Anda di halaman 1dari 10

POTENSI EKONOMI UMMAT YANG TERABAIKAN

(selayang pandang dari HM. Yunus Genda)

Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang juga melanda beberapa


negara di belahan dunia ini pada kenyataannya republik ini berada pada kondisi
yang sangat memprihatinkan karena bukan hanya krisis ekonomi semata yang
melanda negeri tercinta ini tapi sudah terjadi krisis kepercayaan, krisis
kepemimpinan yang ditandai dengan lunturnya nilai-nilai moral bangsa ini, kalau
negara-negara lain di dunia ini juga mengalami hal yang sama namun mereka
mampu bangkit dari keterpurukannya dengan berbagai upaya untuk mengatasi
krisis multi dimensi ini.

Sangatlah ironis rasanya bangsa ini tidak pernah mengalami perubahan yang
signifikan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya bahkan situasinya semakin
terpuruk dan agaknya susah keluar dari keterpurukan ini seolah-olah ada pihak-
pihak tertentu yang tidak menghendaki krisis ini berlalu begitu saja demi untuk
melanggengkan diri untuk mempertahankan kekuasaan dan harta kekayaannya.

Para elit-elit politik kita semakin terlena dengan fasilitas yang sudah diperolehnya
selama ini sehingga mereka lupa akan kewajibannya untuk membela dan
berpihak kepada kepentingan masyarakat konstituennya seolah mereka tidak
lagi memiliki kepedulian terhadap sesama sebagai acuan kebijakannya terbukti
dengan maraknya anggota dewan yang merasa terhormat tapi tidak lagi
dihormati oleh masyarakat karena tindakannya yang sangat memalukan
institusinya walaupun itu hanya sebagian orang saja yang berbuat kejahatan
dengan menjual kewenangannya dengan harga yang sangat murah akibat dari
nilai-nilai moral yang ada pada diri mereka ditutupi dengan godaan kenikmatan
sesaat, demikian pula para eksekutif bangsa ini kebingungan mencari beberapa
alternatif untuk mengatasi kesulitan yang dialami bangsa ini akibat dari kenaikan
BBM yang sangat menyengsarakan rakyat kecil yang mengakibatkan
melonjaknya harga-harga dari berabagai kebutuhan pokok sehari-hari yang
katanya demi membantu masyarakat miskin melalui Bantuan Langsung Tunai
(BLT) namun kenyataannya masyarakat bukanlah terbantu mengatasi kesulitan
mereka kecuali dengan kenikmatan sesaat saja setelah itu orang miskin tersebut
malah tambah miskin lagi pada saat BLT yang mereka terima salama ini akan
dihentikan oleh pemerintah nantinya, dan lebih diperparah lagi dengan
kelangkaan penggunaan listrik yang berdampak pemadaman bergilir bagi
masyarakat kecil namun bagi orang-orang yang berada pada level menengah
keatas tidaklah merasakan dampak dari pemadaman bergilir tersebut.

Sangatlah ironis bangsa ini kaya dengan sumber daya alamnya termasuk tenaga
listrik yang melimpah ruah dan gratis yang telah disediakan oleh Allah swt,
seperti tenaga angin, geothermal, tenaga surya, mikro hydro dll, tapi masyarakat
kita harus menderita tanpa penerangan listrik yang memadai, bagaimana
mungkin anak bangsa ini bisa menjadi cerdas kalau waktu belajar anak-anak kita
harus dikorbankan karena ketiadaan fasilitas listrik yang tentunya akan
menjadikan lingkungan semakin rawan dari kejahatan pencurian dan kejahatan
lainnya, benarlah rasanya pepatah yang mengatakan ibarat ayam mati di
lumbung padi.

Akhir-akhir ini kita semua dihebohkan suatu berita yang sangat menyedihkan
atas tingkah laku sebagian dari anggota yudikatif bangsa ini tidak lagi menjadi
pengayom yang adil dalam membela masyarakat kecil bahkan mereka beramai-
ramai menggerogoti hukum itu sendiri dalam bentuk korupsi berjamaah untuk
memperkaya diri sendiri dalam membela kasus BLBI, namun pemerintah tidak
lagi berdaya mengatasi hal tersebut karena sudah disibukkan dengan kegiatan
promosi diri dalam rangka menghadapi pemilu tahun 2009 yang akan datang dan
sangat menyedihkan lagi beberapa BUMN kita harus dilepas kepada pihak asing
demi mencari penyelesaian sesaat.

