A. Landasan Teori
1. Belajar Mengajar
dan objek dari kegiatan. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak
tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila
hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif,
halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan
7
8
keterlibatan individu anak didik, bila tidak ada anak didik atau objek,
siapa yang diajar. Hal ini perlu sekali guru sadari agar tidak terjadi
konsep pengajaran, guru yang mengajar dan anak didik yang belajar
adalah dwi tunggal dalam perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan
anak didik.
peranan itu itu paling tidak berusaha mengatur suasana kelas yang
kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar anak didik. Setiap kali
tidak akan pernah sepi dari kegiatan guru, semua kegiatan itu guru
banyaknya anak didik yang bermasalah, dalam belajar anak didik yang
lamban mencerna bahan yang diberikan oleh guru, ketiga tipe belajar
yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik. Akhirnya, bila hakikat
tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu. Menurut Suardi (2003: 187) ciri-ciri
tersebut meliputi : (1) memiliki tujuan, (2) ada suatu prosedur yang
(7) ada batas waktu untuk mencapai tujuan, dan (8) evaluasi.
kalau anak didik disuruh membaca dalam hati dan begitu seterusnya.
11
yang khusus.
didik dalam hal ini baik secara fisik maupun secara mental, aktif.
Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi tidak ada gunanya
melakukannya.
yang kondusif, guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi
dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik, guru (akan lebih
interaksi.
12
ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik
tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi langkah-
pelanggaran disiplin.
menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan, setiap tujuan akan
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
hal-hal berikut :
yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat
diharapkan, apa yang harus dinilai dan bagaimana penilaian itu harus
anak didik dapat dikategorikan sebagai anak didik yang berhasil, bisa
dilihat dari berbagai segi, bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti
14
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap anak didik
ada yang sedang dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi
daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah
(1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
daya serap anak didik memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Guru
harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
literasi tertentu.
speaking, reading dan writing. Tujuan lain yang diharapkan adalah untuk
sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar.
403).
1) Mendengarkan (listening)
2) Berbicara (speaking)
3) Membaca (reading)
4) Menulis (writing)
grammar atau tata bahasa dan kosakata. Dengan demikian tema yang
terpilihnya tema yang melibatkan kosa kata dan tata bahasa di dalam
jelas disini bahwa tindak tutur atau retorika hanyalah salah satu dari
wacana.
proses ini guru dapat mengamati banyak hal mulai dari pengetahuan
tingkat literasi dan perbedaan secara lisan dan tertulis yang mendasari
disajikan dalam bentuk matriks yang terdiri atas kolom kompetensi dasar,
kompetensi lain yang tidak dapat diajarkan secara tersendiri, dengan kata
(2) conversation gambits, (3) jenis dan struktur teks dan (4) contoh-
contoh teks.
merealisasi tindak tutur yang sering disebut speech act. Speech function
manusia, masyarakat dan bahasa merupakan tiga unsur yang terkait erat
satu sama lain bahkan tidak mungkin dipisahkan, dimana ada manusia,
unsur bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan ekspresi yaitu
tingkat literasi bahasa Inggris apa yang diharapkan dan dicapai oleh
lulusan SD, SMP dan SMA. Jadi ada standar kemampuan di setiap
ajar mereka para guru, pengajaran film kartun ini juga dapat dikatakan
buku tapi memang dalam pengajaran film ini ada cara tersendiri atau
menggunakan alat / media yang bisa dilihat oleh seluruh siswa agar siswa
itu dapat merespon dengan cepat dan pengajaran di media memiliki daya
tarik sendiri bagi anak-anak sehingga mereka mau belajar dengan senang.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk memilih jenis VCD film yang sesuai
berbeda dengan siswa SMP maupun SMA, mungkin dapat dilihat dari
mudah dan banyak kita jumpai, sekarang ini setiap sekolah pasti
DVD maka film tersebut dapat disajikan kepada siswa sebagai media
mengajarnya.
mempelajari kultur budaya mereka melalui gambar dan peran para tokoh-
tokohnya.
c. Jenis-jenis Film
pengelompokkannya.
