Anda di halaman 1dari 23

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA SPRAIN ANKLE DENGAN


MODALITAS ULTRASOUND DAN
TERAPI LATIHAN

OLEH :
SUSI HARYATI
1
BAB I DAN BAB II
A. Deskripsi Kasus
Definisi
Menurut Tidy’s 1986, Sprain ankle adalah
merupakan gangguan atau kerusakan pada
bagian lateral sendi ankle akibat
peregangan yang melebihi batas normal
yang menyebabkan kerusakan pada
ligamen atau tempat melekatnya ligamen.

2
Anatomi
a. Tulang :
- Tulang Tarsalia
- Tulang Metatarsalia
- Tulang Phalanx
b. Otot
- otot dorsi – plantar flexi ankle
- otot inversi – eversi ankle
c. Saraf
- Nervus Sciaticus (L4 dan S3)
- Nervus Peroneus Comunis (L4 dan S2)

3
d. Persendian
- Articulatio antara Tibia dan Fibula
- Articulatio Tallo Crularis/Upper Unkle Joint
- Articulatio Tallo Calcaneus/Lower Ankle
Joint
- Articulatio Tallo Calcaneonaviculare
- Articulatio Calcaneo Cubuideum
- Articulare Cuneo Naviculare
- Articulare Inter Cuneiforme
- Articulatio Tarso Metatarsal
- Articulatio Metatarso Phalangeal

4
5
6
3. Etiologi
Penyebab sprain ankle yang terbanyak
adalah trauma atau adanya ruda paksa
langsung. Hal ini bisa terjadi apabila posisi
kaki belum siap sementara kaki
mendapatkan tekanan yang tiba-tiba
sehingga menyebabkan cedera pada
pergelangan kaki

7
4. Patologi
Patologi pada sprain derajat II yaitu
terjadi robekan pada sebagian ligamen
dengan adanya kerugian fungsional.
Tindakan terpenting dalam menghadapi
derajat II adalah melakukan proteksi,
memungkinkan penyembuhan sempurna
dan mencegah terjadinya kelemahan
yang menetap (permanen).

8
B. Deskripsi Problematika

1. Nyeri
2. Pembengkakan (Oedem)
3. Keterbatasan Gerak Sendi Ankle

9
C. Tujuan
1. US (Ultrasound)
- meningkatkan sirkulasi darah
- relaxasi otot
- meningkatkan permeabilitas membran
- meningkatkan kemampuan regenerasi
jaringan
- mengurangi rasa nyeri dan pengaruh
terhadap syaraf perifer

10
BAB III
PELAKSANAAN STUDI KASUS
A. Pengkajian Fisioterapi
(1) kognitif : memori jangka panjang dan pendek
serta atensi pasien baik, pasien dapat
melakukan instrukts/terapis dengan baik,
(2) intrapersonal : pasien memahami kondisi dan
keadaannya dengan baik selain itu, pasien
juga mempunyai motivasi yang tinggi untuk
sembuh,
(3) interpersonal : pasien dapat berkomunikasi
dengan baik terhadap terapis.
11
B. Tujuan Fisioterapi

 Jangka pendek :
 Mengurangi bengkak
 Mengurangi nyeri
 Meningkatkan luas gerak sendi ankle
 Jangka panjang :
 Melanjutkan program jangka pendek.
 Mengembangkan aktifitas fungsional pasien
(jongkok berdiri dan berjalan).

12
C. Pelaksanaan Terapi

1. Ultrasound
a. Pelaksanaan persiapan alat
b. Persiapan Penderita
c. Pelaksanaan
2. Terapi Latihan
a. Relex Passice Movement
b. Force Passive Movement
c. Free Active Movement
d. Streching

13
D. Pelaksanaan Fisioterapi
• Relex Passice Movement
• Penderita diposisikan tidur terlentang. Terapis berdiri di samping
penderita. Pelaksanaannya penderita tidur terlentang dan posisi
kaki lurus lalu terapis menggerakkan ankle pasien ke arah dorsi
fleksi plantar fleksi, inversi dan eversi yang diberikan sebanyak 4
sampai dengan 8 kali hitungan.