Pernahkah kita mencoba meluangkan sedikit waktu untuk merenungi nasib


rakyat kita yang tertimpa kemalangan yang harus menanggung beban begitu
besar dan berat akibat kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka sehingga
banyak diantara mereka hanya pasrah dengan keadaan ini yang berakibat
kestabilan ekonomi dan keamanan negara kita sangat terganggu bahkan
seandainya pemerintah mau lebih arif dan bijaksana menggali suatu potensi
yang sangat besar yang juga sudah diperintahkan dalam Alquran dan Hadits
yaitu pengumpulan Zakat Harta bagi kaum muslim/muslimah sesuai dengan
aturan dan mekanisme yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam, sebagaimana
data yang ada bahwa + 80% masyarakat Indonesia beragama Islam, yang
tentunya mempunyai potensi yang sangat signifikan untuk dimanaj walaupun
sebenarnya hal ini sudah sejak lama selalu terdengar gaungnya tapi tidak pernah
terealisir karena political weel dari pemerintah tentang pemanfaatan zakat
tersebut selalu terabaikan, padahal kewajiban seorang muslim/muslimah untuk
mengamalkan rukun Islam yang lima posisi zakat itu menempati urutan ke 3
setelah perintah mendidrikan shalat lima waktu, sebagaimana kita semua ketahui
bahwa ratusan ayat-ayat dalam Alquranul Karim selalu menggandengkan zakat
itu dengan perintah mendirikan shalat. (Aqiimushshalaah waatuzzakaah), tapi
yang kenyataannya masyarakat muslim/muslimah kita menempatkan posisi
zakat tersebut berada pada posisi di belakang bahkan terabaikan, sebagaimana
perintah zakat itu yang tertuang dalam Surah At-Taubah (9) ayat 34 dan 35
berbunyi ;
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-
orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih,

pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu".

Diperjelas lagi dari hadits nabi Muhammad saw sebagai berikut ;


Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa yang diberi harta
oleh Allah, namun tidak mengeluarkan zakatnya, maka harta itu akan dijadikan
seperti ular jantan botak (karena banyak racunnya dan sudah lama usianya).
Ular itu mempunyai dua taring yang mengalungi lehernya pada hari kiamat.
Kemudian ular itu menyengatnya dengan kedua taringnya. Ia mencengkeram
kedua rahangnya dengan berkata, 'Saya adalah hartamu, saya adalah
simpananmu.' Kemudian beliau membaca ayat, 'Sekali-kali janganlah orang
bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya
menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Tetapi, kebakhilan itu buruk
bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu kelak akan dikalungkan di leher
mereka di hari kiamat. Kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit
dan di bumi. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.' (Dalam satu jalan
periwayatan dengan redaksi yang berbunyi: 'Harta simpanan seseorang dari
kamu itu besok pada hari kiamat akan menjadi ular jantan yang botak, dan
pemiliknya lari menjauhinya. Tetapi, ular itu mengejarnya sambil berkata, 'Aku
adalah harta simpananmu.' Rasulullah bersabda, 'Demi Allah, ular itu terus
mengejarnya. Sehingga, ia membentangkan tangannya, lalu ular itu
mengunyahnya dengan mulutnya.' Sabda beliau selanjutnya, 'Apabila pemilik
binatang ternak itu tidak memberikan haknya (zakat nya), niscaya ternak itu
akan dikuasakan atasnya pada hari kiamat. Lalu, akan menginjak-injak wajahnya
dengan telapak kakinya.' 8/60)."
Mari kita melihat suatu penomena yang nyata dalam masyarakat kita dewasa ini
bahwa setiap tahun masyarakat muslim/muslimah kita selalu antri menunggu
giliran untuk melakukan ibada haji ke Baitullah (ibadah haji adalah rukun Islam
yang ke 5) berarti masyarakat muslim/muslimah kita, punya kemampuan material
yang memadai bahkan sekian banyak warga muslim/muslimah yang menunggu
sampai 4 tahun baru mendapat quota haji namun perlu dipertanyatakan apakah
pribadi-pribadi muslim/muslimah tersebut sudah melaksanakan rukun Islam yang
ke 3 (menunaikan zakat) secara benar dan jujur, tentunya terpulang kepada
masing-masing pribadi muslim/muslimah itu sendiri.

