balik (feedback) ke IC LM555 (U4) melalui pin 7
(discharge), pin 6 (threshold), pin 2 (trigger), sebagai osilator input
untuk memperoleh osilator output dengan frekuensi konstan. Output
pin 2 pada IC LM555 (U4) tersebut terhubung dengan pin 5 pada IC
LM324 (U1B) melalui tahanan 4k7 ohm, arus pada output pin 7
terbangkitkan pulsa berbentuk gigi gergaji. Selanjutnya output pin 7
dihubungkan ke pin 12 IC LM324 (U1D) untuk diperkuat outputnya
pada pin 14, dan akan dibandingkan dengan hasil pulsa rangkaian
pendeteksi perubahan pada beban sebenarnya. Hasil penyearahan
oleh dioda bridge yang berbentuk tegangan DC akan dibangkitkan
menjadi gelombang ramp oleh IC LM324 (U2A) melalui pin 2 dan
diatur oleh pin 3 yang mengandung multiturn (R14, R16), untuk
selanjutnya diperkuat yang mana bentuk gelombangnya diubah
menjadi gigi gergaji untuk dibandingkan melalui pin 9 IC LM324 (U1C).
Output pin 8 merupakan hasil penguatan pulsa perubahan beban
sebenarnya yang akan dibandingkan dengan pulsa referensi pada pin
1 IC LM324 (U1A) melalui pin 5 dan pin 6 IC MC14011(U3B). Hasil
perbandingan tersebut akan dibandingkan lagi dengan pulsa referensi
yang fasanya konstan pada pin 7 IC LM555 (U4) melalui pin 12 dan
pin 13 IC MC14011 (U3D), sehingga bila terjadi perubahan pada
beban sebenarnya maka perubahannya mendekati linier. Pada

54 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


rangkaian pencatu daya terdapat penguat darlington yang berfungsi
memperbesar daya dalam penyalaan SCR.
Pada rangkaian ini, output pin 10 IC MC14011 (U3C) akan
diperkuat oleh rangkaian darlington untuk selanjutnya dibagi ke
pencatu daya SCR sesuai dengan perubahan yang terjadi pada
pendeteksian rangkaian kontrol (trigger). SCR bekerja (ON) setelah
memperoleh sinyal trigger yang berasal dari rangkaian kontrol, dan
tegangan di anoda lebih besar dari pada tegangan di katoda.
Jika terjadi perubahan arus beban generator maka rangkaian
kontrol arus akan mengaktifkan SCR dengan memberikan sinyal
trigger pada gate sehingga SCR akan menghantar (ON). SCR
berkonduktansi dari 00 hingga 1800C. Konduktansi SCR ditentukan
oleh sudut penyalaannya. SCR akan menjadi OFF (tidak menghantar)
bila tegangan di anoda lebih kecil dari pada tegangan di katoda, dan
arus tersebut telah merosot pada aras (level) yang rendah atau pada
titik nol. Dengan kata lain, SCR akan menjadi OFF bila tegangan yang
diberikan pada SCR berubah dari setengah gelombang positip ke
gelombang negatip.

3.2. Printed Circuit Board (PCB)


PCB pada ELC mikrohidro 50 kVA terdiri dari tiga buah kontrol
linier (untuk fasa R, S, dan T). Sensor untuk kontrol linier diambil dari
output generator. Di atas PCB kontrol linier, dipasang berbagai jenis
komponen elektronis. Adapun tata letak komponen kontrol linier
tersebut seperti diperlihatkan pada Gambar 5. Perlu diperhatikan
bahwa setiap selesai pemasangan jenis komponen, timah solder
harus melekat pada jalur yang benar. Untuk itu perlu memperhatikan
bottom layer PCB kontrol linier seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 55


Gambar 5. Tata letak komponen kontrol linier

Gambar 6. Bottom layer PCB kontrol linier


56 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Untuk mengetahui bagaimana tahapan kegiatan yang dilakukan dalam
pembuatan prototipe pengontrol beban elektronik mikrohidro 50 kVA,
seperti ditunjukkan pada flowchart Gambar 7

MULAI Gambar 7. Flowchart pembuatan A


prototipe ELC
mikrohidro 50 kVA

DISAINRANGKAIAN PEMASANGAN DAN


WIRING PCB PADA
PANEL

PEGANGAN KOMPONEN
UNTUK BREAD- PERIKSA HUBUNGAN
BOARDING WIRING

UJI KINERJA TIDAK

OK

TIDAK
YA
OK
PEMBUATAN PENGUKIAN PANEL
YA KONTROL DI LEM

DISAIN BOX FINISHING DAN


PERAKITAN DAN PERBAIKAN
UJI KINERJA PCB

DISAIN TATA LETAK PENGUMPULAN


KOMPONEN & WIRING TIDAK
OK
PENYUSUNAN
DATA
PEGANGAN BAHAN YA
MEKANIK, ELEKTRIK
& ELEKTRONIK PENGUJIAN
PENGESETAN
MODUL PCB PANEL KONTROL
DI INSTANSI

PEMBUATAN BOX
Berdasarkan hasil penelitian dan analisisTIDAK
rangkaian, maka dapat
OK TDK
OK
ASSEMBLING PANEL PENGESETAN
KOMPONEN POWER YA MODUL PCB
DAN WIRING YA

A
SELESAI

Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 57


4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis rangkaian, maka dapat
diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. PLTM dengan sistem beban komplemen, membutuhkan
ketersediaan air yang cukup melimpah, dan generator senantiasa
terbebani penuh secara terus-menerus.
2. Dengan menggunakan pengontrol beban elektronik (ELC) sebagai
pengganti governor pada PLTM dan beban komplemen, maka
selain sangat ekonomis juga konstruksi turbin menjadi lebih
sederhana, karena tidak memerlukan pengaturan sudut.
3. Frekuensi sistem PLTM sepenuhnya bergantung pada kecepatan
generator yang diputar oleh penggerak mulanya (turbin air). Oleh
karena itu kontrol frekuensi pada dasarnya adalah kontrol
kecepatan putaran turbin generator pada unit pembangkitan
tersebut.
4. Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka ELC dapat
didisain agar sistem pengontrolannya dapat dihubungkan dengan
micro controller, yaitu dalam bentuk program perangkat lunak.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Burr Brown, “Operational Amplifier : Design and Application”,


McGraw Hill, Kogakusha Ltd., Revised Edition, 1975.
[2]. Harry, S, “Konsep-Konsep Pengendalian Frekuensi Untuk PLTM”,
ITB, Bandung, 2000.
[3]. Henderson, D.S, and Macpherson, D.E, “Development of a Three
Phase, Micro Processor Based Electronic Load Controller for
Microhydro Generation”, Dept. of Electrical Engineering, University
of Edinburgh, 1989.
[4]. Muchlison, “Pengembangan Sumber Energi Mikrohidro di
Indonesia”, Lokakarya ASEAN Energi Non Konvensional dan
Terbarukan, Bandung, Desember, 1993.
[5]. Suryadi, Chamid, “Pengendali Elektronik Putaran Turbin”,
Lokakarya PLTM, PLN – PPMK, Jakarta, 1995.

58 Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Anda mungkin juga menyukai