Anda di halaman 1dari 12

Globalization of Trade and Finance ”Jan Aart Scholte”

Makalah ini ditulis


untuk memenuhi salah satu tugas individu
mata kuliah Globalisasi

Dosen Pembimbing:
Arry Bainus, Drs., M.A.
Dadan Suryadipura, S.IP
Deasy Silviyasari. S.IP

Disusun oleh :
Fanny Gunawan
170210060066

Universitas Padjadjaran
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Jatinangor 2008

0
INTRODUCTION

Pada dasarnya globalisasi politik dunia, diantara beberapa hal-hal, globalisasi


ekonomi. Seperti Ngaire woods menegaskan dilain tempat, politik dan ekonomi ialah
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan kedalam hubungan-hubungan sosial. Ekonomi
tidaklah menjelaskan segalanya, tetapi tanpa akun politik dunia tidaklah cukup untuk
menjelajahi dari dimensi ekonomi.

Untuk contoh, Milton Friedman, seorang peraih hadiah nobel dibidang ekonomi,
berkata bahwa ini memiliki kemungkinan untuk menghasilkan sebuah produk
dimanapun, mengunakan sumber daya dari mana saja, oleh perusahaan yang
berlokasi dimanapun, untuk dijual dimana saja’ (cited in Naisbitt 1994:19)
Seorang peneliti senior, menggambarkan intergrasi keuangan global baru saja
menandai dekade dari ‘ the end of geography’ (O’Brien 1992).

Badan global governance seperti Bank for International Settlement (BIS), the Group
of Eight A(G8), the international Monetary fund (IMF), the organization of economic
Co-operation and Development (OECD), the United Nations Conference on Trade and
Development (UNCTAD), the World Bank Group (WBG), and the World Trade
Organization (WTO) semuanya telah menaruh globalisasi ekonomi dalam ketinggian
dalam agenda-agenda mereka.1

Sementara itu banyak pula pergerakan sosial mereka mempunyai fokus kritik
globalisasi dalam aspek ekonomi pada prosesnya. Analisis mereka mempunyai
penggambaran globalisasi jaman sekarang dari perdagangan dan keuangan sebagai
sebab utama dari tingginya pengganguran, sebuah kemunduran umum dalam
standar pekerjaan, meningkatnya ketidakadilan, tingginya kemiskinan, berulang krisis
keuangan, degradasi lingkungan skala besar.

1
Scholte,Jan Aart,2001,”The Globalization of world politics” dalam John Baylis dan Steve Smith,eds.,The
Globalization of World Politics.An Introduction to International Relations 2 nd ed.,Oxford:Oxford
University Press. Hal 54

1
A globalisasi ekonomi

Globalisasi perdagangan dan keuangan, secara garis besar dapat dilihat dari
pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk. Diantaranya,
dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin mengglobal, yakni arus
perdagangan dan arus modal internasional. Oleh sebab itu, arus globalisasi dan arus
perdagangan serta investasi dunia berlangsung bersamaan. Yakni;
1. the crossing of borders
2. the opening of borders
3. the transcendence of borders

Cross-border transactions
keraguan terhadap globalisasi ekonomi muncul ketika para analis memahami
proses dalam bentuk meningkatnya pergerakan-pergerakan lintas batas diantara
negara-negara orang, barang-barang, uang, investasi, pesan, ide-ide. Dari
perspektid ini globalisasi lebih terlihat sebagai sama dengan internasionalisasi

Open-borders transactions
pada konsep kedua ini, globalisasi membawakan tidak sebuah perpanjangan
dari internasionalisasi, tetapi perubahan progresif restriksi kantor dalam transaksi
dari sumber-sumber diantara negara-negara.
Dan dunia menghasilkan dari open-borders, ialah perusahaan global mengantikan
perusahaan internasional, perdagangan global menggantikan perdagangan
internasional, uang global menggantikan uang internasional, keuangan global
menggantikan keuangan internasional. Dari perspektif ini, globalisasi merupakan
fungsi dari liberalisasi, yang mana komunikasi, instrument keuangan, aset-aset
perbaikan, dan orang-orang dapat menghitung seluruhnya ekonomi dunia bebas dari
peran kontrol negara.