Kita semua tentu menyadari bahwa sekian lama ini pengumpulan zakat itu sudah
dilakukan oleh banyak organisasi islam bahkan dari kalngan pemerintah melalui
Bazis, namun realisasinya belum mampu berperan banyak mengatasi krisis
ekonomi ini karena pengelolaannya yang tidak sungguh-sungguh, tidak
professional, tidak transpansi, dan tidak akuntabel serta tidak adanya kesatuan
antara satu dengan yang lainnya dan yang lebih penting lagi belum adanya
polical weel dari pemerintah secara sungguh-sungguh.

Sebagai illustrasi yang sangat sederhana akan kami uraikan adalah sesuai data
statistik bahwa bangsa ini yang berpenduduk + 230.juta jiwa dan lebih dari 80%
adalah muslim/muslimah yakni 184 juta jiwa, dan dari 184 juta jiwa tersebut
katakanlah 30% yang masuk kategori wajib mengeluarkan zakat sebagai kepala
keluarga atau berpenghasilan cukup berarti terdapat + 55.2 juta jiwa muslim/
muslimah wajib zakat, diumpamakan rata-rata punya kewajiban zakat sebesar
Rp. 5.000 perbulan saja (angka sangat pesimis) maka dapat terkumpul dana
sebesar Rp. 276 milyar setiap bulannya kalau satu tahun berarti nilainya sebesar
Rp. 3.312 Trilyun, tentulah angka ini masih sangat kecil tapi akan mampu
berperan langsung membantu kepada masyarakat miskin atau yang tidak cukup
punya kemampuan.

Inilah potensi ekonomi ummat yang terabaikan selama ini, walaupun negara ini
bukan negara Islam tetapi kewajiban tersebut dapat saja dijalankan karena baik
di eksekutif, legislatif maupun yudikatif bahkan di instansi swastapun para top
leadernya adalah mayoritas tokoh-tkoh muslim, hanya saja keberanian kita untuk
melaksanakan hal tersebut masih sangatlah kecil dan penuh dengan keragu-
raguan, padahal dalam hadits nabi sudah ditegaskan bahwa keluarkan zakat
hartamu untuk membersihkan dirimu dan keluargamu, karena rezki yang kamu
dapatkan dari Allah swt ada sebahagian rezki orang lain yang harus diberikan
kepada orang yang berhak menerimanya, dan di hadits lain pula dikatan bahwa
ambillah zakat harta mereka yang maknanya adalah bahwa pelaksanaan zakat
itu bukan hanya sekedar himbauan tapi perlu pemaksaan seperti halnya dengan
pajak agar dipaksakan bagi warga negara republik ini untuk dijadikan
pembiayaan negara. kalau Pajak itu orang harus dipaksa untuk membayar demi
kepentingan duniawi, kenapa zakat itu tidak dipaksakan bagi kaum
muslim/muslimah demi untuk membantu sesama muslim/muslimah yang tidak
mampu dan sekaligus menjadi faktor penunjang dalam diri kita untuk
mendapatkan keselamatan di akhirat serta mengharapkan ridha dari Allah swt,
agar bangsa ini menjadi kuat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini
dan untuk mewujudkan negara Indonesia jaya yang kaya raya, amin

Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut diatas beberapa hal yang kami
tawarkan sebagai salah satu solusi sebagai berikut ;

1. Seluruh penerimaan zakat harta ataupun zakat profesi dan sedekah serta
penyalurannya dari dan ke masyarakat muslim/muslimah di Indonesia ini,
harus dikelola secara professional, transparan, dan akuntabel yang dibantu
dengan sistem yang modern dan akurat, demi untuk memperbaiki citra
pengelolaan zakat di Indonesia.

2. Untuk menyatukan penerimaan zakat dari masyarakat muslim/muslimah


maka dihimbau kepada seluruh organisasi pengumpul zakat yang ada di
Indonesia untuk menyatu dalam satu visi dan misi dalam satu wadah yang
professional dengan nama sebagai contoh Manajemen Zakat Indonesia,
dengan merekrut tenaga SDM yang handal, propfesional, jujur, sungguh-
sungguh, tidak terinfeksi penyakit korupsi, penuh dedikasi dan dapat
menjalankan amanah dari Allah swt dan Rasulullah saw. serta dapat
mengamalkan rukun Islam secara kaffah yang tentunya dengan imbalan
jasa yang sesuai dengan kapasitas kerjanya. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari semaksimal mungkin perpecahan diantara sesama muslim
yang mana saat ini mulai terancam akibat dari adu domba kaum yang tidak
senang dengan kebangkitan Islam di Indonesia.

