Anda di halaman 1dari 3

Gurami dan Rokok

Hai! Perkenalkan, aku Rosa anak kedua dari dua bersaudara.. Aku sekarang duduk dibangku
SMA kelas 2. Hari ini adalah hari pertamaku menjadi siswi kelas 2, dan ternyata begitu banyak
tugas yang diberikan guruku. Waahhh hari ini pulang larut, capek!

Sampai di rumah, aku melihat kendaraan mama yang belum ada..Hhhmm mama belum pulang,
pikirku. Tapi papa sudah di rumah... Selesai menutup pagar, aku cepat-cepat masuk ke rumah.
Pengen langsung mandi, makan, dan istirahat. Namun betapa kagetnya aku waktu melihat meja
makan penuh dengan makanan. Ada gurami bakar dan onion ring di sana..HHhmmm lidah dan
perut ternyata gak mau menunggu lagi. Tanpa pikir panjang, aku langkahkan kaki menuju dapur,
mengambil piring, dan makan dengan lahap..Nyaaammmm...

Di tengah-tengah makan, papa bilang, "Ros jangan banyak-banyak ikannya, yang lain belum
makan.."

“Tapi aku capek paaa, butuh banyak gizi..”


"Sudaahhh dibagi-bagi pokoknya"

Kuhabiskan guramiku dan akhirnya kukembalikan onion ring ke tempatnya..Aku sedih papa
berkata begitu. Baru selesai makan, aku berniat menuju kamar untuk cepat mandi dan ganti baju,
tiba-tiba papa memanggil
"Roosss...papa belikan rokok! Di toko pertiwi yaa, jangan yang lain!"
Aku mengangguk dan segera berangkat.. lagi-lagi kuurungkan niat untuk mandi dan berganti
baju.

Beberapa meter dari toko pertiwi aku melihat sosok yang sangat kukenal. Dia seniorku di
sekolah yang tadi siang tidak sengaja kutabrak. Kertas-kertas yang dibawanya jatuh ke kolam,
dan dia begitu marah sampai hampir menamparku. Untung penjaga sekolah melihat dan melerai.
Maafku pun dibalas dengan tatapan sinis. Hal ini membuatku mengurungkan niat ke toko itu.
Aku akhirnya membeli rokok di supermarket.
Ternyata rokok yang diinginkan papa tidak ada. Papa ingin rokok yang ukuran besar, akhirnya
aku belikan yang kecil dengan menambah cemilan untuk di rumah. Sampai di rumah aku
ditanyai, kenapa kok yang kecil dan aku menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Esoknya waktu aku mau berangkat sekolah, papa marah. "Kamu itu seh, beli di tempat yang gak
papa suruh, ini rokok lama jadi batuk papa!" Astagfirullaaahhh apa kalo beli rokok di toko
pertiwi papa gak bakal sakit??

Aku berangkat dengan wajah lesu. Di depan rumah mama menyegahku dan berkata, "sabar
nak..mungkin papa lagi emosi aja." Aku mengangguk pasrah dan mencium tangan mama untuk
segera ke sekolah.

Hari ini aku pulang malam lagi. Entah apa yang dipikirkan guruku sampai tega sekali memberi
kamu tugas seperti itu.
Sampai di rumah, aku salam dan mencium tangan papa. Aku menuju dapur untuk mengambil
minum, dan selanjutnya kudengar papa berceloteh, "Gara-gara kamu kemarin salah beli rokok,
batuk papa gak ilang-ilang.."

Selesai minum aku naik ke kamar dan menangis.

Beberapa saat kemudian mama yang juga menyaksikan kejadian barusan masuk kamar dan
mengelus kepalaku. Aku makin menangis. Entah apa yang terjadi, kenapa hanya hal seperti itu
harus jadi begini. Aku sesenggukan di depan mama.

Esoknya aku berangkat sekolah dan kali ini tanpa omelan papa karena sudah berangkat ke
kantor. Mama berpesan padaku nanti saat pulang sekolah aku membeli rokok sesuai keinginan
papa dan minta restunya untuk sukses dalam segala hal. Aku hampir menangis saat itu kalau
tidak ingat saat ini mau berangkat sekolah. Aku tersenyum dan mencium tangan mama....
Sepulang sekolah aku membeli rokok sesuai saran mama. Kali ini aku pulang siang, dan kulihat
papa belum pulang. Akhirnya kuputuskan untuk tidur dahulu karena memang kepalaku sedang
pusing, mungkin banyak pikiran.

Malamnya aku memberikan rokok itu pada papa. Setelah kuberikan, aku memeluknya erat-erat
dan berkata, "Pa doakan aku sukses selalu dan bisa jadi anak yang berbakti untuk papa-mama
yaa.." Papa hanya diam dalam pelukanku, dan tak terasa air mataku jatuh membasahi bajunya.

Mama melihat kejadian itu dan tersenyum


Aku sayang papaku..Aku juga sayang mamaku,,Aku sayang mereka melebihi apapun yang ada.

Anda mungkin juga menyukai