Transborder transactions
Globalisasi berkenaan pada proses dengan jalan mana hubungan-hubungan
sosial memperoleh jarak kurang relatif dan kualitas borderless. Dalam pengunaan
globalisasi ini berkenaan kepada transformasi geografi yang mana batas-batas
teritorial menjadi semakin berkurang. Sedangkan globalisasi ekonomi ialah salah satu
pola produksi, pertukaran, dan komsumsi menjadi meningkat yang tidak

2
terpengaruhi oleh lintas dari jarak teritorial geografi dan batas teritorial.. globalisasi
ekonomi menyertakan pertumbuhan dari ekonomi lintas batas.

PERDAGANGAN GLOBAL

Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas


kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin
mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Dalam tingkat
globalisasi yang optimal arus produk dan faktor-faktor produksi lintas negara atau
regional akan selancar lintas kota di suatu negara atau desa di dalam suatu
kecamatan.2 Pada tingkat ini, seorang pengusaha yang punya pabrik di Kalimantan
Barat setiap saat bisa memindahkan usahanya ke Serawak atau Filipina tanpa ada
halangan, baik halangan logistik maupun halangan birokrasi dari pihak pemerintah
Malaysia atau Filipina maupun dari pemerintah Indonesia dalam urusan administrasi
seperti izin dan sebagainya.

Transborder production
Transborder production muncul ketika proses single secara luas menyebar
melewati pembubaran kedalam lokasi-lokasi kedua dan diantara negara-negara.
Kordinasi global hubungan pusat penelitian, unit-unit pola, kantor perbekalan, proses
pemasangan material, pembuatan pabrik-pabrik, titik akhir, lintas pertemuan,
operasi-operasi kontrol kualitas, pengiklanan dan pemasaran, kantor data-
pengolahan, sesudah pelanyanan menjual, dan seterusnya.
Transborder production yang utama sebagian besar mengembangkan manufaktur
tekstil, garmen, mesin motor, barang-barang dari kulit, artikel-artikel olah-raga,
mainan-mainan, produk-produk mata, konsumen elektronik, semi penghantar,
pesawat terbang, dan peralatan konstruksi.
Menurut Tanri Abeng, Transborder production di mana perusahaan berproduksi di
berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif.
Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

2
globalization." Encyclopædia Britannica. Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica,
2008.

3
Transborder product
Transborder product yang telah terkenal dibanyak negara seperti; Nescafe
(terjual dalam 200 macam diseluruh dunia), Heineken beer (minuman di hampir 170
negara), Kiwi shoe polish (telah digunakan di 200 negara), Nokia mobile phone
(digunakan lebih dari 130 negara), Thomas cook tourist bureaux (tersedia di 140
negara), American international group insurance policies (telah hadir di 130 negara),
program televisi Globo dari brazil (didistribusikan di 128 negara), dan majalah
keuangan Times (dicetak di 19 kota melintasi dunia), Marlboro country (yang hadir
di170 negara).

KEUANGAN GLOBAL

Keuangan global telah menarik perhatian dan perdebatan dalam globalisasi


masa kini, terutama mengikuti rentetan krisis di Amerika latin (1994-1995), Asia
(1997-1998), Russia (1998), Brazil (1999), Argentina (2001-2002).

