Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ia wajib


dilakukan sekali seumur hidup, berdasarkan firman Allah :
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barang siapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya
Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam" (Ali
Imran: 97).

Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:


"Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang haq melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa
Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan menunaikan haji ke
Baitullah"(Muttafaq Alaih).

Haji diwajibkan dengan lima syarat:


1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu

Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu


adanya mahram yang pergi bersamanya.Sebab haram hukumnya
jika ia pergi haji atau safar (bepergian) lainnya tanpa
mahram,berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam :
"Tidak (dibenarkan seorang) wanita bepergian kecuali dengan
mahramnya"(Muttafaq Alaih). Jika seorang wanita pergi haji tanpa
mahram maka ia berdosa tetapi hajinya tetap sah.

Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka


haram atasnya sebelas perkara sampai ia keluar dari ihramnya
(tahallul) :
1. Mencabut rambut
2. Menggunting kuku
3. Memakai wangi-wangian
4. Membunuh binatang buruan (darat, adapun bina-tang laut maka
dibolehkan)
5. Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa
bagi wanita)
6. Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel
(bagi laki-laki),seperti peci, penutup kepala, surban, topi dan
yang sejenisnya
7. Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita)
8. Melangsungkan pernikahan
9. BersetubuhBercumbu (bermesraan) dengan syahwat

1 | Halaman
10. Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu.
Orang Yang Melakukan Hal-hal Yang Dilarang Memiliki Tiga
Keadaan:
1. Ia melakukannya tanpa udzur (alasan), maka ia berdosa dan
wajib membayar fidyah (tebusan)
2. Ia melakukannya untuk suatu keperluan, seperti memotong
rambut karena sakit. Perbuatannya ter-sebut dibolehkan, tetapi
ia wajib membayar fidyah
3. Ia melakukannya dalam keadaan tidur, lupa, tidak tahu atau
dipaksa. Dalam keadaan seperti itu ia tidak berdosa dan tidak
wajib membayar fidyah.

Orang yang melakukan pelanggaran itu boleh memilih salah satu


daripadanya:

1. Menyembelih kambing (untuk dibagikan kepada orang-orang


fakir miskin dan ia tidak boleh memakan sesuatu pun
daripadanya)
2. Memberi makan enam orang miskin, masing-masing setengah
sha' makanan. (setengah sha' lebih kurang sama dengan 1,25
kg)
3. Berpuasa selama tiga hari.

Haji ada tiga jenis :

• tamattu'
• qiran, dan
• ifrad.

Yang paling utama adalah haji tamattu', karena perintah Nabi


terhadapnya. Haji tamattu' yaitu ia melakukan ihram dengan niat
umrah saja pada bulan haji, setelah selesai melakukannya ia lalu
melakukan ihram dengan niat haji pada hari Tarwiyah (tanggal 8
Dzul Hijjah, pen.). Haji ifrad yaitu ia melakukan ihram dengan niat
haji saja, ketika sampai di Makkah ia melakukan thawaf
qudum,kemudian langsung melakukan sa'i haji setelah thawaf
qudum .Haji qiran yaitu ia melakukan ihram dengan niat umrah dan
haji sekaligus. Pekerjaan orang yang menunaikan haji qiran sama
dengan pekerjaan haji ifrad , kecuali dalam dua hal :

1. Niat. Orang yang melakukan haji ifrad hanya meniatkan haji saja,
sedangkan orang yang menunaikan haji qiran meniatkan untuk
umrah dan haji (secara bersamaan).
2. Hadyu (menyembelih kurban). Orang yang menunaikan haji qiran
wajib menyembelih kurban, sedangkan orang yang menunaikan
haji ifrad tidak wajib hadyu (menyembelih kurban).

2 | Halaman
BAB II
PEMBAHASAN

A. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji


 Syarat Haji
1. Islam
2. Akil Balig
3. Dewasa
4. Berakal
5. Waras
6. Orang merdeka (bukan budak)
7. Mampu, baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah
bagi keluarga yang ditinggal berhaji

 Rukun Haji
Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan
dalam berhaji. Rukun haji tersebut adalah:
1. Ihram
2. Wukuf di Arafah
3. Tawaf ifâdah
4. Sa'i
5. Mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian
6. Tertib
Rukun haji tersebut harus dilakukan secara berurutan dan
menyeluruh. Jika salah satu ditinggalkan, maka hajinya tidak sah.

 Wajib Haji
1. Memulai ihram dari mîqât (batas waktu dan tempat yang
ditentukan untuk melakukan ibadah haji dan umrah)
2. Melontar jumrah
3. Mabît (menginap) di Mudzdalifah, Mekah
4. Mabît di Mina
5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan)
Jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap
sah, namun harus membayar dam (denda).

