Anda di halaman 1dari 13

A.

Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya semua manusia bersifat sosial, dalam arti bahwa tak seorang pun

di dunia ini yang ingin hidup menyendiri terpisah dari orang lain. Kecenderungan

manusia untuk berkelompok (gregariousness) sebenarnya telah menjadi sifat dasar

manusia. Hidup bersama, bermasyarakat bagi manusia sangat penting. Manusia tidak

mungkin dapat hidup sendiri secara berkelanjutan dan manusia baru dapat disebut

sebagai manusia yang sempurna apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan

manusia lain dalam masyarakat.

Naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama merupakan penyebab

terbentuknya kelompok sosial (social group). Kelompok sosial merupakan kesatuan-

kesatuan dari manusia yang hidup bersama, dengan hasrat yang sama, bekerja

bersama, berperasaan yang sama dan bertujuan yang sama. Melalui kelompok itulah

individu dapat memuaskan keseluruhan kebutuhan yang fundamental dan

memperoleh kesempurnaan yang besar dan melalui kelompok, manusia dapat

bersama-sama dalam usaha memenuhi sebagai kepentingannya.

Perkembangan masyarakat kota menyebabkan semakin kompleksnya kebutuhan

dalam masyarakat itu sendiri. Ini dikarenakan kota merupakan jantung perubahan

masyarakat karena perubahan informasi dan teknologi sangat cepat masuk dan

berkembang, yang mengakibatkan timbulnya berbagai jenis kegiatan di daerah

perkotaan. Weber menyatakan bahwa kota juga dipandang sebagai suatu tempat yang

bersifat cosmopolitan karena terdapat berbagai struktur sosial, gaya hidup,

kepribadian sosial dan sebagai sarana terjadinya perubahan sosial. Makin maju

masyarakat, makin kompleks keadaannya, makin banyak kebutuhan yang dituntut,


timbullah berbagai kelompok yang menampung berbagai spesialisasi kebutuhan.

Masing-masing kelompok memiliki isi dan tujuannya sendiri-sendiri sesuai dengan

kebutuhan yang ingin dipenuhi. Di dalam masyarakat Indonesia saat ini, orang bebas

memasuki kelompok sesuai dengan kebutuhan, baik mengenai kesukuannya,

pendapatnya, keyakinannya, agama, pandangan hidup, pekerjaan, tempat tinggal,

keturunan dan hobi.

Dikalangan remaja kelompok yang terbentuk lebih bervariasi, ini dikarenakan

dasar pembentukan kelompok semakin abstrak dan rasional salah satunya klub motor.

Klub motor adalah kelompok orang yang mempunyai motor. Klub motor biasanya

timbul dan berkembang di tempat-tempat ‘nongkrong’ yang strategis ataupun

ditaman-taman karena mereka membutuhkan tempat yang cukup luas untuk

berkumpul agar pada saat mereka berkumpul tidak mengganggu orang lain. Salah

satu faktor suburnya klub-klub motor karena mereka tidak terikat pada suatu tempat.

Klub Batusangkar Motor Ceper merupakan salah satu klub motor yang ada di

daerah Batusangkar. Klub ini muncul karena mereka memiliki hobi dan tujuan yang

sama. Sebelum klub BMC berdiri, banyak klub-klub motor yang lebih dulu terbentuk.

Tapi masih banyak juga klub-klub motor yang belum resmi atau dengan kata lain,

klub motor yang tidak memiliki surat izin dari Ikatan Motor Indonesia(IMI). Ikantan

Motor Indonesia merupakan alat pemerintah yang bekerja sama dengan Dinas

Perhubungan untuk mengkordinir semua klub-klub motor yang ada di Indonesia. IMI

memiliki cabang-cabang disetiap daerah.

Ketua IMI daerah Batusangkar, Hendri mengatakan bahwa sejak muncul hingga

sekarang klub-klub motor semakin bertambah. Perkembangan klub motor tidak hanya
dalam hal keanggotaan tetapi juga dalam kegiatannya. Klub ini yang semula hanya

sekedar untuk nongkrong menjadi semakin kompleks ketika mereka sering

melakukan touring dan mengikuti event-event. Hal ini menyebabkan waktu

berkumpul bagi klub ini semakin penting.