Transplanetary money
Pembangunan dari produksi global dan pertumbuhan pasar global telah
mendorong setiap dan memfasilitasi oleh menyebarnya uang-uang global.
Tidak ada lembaran uang kertas yang lebih menglobal dibanding dalam kontek ini
dollar Amerika serikat. Kira-kira seperti penyebaran dollar diluar maupun didalam
amerika. Memang, dalam beberapa krisis finansial, uang global ini telah
diterlantarkan persoalan mata uang lokal di setiap hari kehidupan dari ekonomi
nasional, seperti dollarisasi yang terjadi di Amerika latin dan Eropa barat.
Dan dewasa kini sebagai perbandingan, pada tahun 1970, 90 persen dari transaksi
valas dipergunakan untuk perdagangan dan investasi.
Kini perdagangan valuta asing hampir tidak ada hubungannya dengan perdagangan
internasional. Pertumbuhan perdagangan valas itu sendiri menjadi sangat cepat.
Misalnya, pada tahun 1998 perdagangan valas sebesar US$ 1,49 trilyun, sementara
perdagangan barang dan jasa sebesar US$6,5 trilyun, atau hanya empat hari kerja
bagi perdagangan valas.

4
Transplanetary Banking
Globalisasi sebagian besar telah menyentuh bidang perbankan dalam bentuk-
bentuk;
1. pertumbuhan simpanan-simpanan lintas batas
2. datangnya pinjaman lintas batas
3. Ekspansi jaringan cabang lintas batas
4. muncul secara seketika transfer dana lintas dunia antar bank

selain itu transplanetary banking telah menghadirkan simpanan-simpanan dana


keuangan contoh kata Yen jepang yang disimpankan di kanada.

Transplanetary securities
Globalisasi telah mengubah tidak hanya perbankan, tetapi juga kondisi dari
pasar-pasar surat-surat berharga.
Pertama beberapa surat obligasi dan saham mereka sendiri telah menjadi secara
relatif terlepas dari ruang teritorial.
Kedua banyak teori penanam uang yang diperoleh dari peran lintas batas.
Ketiga antar hubungan elektronik dari tempat terjadinya perdagangan telah
menciptakana kondisi-kondisi dari tempat mana saja atau diwaktu kapan pun
transaksi surat-surat berharga.

Transplanetary derivatives
Produk derivatives ialah perjanjian, nilai yang mana bergantung dalam harga
dari sesuatu dibawah kebohongan modal atau keterangan-keterangan dasar kurs.
Derivatives terhubung kepada modal terlihat seperti barang tambang mentah dan
tanah. Dan prinsip yang mendasarinya ialah;
1. disebut masa depan atau ke depan, mengharuskan pembeli dan penjual
untuk memenuhi transaksi pada antisipasi waktu di masa yang akan datang
pada harga diatas persetujuan.
2. disebut opsi kebebasaan, memberikan bagian-bagian hak (tidak dengan
kewajiban) untuk pembeli atau penjual pada spesifikasi harga untuk
menetapkan periode dari jangka waktu pada tanggal akhir kontrak.

5
Keterusan dan perubahan globalisasi ekonomi

Globalisasi, yang terbayang mungkin adalah sebuah sistem yang mengatur


ekonomi dunia tanpa mengenal batas-batas negara ( borderless world). Sehingga
dimungkinkan adanya pertukaran modal, tenaga kerja, maupun komoditas-
komoditas berupa barang dan jasa antar negara secara bebas dengan tarif 0%. Itu
adalah bagian dari globalisasi. Sistem ini benar-benar memberikan kekuasaan pada
mekanisme pasar. Proteksi negara untuk berbagai sektor-sektor ekonomi sedikit
demi sedikit mulai dikurangi. Dalam memberikan pengertian mengenai liberalisasi
perdagangan ini, yaitu proses pengurangan dan pada akhirnya penghapusan semua
hambatan tarif dan non tarif secara sistematis antar negara sebagai mitra dagang.

