lesi oral/esofagus, malabsorbsi gastrointestinal, peningkatan kecepatan metabolik, mual. 1. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan. 2. Pantau nilai laboraturium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit. 3. Pengelolaan nutrisi : a. Ketahui makanan kesukaan pasien b. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi c. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan. d. Timbang pasien pada interval yang tepat Pendidikan untuk pasien/keluarga 1. Ajarkan metode untuk perencanaan makan. 2. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal. 3. berikan informasi yang tepat tentang pengelolaan nutrisi. Aktivitas Kolaboratif 1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein. 2. Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi.
Gangguan membran mukosa mulut berhubungan dengan sistem imun
yang lemah, infeksi oportunistik (kandiasis, herpes) 1. Identifikasi zat yang menginfeksi seperti tembakau, alkohol, makanan, obat-obatan, suhu makanan yang ekstrem, dan bumbu makanan. 2. Restorasi Kesehatan mulut : a. Tentukan persepsi pasien tentang perubahan pada rasa, menelan, kualitas suara, dan kenyamanan. b. Pantau pasien setiap pergantian tugas jaga dari adanya kekeringan pada mukosa mulut c. Pantau efek terapeutik dan anastesi topikal, pasta perlindungan mulut, dan anlgesik sistemik atau topikal, sesuai dengan kebutuhan Aktivitas kolaboratif 1. Rundingkan dengan dokter menyangkut instruksi berkumur anti jamur atau anastesi topikal oral jika terdapat infeksi jamur. 2. konsultasikan dengan dokter jika terdapat tanda dan gejala glositis dan stomatis yang bertahan atau memburuk Aktivitas lain 1. Sediakan perawatan mulut sebelum makan atau sesuai dengan kebutuhan. 2. Rencanakan makan sedikit tetapi sering; pilih makanan yang lembut; dan sediakan makanan yang didinginkan atau dalam suhu ruang 3. cegah untuk merokok dan konsumsi alkohol
Resiko infeksi berhubungan dengan imunodefisiensi selular
1. Pantau tanda/gejala infeksi (misalnya, suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, dan malaise). 2. Kaji faktor yang menungkatkan infeksi ( misalnya, usia lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi). 3. Pantau hasil laboraturium 4. Amati penampilan praktik higiene pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi. 5. Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi faktor dilingkungan mereka, gaya hidup, dan praktik kesehatan yang meningkatkan resiko infeksi. 6. Pengendalian infeksi : a. Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan pasien b. Pertahankan teknik isolasi jika diperlukan c. Terapkan kewaspadaan universal d. Batasi jumlah pengunjung jika diperlukan Pendidikan untuk pasien/keluarga 1. Jelaskan kepada pasien atau keluarga mengapa sakit dan pengobatan meningkatkan risiko terhadap infeksi 2. Instruksikan untuk menjaga higiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi 3. Informasikan pada orang tua menngenai jadwal imunisasi untuk difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, parotitis, dan rubela. 4. Jelaskan alasan/keuntungan dan efek samping imunisasi Aktivitas kolaboratif 1. Rujuk pasien ke layanan sosial 2. Ikuti petunjuk pelaporan terhadap infeksi yang dicurigai 3. Rujuk ke lembaga layanan sosial mengenai pembiayaan imunisasi 4. berikan terap antibiotik bila diperlukan
Defisiensi aktivitas pengalihan berhubungan dengan sering/lamanya
penanganan medis, hospitalisasi dalam waktu lama, tirah baring yang lama 1. Kaji kemampuan fisik dan mental pasien untuk berperan dalam aktivitas. 2. Identifikasi ketertarikan pasien. 3. Pantau respon emosi, fisik, dan sosial terhadap aktivitas pengalihan 4. Pantau tingkat tanggung jawab yang diberikan kepada pasien 5. Kenalkan pasien dengan pasien lain yang telah berhasil mengatasi situasi serupa. 6. Bantu pasien untuk memilih aktivitas rekreasional yang tepat untuk meningkatkan kemampuan (misalnya fisik, psikologis, dan sosial) 7. Anjurkan keluarga, teman, dan orang yang berarti untuk berkunjung. Aktivitas kolaborasi Identifikasi sumber, relawan dan ahli terapi okupasi yang dapat membantu pasien dalam aktivitas rekreasional/di waktu luang.