B.Pelaksanaan Ibadah Haji (Manasik Haji)


Tata cara manasik haji adalah sebagai berikut :
1. Melakukan ihram dari mîqât yang telah ditentukan
Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan
melakukan mandi sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan
berniat haji dengan mengucapkan Labbaik Allâhumma hajjan, yang
artinya "aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah, untuk
berhaji".
Kemudian berangkat menuju arafah dengan membaca talbiah
untuk menyatakan niat:

3 | Halaman
Labbaik Allâhumma labbaik, labbaik lâ syarîka laka labbaik, inna al-
hamda, wa ni'mata laka wa al-mulk, lâ syarîka laka
Artinya:

“Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu; Aku


datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang; Sesungguhnya segala
pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan, adalah milik
Engkau; tiada sekutu bagi-Mu.”
2. Wukuf di Arafah
Dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, waktunya dimulai
setelah matahari tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari
menyembelih kurban) tanggal 10 Zulhijah.
Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
shalat jamak taqdim dan qashar zuhur-ashar, berdoa, berzikir
bersama, membaca Al-Qur'an, shalat jamak taqdim dan qashar
maghrib-isya.
3. Mabît di Muzdalifah, Mekah
Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum
terbit fajar. Disini mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70
butir untuk melempar jumrah di Mina, dan melakukan shalat subuh
di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina.
Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harâm (monumen
suci) atau Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198),
dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah menyingsing.
4. Melontar jumrah 'aqabah
Dilakukan di bukit 'Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah, dengan
7 butir kerikil, kemudian menyembelih hewan kurban.
5. Tahalul
Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai
mengerjakan amalan-amalan haji.
Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah
'aqobah, dengan cara mencukur/memotong rambut sekurang-
kurangnya 3 helai.
Setelah tahalul, boleh memakai pakaian biasa dan melakukan
semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan
seks.
Bagi yang ingin melaksanakan tawaf ifâdah pada hari itu
dapat langsung pergi ke Mekah untuk tawaf. Dengan membaca
talbiah masuk ke Masjidil Haram melalui Bâbussalâm (pintu salam)
dan melakukan tawaf. Selesai tawaf disunahkan mencium Hajar
Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam
Ibrahim, berdoa di Multazam, dan shalat sunah 2 rakaat di Hijr
Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram).
Kemudian melakukan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa,
dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwa. Lalu
dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu mencukur/memotong
rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dilarang selama ihram
telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali halal untuk

4 | Halaman
dilakukan.
Selanjutnya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk
mabît di sana.

6. Mabît di Mina
Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk
berpuasa), yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang
pada hari-hari tasyrik itu melontar jumrah ûlâ, wustâ, dan 'aqabah,
masing-masing 7 kali.
Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina
tanggal 12 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah
dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah saja. Tetapi bagi yang
menghendaki nafar sânî atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada
tanggal 13 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah
dilakukan selama tiga hari (11, 12, dan 13 Zulhijah).
Dengan selesainya melontar jumrah maka selesailah seluruh
rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Mekah.
7. Tawaf ifâdah
Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifâdah ketika berada di
Mekah, maka harus melakukan tawaf ifâdah dan sa'i. Lalu
melakukan tawaf wada' sebelum meninggalkan Mekah untuk
kembali pulang ke daerah asal.

C.Macam-macam Haji
1. Haji ifrâd
Haji ifrâd yaitu membedakan ibadah haji dengan umrah.
Ibadah haji dan umrah masing-masing dikerjakan tersendiri.
Pelaksanaannya, ibadah haji dilakukan terlebih dulu, setelah selesai
baru melakukan umrah. Semuanya dilakukan masih dalam bulan
haji.
Cara pelaksanaannya adalah:

 ihram dari mîqât dengan niat untuk haji


 ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah
2. Haji tamattu'
Haji tamattu' adalah melakukan umrah terlebih dulu pada
bulan haji, setelah selesai baru melakukan haji.
Orang yang melakukan haji tamattu' wajib membayar hadyu
(denda), yaitu dengan menyembelih seekor kambing. Jika tidak
mampu dapat diganti dengan berpuasa selama 10 hari, yaitu 3 hari
selagi masih berada di tanah suci, dan 7 hari setelah kembali di
tanah air.Cara pelaksanaannya adalah:

 ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah


 melaksanakan haji setelah selesai melaksanakan semua amalan
umrah
3. Haji qirân
Haji qirân adalah melaksanakan ibadah haji dan umrah secara
bersama-sama. Dengan demikian segala amalan umrah sudah

5 | Halaman
tercakup dalam amalan haji. Cara pelaksanaannya adalah :
a. ihram dari mîqât dengan niat untuk haji dan umrah sekaligus
b. melakukan seluruh amalan haji