Banyak penelitian mengenai kelompok remaja, seperti penelitian Eni

AnggreiniEni Anggreini tentang “Komunitas Kogarasumaru di kota Padang”. Dalam

penelitian tersebut, Eni menemukan bahwa remaja yang menjadi anggota komunitas

breakdance mempunyai tujuan untuk menunjukkan identitas kolektif mereka kepada

lingkungan maupun masyarakat. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan

orang lain yang sebaya, menyebabkan remaja berusaha mengikuti barbagai atribut

yang sedan trend. Bentuk perwujudan ini beragam, dari yang mereka tampilkan

hingga bahasa yang dipakai. Unutk menunjukkan identitas ini ada upaya dan dampak

yang dilakukan oleh para remaja anggota komunitas breakdance tersebut. Berbeda

dari penelitian di atas tulisan ini mencoba mengangkat salah satu kelompok remaja

yaitu “klub Batusangkar Motor Ceper”. Alasan mengapa klub Batusangkar Motor

Ceper ini menarik diangkat. Pertama ‘klub Batusangkar Motor Ceper’ ini terdiri dari

orang-orang yang datang di lapangan Karang Taruna ini dimana setiap orang yang

datang ke lapangan ini mempunyai kepentingan berbeda tetapi tujuan sama. Kedua,

tempat berkumpul klub motor ini lapangan tempat biasa orang berolah raga. Ketiga,

hanya sekedar nongkrong, terbentuk klub Batusangkar Motor Ceper yang akhirnya

klub ini menjadi hal yang penting bagi mereka.dari penjelasan tersebut maka penulis

tertarik mengkaji mengenai klub Batusangkar Motor Ceper ini.


B. Batasan dan Rumusan Masalah

“Klub Batusangkar Motor Ceper” adalah suatu kelompok motor yang ada di

Kabupaten Tanah Datar. Kelompok ini terbentuk secara tidak sengaja di Lapangan

Karang Taruna Batusangkar dimana di lapangan tersebut banyak orang-orang yang

memiliki kebutuhan yang berbeda dan tujuan yang sama. Klub motor ini lahir dari

beberapa orang yang membuat bebrapa kesepakatan dan memliki kendaraan roda dua

(motor) yang ceper (motor yang divariasikan menjadi rendah/pendek dari

standarnya). Klub ini biasanya berkumpul pada hari Sabtu malam (malam Minggu).

Tujuan berkumpul setiap malam Minggu agar apabila ada ide-ide yang membuat klub

ini menjadi perhatian halayak ramai dan disegani klub motor lain. Klub ini juga

melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk menolong masyarakat yang terkena

musibah alam dan lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai klub

Batusangkar Motor Ceper ini dengan menfokuskan permasalahan penelitian pada: (1)

Faktor pendorong terbentuknya klub ‘Batusangkar Motor Ceper’ ini? Dan (2) Apa

saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan klub Batusangkar Motor Ceper?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor yang mendorong terbentuknya klub

Batusangkar Motor Ceper (BMC).

2. Untuk mengetahui kegiatan rutinitas yang dilakukan klub Batusangkar

Motor Ceper (BMC)


D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis penelitian ini dapat melahirkan karya tulis ilmiah

mengenai kelompok sosial yang ada dikalangan remaja.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

masukan semua pihak dan masukan bagi penulis yang mengkaji topik yang

sama.

E. Kerangka Teoritis

Kegiatan orang untuk bergabung atau berkelompok, tinggal bersama, dapat

diterangkan dengan “teori nilai tukar sosial” (social excharge theory) yang

dikemukakan o;eh John W. Thibaut dan Horald H. Kelley (1959). Alas an adanya

kelompok tergantung pada keikutsertaan dan kepuasan individu dalam mengisi

kelompok. Orang yang senang berkelompok cendrung selalu berkaitan dengan

kesenangan yang diperoleh dan kerugian atau biaya yang harus dikeluarkan. Seorang

anggota yang berpartisipasi dalam kelompok akan memperoleh sejumlah kesenangan,

bersenda gurau,membicarakan masalah yang mereka hadapi, saling membantu dan

sebagainya. Sedangkan kerugian atau biaya disni bisa berupa uang tetapi dapat juga

bukan uang, misalnya waktu, tenaga atau jasa-jasa yang lain. Seperti halnya anggota

yang bergabung kedalam “klub Batusangkar Motor Ceper” dimana setiap anggota

yang bergabung mempunyai motif yang berbeda dengan tujuan yang sama. Walau

untuk mencapai semua tujuan mereka itu, mereka harus dihadapi dengan habisnya

waktu, uang (biaya touring) dan lainnya.