Gambar. a. Dorsi Flexi, b. Plantar flexi Gambar . a. inversi, b. eversi


14
b. Force Passive Movement
• Penderita diposisikan tidur terlentang. Terapis berada
disamping penderita. Pelaksanaannya penderita diminta
meluruskan kakinya lalu terapis memberikan bantuan
gerakan kearah dorsi fleksi plantar fleksi, eversi ankle
sebanyak 4 sampai dengan 8 kali hitungan

Gambar a. Dorsi flexi, b. plantar flexi Gambar eversi enkle


15
c. Free Active Movement
Penderita diposisikan tidur terlentang. Terapis berada disamping
penderita. Pelaksanaannya penderita diminta untuk meluruskan
kakinya dan terapis menyuruh penderita menggerakkan kakinya
ke arah dorsi fleksi, plantar fleksi, eversi dan inversi.

Gambar a. Dorsi flexi, Gambar 10, a. eversi,


b. plantar flexi b. inversi enkle

16
d. Streching
Penderita diposisikan tidur terlentang. Terapis berada disamping
penderita. Pelaksanaannya telapak tangan terapis memegang tumit
pasien sedangkan telapak kaki pasien di letakkan pada lengan
bawah terapis, tangan terapis yang satunya memfiksasi
pergelangan dan secara perlahan-lahan terapis memberikan
penggerakan ke arah gerak dorsi fleksi ankle dengan toleransi
penderita.

Gambar Gerakan dorsi flexi enkle

17
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
TABEL 1. EVALUASI DERAJAT NYERI DENGAN VDS

T1 T2 T3 T4 T5 T6
VDS
4/1/08 5/1/08 6/1/08 7/1/08 8/1/08 9/1/08
Nyeri 5 5 4 3 2 1
tekan
Nyeri 6 6 5 4 2 1
gerak

Nyeri 4 4 3 3 1 1
diam
18
Tabel 2. Bengkak dengan antropometry
Dari T1 T2 T3 T4 T5 T6
maleolus
ke distal
Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki

5 CM 23 26 23 25 23 25 23 24 23 24 23 23

10 CM 20 22 20 22 20 22 20 21 20 21 20 20

19
Tabel 3. LGS dengan Goniometer

LGS
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Ankle

S.5.10.0.35 S.5.10.0.45
Aktif S.5.0.10 S.5.0.15 S.5.10.0.20 S.5.10.0.30

S.5.10.0.35 S.5.10.0.45
Pasif S.5.0.15 S.5.0.20 S.5.10.0.25 S.5.10.0.35

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pasien dengan kondisi sprain ankle sinistra
menimbulkan permasalahan yaitu nyeri, oedem dan
keterbatasan luas gerak sendi ankle.
Fisioterapi memiliki peran yang sangat bermanfaat untuk
mencegah kecacatan dan untuk mengembalikan kapasitas
fisik dan kemampuan fungsional pasien. Untuk mengatasi
permasalahan seperti nyeri, oedem dan keterbatasan gerak
sendi ankle, fisioterapi dapat memberikan modalitas
fisioterapi berupa ultrasound dan terapi latihan.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pemberian
ultrasound dan terapi latihan secara intensif dan tepat yakni
relex passive movement, force passive movement, free
active movement, streching. Dimana nyeri dapat dikurangi
dengan modalitas ultrasound dan terapi latihan.

21
B. Saran
Kepada pasien dianjurkan agar menghindari
gerakan inversi dan plantar fleksi. Selama pasien di
rumah disarankan memakai elastis bandange selama
beraktifitas.
Untuk mendapatkan kepercayaan pasien terhadap
profesi fisioterapi diharapkan fisioterapi memiliki
pengetahuan yang memadai di samping kesungguhan
dalam memberikan pelayanan dan motivasi bagi pasien.
Untuk kalangan medis, khususnya bagian
rehabilitasi medik untuk melibatkan fisioterapi sejak awal
penatalaksanaan sprain ankle sehingga hasil yang
diperoleh dapat memenuhi harapan pasien.

22
23

Anda mungkin juga menyukai