Tantangan globalisasi tidak hanya menjadi momok bagi negara berkembang saja
tetapi negara maju juga mengalami ketakutan yang sama. Negara maju
menginginkan teknologi dan barang-barang yang dihasilkanya tidak terhambat untuk
menjamah pasar-pasar negara berkembang, tetapi sekaligus berusaha keras
menghambat agar produk-produk dari hasil industri padat karya negara berkembang
yang “terlalu murah” tidak bebas beredar dan menjamah pasar-pasar di negara maju
yang untuk selanjutnya menyaingi produk-produk dari negara maju. Walaupun dari
sisi kualitas, produk tersebut tidak kalah dengan komoditas negara maju.

Hambatan bagi negara berkembang untuk memasarkan produk-produknya di pasar


Internasional tidak hanya berhenti sampai disini. Berbagai macam standardisasi
diperkenalkan oleh negara maju lewat ISO, misalnya. Artinya, komoditas
perdagangan produk negara berkembang yang ingin masuk pasar-pasar negara
maju harus memenuhi aturan-aturan (mereka) yang telah ditetapkan. Itu semua
dilakukan negara maju untuk memproteksi negara maju agar produk-produk negara
berkembang tidak dengan mudahnya menyaingi produk-produk negara maju.

Pada abad ke-21 ini perdagangan valas berlangsung selama 24 jam, tidak pernah
tidur atau istirahat. Ketika Jakarta tutup pada jam 17.00, Mumbay masih aktif,
Frankfurt dan London mulai buka, dan 6 jam kemudian New York menyusul.
Perdagangan terus berlangsung tanpa henti. Ini akibat dari kemajuan alat
komunikasi yang sangat hebat selama 20 tahun terakhir, seperti telpon, facsimile,

6
internet, telpon genggam, dsb. Semua alat komunikasi itu, terutama komputer, terus
memutar uang ke seluruh dunia!

Mengapa bisa menjadi seperti ini? Nilai mata uang itu naik-turun, tidak ada yang
mampu meramalkan. Sebelum runtuhnya Sistem Bretton Woods tidak mungkin
terjadi seperti ini. Sekarang nilai mata uang ditentukan semata-mata oleh
mekanisme pasar, dan dengan demikian mengandung unsur volatile, orang setiap
kali main tebak apakah nilai mata uang tertentu naik atau turun. Karena tidak
menentu inilah, kedua, orang malah semakin bergairah untuk masuk dalam transaksi
valas. Pada dasarnya jual-beli valas ini nyaris tidak ada bedanya dari perjudian.
Keuntungan yang diraup dengan satu sentuhan tombol komputer, bisa sedemikian
besar. Tapi kerugian dahsyat juga bisa menimpa akibat sebuah klik petikus. Tidak
heran kalau Susan Strange, seorang pengamat terkenal di bidang keuangan
internasional, mengatakan bahwa dunia saat ini sedang dicengkeram oleh "casino
capitalism."

Selain itu globalisasi membawa pengaruh yang sangat besar dalam pola-pola
kehidupan manusia seperti contoh; gaya pakaian, makanan, serta hiburan yang
terasa lebih menyatu antara seorang yang berada di AS dengan seorang yang
berada di indonesia. Karena bagaimanapun hal ini sangatlah mengkhawatirkan
entitas diri dari seorang tersebut .

REVIEW

Globalisasi pada prinsipnya dijelaskan oleh dua kata kunci; interaksi dan
integrasi, yaitu interaksi ekonomi antar negara dan tingkat integrasinya. Interaksi
ekonomi mencakup arus perdagangan, produksi dan keuangan, sedangkan integrasi

7
berarti bahwa perekonomian lokal atau nasional setiap negara secara efektif
merupakan bagian tak terpisahkan dari satu perekonomian tunggal dunia. Karena itu
globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian
nasional dan lokal terintegrasi ke dalam satu perekonomian tunggal yang bersifat
global. Globalisasi tidak serta merta wujud, tetapi terdapat berbagai faktor yang
mendorong atau menyebabkan globalisasi.