D.Haji Akbar dan Haji Mabrur


Haji akbar (haji besar)
Istilah haji akbar disebut dalam firman Allah SWT pada surah
At-Taubah: 3 yang artinya:
“Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya
kepada manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah
dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin...”
Ada beberapa pendapat ulama tentang haji akbar, yaitu haji akbar
adalah:
• haji pada hari wukuf di Arafah
• haji pada hari nahar
• haji yang wukufnya bertepatan dengan hari jum'at
• ibadah haji itu sendiri beserta wukufnya di Arafah
Namun pendapat yang paling masyhur adalah pendapat yang
menyatakan bahwa haji akbar adalah haji yang wukufnya jatuh
pada hari jum'at.
Ada haji besar, ada pula haji asgar (haji kecil) yang merupakan
istilah lain untuk umrah.
Haji mabrur
Haji mabrur adalah ibadah haji seseorang yang seluruh
rangkaian ibadah hajinya dapat dilaksanakan dengan benar, ikhlas,
tidak dicampuri dosa, menggunakan biaya yang halal, dan yang
terpenting, setelah ibadah haji menjadi orang yang lebih baik.
Balasan bagi orang yang mendapat haji mabrur adalah surga.
Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah yang artinya :
“Umrah ke satu ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara
keduanya, dan haji mabrur ganjarannya tiada lain kecuali
surga.”(HR Bukhari dan Muslim)

E. Hukum Ibadah Haji


Ibadah haji wajib dilaksanakan demikian pula umrah, sekali
seumur hidup atas setiap muslim, baligh, berakal sehat, merdeka
lagi mampu. Allah SWT berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya
terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggung mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. "
(QS. Ali'Imran; 96-97).

6 | Halaman
F. Umrah
Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Setiap orang yang
melakukan ibadah haji wajib melakukan umrah, yaitu perbuatan
ibadah yang merupakan kesatuan dari ibadah haji. Pelaksanaan
umrah ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-
Baqarah: 196 yang artinya "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan
umrah karena Allah..."
Mengenai hukum umrah, ada beberapa perbedaan pendapat.
Menurut Imam Syafi'i hukumnya wajib. Menurut Mazhab Maliki dan
Mazhab Hanafi hukumnya sunah mu'akkad (sunah yang
dipentingkan). Umrah diwajibkan bagi setiap muslim hanya 1 kali
saja, tetapi banyak melakukan umrah juga disukai, terlebih jika
dilakukan di bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan pada hadist Nabi
SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya "Umrah di
dalam bulan Ramadhan itu sama dengan melakukan haji sekali".
Pelaksanaan umrah
Tata cara pelaksanaan ibadah umrah adalah :
1. Mandi
2. Berwudhu
3. memakai pakaian ihram di mîqât
4. shalat sunah ihram 2 rakaat
5. niat umrah dan
6. membaca Labbaik Allâhumma 'umrat(an), artinya : “Aku datang
memenuhi panggilan-Mu ya Allah, untuk umrah), membaca
talbiah serta doa, memasuki Masjidil Haram, tawaf, sa'i, dan
tahalul.”
Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah
Syarat untuk melakukan umrah adalah sama dengan syarat
dalam melakukan ibadah haji. Adapun rukun umrah adalah:
1. Ihram
2. Tawaf
3. Sa'i
4. Mencukur rambut kepala atau memotongnya
5. Tertib, dilaksanakan secara berurutan
Sementara itu wajib umrah hanya satu, yaitu ihram dari mîqât.

G. Amalan-Amalan Haji dan Umrah


1. Mîqât
Mîqât adalah batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji
dan umrah. Mîqât terdiri atas mîqât zamânî dan mîqât makânî.
Mîqât zamânî adalah kapan ibadah haji sudah boleh
dilaksanakan.
Berdasarkan kesepakatan para ulama yang bersumber dari sunah
Rasulullah SAW, mîqât zamânî jatuh pada bulan Syawal, Zulkaidah,
sampai dengan tanggal 10 Zulhijah.
Mîqât makânî adalah dari tempat mana ibadah haji sudah boleh
dilaksanakan.
Tempat-tempat untuk mîqât makânî adalah:

7 | Halaman
• Zulhulaifah atau Bir-Ali (450 km dari Mekah) bagi orang yang
datang dari arah Madinah
• Al-Juhfah atau Rabiq (204 km dari Mekah) bagi orang yang
datang dari arah Suriah, Mesir, dan wilayah-wilayah Maghrib
• Yalamlan (sebuah gunung yang letaknya 94 km di selatan
Mekah) bagi orang yang datang dari arah Yaman
• Qarnul Manazir (94 km di timur Mekah) bagi orang yang datang
dari arah Nejd
• Zatu Irqin (94 km sebelah timur Mekah) bagi orang yang datang
dari arah Irak

2. Ihram
Ihram ialah niat melaksanakan ibadah haji atau umrah dan
memakai pakaian ihram. Bagi laki-laki, pakaian ihram adalah dua
helai pakaian tak berjahit untuk menutup badan bagian atas dan
sehelai lagi untuk menutup badan bagian bawah. Kepala tidak
ditutup dan memakai alas kaki yang tidak menutup mata kaki. Bagi
wanita, pakaian ihram adalah kain berjahit yang menutup seluruh
tubuh kecuali wajah.
Sunah ihram adalah memotong kuku, kumis, rambut ketiak,
rambut kemaluan, dan mandi. Kemudian melakukan shalat sunah
ihram 2 rakaat (sebelum ihram), membaca talbiah, shalawat, dan
istighfar (sesudah ihram dimulai).
3. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dimulai dari
arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dan Ka'bah selalu ada di
sebelah kiri (berputar berlawanan arah jarum jam). Syarat tawaf
adalah:
1. Suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis
2. Menutup aurat
3. Melakukan 7 kali putaran berturut-turut
4. Mulai dan mengakhiri tawaf di tempat yang sejajar dengan
Hajar Aswad
5. Ka'bah selalu berada di sisi kiri
6. Bertawaf di luar Ka'bah
Sedangkan sunah tawaf adalah:
1. Menghadap Hajar Aswad ketika memulai tawaf
2. Berjalan kaki
3. al-idtibâ, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah
ketiak tangan kanan dan kedua ujungnya di atas bahu kiri
4. Menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat ketika mulai
tawaf
5. Niat.
Niat untuk tawaf yang terkandung dalam ibadah haji
hukumnya tidak wajib karena niatnya sudah terkandung
dalam niat ihram haji, tetapi kalau tawaf itu bukan dalam
ibadah haji, maka hukum niat tawaf menjadi wajib, seperti
dalam tawaf wada' dan tawaf nazar.

8 | Halaman
6. Mencapai rukun yamanî (pada putaran ke-7) dan mencium
atau menyentuh Hajar Aswad
7. Memperbanyak doa dan zikir selama dalam tawaf
8. Tertib, dilaksanakan secara berurutan

BAB III
KESIMPULAN

Dengan menunaikan Ibadah Haji kita dapat memperoleh


banyak manfaat, beberapa manfaat ibadah haji adalah :

[1]. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah


Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada
yang diibadahi dengan haq, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-
satunya pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia.
Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya dan
tidak ada tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam
firman-Nya.
Artinya : ”Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah
untuk
Ibrahim dengan menyatakan ; "Janganlah engkau menyekutukan
Aku dengan apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang
yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud" [Al-Hajj : 26]

[2]. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah


Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda : "Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai
penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji
mabrur kecuali jannah" [HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun Nanzhirin
no. 1275]

[3]. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam


Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji)
kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan siapa
saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi
Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu

9 | Halaman
berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.

[4]. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Agar supaya mereka
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka" [Al-Hajj : 28]
Alah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan
muthlaq (secara umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa
penjelasan) karena banyaknya dan besarnya menafaat-manfaat
yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik duniawi maupun
ukhrawi.

[5]. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati


Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa
saling mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-
haq. Mereka datang dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan
dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala
yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka
saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain,
membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat
dunia akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat,
maslahat bimbingan, pengarahan dan dakwah ke jalan Allah.

[6]. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta'ala


Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka
bisa mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua,
dan di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing
serta memberi peringatan tentang apa yang mereka tidak ketahui
mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga
mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.

[7]. Menyebarkan Ilmu


Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada
saudara-saudaranya yang melaksanakan ibadah haji dan teman-
temannya seperjalanan, yang di mobil, di pesawat terbang, di
tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah kesempatan yang
Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan
ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi
haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan
As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari
kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Al-
Kitab dan As-Sunnah.

[8]. Memperbanyak Ketaatan


Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan
thawaf, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
Artinya : “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran
yang ada pada badan mereka ; hendaklah mereka
menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka
berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka'bah)” [Al-Hajj : 29]

10 | H a l a m a n
[9]. Berdo'a Kepada-Nya
Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh
merendahkan diri dan terus menerus berdo'a kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala, agar Dia menerima amal, membereskan hati
dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah
kepada-Nya ; agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban
dengan sifat yang Dia ridhai serta agar Dia menolong untuk berbuat
baik kepada hamba-hamba- Nya.

DAFTAR PUSTAKA

www.alsofwah.or.id

11 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai