Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan kualitas diri individu, terutama dalam menentukan kemajuan

pembangunan suatu bangsa dan negara. Tingkat kemajuan suatu bangsa

tergantung kepadacara bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan

sumber daya manusia yang berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang

diberikan kepada calon penerus dan pelaksana pembangunan.

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang bertanggung jawab dan

berkompetensi penuh atas proses pendidikan. Lembaga pendidikan wajib

menye¬diakan berbagai fasilitas dan memenuhi kebutuhan peserta didiknya dalam

upaya mencapai tujuan pendidikan. Keluarga adalah merupakan lingkungan

pendidikan pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak

mendapat pengaruh, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan

tertinggiyang bersifat informal dan kodrat.

Sejak anak manusia yang pertama dilahirkan, telah dilakukan usaha-

usaha pendidikan. Pada saat itu, manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya

kendatipun dengan cara yang sederhana. Dengan kata lain, keluarga merupakan

lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri

sebagai mahluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan

1
2

interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku,

watak, moral dan pendidikan anak (Kartono, 1992).

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,

karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Bentuk pertama

dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua dikatakan pendidik

pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama

kalinya dan dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi

dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari.

Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga.

Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai

pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-

anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak. Akan tetapi banyak

orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak

merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak

disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi

sikap, perasaan, cara berpikir bahkan kecerdasan mereka.

Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu. Demikianlah

cara anak itu mereaksi terhadap lingkungannya. Ayah dan ibu dalam konteks

kehidupan keluarga yang ideal, merupakan sosok yang paling dekat dengan anak.

Ayah dan ibu merupakan pengambil peran utama sebagai orang tua untuk

mengasuh anak-anaknya. Terutama kedekatan anak terhadap ibu, karena ibunya

yang mendukung, melahirkan dan menyusui sehingga secara psikologis

mempunyai ikatan yang lebih dalam.


3

Keluarga bagi seorang anak merupakan lembaga pendidikan non formal

pertama, di mana mereka hidup, berkembang, dan matang. Di dalam sebuah

keluarga, seorang anak pertama kali diajarkan pada pendidikan. Dari pendidikan

dalam keluarga tersebut anak mendapatkan pengalaman, kebiasaan, ketrampilan

berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di samping itu keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak dengan berbagai

pengalaman sosial dan nilai moral. Keluarga merupakan lingkungan yang juga

ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam proses terbentuknya sikap,

selain lingkungan pendidikan sekolah dan masyarakat.

Pada dasarnya, semua orang tua menghendaki putra-putri mereka tumbuh

menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, dan terampil. Selain itu, banyak lagi

harapan lainnya tentang anak yang kesemuanya berbentuk sesuatu yang positif.

Pada posisi lain, setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara

baik dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berbakti pada orang tua, berguna

bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa bangsa-negara juga bagi agamanya serta

anak yang cerdas memiliki kepribadian yang utuh.

Orang tua yang sadar akan masa depan anak-anaknya akan mengarahkan

dengan cara yang baik dan benar, dihindarkan dari kesalahan dalam mengasuh

dan mendidik, baik kesalahan yang diperbuat oleh orang tuanya maupun oleh

lingkungan sekitanya. Orang tua mencoba sedapat mungkin membantu anak-anak

mereka agar memperoleh segala hal yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan

perkembangan dan pertumbuhannya. Orang tua bukan saja merasa tidak bahagia
4

karena jarang mempunyai waktu untuk bersama dengan anak-anak mereka, tetapi

mungkin ada yang merasa bahwa waktu bekerja khususnya yang ditujukan bagi

pemenuhan kebutuhan juga biasanya menuntut lebih banyak waktu dari pada yang

diberikan untuk anak mereka.

Berbagai ketidak serasian hubungan antara anak dan orang tua

mengakibatkan terjadinya gesekan-gesekan yang mengarah pada ketidak

harmonisan hubungan. Terjadinya krisis hubungan yang melibatkan antara orang

tua dan anak sebagian besar disebabkan karena ketidakbijaksanaan orang tua

dalam menerapkan pola asuh kepada anaknya. Untuk mencegah ketidak

harmonisan hubungan antara orang tua dan anak, sebagai orang tua harus

mengetahui bagaimana cara yang baik untuk membawa sang anak mencapai masa

depan dengan menempuh jalan yang terbaik.

Kondisi tersebut sering terjadi pada keluarga menengah ke bawah atau

kebanyakan karena minimnya pendidikan orang tua mempengaruhi pola asuh

terhadap anak-anak mereka. Betapa besarnya kecintaan tiap-tiap orang tua kepada

anaknya memang sukar untuk mencari tolok bandingnya. Segala sesuatu yang

mereka lakukan baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai sama sekali dengan

alam dan jaman adalah semata-mata demi kepentingan seorang anak. Kurangnya

perhatian orang tua terhadap anaknya yang sedang senang mengadakan

eksperimen, juga akan memupuk sifat negatif yang cenderung menjauhi arah

perkembangan ideal yang diharapkan.


5

Melihat pada latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul :

“POLA ASUH ANAK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

ORANGTUA di TK. KARTIKA KELOMPOK A dan KELOMPOK B DESA

KEDUNGBOTO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

TAHUN AJARAN 2010/2011”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah perlu dimunculkan , sebab di dalamnya mengungkap

permasalahan yang mungkin terjadi dari fenomena dalam suatu variable yang

akan diteliti. Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang di identifikasi

pada skripsi ini adalah :

1. Semakin berkembangnya pendidikan di Indonesia menyebabkan orang tua

mampu mengarahkan si kecil untuk dapat menghadapi tantangan ke depan.

2. Pola asuh yang digunakan untuk mendidik si anak mempengaruhi

bagaimana sikap perilaku si anak.

3. Tingkat pendidikan orang tua banyak sedikit mempengaruhi prestasi si

anak.

4. Taman kanak-kanak merupakan pondasi dasar dalam penerapan

pendidikan.
6

C. Pembatasan Masalah

Agar kajian teori ini tidak menyimpang dari fokus penelitian yang

dilakukan, maka dipandang perlu untuk diadakan pembatasan masalah.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orang tua berpendidikan tinggi

ke pada anak mereka yang duduk di Taman kanak-kanak.

2. Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang berpendidikan

rendah kepada anak mereka yang duduk di Taman kanak-kanak.

3. Lokasi penelitian dibatasi di TK Kartika kelompok A dan B Desa Kedung

Boto Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

permasalahan yang akan diteleti adalah:

1. Bagaimanakah pola asuh yang diterapkan orangtua

siswa yang berpendidikan rendah di TK. Kartika kelompok A dan B Desa

Kedung Boto Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal tahun ajaran

2010/2011.

2. Bagaimanakah pola asuh yang diterapkan orangtua siswa yang

berpendidikan tinggi di TK. Kartika kelompok A dan B Desa Kedung

Boto Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal tahun ajaran 2010/2011 .


7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orangtua siswa yang

berpendidikan rendah di TK. kelompok A dan B Desa Kedungboto

Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal tahun ajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orangtua siswa yang

berpendidikan tinggi di TK. kelompok A dan B Desa Kedungboto

Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal tahun ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis

maupun secara teoritis antara lain adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap

pengembangan teori dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pola asuh anak,

khusunya anak yang masih berada di jenjang Taman Kanak-kanak.

2. ManfaatPraktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi orang tua dan anak.
8

a. Bagi orang tua

Hasil ini dapat memberikan gambaran akan pentingnya tingkat pendidikan

orang tua dan pola asuh yang diterapkan pada anak, khususnya anak yang

masih duduk di jenjang pendidikan taman kanak-kanak.

b. Bagi anak

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran pentingnya kesadaran akan

pendidikan dan bentuk pola asuh yang digunakan orang tua kepada mereka.

c. Bagi peneliti

Penelitian yang dilakukan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan ,

karena diperoleh teori-teori baru yang diharapkan mendukung teori yang

berkaitan dengan pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anaknya

berdasarkan tingkat pendidikan orang tua itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai