Anda di halaman 1dari 4

Evolusi Media*

(Materi diambil dan diterjemahkan secara bebas dari buku

Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology

oleh Joseph Straubhaar,Robert LaRose,Lucinda Davenport)

Perkembangan media komunikasi bisa dilihat berdasar perspektif tiga tahap

pertumbuhan ekonomi, yaitu masyarakat tani, masyarakat industri, dan masyarakat

informasi (Belt:1973, Dizard: 1990).

Masyarakat Pratani

Dalam masyarakat pratani sebagian besar orang tinggal dalam kelompok kelompok

kecil sebagai pemburu dan pengumpul. Budaya-budaya ini bergantung pada bahasa

lisan bukan bahasa tulisan dalam mentransmisi tradisi mereka dari generasi ke

generasi. Tradisi lisan ini terus hidup dalam masyarakat kontemporer. Contohnya di

kalangan mereka yang buta huruf dan tidak mampu membaca buku, surat kabar, atau

rambu-rambu jalan yaitu para tunawisma yang hidup dari memburu dan

mengumpulkan barang-barang di wilayah perkotaan (Dordick, 1997).

Masyarakat Tani

Dalam ekonomi agrikultural sebagian besar pekerjaan berasal dari pertanian atau

ekstraksi sumber-sumber kekayaan alam. Contohnya penambang dan penangkap ikan.

Masyarakat tani lebih menetap dan lebih kompleks dibanding masyarakat pratani

sehingga anggota masyarakat memiliki perhatian yang lebih baik terhadap

komunikasi. Masyarakat-masyarakat tani pada masa awal membawa bahasa tulisan

dalam kehidupan. Dalam masyarakat-masyarakat ini komunikasi merupakan sebuah

fungsi khusus (seperti pengobatan, pengajaran, atau pembuatan lilin) sebab


sebagian besar orang, baik itu petani atau pun bangsawan, tidak bisa membaca atau

menulis. Orang-orang pertama yang ahli dalam bidang surat-menyurat, penyimpanan

catatan, dan penyalinan manuskrip biasanya adalah anggota ordo-ordo keagamaan

dan kelas-kelas pedagang. Dengan banyaknya populasi yang buta aksara maka

pembawa pesan yang memiliki kemampuan mengingat pesan-pesan lisan yang panjang

merupakan ahli-ahli komunikasi yang sangat dihargai.

Media massa utama dalam masyarakat ini adalah buku yang disalin dengan tulisan

tangan tapi sirkulasinya terbatas. Buku seperti ini menyita banyak tenaga dan kelas-

kelas yang berkuasa kerap kali tidak mau mengekspos ide-ide baru secara besar-

besaran melalui membaca. Karenanya sebagian besar buku dibuat untuk kelas elit

yang melek aksara yaitu para sarjana dan pendeta. Masyarakat-masyarakat

agrikultur dan komunikasi tertulis bisa ditelusuri sejak masa Sumeria kuno sekitar

4000 SM. Hingga 1900-an Amerika masih berada dalam ekonomi agrikultural dimana

pekerjaan di bidang pertanian paling menonjol. Kini hanya 2% dari penduduk

Amerika yang hidup dari pertanian. Meskipun demikian banyak negara-negara

berkembang yang berada dalam tahap ekonomi agrikultural.

Masyarakat Industri

Meskipun Revolusi Industri ditandai dengan penemuan mesin uap oleh Thomas

Newcomen di tahun 1712, publikasi Injil Gutenberg di tahun 1445 menjadi titik yang

penting di bidang komunikasi. Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg meningkatkan

perkembangkan kecepatan produksi buku. Ribuan kopi buku yang persis dengan

aslinya bisa dicetak dengan biaya yang relatif murah dan jumlah pembaca pun

berkembang pesat seiring banyaknya buku yang dicetak.


Revolusi Industri memperluas metode produksi massal Gutenberg dengan cara

“memabrikkan” semua jenis barang. Produksi industri yang terpusat di kota-kota

besar memicu migrasi massal dari desa ke kota dan dari pekerjaan di bidang-bidang

pertanian ke manufacturing. Tahun 1910, Amerika telah menjadi masyarakat

industri. Pekerjaan pabrik telah menyalib pekerjaan di bidang pertanian untuk

pertama kalinya.

Industrialisasi juga mendorong maraknya melek aksara dengan munculnya beragam

persyaratan dalam pekerjaan yang lebih kompleks dan tuntutan gaya hidup

perkotaan. Di tahun 1830-an, urbanisasi, melek aksara, dan kebutuhan untuk

mengiklan produk-produk pabrikan baru dalam skala besar membuka jalan munculnya

media massa sejati kali pertama dengan terbitnya Penny Press. Segera, metode-

metode industrial diterapkan untuk mempercepat dan mengekonomisasi proses

percetakan dan untuk mencipta hiburan-hiburan baru bagi masyarakat-masyarakat

kota yang meliputi radio, film, dan televisi.

Masyarakat Informasi

Pekerja-pekerja informasi sudah ada bahkan pada masa pratani, yaitu para

pencerita dan shaman. Paling tidak hingga tahun 1900, ketika Amerika masih

merupakan masyarakat tani, hanya 10% dari penduduknya yang merupakan pekerja

informasi. Ketika tahun 1950 Amerika masih menjadi masyarakat industri, proporsi

ini meningkat menjadi 30%. Tahun 1960 merupakan titik di mana pekerjaan

informasi mendominasi dunia kerja dan menandai transisi kepada masyarakat

informasi. Kini angkanya mencapai setengah dari pekerja, belum termasuk

tumbuhnya sejumlah pekerja retail, pabrik, dan pertanian yang menghabiskan waktu

mereka di depot-depot komputer.


Karena media merefleksikan status ekonomi masyarakat-masyarakat yang

menggunakannya, tidaklah mengejutkan bila medium yang dominan dalam masyarakat

informasi adalah medium yang membantu untuk mencipta, menyimpan, dan memroses

informasi: KOMPUTER. Konversi semua media ke dalam bentuk-bentuk computer

yang bisa dibaca adalah penggerak konvergensi media lama untuk meninggalkan era

industri melalui media komputer. Media komputer mentransformasi kehidupan media

massa dengan cara-cara lain, menyediakan interaktivitas dan multimedia,

memungkinkan bentuk-bentuk produksi baru seperti animasi komputer dan peluang

membuat priduk-produk ini sesuai dengan segmen-segmen audiens tertentu bahkan

sesuai dengan selera pribadi.

Anda mungkin juga menyukai