3. Mengadakan sosialisasi dengan; pengurus MUI, Bazis, lembaga-lembaga


da’wah, Dompet Dhuafa, pengelola bulletin-bulletin Jumat dan organisasi
sosial Islam lainnya, dengan asumsi bahwa gerakan ini perlu disebar
luaskan kepada masyarakat muslim/muslimah melalui ceramah-ceramah
keagamaan khususnya setiap khutbah Jumat supaya program ini dapat
disosialisasikan melalui khutbah jumat tsb.

4. Perlu dibuat satu sistem yang akurat dan terukur dengan teknologi tinggi
melalui kartu khusus yang modern yang lazim disebut dengan smart card
melalui sistem RFID dan on line ke seluruh perbankan nasional di seluruh
Indonesia serta membuka rekening ke semua perbankan nasional, agar
setiap muslim/muslimah dapat menyetorkan zakat harta dan sedekah atau
zakat professinya dengan mudah dan cepat serta terpercaya, termasuk
infomasi melalui internet dengan fasilitas website dan email serta semua
fasilitas komunikasi yang memudahkan akses bagi masyarakat muslim/
muslimah.

5. Membuat iklan melalui media cetak dan elektronik untuk menyampaikan


informasi penting yang memuat info tentang zakat, nama-nama pembayar
zakat, sedekah, penerima zakat, dan penggunaannya serta jasa yang
diperoleh dari hasil usaha dll, diinfomasikan secara transparan melalui
manajmen terbuka yang diawasi langsung oleh masyarakat, hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya penyebaran virus korupsi.

6. Jadikan setiap masyarakat muslim/muslimah sebagai marketer untuk


menda’wakan tentang zakat, sekaligus menyampaikan informasi tentang
keberhasilan yang dicapai atas pelaksanaan manajemen zakat tersebut.

7. Sosialisasikan program zakat tersebut melalui RT, RW, kelurahan/desa,


kecamatan, kabupaten/kota, sampai di tingkat propinsi sebagai salah satu
gerakan nasional untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

8. Pasang Spanduk pada tempat-tempat strategis bekerjasama dengan


pemda/pemkot setempat yang memuat tentang gerakan nasioanl tentang
pentingnya mengeluarkan zakat.

9. Mewajibkan pimpinan-pimpinan Instansi pemerintah dan swasta untuk


memotong langsung zakat profesi para pegawai dan karyawannya melalui
bendaharawan masing-masing sebagai kepedulian terhadap sesama
dengan perhitungan yang seragam seluruh Indonesia dan lansung
disetorkan ke bank-bank pemerintah dan swasta yang ada pada daerah
setempat.

10. Sosialisasikan program zakat tersebut melalui TV Nasional dan swasta,


RRI seluruh Indonesia, radio-radio Islam, radio-radio swasta setempat, para
pemuka agama, tokoh-tokoh Islam setempat, para pengelola perguruan
tinggi nasional, perguruan tinggi swasta dan yayasan pendidikan Islam
serta pesantren-pesantren setempat.

11. Sosialisasikan secara terus menerus tentang pentingnya penyaluran zakat


serta inplementasinya yang disertai dengan cara perhitungan zakat yang
benar dan akurat melalui da’wah serta oarang-orang yang masuk dalam
golongan 8 asnaf yang berhak menerima zakat.

12. Pengawasan harus dilakukan secara rutin dan diaudit melalui akuntan
publik dan hasil auditnya disampaikan secara terbuka dan meluas kepada
masyarakat untuk diketahui sekaligus sebagai pengawasan langsung dari
masyarakat.

13. Melakukan kerjasama dengan negara-negara Islam di dunia ini dan


organisasi-orgasasi Islam lainnya seperti OKI dll. Untuk penyaluran zakat
harta ataupun sadakah dari negara-negara tersebut.

14. Membentuk LSM yang independent untuk melakukan pengawasan secara


rutin atas pengelolaan zakat tersebut.

15. Memberikan sangsi yang tegas dan berat sebagai efek jera terhadap para
pengelola (amil) zakat yang melakukan pelanggaran dan penyimpangan
secara sah dengan kriteria-kriteria yang proporsional dan pemecatan atau
menyerahkan kepada pihak yang berwajib.