Menurut Scholte, paling tidak terdapat empat penyebab terjadinya proses globalisasi.
Pertama, penyebaran rasionalisme sebagai kerangka pikir pengetahuan yang
dominan. Rasionalisme merupakan suatu konfigurasi umum tentang pengetahuan
yang meningkatkan penyebaran pemikiran global dan, melalui rasionalisme tersebut,
globalisasi menjadi tren yang lebih luas. Kerangka pikir pengetahuan itu menyangkut
(i) rasionalisme adalah sekular, bahwa realitas adalah dunia fisik, materi,
meniadakan daya-daya transenden; (ii) rasionalisme adalah antroposentris, bahwa
realitas dunia yang utama untuk kepentingan dan aktivitas manusia (keutuhan
lingkungan tidak diutamakan); (iii) rasionalisme mempunyai karakter ‘ilmuwan’,
bahwa fenomena yang dipahami melalui metode penelitian ‘objektif’ mempunyai
kebenaran yang tak dapat dibantah; (iv) rasionalisme adalah alat, bahwa
rasionalisme merupakan alat untuk manusia dalam memecahkan masalah secara
cepat. Kedua, perubahan-perubahan utama dalam perkembangan kapitalisme.
Kapitalisme adalah suatu struktur produksi dimana aktivitas ekonomi diorientasikan
pertama dan terutama kepada akumulasi surplus. Kapitalisme mendorong globalisasi
dalam empat cara:
1. global market (pasar global) untuk meningkatkan volume penjualan dan
mencapai skala ekonomi tertentu;
2. glabal accounting harga dan pertanggungjawaban beban untuk
meningkatkan keuntungan;
3. global sourcing untuk meminimalisasi biaya produksi; dan
4. global commodities sebagai tambahan saluran akumulasi.

Ketiga, inovasi-inovasi teknologi komunikasi dan pemrosesan data. Kemajuan di


bidang teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong komunikasi global,
transaksi finasial global, koordinasi produksi dan pemasaran global, dan aktivitas-
aktivitas global lainnya.

8
Keempat, konstruksi kerangka-kerja regulatory (peraturan) yang memungkinkan.
Regulasi yang menjadi motor penggerak globalisasi dalam empat cara:
1. standardisasi yang bersifat teknis dan prosedural;
2. liberalisasi pergerakan-pergerakan uang, investasi dan perdagangan lintas
batas negara;
3. jaminan hak-hak milik modal global; dan
4. legalisasi organisasi dan aktivitas global.

Senada dengan pendapat Scholte di atas, menurut Firdausy, ada tiga motor
penggerak dalam globalisasi ekonomi: pertama, liberalisasi yaitu liberalisasi aliran
modal dalam bentuk aliran uang yang menyertai perdagangan barang dan jasa,
penanaman modal asing dan investasi porto-folio. Kedua, privatisasi, karena secara
teoritis dan praktis dapat berfungsi dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi
secara lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan nasionalisasi. Kebijakan
privatisasi pertama sekali dicanangkan oleh Perdana Menteri Margareth Tatcher dari
Inggris pada tahun 1979 dan terbukti sukses. Ketiga, deregulasi yaitu pengurangan
berbagai kebijakan dan peraturan pemerintah yang tidak pro-pasar dan tidak pro-
efisiensi sehingga peran pemerintah adalah menciptakan iklim usaha yang kondusif
bagi para pelaku ekonomi dan bisnis.3

Menurut The Group of Lisbon (1995) sebagaimana dikutip oleh Firdausy, bentuk
globalisasi dapat dikategorikan menjadi tujuh jenis. Pertama, globalisasi keuangan
dan pemilikan modal melalui deregulasi pasar modal, mobilisasi modal internasional,
merjer dan akuisisi. Kedua, globalisasi pasar dan strategi ekonomi melalui integrasi
kegiatan usaha skala intersional, aliansi strategis, dan pembangunan usaha terpadu
di negara lain. Ketiga, globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta penelitian
dan pengembangan. Keempat, globalisasi sikap hidup dan pola konsumsi atau
globalisasi budaya. Kelima, globalisasi aturan-aturan pemerintah. Keenam, globalisasi
politik internasional. Ketujuh, globalisasi persepsi dan sosial budaya internasional. 4