Walter Robert Nord (1969) menyebut “teori nilai tukar sosial” dari “Thilbaut dan

Kelly dalam kontak sosial, penerimaan sosial nampak di dalam individu diterima oleh
anggota lain. Makin maju suatu masyarakat, makin kompleks keadaannya makin

banyak kebutuhan yang dituntut, timbul lah berbagai kelompok yang menampung

berbagai spesialisasi kebutuhan. Masing-masing kelompok memiliki isi dan

tujuannya sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Selain itu dapat juga dilihat dalam teori aksi (action theori) dari Parson, tindakan

individu mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma mengarahkannya dalam

memilih alternatif-alternatif cara dan alat memperbaiki tujuan. Kemampuan individu

untuk memillih tersebut disebut Parson sebagai voluntarisme. Lebih jelasnya

volutarisme adalah kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan

cara, alat dan sejumlah alternatif-alternatif yang tersedia dalam rangka mencapai

tujuannya. Seperti halnya tindakan seorang untuk masuk dan bergabung kedalam

suatu kelompok, mereka tidak hanya mempunyai pandangan atau penilaian tetapi

disamping itu, mereka mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapainya

seperti yang dikatakan Schultz factor saling menilai satu sama yang lainnya antara

individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok juga diperlukan untuk

terciptanya kerjasama sosial. Selain itu untuk mempertahankan keberadaannya “klub

Batusangkar Motor Ceper” memakai cara dari berbagai alternatif-alternatif yang

tersedia sehingga tujuan dan keinginan serta kebutuhan dari komunitas ini tetap

terlaksana.
F. Defenisi Konsep

a. Kelompok Sosial

Dikalangan ahli sosiologi, konsep kelompok dapat mempunyai berbagai

makna. Robert K Merton mendefinisikan kelompok sebagai sekelompok orang

yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan. Secara sosiologi

istilah kelompok mempunyai pengertian sebagai suatu kumpulan orang-orang

yang mempunyai hubungan dan berinteraksi dimana dapat mengakibatkan

tumbuhnya perasaan bersama. Melalui kelompok itulah manusia dapat bersama-

sama dalam usaha memenuhi kepentingannya (Syani. 1994:102). Sedangkan tiga

criteria objektif kelompok menurut Merton yaitu kelompok ditandai oleh sering

terjadinya interaksi; pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka sebagai

anggota dan pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota

kelompok.

Suatu kelompok sosial terbentuk karena adanya naluri manusia yang

selalu ingin hidup bersama. Manusia sejak dilahirkan di dunia ini mempunyai

kecenderungan atas dorongan nalurinya secara biologis untuk hidup berkelompok.

Adapun syarat suatu himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok

apabila:

1. setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian

dari kelompok yang bersangkutan.

2. Adanya hubungan timbale balik antara anggota kelompok yang satu dengan

anggota yang lain dalam kelompok itu.


3. Ada satu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu,

sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa

nasib yang sama, tujuan yang sama dan lai-lain.

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

b. Komunitas

Komunitas adalah suatu kelompok sosial dari beberapa organisma yang

berbagai lingkungan, umumnya mempunyai ketertarikan yang sama. Dalam suatu

komunitas, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,

sumber daya, prefensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

c. Klub Motor

Klub motor adalah kelompok orang yang mempunyai kendaraan roda dua

(motor). Klub motor biasanya memliki anggota yang mempunyai motor satu jenis,

bisa juga motor yang digunakan berasal dari satu perusahaan yang sama. Klub

motor yang pertama kali berdiri adalah klub motor lama (tahun pembuatan motor

tersebut sekitar tahun 1950-an), karena pendiri klub tersebut mempunyai tujuan

yang sama.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lapangan Karang Taruna Batusangkar Kabupaten

Tanah Datar, Sumatera Barat, karena di lapangan Karang taruna tempat anak-

anak klub motor berkumpul, salah satunya klub motor “Batusangkar Motor

Ceper (BMC)”. Di lapangan Karang Taruna ini juga tempat tongkrongan anak-

anak yang tinggal disekitar lapangan Karang Taruna.


2. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata terulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Menurut Bogdan dan Taylor metode penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati dengan

berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka mengenai dunia sekitar.

Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasan sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya. Jadi alasan dipilihnya pendekatan ini karena dipandang lebih

bisa mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

terbentuknya klub Batusangkar Motor Ceper dan apa saja kegiatan-kegiatan

yang harus dilakukan klub ini.

Tipe penelitian yang digunakan adalah melalui studi kasus dengan tipe

intrinsik. Studi kasus intrinsik adalah studi yang dilakukan karena ingin

mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu kasus khusus. Kasus ini

dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas atau

bahkan suatu bangsa. Kasus ini dapat pula berupa keputusan, kebijakan, proses

atau suatu peristiwa khusus tertentu. Beberapa tipe unit yang dapat diteliti

dalam bentuk studi kasus: individu-individu, aksi dan interaksi, peninggalan

atau artefak prilaku, setting atau peristiwa dan insiden tertentu. Dalam
penelitian ini studi kasus dapat digunakan dalam mengungkapkan secara

mendalam.

3. Informasi Penelitian

Informan adalah orang-orang yang dipilih sesuai dengan kepentingan

permasalahan dan tujuan penelitian. Pemilihan informan dilakukan dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu yang tujuannya adalah menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (konteks

sosial) serta menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan

teori yang akan dibangun, maka dari itu teknik pemilihan informan dilakukan

secara purposive sampling dimana informan ditentukan secara sengaja oleh

peneliti. Dimana yang menjadi informan ialah anggota Batusangkar Motor

Ceper (BMC) anggota awal, anggota yang mendirikan klub BMC serta anggota

yang baru bergabung ke dalam klub BMC.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan, maka untuk mengambil data dari lapangan

digunakan teknik observasi dan wawancara.

a. Observasi

Observasi adalah metode paling dasar untuk memperoleh informasi

tentang dunia sekitar. Observasi yang dipakai adalah observasi partisipan

yang merupakan kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca

indra mata sebagai alat bantu utamanya selain dari panca indra lainnya

seperti, telinga, penciuman, mulut dan kulit. Selain itu observasi partisipan
digunakan untuk memahami kualitas subjektif dan intersujektif dari

tindakan manusia yang spontan dan wajar sendiri, kemudian mencatat

prilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sekitarnya.

Observasi yang dilakukan melihat faktor yang mendorong untuk

terbentuknya klub motor BMC dan apa saja kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan klub ini.

b. Wawancara mendalam

Metode wawancara mendalam secara umum adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara sengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lama. Kekhasan wawancara mendalam adalah

keterlibatannya dalam kehidupan informan.

Pada pengumpulan data di lapangan peneliti menggunakan wawancara

yang tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap, unutk pengumpulan data yang pedoman wawancanya

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan. Wawancara dilakukan terhadap anggota awal disaat klub BMC

baru terbentuk, anggota senior, serta anggota baru. Ini bertujuan untuk

memperoleh data yang akurat dan terpercaya.


c. Studi pustaka dan dokumentasi

Penulis mencari dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Data sekunder tersebut

bisa berupa visual dan audio visual, baik dari pustaka, internet, majalah

maupun koran yang berhubungan dengan klub motor.

5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis secara terus menerus dengan

menggunakan model Interactive Model of Analysis (Milles dan Huberman,

1992). Seperti yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman:

a. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan

dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan kemudian data yang

ada direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-

hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya.

b. Penyajian data

Penyajian data (display data) dimaksudkan agar kemudian

memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari penelitian, dengan kata lain merupakan

pengorganisasian data yang lebih utuh.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang

proses penelitian berlangsung, sejak awal memasuki lapangan atau selama

proses pengumpulan data. Penelitian dialkukan dengan mencari makna dari


data yang dikumpulkan yaitu dengan mencari pola dan tema yang

dituangkan dalam kesimpulan.

Berdasarkan tahap-tahap di atas (reduksi data, dan penarikan

kesimpulan), saya selaku peneliti akan melukan penelitian ini yang mana

berawal dari observasi yang dilakukan. Data yang diperoleh dari observasi

tersebut dapat mengungkapkan secara mendalam mengenai “klub

Batusangkar Motor Ceper (BMC)”. Data yang diperoleh akan difokuskan

pada hal-hal yang dianggap penting kemudian didapatkan makna dan

nantinya akan dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang akhirnya akan

berbentuk skripsi mengenai “klub Batusangkar Motor Ceper(BMC)” (studi

kasus klub Batusangkar Motor Ceper (BMC) Kabupaten Tanah Datar).

Anda mungkin juga menyukai