16. Bagi tenaga SDM yang direkrut untuk menjalankan manajemen zakat
tersebut diatas perlu diadakan perjanjian dan penanda tangan bersama
antara kedua belah pihak yang dituangkan dalam suatu kontrak kerja
beserta sangsi-sangsinya untuk memberikan kewaspadaan atau kehati-
hatian dalam menjalankan tugasnya dan harus bersih dari virus korupsi
karena hal ini menyangkut soal citra dan kepercayaan dari masyarakat luas.

Kalau hal tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik yang disertai dengan
niat suci yang tulus ikhlas demi kepentingan bangsa ini kami yakin dapat saja
terlaksana dengan baik yang sudah barang tentu manajemen zakat ini harus
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, professional, transparan, akuntabel dan
bebas dari Korupsi. Kami berkeyakinan Insya Allah dapat teratasi bangsa ini dari
keterpurukan ekonomi yang pada gilirannya akan memperbaiki moral bangsa ini
dari berbagai kejahatan yang timbul selama ini sehingga angka kemiskinan akan
dapat teratasi sedikit demi sedikit tapi pasti, karena masyarakat yang miskin
rentan dengan kekufuran sehingga pada gilirannya tugas pemerintah untuk
mengurangi angka kemiskinan dapat terwujud tanpa harus mengemis kepada
pihak ketiga untuk mendapatkan pinjaman besar yang dapat memberikan beban
yang tinggi bagi anak cucu kita sehingga cita-cita luhur bangsa ini untuk menuju
negara yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah swt dengan impian
baldatun thaiyyibatun warabbun ghafur akan segera dapat terwujud tentunya
dengan ridho dan izin dari Allah swt. amin

Untuk itu dihimbau kepada segenap komponen bangsa ini mari kita bersatu,
hindarkan perpecahan diantara kita dengan menyatakan ikrar bersama untuk
melaksanakan program ini dengan dukungan penuh sesuai dengan kapasitas
dan kemampuan yang ada pada diri kita masing-masing dan sekecil apapun
peran kita adalah sangat berharga bagi bangsa dan negara tercinta ini dengan
rasa persatuan, persaudaraan, yang diserati dengan keikhlasan tanpa harus kita
saling caci maki antara satu dengan yang lain karena kegagalan, kebobrokan
dan keterpurukan bangsa ini adalah tanggung jawab kita bersama tanpa
memandang suku yang penting siapapun yang menyatakan dirinya islam berarti
itu adalah saudara kita semua, karena jika Allah swt menurunkan azabnya ke
dunia ini pasti tidak akan memilah seseorang tapi yang pasti dari sekian banyak
kejadian atau musibah yang terjadi kebanyakan yang merasakan dampak
penderitaan itu adalah rakyat yang lemah karena mereka tidak mempunyai
fasilitas yang cukup.

Kalau program tersebut dapat dilaksanakan dan diwujudkan dengan baik maka
dana yang terkumpul tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

A. Membuat kantor pusat, kantor-kantor cabang yang sederhana tapi profesional


dan layak diseluruh Indonesia.
B. Menyantuni orang-orang yang masuk dalam daftar golongan 8 asnaf yaitu ;
Berdasarkan firman Allah swt dalam surah at Taubah ayat 60 bermaksud:
"Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanya untuk orang-orang fakir
dan orang-orang miskin dan amil-amil dan muallaf yang dijinakkan hati-hati
mereka dan hamba-hamba yang hendak memerdekakan dan orang-orang
berhutang dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah dan orang-orang musafir
(yang keputusan) dalam perjalanan".

1. Fakir (al-Fuqara) adalah orang yang tidak memiliki harta pendapatan


yang cukup untuk keperluan hidupnya, tidak mempunyai keluarga yang
dapat membantu memberi nafkah padanya seperti makanan, pakaian dan
tempat tinggal, sebagai contoh, ia memerlukan Rp.10.000 sehari tetapi
hanya mampu mendapatkan uang Rp. 3.000 saja).

2. Miskin (al-Masakin) mempunyai kemampuan usaha untuk


mendapatkan keperluan hidupnya akan tetapi tidak mencukupi
sepenuhnya seperti ia memerlukan Rp 10.000 tetapi hanya memperoleh
Rp. 8.000.