1) Film fiksi adalah film yang dibuat dengan rekayasa semata. Film ini
sehari-hari dengan nama tokoh, cerita, setting yang tidak nyata atau
2) Film non fiksi adalah kisah nyata yang dibuat film. Film ini merupakan
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tetapi ada juga film non fiksi
yaitu :
anak-anak.
2) Film remaja adalah film yang ditonton oleh kalangan remaja biasanya
3) Film dewasa adalah film yang hanya boleh ditonton oleh orang yang
2) Film horor adalah film yang menyajikan lakon horor atau cerita yang
menyeramkan.
4) Film asing adalah film yang diproduksi oleh negara lain yang diimpor.
penonton, film dokumentasi, horor, dan film seri. Menurut usia terdapat
banyak macamnya seperti film kartun Tom and Jerry, Mickey Mouse,
anak-anak, alur cerita yang lucu dan para tokoh-tokohnya yang sangat
mereka, agar dalam kelas tercipta komunikasi yang sangat penting bagi
Disinilah peran audio visual terutama VCD film, yang dirasa sebagai
alternatif terbaik.
Media yang diambil ini adalah media VCD film kartun, dalam
VCD itu sendiri adalah video compact disc, pengertian dari film kartun
adalah sebuah film yang isi dan cerita tersebut merasa menyenangkan,
multimedia yang bisa kita jumpai di lingkungan kita sehari-hari. Hal ini
pada pasal 1 menyatakan bahwa “Film adalah karya cipta seni dan
tema dan gaya dalam karya seni dan sastra. Jika dahulu sastra
adalah sebuah film yang isi dan cerita tersebut merasa menyenangkan,
tertawa. Fungsi film kartun antara lain alat komunikasi massa yang
32
siswa.
diharapkan siswa dapat belajar tentang kata yang biasa digunakan native
siswa.
tokohnya.
kepada siswa.
34
guru dan siswa membahas tugas yang telah dikerjakan oleh siswa. Secara
a. Pra Pembelajaran
1) Guru mempersiapkan alat-alat dan media pembelajaran seperti :
computer/laptop, LCD Proyektor dan layar, serta film kartun
pilihan.
2) Guru menyiapkan Lembar Kerja.
3) Guru mengkondisikan siswa belajar dengan media baru (film
kartun).
b. Langkah-langkah Pembelajarannya :
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar.
2) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4
anak.
3) Guru memutarkan film kartun terpilih dan siswa menyaksikannya
dengan seksama.
4) Guru membagikan lembar kerja (berisi pertanyaan mengenai film
kartun tersebut).
5) Siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
35
8) Evaluasi.
9) Refleksi dan Penutup.
terlebih dahulu, begitu pula lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa.
Siswa disuruh mengamati hal penting dalam film, kemudian setelah selesai
dilakukan pada materi pembelajaran yang sama, begitu pula alokasi waktu dan
metode pembelajaran juga sama. Perbedaan terjadi pada sumber belajar dan
dengan alokasi waktu untuk satu pertemuan 2 x 35 menit yang disesuaikan dengan
yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol, berikut ini disajikan
kelompok eksperimen dan kontrol terletak pada sumber belajar berupa media
film kartun tweety and sylvester. Pembelajaran Bahasa Inggris pada kelompok
C. Kerangka Berpikir
Inggris sangat diperlukan teknik, cara dan langkah pengajaran bahasa Inggris
agar siswa dapat belajar dengan baik. Dalam memilih materi pengajaran bahasa
Inggris guru harus dapat memilih materi yang tepat untuk diberikan pada siswa
di kelas.
Inggris dapat memberikan stimulus / rangsangan pada siswa secara efektif dan
sehingga terjadilah: 1) proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif
kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan bahasa Inggris dalam diri siswa.
film kartun berbahasa Inggris dalam pengajaran bahasa Inggris, maka dapat
D. Hipotesis
melalui data yang terkumpul. Adapun Hadi (2001 : 63) hipotesis adalah
memperoleh prestasi bahasa Inggris yang lebih baik daripada siswa yang diajar