Menurut Scholte, globalisasi paling tidak berhubungan dengan empat dimensi, yaitu
dimensi produksi, dimensi pemerintahan, dimensi komunitas, dan dimensi
pengetahuan. Pada dimensi produksi, globalisasi telah menimbulkan global kapital.
3
Firdausy. “Tantangan dan Peluang Globalisasi Bagi Perekonomian Nasional”. Dlm. Indonesia Menapak
Abad 21: Kajian Ekonomi Politik. Jakarta: Millenium Publisher, 2000. hal 24
4
Ibid hal 34

9
Kapital tidak saja menjadi komoditas, tetapi telah menjadi commodification.
Percepatan globalisasi telah memperluas skop commodifikation ke dalam tiga area.
Pertama, konsumerisme banyak berhubungan dengan produk global yang telah
memperluas bidang industri kapital. Merek-merek global (global branding) menjadi
incaran para konsumen global ini, seperti Sony, Armani, Michael Jackson, Coca-Cola,
dan lain-lain. Kedua, pertumbuhan skop kapital finansial. Perbankan global, sekuritas
global dan jenis-jenis bisnis global lainnya telah secara luar biasa meningkatkan
volume dan ragam instrument finansial. Ketiga, globalisasi juga telah menciptakan
keadaan-keadaan pertumbuhan besar dalam kapital komunikasi dan informasi. Pada
dimensi ini globalisasi juga mereorganisasi perusahaan secara global.

Selain itu globalisasi mendorong (i) peningkatan bentuk bangsa dari state-nation
(negara-bangsa) kepada ethno-nation, region-nation, dan transworld-nation; (ii)
munculnya identitas kolektif yang tidak didasarkan pada kerangka-kerja nasional; (iii)
menikatnya komunitas manusia kosmopolitan kepada komunitas manusia universal;
dan (iv) tumbuhnya identitas hibrida dan komunitas yang saling melengkapi dalam
politik dunia kontemporer. Globalisasi pada dimensi pengetahuan, disamping
meningkatnya rasionalime dengan berbagai atributnya seperti sekularisme,
antroposentrisme, saintisme, dan instrumentalisme, juga telah menumbuhkan
pengetahuan non-rasional, seperti revivalisme keagamaan, ekosentrisme, dan
pemikiran pos-modernisme

DAFTAR PUSTAKA

Firdausy. “Tantangan dan Peluang Globalisasi Bagi Perekonomian Nasional”. Dlm.


Indonesia Menapak Abad 21: Kajian Ekonomi Politik. Jakarta: Millenium Publisher,
2000.

10
Giddens, Anthony, 2001, “Dunia Yang Lepas Kendali, Bagaimana Globalisasi
Merombak Kehidupan Kita, Diterjemahkan oleh Andry Kristiwan dan Yustina Koen S.,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Paul Hirst dan Grahame Thoposon, Globalisaszation in Question, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta, 2001,
Scholte,Jan Aart,2001,”The Globalization of world politics” dalam John Baylis dan
Steve Smith,eds.,The Globalization of World Politics.An Introduction to International
Relations 2nd ed.,Oxford:Oxford University Press
Thoha, Mahmud. “Globalisasi antara Harapan dan Kecemasan”. Dlm. Mahmud Thoha
(peny.). Globalisasi, Krisis Ekonomi & Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan. Jakarta:
Pustaka Quantum, 2002.

ARTIKEL
globalization." Encyclopædia Britannica. Ultimate Reference Suite. Chicago:
Encyclopædia Britannica, 2008

11

Anda mungkin juga menyukai