3. Amil (pengurus) yaitu orang-orang yang dilantik atau diangkat menjadi


pengurus yang ditugaskan untuk memungut, menagih dan membayarkan
serta mengelola uang zakat.

4. Muallaf (yang dijinakkan hatinya) yaitu seseorang yang baru memeluk


agama Islam yang tentunya mereka banyak dimusuhi oleh keluarga dan
kerabatnya sehingga perlu dilindungi dari segala hal yang kemungkinan
dapat menimpa dirinya termasuk nafkah hidupnya.

5. Riqab (hamba sahaya) yaitu orang-orang yang terbelenggu jiwa dan


raganya atau tidak memiliki kebebasan diri, yang biasa juga disebut pada
zaman dahulu budak atau berada dalam kekuasaan orang lain maka
kepadanya perlu diberi bantuan berupa penebusan untuk membebaskan
mereka dari orang-orang yang menguasainya.

6. Gharimin (terlilit utang) yaitu orang-orang muslim yang mempunyai


sejumlah utang dan mereka tidak mampu melunasinya karena mereka
tidak mempunyai sumber pendapatan yang cukup sehingga mereka terlilit
utang yang berkepanjangan dan dapat mengancam diri dan keluarganya.

7. Fisabillillah (berjihad) yaitu orang-orang yang berjuang, berusaha dan


melakukan aktivitas secara sungguh-sungguh untuk menegakkan dan
meninggikan agama Allah salah satu contoh Guru mengaji alquran yang
dilakukan terus menerus dengan niat Allah semata tanpa mendapatkan
imbalan dari anak didiknya.

8. Ibnus Sabil (orang musafir) yaitu orang-orang yang mengadakan


perjalanan di jalan Allah lalu mereka mengalami kesulitan karena
kehabisan perbekalan dalam perjalanannya atau orang-orang Islam yang
tidak memiliki perbekalan di dalam perjalanannya dalam memperjuangkan
kebenaran dan kemuliaan Islam salah satu contoh seseorang dalam
perantauan mencari nafkah dengan niat untuk membiayai keluarganya
namun sebelum mendapatkan pekerjaan mereka kehabisan biaya atau
orang-orang yang menuntut ilmu di rantauan baik ilmu umum ataupun
ilmu agama Islam tapi kehabisan dana kelanjutan pendidikannya.

Dari sejumlah orang-orang yang termasuk dalam golongan tersebut diatas


mereka berhak mendapatkan santunan dari pengelola zakat dan bahkan
mereka berhak mendatangi kantor pengelolaan zakat setempat untuk
mendapatkan haknya, setelah menyerahkan kartu ataupun identitas diri yang
dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

C. Mendirikan yayasan pendidikan Islam dan pendidikan keterampilan


lainnya untuk memberikan kesempatan kepada keluarga miskin dan orang-
orang yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pendidikan secara
gratis.
D. Mendirikan perpustakaan keliling yang islami untuk memberi kesempatan
bagi masyarakat secara mudah dan efisien untuk mengakses berbagai
informasi dari berbagai sumber, sehingga masyarakat tidak ketinggalan
informasi khususnya tentang perkembangan pendidikan & pengajaran Islam.
E. Mendirikan rumah sakit Islam yang dapat dinikmati secara gratis bagi
anak-anak yatim dan yatim piatu yang tidak mampu, orang-orang fakir miskin,
orang-orang jompo, janda-janda tua yang tidak mendapat perlindungan dari
sanak familinya, para veteran pejuang kemerdekaan RI yang masih terlantar
dan anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan pengurusan dari keluarga
mereka dengan memberikan kartu pengobatan gratis setelah mendapatkan
pendataan yang akurat dan akuntabel.
F. Mendirikan usaha-usaha yang layak dan dapat menghasilkan keuntungan
secara islami dalam rangka meningkatkan kemampuan yayasan untuk
memenuhi kubutuhan orang-orang yang tidak mampu.
G. Mengadakan kerjasama dengan Yayasan Tauladan Anak Bangsa untuk
memberikan kontribusi zakat harta dan zakat profesi di seluruh Indonesia.

Jakarta, 08 Agustus 2008

Ttd

HM. Yunus Genda


Bfhhbiytuuuutyh l’’.[.’;.fkee,l,p,,/,,k.
Kepdah udhasbnn njhhhwj nhjnnjbd unjnuj

Anda mungkin juga menyukai